Home / Urban / Raja Naga Meninggalkan Gunung / Chapter 1221 - Chapter 1230

All Chapters of Raja Naga Meninggalkan Gunung: Chapter 1221 - Chapter 1230

1670 Chapters

Bab 1221

Nyonya Tamara terpancing dan segera menjawab, "Tentu saja mereka nggak peduli dengan barang pusaka biasa, tapi ini Teratai Tu ....""Jangan dibahas lagi!"Barusan Hasbi terlambat menghentikan istrinya, tetapi sekarang dia buru-buru menyelanya, "Jangan banyak omong lagi. Sebaiknya kamu segera lepaskan kami. Kalau nggak, konsekuensinya nggak akan bisa kamu tanggung."Tobi tersenyum geli dan berkata, "Kamu lebih pintar dari istrimu. Kalau dia, mungkin akan memintaku untuk mengakui kesalahan dan segera minta maaf.""Tapi percuma saja! Jangankan Sekte Bawika, sekalipun orang yang lebih kuat lagi, kalau kamu nggak mau bayar, tetap nggak ada orang yang bisa menyelamatkanmu."Ekspresi Hasbi berubah, kemudian berkata dengan marah, "Kamu sungguh nggak takut dengan Sekte Bawika? Atau karena kamu masih belum tahu seberapa menakutkan Sekte Bawika itu?""Nggak penting aku tahu atau nggak. Aku akan beri kamu satu kesempatan terakhir. Kamu mau berikan 18 triliun atau nggak?"Ekspresi wajah Tobi tampak
Read more

Bab 1222

Selanjutnya, Hasbi benar-benar mengeluarkan sebuah kotak kecil dari tubuhnya. Ternyata dia membawa barang itu. Dia kemudian dengan enggan menyerahkannya kepada Tobi.Itu adalah barang pusaka yang sangat diinginkannya. Konon, bisa dijadikan sebagai obat dan bisa membantu ahli bela diri menerobos alam Guru Besar secara langsung.Jika bukan karena takut dengan kekuatan Sekte Bawika, Hasbi pasti akan menggunakannya sendiri.Dia telah melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Sekte Bawika bertarung melawan ahli bela diri hebat. Hanya dengan menggunakan satu gerakan, Sekte Bawika sudah bisa langsung membunuh mereka semua.Jika bocah ini berani memprovokasi Sekte Bawika, dia pasti akan mati kali ini.Tobi mengambil kotak itu dan membukanya. Benar saja, di dalamnya ada Teratai Tujuh Warna. Barang ini sangat berguna untuk dirinya. Dia segera menyimpannya dan berkata dengan tenang, "Aku akan mengampunimu kali ini karena barang ini.""Jangan lupa, aku harus terima 18 triliun dalam waktu sat
Read more

Bab 1223

Menyadari dirinya dipelototi oleh Hasbi, wajah Nyonya Tamara seketika berubah. Dia buru-buru berkata pelan, "Kak Hasbi, kamu kenapa?""Kamu masih berani tanya? Kalau bukan gara-gara kamu, apa kita akan berakhir seperti ini?"Raut wajah Hasbi berubah jelek."Apa, apa hubungannya denganku? Kalaupun aku yang membuat masalah, bukankah kamu bilang Sekte Bawika bisa membereskannya?""Awalnya masih bisa, tapi Marva barusan bilang bocah itu mungkin Raja Naga dari Sekte Naga. Apalagi, dilihat dari situasi tadi, kemungkinan benar.""Kalau dia sungguh Raja Naga, Sekte Bawika mungkin nggak bisa melakukan apa pun padanya," ucap Hasbi dengan geram."Hah? Nggak mungkin. Jangan-jangan Marva membohongimu?""Dia nggak mungkin membohongiku."Hasbi menghela napas. Akhirnya dia menemukan jawabannya. Dari awal, dia telah disesatkan oleh istrinya berkali-kali. Namun, percuma saja dia menyadari semua ini sekarang.Yang paling dia khawatirkan sekarang bukanlah berhadapan dengan Tobi, melainkan pusat energinya
Read more

Bab 1224

Setelah berjalan masuk ke dalam, mereka melihat Herman keluar dan berkata dengan cemas, "Widia, akhirnya kamu datang juga. Kalau kamu masih nggak datang, ibumu sudah hampir nggak bisa bertahan lagi."Widia mengerutkan kening. Dia sama sekali tidak percaya.Tobi tampak lebih acuh tak acuh.Menghadapi dua orang yang begitu dingin itu, Herman juga tidak berdaya. Apalagi, teringat akan hal-hal buruk yang mereka lakukan selama ini, dia mana berani mengatakan apa pun.Karena mengikuti mereka berdua, Herman baru bisa masuk bersama. Awalnya, dia hanya datang menemui Yesa.Di bawah arahan polisi, Widia dan Tobi pun tiba di tempat Yesa berada.Yesa juga mengetahui kedatangan Widia. Begitu melihat putrinya, Yesa segera berdiri dan mendekat. Matanya memerah. Dia langsung berteriak dengan antusias, "Widia, putri kesayanganku, akhirnya kamu datang juga!"Melihat mata Yesa yang memerah dan juga keantusiasannya.Terutama wajahnya yang pucat dan kuyu, bahkan rambutnya juga berantakan. Kondisi Yesa saat
Read more

Bab 1225

Melihat pemandangan ini, Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Widia, lantaran semuanya sudah selesai, Bu Devi barusan mencariku, jadi aku pergi menemuinya dulu, ya.""Ya, pergilah."Saat Devi menyuruh Tobi menemuinya, Widia tepat berada di sebelahnya, jadi dia tentu juga mengetahui hal itu.Tobi pun meninggalkan mereka.Setelah Tobi berlalu, mereka pun menemui polisi yang bertanggung jawab. Setelah mendiskusikan beberapa hal, Widia pun menandatangani nota kesepahaman.Mengenai kompensasi, Widia tentu tidak menginginkan sepeser pun.Begitu melihat masalah telah terselesaikan, Yesa baru menghela napas lega. Dia langsung memeluk Widia sambil berkata, "Widia, terima kasih!""Ibu sudah melakukan banyak kesalahan sebelumnya, tapi kamu masih tetap membelaku seperti ini. Kamu benar-benar putri terbaik di dunia. Ibu mencintaimu!"Widia tidak tahan dengan kata-kata menggelikan seperti itu. Namun, ibunya bisa mengungkapkannya keluar, tentu saja membuatnya sangat bahagia."Widia, jangan khaw
Read more

Bab 1226

"Baiklah."Usai menjatuhkan kata-kata ini, Yesa segera meninggalkan tempat itu. Namun, dalam hatinya dia diam-diam mengumpat.'Siapa yang ingin kamu pulang? Buat apa kamu pulang? Mau merebut perusahaanku?''Jangan bermimpi!''Jangan harap Grup Lianto bisa jatuh di tanganmu!'Andai Yesa tahu Widia akan segera menjadi direktur Grup Toranda, perusahaan yang memiliki aset kuadriliunan itu, dia pasti tidak akan berpikir demikian.Herman tidak berdaya. Dia sebenarnya tidak setuju dengan metode Yesa. Namun, sejak dulu, yang mengambil keputusan dalam keluarga adalah Yesa. Sekarang, Herman pun hanya bisa menuruti apa yang istrinya katakan.Saat ini, Tobi sudah masuk ke dalam ruangannya Devi. Tak disangka, Devi langsung bertanya dengan marah, "Tobi, apa maksudmu? Mengapa kamu membohongiku?""Aku membohongimu?" tanya Tobi dengan bingung."Kamu masih nggak mengaku? Jelas-jelas kamu Raja Naga dari Sekte Naga. Meski kamu nggak beri tahu, aku juga nggak menyalahkanmu. Tapi kenapa kamu malah mengaku s
Read more

Bab 1227

Kebetulan Widia sana juga sudah selesai. Tobi melirik jam sekilas. Ternyata baru jam sepuluh lewat. Mereka masih punya banyak waktu untuk perjalanan kembali."Mana orang tuamu? Apa mereka pulang begitu saja?" Tobi terkejut. Padahal sudah lama mereka tidak bertemu, seharusnya ada yang banyak hal yang ingin dibicarakan. Kenapa tidak menunggu sedikit lebih lama?"Mereka sudah pergi!"Ekspresi Widia berubah muram. "Bukankah kamu masih punya urusan penting? Ayo kita kembali juga.""Oke!"Tobi mengangguk. Dia menyalakan mesin mobil dan bergerak meninggalkan tempat itu. Dalam perjalanan, dia memperhatikan Widia yang tampak ragu-ragu untuk berbicara dan berkata, "Widia, kamu kenapa? Apa ada masalah yang menyulitkanmu?""Jangan-jangan masalah formula kosmetik?"Lantaran Tobi berinisiatif bertanya, Widia pun mengangguk. Dia kemudian mengulangi apa yang baru saja dikatakan ibunya.Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak apa-apa. Bukankah hanya formula kosmetik saja? Aku bisa menuliskanny
Read more

Bab 1228

"Tapi Pak Tobi bukan orang lain.""Buat apa kamu memanggilnya dengan begitu sopan? Lagi pula, dia punya posisi apa di perusahaan ini? Helen, apa yang terjadi denganmu? Apa kamu sudah nggak ingin bekerja lagi?" umpat Yesa dengan kesal.Saat bertemu dengannya hari ini, Tobi bahkan tidak menyapanya sama sekali. Apa Tobi merasa dirinya hebat sekali?Seberapa hebat pun, dia masih harus mengikuti putrinya dan menjadi menantunya.Berani sekali dia tidak menyapanya!Tidak berpendidikan sekali! Benar-benar menjengkelkan!Wajah Helen bertambah gelap akibat dimarahi. Emosi yang dia tahan selama ini sudah hampir meledak. Dia sudah tidak sanggup bersabar lagi.Yesa kembali berkata dengan dingin, "Sudahlah. Helen, aku juga malas banyak bicara denganmu. Masalah formula kosmetik nggak perlu dibahas lagi.""Sekarang yang harus kalian lakukan adalah segera mencari bahan baru untuk menggantikannya.""Kami nggak bisa melakukannya!" jawab Helen."Kalau nggak bisa, temukan solusi lain. Kenapa nggak cari bah
Read more

Bab 1229

"Kalau begitu, gampang sekali. Aku punya banyak cara," ucap Haidar dengan cepat. Jika masih tidak berhasil, apa gunanya dia diberi kesempatan seperti ini?Mendengar itu, Yesa langsung bersemangat. Akhirnya, perusahaannya tertolong kali ini.Helen malah tidak mengerti apa pun dan berani mengatakan tidak punya solusi lain.Begitu Yesa turun tangan, dia langsung menemukan karyawan berbakat lainnya dan mendapatkan solusi dengan mudah!Apalagi, Haidar juga mengatakan dirinya punya banyak cara.Yesa langsung berkata, "Bagus. Kalau Mona ingin mengundurkan diri, aku akan mengabulkannya. Saat itu, kamu yang akan menggantikannya."Haidar segera berkata dengan nada menyanjung, "Baiklah, terima kasih Bu Yesa. Saya akan bekerja keras dan nggak membuat Anda kecewa!""Oke. Bagus, kamu masih muda dan akan punya masa depan cerah!"Yesa sangat senang mendengar perkataan Haidar. Suasana hatinya juga seketika membaik."Bu Yesa, terima kasih untuk pujiannya. Di bawah kepemimpinan Anda, perusahaan benar-ben
Read more

Bab 1230

Tak disangka, Yesa akan mempermalukannya seperti itu.Mona jelas tidak tahan dengan semua ini dan segera menyatakan pengunduran dirinya.Mendengar itu, Yesa segera menyetujuinya tanpa ragu sedikit pun. Bahkan, ada beberapa karyawan yang juga ingin mengundurkan diri bersama Mona, dia pun langsung menyetujui mereka semua.Lagi pula, dia memiliki Haidar, seorang talenta muda yang bisa memecahkan masalah. Itu saja sudah cukup.Mona jelas tidak menyangka Yesa akan begitu bertekad. Dia sampai terpaku di tempat.Namun, setelah dipikir-pikir lagi, bahkan Haidar pun bisa melangkahi posisinya, jadi mengundurkan diri sekarang sebenarnya bukanlah hal yang buruk.Jangan sampai sesuatu menimpa Kosmetik Botanika nantinya. Saat itu, hanya akan menyebabkan banyak masalah.Apalagi, berdasarkan pemahamam Helen terhadap Yesa, ditambah lagi dengan Haidar yang menjabat sebagai direktur saat ini, cepat atau lambat, Kosmetik Botanika pasti akan mengalami kekacauan. Jadi, lebih baik dia pergi lebih awal.Melih
Read more
PREV
1
...
121122123124125
...
167
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status