All Chapters of Wanita Gendut, Dicerai Suami Dinikahi CEO Tampan: Chapter 1 - Chapter 10

114 Chapters

Bab. 1 Pengkhianatan

"Hari ini, kamu boleh pulang ke Jakarta," ucap Renata, pemilik perusahaan tempat Sofia bekerja. Sofia Storia, wanita berusia tiga puluh tahun yang menjabat sebagai administrator di salah satu perusahaan distributor makanan ringan ternama di Jakarta, tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. "Baik, Bu," jawabnya dengan senyum mengembang. Tentu saja Sofia merasa bahagia. Sudah tiga hari ia tak bertemu dengan Alvian, suami yang sangat dicintainya, karena kesibukan pria itu mengurus pembukaan cabang baru di Bandung. Sofia berniat memberikan kejutan. Dengan sengaja, ia tak memberi kabar bahwa dirinya akan kembali lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan sebelumnya. "Bu, saya pamit," ucap Sofia pada Renata yang tengah sibuk dengan dokumen di meja kerjanya. "Hati-hati di jalan, Sofia!" jawab perempuan berusia empat puluh tahun itu. Sepanjang perjalanan, Sofia menikmati alunan lagu-lagu favoritnya. Wanita mandiri itu mengendarai mobilnya sambil bernyanyi riang, membayangkan ekspresi te
last updateLast Updated : 2023-12-11
Read more

Bab. 2 Tawaran Gila

"Menikahlah denganku!" Mendengar itu, Sofia tak langsung menoleh ke arah sumber suara. Ia mengira suara itu hanyalah halusinasi yang mengambang di udara. Lagi pula, mana mungkin ada pria yang mengajak menikah di area pemakaman sunyi seperti ini, pikirnya. Sofia terus menangis, seraya mengusap lembut rumput hias yang tumbuh subur berjejer rapi di atas pusara ibunya. Namun, kembali ia mendengar suara bariton itu. Kali ini nadanya terdengar begitu jelas, membelah keheningan. "Menikahlah dengaku!" ucap lelaki tampan yang berdiri di balik tubuh Sofia. Sofia menoleh ke arah sumber suara. Sekejap jantungnya berdegup kencang. Tubuhnya terjengkang ke belakang ketika mata coklatnya menangkap sesosok laki-laki yang berdiri tegap di hadapannya. Laki-laki itu menundukkan kepalanya. Ia mengenakan setelan serba hitam yang rapi. Separuh wajahnya terhalang oleh masker dan topi hitam, sehingga Sofia tidak dapat mengenali parasnya dengan jelas. "Siapa kamu?" sentak Sofia, seraya memegangi dadany
last updateLast Updated : 2023-12-11
Read more

Bab.3 Bermalam Di Rumah Mewah

Sorot mata pria misterius itu seakan menghipnotis Sofia, memerangkapnya dalam pesona yang sulit diartikan. Di balik penampilan eksentriknya yang semula terkesan aneh di mata Sofia, ternyata tersembunyi wajah rupawan yang mampu meluluhkan hati. Manik matanya yang sewarna batu amber memancarkan kehangatan, kontras dengan hidung mancung dan garis rahang tegas yang membingkai bibir semerah delima. Selama beberapa detik, waktu seolah terhenti kala mereka saling beradu pandang, sebelum pria tampan itu kembali menundukkan wajah. Dengan rasa malu yang tak mampu disembunyikan, Reyfaldi meraih topi dari genggaman Sofia dan menyematkannya kembali di puncak kepala. Menyaksikan gerak-geriknya, Sofia terpaku, tak sanggup berkata-kata. "Maaf!" ucap Sofia sembari memegangi masker penutup hidung milik Reyfaldi. Pria itu hanya membisu, tak menanggapi permohonan maaf yang terucap dari bibir wanita di sisinya. Netra Sofia masih terpancang pada paras menawan yang kini terekspos sebagian, mengagumi lekuk
last updateLast Updated : 2023-12-11
Read more

Bab.4 Siapa Dia Sebenarnya ?

Seketika mata Sofia membelalak lebar saat membalikkan selembar foto usang yang tersimpan tertelungkup di dalam laci meja kamar itu. Potret klasik yang menampilkan sosok pria yang tak asing baginya. "Hah, ini kan mas Alvian sewaktu SMP. Mengapa ia berfoto dengan si pria aneh itu? Siapa dia sebenarnya ?" monolog Sofia sembari lekat memandangi foto di genggamannya. Rasa penasaran menguasai benak Sofia. Dengan tak sabar ia merogoh isi laci lebih dalam, berharap menemukan petunjuk lain yang dapat mengungkap misteri pria asing dalam foto itu. Namun nihil, tak ada apa pun di sana selain beberapa barang pribadi biasa seperti jam tangan dan sisir. Saat tengah larut dalam pikirannya, tiba-tiba sayup terdengar suara deru mesin mobil yang familier. Asalnya dari arah halaman depan rumah megah itu. "Apakah itu mobilku ?" gumam Sofia. Ia bergegas menyibak tirai jendela kamar, mencari sumber suara. Benar saja, mobil sedan merahnya sudah terparkir manis di sana. Tak lama, pintu mobil terbuka.
last updateLast Updated : 2023-12-11
Read more

Bab. 5 mengikhlaskan

"Hah, kamu ada disini?" Ucap Sofia ketika melihat sosok pria misterius itu duduk membelakanginya. "Silahkan, Nona." Pelayan ramah itu mempersilakan Sofia untuk duduk di sebelah pria aneh itu. Dengan enggan, Sofia menjatuhkan tubuhnya pelan ke atas kursi makan. Kehadiran Reyfaldi di sana seketika mengurangi selera makannya yang semula menggebu. Kali ini, pria misterius itu tak mengenakan topi hitamnya, membuat wajahnya terlihat jelas. Tanpa berkata apa pun, ia melahap makanan di piringnya sesuap demi sesuap dengan tenang. Sofia menelan ludah melihat hidangan lezat yang tersaji di meja. Aroma menggugah selera menggelitik indra penciumannya, membuat perutnya seolah meronta minta diisi. "Makanlah!" ucap pria aneh itu tanpa menoleh ke arah Sofia. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, wanita bertubuh sintal itu segera menyendok nasi dan lauk-pauk ke piringnya. Ia melahap sarapannya dengan sedikit tergesa, enggan berlama-lama duduk berdampingan dengan pria aneh itu. "Setelah ini, aku
last updateLast Updated : 2023-12-11
Read more

Bab.6 Terpaksa Menerima Tawaran

Di tengah keheningan makam, Sofia menoleh ke arah bayangan sosok yang berdiri tak jauh darinya. Dengan langkah gontai, ia mendekati pria itu sambil terisak. "Reyfaldi, aku bersedia menikah denganmu. Masih berlakukah tawaran itu?" ucap Sofia lirih. Tanpa diduga, wanita bertubuh gempal itu memeluk Reyfaldi erat, menumpahkan segala kepedihan dalam tangis yang memilukan. Reyfaldi, yang terkejut dengan tindakan Sofia, hanya berdiri kaku tanpa membalas pelukannya. Saat ini, Sofia merasa berada di titik terendah hidupnya. Hatinya hancur berkeping-keping, seolah tak ada lagi harapan untuk bangkit. Andai bunuh diri bukan dosa besar, mungkin sudah ia lakukan. Yang terpenting baginya kini hanyalah bertahan hidup, entah bagaimana caranya. "Menangis ... menangislah sepuasnya, hingga kau tidak akan pernah menangisi hal yang sama untuk yang kedua kalinya," Reyfaldi berkata datar, meski kemeja putihnya kini basah oleh air mata Sofia. Tak ingin berlama-lama di area pemakaman, Reyfaldi menuntun Sof
last updateLast Updated : 2023-12-30
Read more

Bab. 7 Senyumnya Ternyata Manis

Mata Sofia membelalak lebar mendengar ucapan Reyfaldi di telepon. "Bunuh saja, itu sudah membahayakan!" "Apaaa?" pekik Sofia terkejut. Reyfaldi sontak berbalik, menatap Sofia dengan ponsel masih menempel di telinga. Wajah Sofia memucat, jelas ketakutan. "Nanti saya hubungi lagi!" Reyfaldi mengakhiri panggilan. Sofia melangkah mundur, mengira Reyfaldi adalah seorang psikopat atau semacamnya. Kepribadiannya yang aneh menguatkan dugaan itu. "Apa yang kamu dengar barusan?" selidik Reyfaldi. "Tidak, hentikan! Jangan mendekat!" sentak Sofia saat pria itu melangkah ke arahnya. "Kamu akan membunuh siapa, hah?" tanya Sofia dengan suara bergetar. "Barusan saya bicara dengan perawat kakek. Ada ular di halaman belakang, jadi saya minta mereka membunuhnya. Apakah saya salah?" Reyfaldi menjelaskan dengan tenang. "Jangan bohong!" hardik Sofia. "Untuk apa saya berbohong? Kalau tidak percaya, kita bisa langsung ke rumah kakek sekarang juga," tawar Reyfaldi meyakinkan. Sofia menghela napas
last updateLast Updated : 2023-12-30
Read more

Bab. 8 Terbebas Dari Rentenir

Dering ponsel di genggaman Sofia memecah keheningan. Nama Renata tertera di layar, membuat Sofia segera menjawab tanpa ragu. "Sofia, cepat ke sini!" Suara Renata terdengar gemetar di ujung sambungan. Mendengar urgensi dalam nada bicara Renata, Sofia langsung berbalik arah dan memacu langkah menuju tempat kerjanya yang tak begitu jauh dari lokasi kos. Reyfaldi mengikuti di belakang, berusaha menyamai kecepatan langkah Sofia. Setibanya di sana, pemandangan kacau menyambut mereka. Dua pria bertubuh kekar tengah mengobrak-abrik isi gudang distributor milik Renata, melempar barang-barang tanpa perasaan. Sofia mengenali mereka sebagai orang yang sama dengan yang merampas paksa mobilnya kemarin. "Hentikan!" teriak Sofia dengan napas terengah. Teriakan lantang Sofia menghentikan aksi brutal kedua pria itu. Mereka menoleh, menatap Sofia dengan seringai puas seolah berhasil menemukan mangsa yang diburu. Tanpa membuang waktu, mereka melangkah mengancam ke arah Sofia, namun dengan sigap Reyfa
last updateLast Updated : 2023-12-30
Read more

Bab.9 Ternyata kau orang baik

"Menikah resmi?" pekik Sofia. "Ya! Saya tidak ingin mempermainkan sebuah pernikahan. Namun, seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, jika kamu tidak mengizinkan saya untuk menyentuhmu. Maka, sampai kapanpun, saya tidak akan pernah menyentuhmu," ucap pria tampan itu sembari menatap layar ponselnya. Mendengar itu, Sofia tersenyum miring. "Tentu saja aku tidak akan mungkin menyerahkan tubuhku pada laki-laki yang tidak aku cintai," bisiknya dalam hati sambil mendelikkan matanya. Reyfaldi mengalihkan pandangannya dari ponsel, mata tajamnya menelisik wajah Sofia. "Bagaimana? Bukankah sebelumnya kamu sudah setuju! Atau, apakah kamu berubah pikiran?" tanyanya dengan nada tenang namun menuntut jawaban. "Tidak! Aku tidak berubah pikiran," jawab Sofia cepat, kepalanya menggeleng dengan yakin. Dalam benaknya, Sofia menyadari konsekuensi jika ia mencoba mundur dari kesepakatan ini. Pria misterius di hadapannya pasti akan meminta kembali uang yang telah dikeluarkan untuk melunasi hutangnya p
last updateLast Updated : 2024-01-04
Read more

Bab.10 Berbelanja di Mall

"Hah. Mas Alvian?" Tatapan Sofia terpaku pada pemandangan yang mengiris hatinya. Sepasang kekasih yang telah menghancurkan kehidupannya berjalan beriringan, jemari mereka saling bertaut mesra seolah mengejek luka yang masih menganga. Rasa sakit merambati dadanya seperti aliran listrik. Hingga detik ini, Sofia masih sulit mempercayai pengkhianatan Alvian. Namun begitulah hidup—penuh kejutan tak terduga yang terkadang datang sebagai pelajaran pahit. Beruntung, kedua sosok itu terlalu sibuk dengan dunia mereka sendiri hingga tak menyadari keberadaan Sofia. Mereka berjalan dengan tawa riang dan wajah berseri, tanpa setitik pun penyesalan atas luka yang telah mereka torehkan. "Dasar jahat! Lihat saja, suatu hari nanti aku akan membalas perbuatan kalian!" gumam Sofia, rahangnya mengeras menahan amarah. "Sebaiknya, alihkan pandanganmu. Tak ada gunanya kamu terus memandanginya. Itu hanya akan membuat hatimu semakin hancur!" Reyfaldi berkata dengan tenang, sumpit di tangannya masih dengan
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more
PREV
123456
...
12
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status