Di mata Nyonya Tamara, kemungkinan besar Fiona adalah wanitanya Tobi. Jika tidak, bagaimana mungkin pria itu begitu melindunginya?Meski tidak, hubungan keduanya pastilah dekat. Tamara harus membiarkan mereka berdua merasakan penderitaan yang dialami putranya, bahkan berlipat ganda.Namun, Marva bingung dan merasa tidak berdaya. 'Nyonya, apa kamu masih nggak memahami situasinya? Aku barusan sudah bilang, kemungkinan besar aku nggak bisa mengalahkannya?''Sekarang kamu bukan hanya ingin aku menyerangnya, tapi kamu juga ingin aku menyisakan nyawanya untuk putramu. Kamu anggap aku sebagai apa?' pikir Marva dalam hati.Melihat Marva masih tidak bergerak, Nyonya Tamara menjadi marah. "Marva, kenapa kamu masih diam? Jangan-jangan tua bangka sepertimu takut sama bocah kecil ini?"Marva benar-benar emosi. Ini bukan perkara dia takut atau tidak. Namun, dia memang tidak bisa mengalahkan bocah ini."Oke, bagus sekali. Sepertinya kamu sekarang sudah hebat. Kamu nggak mau dengar perintahku lagi, 'k
Nyonya Tamara langsung menjerit. Dia tertegun selama beberapa saat. Selama ini, mana ada orang yang berani macam-macam di hadapannya, tetapi dia malah ditampar di depan umum hari ini.Mana mungkin dia terima diperlakukan seperti itu? Begitu terhenyak, dia bergegas bangkit dan berkata dengan marah, "Kamu berani menamparku? Lancang sekali! Akan kubunuh kamu!"Tobi tampak acuh tak acuh. Dia menatap Nyonya Tamara yang bersiap menyerangnya, lalu mengangkat tangan kanannya. Hanya saja, kali ini dia menggunakan punggung tangannya untuk menampar wanita itu.Nyonya Tamara yang baru saja bersusah payah bangkit itu terpental kembali ke tempat semula.Kali ini, tamparan Tobi tepat mengenai pipi Tamara yang sebelahnya lagi. Bahkan, tenaganya jauh lebih kuat dibandingkan sebelumnya. Akibatnya, wajah Nyonya Tamara langsung bengkak.Nyonya Tamara mengeram kesakitan. "Nak, kamu pasti mati kali ini. Aku nggak akan membiarkanmu lolos begitu saja!"Tobi tersenyum tipis, lalu memasang ekspresi dingin sambi
Begitu mendengar ancaman Tobi, tidak ada satu pun dari mereka yang berani bergerak lagi. Nyonya Tamara sendiri sudah ketakutan, apalagi Tobi kini tengah mendekatinya.Dia buru-buru berkata, "Berhenti di situ! Kamu yakin mau membunuh orang di depan umum?""Kenapa nggak? Kamu kira hanya Keluarga Bustan satu-satunya yang punya kemampuan seperti itu?" ucap Tobi sambil maju ke depan. Dia langsung menginjak telapak tangan kanan Nyonya Tamara.Argh!Nyonya Tamara menjerit kesakitan. Sayangnya, Tobi tidak berniat untuk melepaskannya. Dia menginjak kelima jarinya dengan kuat hingga membuat Tamara tersiksa. "Lepaskan aku, lepaskan aku!""Kumohon, lepaskan aku!"Sakit yang dia rasakan luar biasa!Saat ini, Tamara tidak lagi angkuh dan mendominasi seperti sebelumnya. Hanya rasa sakit dan ketakutan yang terlihat di wajahnya."Ini baru saja dimulai, kamu sudah memohon padaku?" ucap Tobi dengan nada sinis. Padahal, masih ada banyak metode penyiksaan yang belum dia gunakan.Nyonya Tamara makin ketakut
"Jangan, kumohon tolong ubah persyaratannya. Masa kamu suruh aku bersujud kepada mereka? Mau taruh di mana dengan harga diriku?""Kamu sudah kehilangan harga dirimu saat kamu menampar mereka barusan. Masih ada empat puluh lima detik lagi," ucap Tobi dengan dingin.Waktu berlalu begitu saja. Nyonya Tamara mulai berkeringat dingin."Lima, empat, tiga, dua ....""Maaf, aku sudah bersalah!"Nyonya Tamara tidak sanggup menahan rasa sakit dan ketakutan, jadi dia segera merangkak dan berlutut tepat di depan tiga wanita itu.Melihat Tamara merangkak seperti ini, Fiona juga terkejut.Semua orang yang menyaksikan adegan ini dari luar juga tercengang. Tidak ada yang menyangka Nyonya Tamara benar-benar akan berlutut. Apa dia begitu takut kepada pemuda itu?Apa pemuda ini sungguh berani membunuh orang di hadapan begitu banyak orang?Namun, hal itu wajar saja karena mereka bukanlah Nyonya Tamara. Mereka tidak merasakan betapa mengerikan kekuatan yang dikerahkan Tobi barusan. Itu sebabnya, mereka bis
Perkataan Tobi seketika membuat Prita merasa malu.Semua orang diam-diam tersenyum pahit. Kenapa rasanya adegan ini terlihat agak aneh?Nyonya Tamara bahkan telah melupakan rasa sakitnya saat ini. Dia merasa seluruh tubuhnya sudah mati rasa.Hari ini, dia bukan hanya mengalami sakit fisik yang belum pernah dia alami sebelumnya, tetapi dia juga kehilangan harga dirinya.Bahkan, harganya dirinya kali ini nyaris diinjak-injak.Tobi mengabaikan Nyonya Tamara dan berkata dengan tenang, "Yang baru saja memukul orang, cepat maju ke depan!"Begitu kata-kata itu dilontarkan, wajah pengawal-pengawal yang barusan ikut memukul Fiona dan lainnya langsung berubah pucat.Mereka masih tergeletak di lantai. Bahkan, ada yang pura-pura pingsan. Mereka sangat ketakutan dan mulai khawatir Tobi akan menghukum mereka.Mulanya mereka mengira sudah tidak ada masalah lagi, tetapi siapa sangka, pada akhirnya mereka tidak bisa kabur dari masalah ini juga.Tobi melihat sekeliling dan berbicara dengan dingin, "Jang
Lagi pula, pria itu hanyalah seorang pengawal. Meskipun dia kejam, dia juga tidak perlu menghabisi nyawanya.Namun, adegan ini telah membuat pengawal yang satunya lagi, yang masih berpura-pura pingsan itu ketakutan setengah mati.Kali ini, tanpa menunggu Tobi berbicara, dia segera melompat keluar dan berkata dengan panik, "Maafkan kelakuanku barusan. Aku akan akui kesalahanku sendiri. Aku akan maju ke depan.""Sudah terlambat!""Patahkan sendiri salah satu kakimu," ucap Tobi dengan datar."Baik, baik!"Tanpa ragu-ragu sedikit pun, pengawal itu langsung mengambil tongkat dan memukul kakinya dengan kuat. Sebenarnya dia tidak berani, tetapi begitu teringat dengan kondisi rekan lainnya yang memilukan, dia tidak peduli dengan begitu banyak lagi.Nyonya Tamara yang melihat adegan ini juga terlihat marah dan kesal. Dia merasa Tobi terlalu angkuh dan semena-mena. Namun, dia tahu sekarang bukan waktu yang tepat untuk melawan pemuda itu.Jika tidak, dia hanya akan mencelakai dirinya sendiri.Kar
Sesampainya di kamar, Helia tampak ragu-ragu dan berkata, "Tuan Tobi, saya tahu Anda sangat hebat. Tapi demi menghindari hal-hal yang nggak diperlukan, sebaiknya saya pergi ke rumah sakit saja.""Kenapa?" tanya Tobi."Kalau berobat ke rumah sakit, dokter akan memeriksa luka saya dan juga membuktikan kalau saya memang dilukai oleh mereka. Anda hanya terpaksa membalas dendam saja. Kalau nggak, pihak polisi sana mungkin nggak akan memihak Anda nantinya," terang Helia.Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Sekalipun bisa membuktikan kamu terluka, kita juga nggak bisa mengelak jika dibawa ke kantor polisi. Hanya saja, mereka harus bertanggung jawab saja.""Jadi ....""Jangan khawatir. Lantaran aku berani melawan mereka, itu juga membuktikan bahwa aku nggak takut mereka balas dendam.""Kalau begitu, aku rasa Nyonya Tamara sana juga nggak akan menyerah begitu saja. Meski mereka nggak sehebat Tuan Tobi, mereka juga termasuk salah satu dari empat keluarga besar di Doma. Mereka punya pengar
"Apa pun yang terjadi, hal seperti ini nggak boleh terjadi lagi. Berbahaya sekali. Nanti, aku akan atur orang untuk melindungi kalian."Tobi berpikir sejenak dan memutuskan untuk mencari orang untuk melindungi Fiona. Setelah mereka menjadi lebih kuat, barulah tidak perlu dilindungi lagi.Selain itu, Kristin, yang memiliki hubungan baik dengannya, Tobi juga telah mengutus ahli bela diri untuk menjaga mereka secara diam-diam. Sebaliknya, Jessi dan Laurin sendiri kini telah memiliki kekuatan setingkat Guru Besar, jadi tentu saja mereka tidak perlu dilindungi lagi.Tobi juga menempatkan lebih dari satu ahli bela diri wanita di samping Widia. Hanya saja, Widia sendiri tidak mengetahui hal ini sama sekali.Dia tentu harus melindungi istrinya dengan baik.Setelah selesai mengatur semuanya, barulah Tobi berlalu dari sana.Sekarang sudah hampir tengah hari. Tobi menelepon Clara, sekretarisnya Widia, dan bertanya apa Widia menyuruh Clara memesan makanan siang dari luar?Sesuai dugaannya, memang
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K