All Chapters of Wanita Gendut, Dicerai Suami Dinikahi CEO Tampan: Chapter 21 - Chapter 30

114 Chapters

Bab. 21 Akan Selalu Menjagamu

"Maaf!" Wanita gendut itu segera menarik dirinya dan duduk di atas aspal menepukan kedua telapak tanganya yang kotor terkena tanah."Kamu tidak kenapa-kenapa, kan?" tanya pria itu dengan raut khawatir. Sofia menggelengkan kepalanya. "Kamu?" Tiba-tiba manik wanita itu menangkap luka kecil yang ada di sikut Reyfaldi. "Ya, ampun! Sikutmu berdarah." Reyfaldi yang tak menyadari jika dirinya terluka, seketika menoleh ke arah wanita itu menatap. "Oh, hanya luka kecil!" Wanita itu pun berdiri, "Sebaiknya kita pulang saja!" ajak Sofia sembari mengulurkan tanganya membantu Reyfaldi untuk menegakan tubuhnya. Namun, bukanya terangkat. Wanita itu malah ikut terjatuh ketika Reyfaldi bertumpu pada tanganya. Lagi, wanita gendut itu menindih tubuh Reyfaldi. Ia melihat, sorot mata yang begitu tajam namun memukau. Manik berwarna kecokelatan dan bibir lembab pink alami yang kini berada dibawah wajahnya dengan jarak yang sangat dekat. Bahkan, wanita gendut itu bisa merasakan hembusan nafas pria tam
Read more

Bab.22

"Gila! Apa yang sudah saya lakukan?!" diikuti dengan tamparan kecil yang mendarat di pipinya oleh tanganya sendiri. Wanita gendut itu berjalan ke arah dapur, jantungnya berdegup sangat kencang seolah siap melompat dari tempatnya. "Sebenarnya, apa yang akan dilakukanya? Sepertinya ia sudah gila!" monolognya dalam hati. "Mbok! Tolong simpan ini!" titah Sofia menyodorkan kotak P3K yang ia jinjing ketika melihat Mbok Nah di dapur. Wanita gendut itu kemudian masuk kedalam kamarnya. lalu, masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan kembali tubuhnya selepas berjogging untuk menghilangkan keringat yang terasa begitu lengket di tubuhnya. Di dalam bathub yang terisi air hangat itu, ia melamun membayangkan apa yang baru saja terjadi. Mulai dari terjatuh hinga-?"Benarkah tadi ia akan menciumku? Mengapa ia melakukanya? Apakah semua laki-laki memang begitu? Melakukanya tanpa ada perasaan apa-apa! Atau... Apakah ia menaruh hati padaku?" monolognya."Aargh... Tidak mungkin! Mana mungkin pria
Read more

Bab. 23 Perasaan Yang Tak Biasa

"Akta cerai?" wanita itu tertegun sejenak. Sebelumnya, ia tak pernah membayangkan jika rumah tangga yang sudah ia bina selama lima tahun akhirnya kandas di tangan pelakor sialan itu. "Lihat saja nanti, saya akan buat kamu merasakan apa yang saya rasakan. Bahkan, lebih sakit dari apa yang saya rasakan! Dasar jalang!" monolognya dalam hati dengan tatapan penuh dendam. "Hey! Malah melamun sembari melotot. Memangnya kamu sedang membayangkan apa?" tanya pria tampan itu membuyarkan lamunannya. "Aku sangat ingin membalaskan dendamku pada si jalang dan si peselingkuh itu!" ucapnya dengan tatapan yang sulit di artikan. Pria itu tersenyum getir. "Saya berjanji. Saya akan membantumu mengahncurkan mereka!" "Sebaiknya, sekarang kamu beristirahat, besok pagi saya akan mengantarmu pergi bekerja!" ucapnya lagi. Malam itu, Sofia masuk ke dalam kamarnya. Di atas kasur empuk ala hotel bintang lima itu, ia merebahkan tubuhnya. Ia menatap langit-langit kamarnya sembari melamunkan apa yang telah ter
Read more

Bab. 24 Resmi Bercerai

Mobil sport hitam milik Reyfaldi menjadi pusat perhatian semua karyawan yang melintasi area itu. "Hai... !" sapa Sofia setelah ia membukakan pintu mobil Reyfaldi. Pria tampan itu terlihat menundukan wajahnya dan mengenakan topi hitam andalanya. Ia menoleh pelan ke arah wanita itu. "Cepat masuk!" titah pria itu dengan gelisah."Orang-orang itu terus melihat ke mobil saya!" ucapnya lagi. "Loh, memangnya kenapa? Mungkin mereka kagum karena tak biasanya ada mobil mewah terparkir disini!" "Tapi, saya tidak suka jika menjadi pusat perhatian!" Reyfaldi mengemudikan mobilnya menjauh dari tempat itu. Setelah jarak mobil sudah cukup jauh, pria tampan itu segera melepas topinya. "Akta perceraianmu ada di kursi belakang" ucap pria tampan itu. "Oyah?" Wanita gendut itu kemudian meraih map berwarna merah yang tergeletak di atas kursi belakang mobil. Kemudian, membukanya secara perlahan. Ia memandangi akta itu seraya termenung. "Akta cerai? Lima tahun mengarungi bahtera rumah tangga dan ber
Read more

Bab. 25 Make a wish

"Tidak! Aku tidak boleh melakukanya!" batin pria tampan itu. Refaldi menjauhkan wajahnya dan melepaskan tangkupan tanganya yang menempel di pipi wanita gendut itu. "Sebaiknya kita pulang!" ajak pria tampan itu sembari menyalakan mesin mobilnya.Wanita itu tak menjawabnya, ia hanya bersandar pada sandaran kursi mobil sembari menatap kaca di sebelahnya. "Aku ingin segera langsing dan menikah denganmu! Aku sudah tidak sabar ingin membalaskan dendamku pada mereka!" ucap wanita gendut itu. Mendengar itu, Reyfaldi hanya diam membatu. Ia melajukan mobilnya membelah kemacetan kota Jakarta. "Sekarang kita mau kemana? Makan? Belanja? Atau membeli ponsel baru?" hibur Reyfaldi. "Aku ingin pulang!" ucapnya dengan wajah lesu. Pria itu menoleh sekilas ke arah wanita itu, "Baiklah!" Malam itu, tak banyak kata yang terlontar dari bibir wanita itu. Ia hanya diam membisu menikmati kegalauanya. Bukan karena ketidakikhlasan yang ia rasakan. Namun, ia menyesali kebodohanya selama ini. Ia bersedih ka
Read more

Bab. 26 Tawa Cantikmu

"Mobil aku?" "Betul, Nona. Mulai hari ini, saya akan menjadi supir Anda." terang pria itu. Sofia melirik jam tanganya, "Ayo, Pak! Kita bisa terlambat!" Wanita gendut itu masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi belakang. Layaknya orang kaya, ia tidak perlu cape-cape mengendarai mobilnya. Namun, wanita mandiri yang sudah terbiasa mengendarai mobil sendiri itu sebenarnya merasa risih jika harus ditemani oleh supir. Tapi, mau bagaimana lagi, ia tidak ingin membantah keinginan Reyfaldi.Hari itu, ia menjalani aktivitasnya seperti biasa. Kedatanganya di kantor sudah disambut oleh tumpukan dokumen yang tersusun rapi di atas meja kerjanya. "Hallo Sofia." sapa Renata. "Oia .... hari ini akan ada karyawan baru untuk menggantikanmu. Tolong nanti dibantu ya!" ucapnya lagi. Mendengar itu, Sofia merasa lega. Akhirnya, ia bisa lebih fokus untuk menjalankan rencananya bersama Reyfaldi. "Baik, Bu!" jawab Sofia. Tak lama kemudian, datang sesosok wanita muda berpakaian hitam putih menyapanya. Dik
Read more

Bab. 27 Kecupan Pertama

Mobil hitam itu, kini terparkir dia area parkir halaman rumah Reyfaldi. Sofia, turun dan berjalan menuju ruang televisi diikuti langkah kaki pria tampan itu. Wanita itu duduk di Sofa empuk sembari membuka jinjingan paper bag nya. Melihat Sofia duduk disana, pria yang masih memakai setelan jas itu ikut duduk di sebelahnya. "Apakah kamu menyukainya?" tanya pria itu. "Seharusnya, kamu tidak perlu repot-repot membelikan aku ponsel canggih seri terbaru seperti ini. Bagiku, sudah bisa menerima pesan dan melakukan panggilan juga sudah cukup." "Oia, mobil yang tadi pagi dikendarai oleh pak Eko, itu mobil siapa ya?" tanya wanita itu. "Mobilmu!" Netra wanita itu membulat dengan sempurna. "Hah? Apa aku tidak salah dengar?" "Semoga kamu menyukainya!" tutur pria tampan itu. "Padahal, kamu tidak perlu memberikan semua ini untukku, aku bukanlah calon istrimu yang sesungguhnya. Kita melakukanya atas dasar perjanjian semata!" Pria itu tersenyum tipis, "Semua yang saya berikan untukmu, tidak pe
Read more

Bab. 28 Tujuan Yang Sebenarnya

Pria tampan itu memberanikan dirinya mengecup bibir Sofia yang mungil namun sedikit berisi. Wanita itu membalikan tubuhnya, menaiki anak tangga yang ada di dasar kolam setelah Reyfaldi melepaskan lingkaran tangan di pinggangnya. "Sofia ...!" panggil pria itu. Ia, samasekali tak mengindahkan panggilan pria itu. Ia terus berjalan masuk ke dalam rumah, tanpa mau menoleh sedikitpun pada pria yang sedaritadi berdiri di dalam kolam menatap ke arahnya. Pria itu terdiam, duduk dan menunduk di pinggiran kolam, seraya berpikir tentang apa yang baru saja dilakukannya. "Apa yang sudah ia lakukan? Berani-beraninya ia menciumku!" umpat Sofia.Sofia mengisi bathubnya menggunakan air hangat dan meneteskan beberapa essential oil pada air buthubnya. Ia melepaskan seluruh pakaiannya yang sudah basah. Kemudian, merendam tubuhnya di dalam bathub itu. "Ah, nikmat sekali harumnya!" gumamnya ketika menghirup wangi aromaterapi yang ia tetesakan pada air itu. Wanita itu memejamkan matanya. Namun, kejadia
Read more

Bab. 29

"Ya, Tuhan ...! Dia tampan sekali" batin Sofia. Tak hentinya ia menatap wajah tampan yang tertidur pulas di atas pangkuanya itu. Hingga, ia melupakan film yang sedang diputar di layar televisinya. Setelah sekitar satu jam, pria itu tertidur di pangkuan Sofia. Ia terbangun. Kemudian, membalikan badanya ke sisi berlawanan, menghadap perut wanita itu sembari tangan satunya melingkar ke belakang pinggangnya. Perasaan wanita itu menjadi tak menentu, ia benar-benar tak bisa menghindar atau berontak. Ia pun sebenarnya sangat menikmati momen itu. Namun, terkadang logika dan hatinya tidak sejalan. "Aku-- ingin ke toilet!" ucap wanita itu. Pria itu malah mempererat lingkaran tanganya di pinggang wanita itu. Sofia, yang sudah tidak bisa menahan panggilan alam itu, memindahkan kepala pria itu bersama bantalnya ke atas sofa secara perlahan. "Sofia ...! Mau kemana? Suara berat namun lembut itu memanggilnya. "Aku mau ke toilet!" ucap wanita itu seraya berlari masuk ke dalam kamarnya. Setelah
Read more

Bab. 30 Pertemuan Dengan Kakek

"Kakek?"Kakek tua yang duduk di kursi roda itu menatap Sofia dengan tatapan datar, tidak ada gurat senyum sedikitpun di wajahnya. "Ayo, kita dekati kakek! Penglihatanya kurang begitu jelas jika jaraknya jauh seperti ini." Reyfaldi merangkul Sofia dengan mesra, berjalan menghampiri kakek Edward. "Oh, Reyfaldi?!" sahut kakek. "Kek--, kenalkan, ini calon istri Rey." ucap pria tampan itu. Edward menatap Sofia lalu tersenyum, "Sofia...? akhirnya, Rey menemukanmu!" ucapnya dengan nada berat dan sedikit bergetar.Sofia membalas senyum Edward. Kemudian, bersalaman menempelkan punggung tangan Edward ke keningnya. Namun, wanita itu merasa ada sesuatu yang janggal dengan ucapan Edward."Mengapa ia berkata akhirnya menemukanku?" tanya wanita itu dalam hati. "Ayo kita menuju ruang makan!" ajak kakek Edward.Reyfaldi langsung menggantikan suster menggenggam gagang kursi roda, mendorongnya hingga ke ruang makan. Di ruangan itu sudah tersaji menu makan yang cukup lengkap dan mewah di atas meja.
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status