Menyadari dirinya dipelototi oleh Hasbi, wajah Nyonya Tamara seketika berubah. Dia buru-buru berkata pelan, "Kak Hasbi, kamu kenapa?""Kamu masih berani tanya? Kalau bukan gara-gara kamu, apa kita akan berakhir seperti ini?"Raut wajah Hasbi berubah jelek."Apa, apa hubungannya denganku? Kalaupun aku yang membuat masalah, bukankah kamu bilang Sekte Bawika bisa membereskannya?""Awalnya masih bisa, tapi Marva barusan bilang bocah itu mungkin Raja Naga dari Sekte Naga. Apalagi, dilihat dari situasi tadi, kemungkinan benar.""Kalau dia sungguh Raja Naga, Sekte Bawika mungkin nggak bisa melakukan apa pun padanya," ucap Hasbi dengan geram."Hah? Nggak mungkin. Jangan-jangan Marva membohongimu?""Dia nggak mungkin membohongiku."Hasbi menghela napas. Akhirnya dia menemukan jawabannya. Dari awal, dia telah disesatkan oleh istrinya berkali-kali. Namun, percuma saja dia menyadari semua ini sekarang.Yang paling dia khawatirkan sekarang bukanlah berhadapan dengan Tobi, melainkan pusat energinya
Setelah berjalan masuk ke dalam, mereka melihat Herman keluar dan berkata dengan cemas, "Widia, akhirnya kamu datang juga. Kalau kamu masih nggak datang, ibumu sudah hampir nggak bisa bertahan lagi."Widia mengerutkan kening. Dia sama sekali tidak percaya.Tobi tampak lebih acuh tak acuh.Menghadapi dua orang yang begitu dingin itu, Herman juga tidak berdaya. Apalagi, teringat akan hal-hal buruk yang mereka lakukan selama ini, dia mana berani mengatakan apa pun.Karena mengikuti mereka berdua, Herman baru bisa masuk bersama. Awalnya, dia hanya datang menemui Yesa.Di bawah arahan polisi, Widia dan Tobi pun tiba di tempat Yesa berada.Yesa juga mengetahui kedatangan Widia. Begitu melihat putrinya, Yesa segera berdiri dan mendekat. Matanya memerah. Dia langsung berteriak dengan antusias, "Widia, putri kesayanganku, akhirnya kamu datang juga!"Melihat mata Yesa yang memerah dan juga keantusiasannya.Terutama wajahnya yang pucat dan kuyu, bahkan rambutnya juga berantakan. Kondisi Yesa saat
Melihat pemandangan ini, Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Widia, lantaran semuanya sudah selesai, Bu Devi barusan mencariku, jadi aku pergi menemuinya dulu, ya.""Ya, pergilah."Saat Devi menyuruh Tobi menemuinya, Widia tepat berada di sebelahnya, jadi dia tentu juga mengetahui hal itu.Tobi pun meninggalkan mereka.Setelah Tobi berlalu, mereka pun menemui polisi yang bertanggung jawab. Setelah mendiskusikan beberapa hal, Widia pun menandatangani nota kesepahaman.Mengenai kompensasi, Widia tentu tidak menginginkan sepeser pun.Begitu melihat masalah telah terselesaikan, Yesa baru menghela napas lega. Dia langsung memeluk Widia sambil berkata, "Widia, terima kasih!""Ibu sudah melakukan banyak kesalahan sebelumnya, tapi kamu masih tetap membelaku seperti ini. Kamu benar-benar putri terbaik di dunia. Ibu mencintaimu!"Widia tidak tahan dengan kata-kata menggelikan seperti itu. Namun, ibunya bisa mengungkapkannya keluar, tentu saja membuatnya sangat bahagia."Widia, jangan khaw
"Baiklah."Usai menjatuhkan kata-kata ini, Yesa segera meninggalkan tempat itu. Namun, dalam hatinya dia diam-diam mengumpat.'Siapa yang ingin kamu pulang? Buat apa kamu pulang? Mau merebut perusahaanku?''Jangan bermimpi!''Jangan harap Grup Lianto bisa jatuh di tanganmu!'Andai Yesa tahu Widia akan segera menjadi direktur Grup Toranda, perusahaan yang memiliki aset kuadriliunan itu, dia pasti tidak akan berpikir demikian.Herman tidak berdaya. Dia sebenarnya tidak setuju dengan metode Yesa. Namun, sejak dulu, yang mengambil keputusan dalam keluarga adalah Yesa. Sekarang, Herman pun hanya bisa menuruti apa yang istrinya katakan.Saat ini, Tobi sudah masuk ke dalam ruangannya Devi. Tak disangka, Devi langsung bertanya dengan marah, "Tobi, apa maksudmu? Mengapa kamu membohongiku?""Aku membohongimu?" tanya Tobi dengan bingung."Kamu masih nggak mengaku? Jelas-jelas kamu Raja Naga dari Sekte Naga. Meski kamu nggak beri tahu, aku juga nggak menyalahkanmu. Tapi kenapa kamu malah mengaku s
Kebetulan Widia sana juga sudah selesai. Tobi melirik jam sekilas. Ternyata baru jam sepuluh lewat. Mereka masih punya banyak waktu untuk perjalanan kembali."Mana orang tuamu? Apa mereka pulang begitu saja?" Tobi terkejut. Padahal sudah lama mereka tidak bertemu, seharusnya ada yang banyak hal yang ingin dibicarakan. Kenapa tidak menunggu sedikit lebih lama?"Mereka sudah pergi!"Ekspresi Widia berubah muram. "Bukankah kamu masih punya urusan penting? Ayo kita kembali juga.""Oke!"Tobi mengangguk. Dia menyalakan mesin mobil dan bergerak meninggalkan tempat itu. Dalam perjalanan, dia memperhatikan Widia yang tampak ragu-ragu untuk berbicara dan berkata, "Widia, kamu kenapa? Apa ada masalah yang menyulitkanmu?""Jangan-jangan masalah formula kosmetik?"Lantaran Tobi berinisiatif bertanya, Widia pun mengangguk. Dia kemudian mengulangi apa yang baru saja dikatakan ibunya.Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak apa-apa. Bukankah hanya formula kosmetik saja? Aku bisa menuliskanny
"Tapi Pak Tobi bukan orang lain.""Buat apa kamu memanggilnya dengan begitu sopan? Lagi pula, dia punya posisi apa di perusahaan ini? Helen, apa yang terjadi denganmu? Apa kamu sudah nggak ingin bekerja lagi?" umpat Yesa dengan kesal.Saat bertemu dengannya hari ini, Tobi bahkan tidak menyapanya sama sekali. Apa Tobi merasa dirinya hebat sekali?Seberapa hebat pun, dia masih harus mengikuti putrinya dan menjadi menantunya.Berani sekali dia tidak menyapanya!Tidak berpendidikan sekali! Benar-benar menjengkelkan!Wajah Helen bertambah gelap akibat dimarahi. Emosi yang dia tahan selama ini sudah hampir meledak. Dia sudah tidak sanggup bersabar lagi.Yesa kembali berkata dengan dingin, "Sudahlah. Helen, aku juga malas banyak bicara denganmu. Masalah formula kosmetik nggak perlu dibahas lagi.""Sekarang yang harus kalian lakukan adalah segera mencari bahan baru untuk menggantikannya.""Kami nggak bisa melakukannya!" jawab Helen."Kalau nggak bisa, temukan solusi lain. Kenapa nggak cari bah
"Kalau begitu, gampang sekali. Aku punya banyak cara," ucap Haidar dengan cepat. Jika masih tidak berhasil, apa gunanya dia diberi kesempatan seperti ini?Mendengar itu, Yesa langsung bersemangat. Akhirnya, perusahaannya tertolong kali ini.Helen malah tidak mengerti apa pun dan berani mengatakan tidak punya solusi lain.Begitu Yesa turun tangan, dia langsung menemukan karyawan berbakat lainnya dan mendapatkan solusi dengan mudah!Apalagi, Haidar juga mengatakan dirinya punya banyak cara.Yesa langsung berkata, "Bagus. Kalau Mona ingin mengundurkan diri, aku akan mengabulkannya. Saat itu, kamu yang akan menggantikannya."Haidar segera berkata dengan nada menyanjung, "Baiklah, terima kasih Bu Yesa. Saya akan bekerja keras dan nggak membuat Anda kecewa!""Oke. Bagus, kamu masih muda dan akan punya masa depan cerah!"Yesa sangat senang mendengar perkataan Haidar. Suasana hatinya juga seketika membaik."Bu Yesa, terima kasih untuk pujiannya. Di bawah kepemimpinan Anda, perusahaan benar-ben
Tak disangka, Yesa akan mempermalukannya seperti itu.Mona jelas tidak tahan dengan semua ini dan segera menyatakan pengunduran dirinya.Mendengar itu, Yesa segera menyetujuinya tanpa ragu sedikit pun. Bahkan, ada beberapa karyawan yang juga ingin mengundurkan diri bersama Mona, dia pun langsung menyetujui mereka semua.Lagi pula, dia memiliki Haidar, seorang talenta muda yang bisa memecahkan masalah. Itu saja sudah cukup.Mona jelas tidak menyangka Yesa akan begitu bertekad. Dia sampai terpaku di tempat.Namun, setelah dipikir-pikir lagi, bahkan Haidar pun bisa melangkahi posisinya, jadi mengundurkan diri sekarang sebenarnya bukanlah hal yang buruk.Jangan sampai sesuatu menimpa Kosmetik Botanika nantinya. Saat itu, hanya akan menyebabkan banyak masalah.Apalagi, berdasarkan pemahamam Helen terhadap Yesa, ditambah lagi dengan Haidar yang menjabat sebagai direktur saat ini, cepat atau lambat, Kosmetik Botanika pasti akan mengalami kekacauan. Jadi, lebih baik dia pergi lebih awal.Melih
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K