Semua Bab Wanita Gendut, Dicerai Suami Dinikahi CEO Tampan: Bab 31 - Bab 40

114 Bab

Bab. 31 Iba?

Tarik menarik bantal Sofa itu pun dimenangkan oleh Sofia. Lalu, ia memukulkanya dengan pelan ke punggung Reyfaldi. Suasana di ruang keluarga itu pun terasa mencair seketika. Kakek tua itu terus saja tertawa melihat tingkah cucunya itu. Sedangkan Reyfaldi, wajahnya kian memerah menahan malu. "Jika Rey tau kakek akan membocorkan rahasia ini pada Sofia, mungkin Rey tidak akan membawa Sofia kemari." keluh pria berwajah tampan itu. "Lagi pula, mengapa masih harus dirahasiakan? Toh kalian juga akan menikah. Sebaiknya, antara suami istri itu tidak ada yang perlu ditutup-tutupi lagi. Bukankah begitu?" bantah kakek tua itu. Reyfaldi memang mempunyai kedekatan yang cukup erat dengan sang kakek. Ia menjadikan kakeknya layaknya sahabatnya sendiri. Tempat berbagi kisah suka dan duka. Ia juga bercerita banyak hal pada sang kakek. Bahkan ia bisa sukses seperti sekarang ini berkat bimbingan dan nasihat dari sang kakek. Malam itu, mereka menghabiskan waktu dengan berbincang dan bercanda. Hingga, t
Baca selengkapnya

Bab. 32 Tersesat

Pria tampan itu menatap Sofia dan mencoba menggenggam tangannya. Namun, wanita itu menghempaskan genggamannya. "Sudah aku katakan, jangan membuat aku salah paham!" protes wanita itu. Sofia merasa pria itu telah mempermainkan perasaanya. Padahal, hampir saja ia mempercayai dan menaruh hati padanya. Namun, sekarang ia sangat meyakini bahwa tidak mungkin ada pria yang dapat mencintainya dengan tulus. Apalagi dengan bentuk tubuh yang ia miliki saat ini. Jangankan pria tampan dan kaya raya seperti Reyfaldi, pria yang hidupnya bertumpu pada Sofia pun bisa dengan tega menyakiti dan mencampakannya begitu saja. Yang terpenting saat ini adalah, ia berhasil mejalankan misinya tanpa harus terjebak perasaan dengan pria tampan itu. "Maaf, aku tidak bermaksud--." "Sudahlah tidak perlu dibahas, lebih baik saat ini kita fokus pada misi kita. kamu berhasil mendapatkan perusahaan Kakek, dan aku bisa balas dendam pada Alvian. Setelah misi kita berhasil, kita bisa segera mengakhiri hubungan ini secepa
Baca selengkapnya

Bab. 33 Pingsan

Di tempat lain, Reyfaldi memeriksa cctv rumahnya dan melihat wanita itu berjalan keluar rumah mengenakan setelan jogging. Setelah tiga jam Reyfaldi menunggunya. Wanita itu tak kunjung tiba di rumahnya. Kini, Perasaanya sudah mulai tidak enak. Ia menebak, pasti ada sesuatu yang tidak beres dialami oleh wanita itu. Karena biasanya, berjogging di sekitaran komplek tidak akan lebih dari dua jam. Pria itu sangat panik. Ia juga memarahi penjaga rumah yang membiarkan wanita itu pergi tanpa mengkonfirmasi kebenaranya pada Reyfaldi. Pria itu segera masuk ke dalam mobilnya dan pergi mencari Sofia. Ia berputar menyisir area jalan sekitaran komplek yang luas itu. Setelah berjarak sekitar 2 kilo meter dari rumahnya. Ia merlihat beberapa orang berkumpul di pinggir jalan. Reyfaldi menghentikan mobilnya karena merasa sangat penasaran dengan sekumpulan orang-orang itu. Dari dalam mobil, pria itu memicingkan matanya menatap sepatu berwarna pink yang sudah sangat tidak asing di matanya. Sedangkan ba
Baca selengkapnya

Bab. 34 Berpikir Ulang

"Permisi," sapa perawat cantik berpakaian serba putih menyapa kedua manusia yang saling terdiam dengan wajah tegang itu. "Ada yang bisa saya bantu?" ucapnya lagi dengan ramah. Tak ada satupun yang membalas senyum dari perawat cantik itu. Keduanya memasang wajah kesal. "Tolong pasang selang infusnya lagi!" Jari telunjuk pria itu mengarah pada Sofia yang terbaring di atas ranjang. "Ya ampun, Bu. Kenapa bisa lepas?" tanya perawat cantik itu. Tak mendapat jawaban dari wanita yang terlentang itu, perawat segera memasang kembali jarum infus pada tautanya. Ringisan lirih lolos dari bibir Sofia, membuat pria yang tengah duduk di sofa menunggunya bertambah khawatir. Namun, karena merasa sangat kesal, Reyfaldi tidak ingin memperlihatkan kekhawatirannya pada Sofia. "Sudah selesai, jika butuh bantuan lagi, bisa pijit kembali tombolnya. permisi ...," ucap perawat ramah itu seraya berpamitan pada keduanya. Drrrrt ... Drrrrtt ....Ponsel pria itu bergetar, terlihat notifikasi pesan yang dikiri
Baca selengkapnya

Bab. 35 Jangan Tinggalkan Aku

"Apakah kau mencariku?" Suara bariton seorang pria menghentikan kegaduhan yang terjadi di sana. Mengenali suara yang sudah tidak asing lagi di telinganya. Wanita itu menoleh ke arah sumber suara dengan cepat. "Rey ...?!" Matanya berkaca-kaca setelah menangkap sosok pria yang ia cari. "Apa yang kamu lakukan? Bukankah sudah saya katakan kamu harus beristirahat?" rutuk pria itu seraya memapah Sofia kembali ke ranjangnya. Kali ini, Sofia enggan menimpali kata-kata pria itu. Ia tidak ingin Reyfaldi marah kemudian meninggalkannya seperti sebelumnya. "Aku hanya ingin mencarimu!" ucapnya dengan wajah lesu. "Mengapa malah mencariku? Seharusnya, kamu senang jika aku pergi. Itu artinya, kamu akan terbebas dari belenggu perjanjian yang kita buat!" Wanita itu terdiam menundukan kepalanya. Bahkan, Sofia sendiri pun bingung dengan perasaanya. Harusnya, ia merasa senang mendapatkan uang nominal ratusan juta tanpa harus bekerja bersusah payah dan bisa terbebas dari pria itu. Namun, Sofia berpik
Baca selengkapnya

Bab. 36 Kembali Ke Rumah

"Kamu cemburu?" "Tidak! Aku tidak cemburu!" tepis Sofia. Reyfaldi merasa malam itu udara terasa sangat dingin, Ditambah di luar sedang turun hujan yang cukup deras. pria tampan itu menarik selimut berwarna putih diatas ranjang hingga menutupi setengah tubuh Sofia, agar ia tak merasa kedinginan."Sudah malam, ayo tidur!" Pria itu mengusap kepala Sofia dengan lembut. Tak butuh waktu lama, wanita itu terlelap dengan posisi meringgkuk membelakangi Reyfaldi yang duduk di kursi menghadap ke arahnya.Pria itu berpindah tempat duduk ke atas sofa ruang vip, Reyfaldi menatap layar ponselnya, menonton tayangan film kesukaanya di sana. Tak sadar, kini ia tertidur dengan pulas di atas sofa ruang vip tersebut. "Rey ...!" Wanita itu memanggil Reyfaldi yang tidur meringkuk membelakanginya. Jam telah menunjukan pukul 6 pagi. Namun, pria itu masih saja tertidur pulas. Sofia turun dari ranjang berjalan pelan mendekati Reyfaldi, menatap wajah tampannya yang menggemaskan seperti bayi mungil tengah ter
Baca selengkapnya

Bab. 37 Makan Siang Bersama Kakek

Tok ... tok ... tok ... "Permisi, Tuan. Makanan siang sudah siap," ucap pelayan muda yang berdiri di ambang pintu. Reyfaldi mengangguk pelan, ia mengajak Edward dan Sofia makan siang bersama. "Ayo, Sayang. Kamu harus makan yang banyak supaya cepat sehat!" Sofia mencengkram pegangan kursi roda, mendorong Edward menuju ruang makan. Tangan pria tampan itu melingkar di pinggang Sofia dengan lembut, berjalan beriringan memperlihatkan kemesraanya pada sang kakek. Mbok Nah dan satu pelayan lain berdiri di depan meja makan, menggeserkan kursi kebelakang mempersilahkan para majikannya itu untuk duduk. Sofia menelan salivanya, menatap menu makan siang yang tersaji di atas meja. Sepertinya semuanya sangat lezat, ayam panggang, capcay, udang saus tiram dan beberapa menu pelengkap lainnya. Hingga membuat dirinya lupa menyajikan nasi putihnya ke atas piring makan Reyfaldi dan Edward.Reyfaldi menoleh ke arah wanita itu lalu menoleh ke ara
Baca selengkapnya

Bab. 38 Ada apa dengannya ?

"Sofia ... saya--." Kriiing ....Benda berbentuk pipih yang tergeletak di atas meja berbunyi nyaring, membuyarkan suasana romantis di antara keduanya. Sofia terkesiap, menarik wajah membuang pandangan ke arah kolam. Reyfaldi melepaskan tangkupan tanganya dengan gugup. Kemudian, meraih ponsel yang sedari tadi berbunyi nyaring. Terlihat nama Pak Eko di layar ponselnya, "ada apa dia hari libur begini menelepon saya?" gumamnya kesal. "Maaf mengganggu, Tuan. Mobil Nona Sofia sudah selesai di perbaiki, saya akan mengambilnya sekarang. Tapi--," "Berapa tagihannya? Saya kirim uangnya sekarang!" pangkas pria itu dengan kesal. "12 juta, Tuan!" "Baik! Saya kirim uangnya, setelah itu, kamu urus!" Reyfaldi sibuk menatap layar ponselnya, mengetikkan sesuatu di sana sampai ia tidak menyadari kalau wanita itu sudah tidak ada di tempatnya. "Kemana dia?" Ia memutar kepalanya menoleh ke semua arah. "Gara-gara Pak Eko!" gerutunya kesal. Padahal, jika benda pipih itu tidak berbunyi, mungkin saat
Baca selengkapnya

Bab. 39 Kakek PINGSAN

"Hallo ..., kamu dimana?" "Kakek--" Suara terputus sedikit bergetar terdengar di sebrang sana. "Kakek kenapa? Ada apa?" tanya wanita itu penasaran."Kakek pingsan ..., sekarang saya di rumah sakit menunggu kakek siuman." Pria itu benar-benar khawatir melihat Edward terbaring lemah tak berdaya dengan selang infus menancap di lengan dan selang oksigen di hidungnya. Ia terus menggenggam jari jemari Edward yang sudah keriput, menatap wajahnya sendu. Hanya Edward yang ia miliki di dunia ini. "Di rumah sakit mana? Aku akan menyusulmu kesana!" tanya Sofia. "Sebaiknya kamu istirahat saja dirumah. Lagi pula, kamu juga baru sembuh!" "Tidak! Aku ingin melihat kakek!" bantah wanita itu dengan lantang. "Tapi--," "Ayolah, izinkan aku ke sana!" rengeknya."Baik, saya akan memerintahkan Pak Eko untuk menjemputmu!" Sofia, bergegas bersiap mengganti pakaian rumahnya dengan pakaian pergi. Tak lupa meraih tas dan ponselnya yang tergeletak di atas meja. Berjalan ke area parkir menunggu Pak Eko tib
Baca selengkapnya

Bab.40 Persiapan Pernikahan

"Hari ini, Bapak Edward sudah boleh pulang," ucap Dokter cantik yang baru saja memeriksa. "Baik, Dok. Terimakasih," sahut sepasang pria dan wanita yang menunggunya semalaman. "Akhirnya Kakek bisa pulang," ucap wanita itu dengan raut bahagia.Sofia sangat senang mengetahui Edward sudah kembali sehat dan bisa pulang. Sementara Reyfaldi menyelesaikan administrasi, Sofia menemani Edward di ruangan bersama dua suster pribadinya. "Reyfaldi pria yang baik, kamu tidak akan menyesal menikah dengannya," ucap Edward seraya mengusap pucuk kepala Sofia yang duduk di kursi sebelah ranjang. Wanita itu tersenyum. Jauh di lubuk hatinya, ia merasa sangat bersalah karena telah membohongi kakek tua itu. Namun, mau bagaimana lagi, ia sudah terlanjur menandatangani surat perjanjian dirinya bersama Reyfaldi. Satu pertanyaan di dalam benak wanita itu, sampai kapan ia akan terjebak dengan keadaan ini. Sedangkan di surat itu tidak tertera batas waktu sampai kapan perjanjian itu berakhir. Hingga Reyfaldi m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status