All Chapters of Wanita Gendut, Dicerai Suami Dinikahi CEO Tampan: Chapter 11 - Chapter 20

114 Chapters

Bab.11 Mulai Perawatan

Sesaat, setelah pintu dibuka oleh pelayan wanita yang sedari tadi berdiri di samping pintu. Terlihat sebuah ruangan dengan alat-alat canggih dan tempat tidur pasien di dalamnya. "Reyfaldi?!" sapa wanita cantik yang duduk di kursi kejayaanya memakai jas berwarna putih. "Hai, Tamara," sahut pria tampan itu melempar senyum. Pria dan wanita cantik itu bersalaman. Ada sesuatu yang lain di wajah pria itu. Tidak biasanya ia tersenyum dengan ramah. Namun, kali ini ia mengembangkan senyumnya dengan sangat manis pada wanita dihadapanya. Siapa wanita itu? "Oya. kenalkan, Teman saya," ucap Reyfaldi sembari mengarahkan tanganya pada Sofia. "Sofia!" "Hai, Sofia. Saya Tamara. Tetangga Reyfaldi, ketika kami tinggal di Amerika. Ada yang bisa saya bantu?" tanya wanita cantik itu dengan ramah."Buatlah dia menjadi langsing dan lebih cantik lagi " pinta Reyfaldi pada Tamara. "Oh, gampang! Itu hal yang sangat mudah," jawab Dokter cantik itu tersenyum.Setelah berbincang, berkonsultasi dan melakukan
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more

Bab.12 Kembali Bekerja

Tanpa sengaja, kaki Reyfaldi tersandung ujung ranjang bagian bawah, sehinga ia terjatuh menimpa sesuatu yang terasa kenyal. Tiba-tiba, lampu di kamar itu kembali menyala. Reyfaldi kaget, melihat Sofia yang tengah berada dibawah tubuhnya. Bibirnya pun saling bersentuhan dengan bibir Sofia. "Lepaskan!" pekik Sofia sembari mendorong tubuh kekar pria tampan itu. Reyfaldi segera menarik tubuhnya dan berdiri dengan cepat. "Ma-Maaf. Saya benar-benar tidak sengaja." ucap pria tampan itu dengan gugup. Sofia tak menjawab. Ia duduk dengan wajah marah. Reyfaldi yang gugup dan salah tingkah itu merasa sangat malu pada Sofia. Ia langsung berpamitan dan pergi keluar kamar. "Huh. Bisa-bisanya dia mengambil kesempatan dalam kesempitan." umpat Sofia.Namun, tiba-tiba ingatanya kembali ke kejadian yang baru saja terjadi. Sentuhan bibir yang terasa hangat dan hembusan nafas pria tampan itu masih terasa dengan sangat jelas. "Argh. Mengapa aku malah membayangkanya lagi? Sudah-sudah!" Monolognya semba
last updateLast Updated : 2024-01-06
Read more

Bab.13 Bertemu Pengacara

"Loh, mengapa mereka malah membubarkan diri?" Tidak seperti biasanya, para karyawan yang setiap pagi menyapa dengan ramah, kini malah membuang muka ketika berhadapan dengan Sofia. Seolah-olah, mereka sangat enggan melihatnya.Sorot mata karyawan itu pun seolah tak menyukai kehadiran Sofia disana. Bahkan ada beberapa karyawan yang berani menyindir dengan kata-kata yang tidak enak untuk di dengar."Sebelum bergaya, pastikan dulu kalau kita tidak punya utang!" Seru salah satu karyawan diiringi suara gelak tawa karyawan yang lainya. Wanita gendut itu menghela nafas lalu menunduk, tak ingin merespon kata-kata sindiran yang ditujukan padanya. Ia meneruskan langkahnya berjalan menuju ruang Office. Wanita gendut itu duduk di meja kerjanya, menekan tombol CPU untuk mengaktifkan komputernya. Hari itu, ia sibuk menyelesaikan pekerjaan yang sudah beberapa hari terbengkalai. "Hai Sofia!." sapa Renata ketika ia memasuki ruang Office."Pagi, Bu!" sahut Sofia seraya tersenyum. "Gimana? Masalahnya
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more

Bab.14 Menandatangani Surat Perjanjian

Reyfaldi menatap Sofia yang hanya diam mematung dan melamun sembari memegangi surat perjanjian itu."Kenapa? Apakah kamu ragu dan berubah pikiran?" tanya Reyfaldi. Mendengar itu, sofia terperanjat dari lamunannya. Ia menoleh ke arah Reyfaldi. "Apa? Tadi kamu-- bicara apa?" tanya wanita gendut itu. "Mengapa malah melamun? Apa kamu berubah pikiran?" "Oh. Tidak! Tentu saja aku tidak berubah pikiran! Disini ya, tandatanganya?" tanyanya sembari menunjuk bagian materai yang menempel di surat perjanjian itu. "Betul, Bu! sahut Irwan.Tanpa ragu, Sofia membubuhkan tandatanganya di atas materai itu. Diikuti dengan tandatangan Reyfaldi di atas materai di sampingnya. "Baik! Untuk perjanjianya sudah selesai dan untuk proses perceraianya, akan saya kabari jika sudah ada perkembangan!" "Terimakasih, Pak Irwan!" ucap Reyfaldi sembari bersalaman. Pengacara itu pun berpamitan pada Reyfaldi dan Sofia. Berjalan keluar diikuti oleh Sofia dan Reyfaldi, mengantar hingga ke ambang pintu ruang tamu. S
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab.15 Terjebak Banjir

"Sebentar! Jangan-jangan, kamu adalah wanita yang pernah diceritakan oleh Reyfaldi, dulu?!" "Hah! Maksudnya?" tanya wanita gendut itu. Dokter cantik itu diam dan tak melanjutkan ucapanya. Ia hanya tersenyum sembari merapihkan selang infus yang menancap di lengan Sofia. "Sepertinya, kamu dan Reyfaldi mempunyai hubungan yang sangat dekat?" "Dulu kami bertetangga dan Suamiku adalah sahabatnya Reyfaldi!" jawab Dokter yang tidak ingin dipanggil dengan sebutan Dokter itu. "Oh!" "Memangnya, Reyfaldi tidak pernah menceritakan tentang saya ya?" tanya Tamara."Dia itu, bagaikan gunung es, diam dan dingin! Dari pertama aku mengenalnya, kami jarang sekali berbincang. jika bukan karena membahas hal yang penting, biasanya kami hanya saling diam!" jawabnya mengerucutkan bibir.Tamara tersenyum mendengarnya. Ia yang sudah bertahun-tahun mengenal Reyfaldi, sangat tahu betul dengan kepribadian pria misterius itu. "Yang pasti, Reyfaldi adalah orang yang sangat baik! Hanya saja, kepribadian introve
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab. 16 Penolongku

Reyfaldi, mencari-cari wanita gendut itu. Ia sangat khawatir karena ponselnya tidak dapat dihubungi. Reyfaldi datang ke kosan wanita itu. Namun, Sofia tidak ada disana. Ia menunggu kurang lebih satu jam lamanya. Namun, wanita itu tak kunjung tiba. Malam itu, ia menyusuri jalanan yang mungkin dilewati oleh wanita itu, terus mencari-cari keberadaan Sofia. Hingga di suatu jalan, retinanya tertuju pada sebuah mobil sedan berwarna silver mirip dengan mobil Sofia, mobil itu tengah terparkir di bahu jalan. Ia menoleh ke arah kiri, "Sofia?" Reyfaldi meminggirkan mobilnya lalu menginjak pedal remnya. Ia turun kemudian berlari menghampiri wanita itu. "Sofia! Ternyata kamu ada disini!" seru Reyfaldi panik. Sofia yang sudah terlihat pucat kebiruan dan berjongkok gemetar menahan dingin itu, akhirnya dipapah menuju mobil Reyfaldi. Ia berjalan masuk ke dalam mobil tanpa mengenakan alas kaki. "Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa kamu tak memakai alas kaki?" tanya pria itu keheranan. "Sepatuku
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

Bab. 17 Demam

"Ayaaaah... Ibuuuu... tidaaaak!" Sofia meracau. Matanya tertutup dan kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan, terus memanggil-manggil Ayah dan Ibunya. "Sofia! Bangun!" tepuk Reyfaldi pelan. Tiba-tiba ia terbangun dan terduduk, nafasnya tersengal-sengal."Reyfaldi?" Wanita itu menoleh ke arah Reyfaldi yang duduk disebelahnya, lalu memeluknya dengan erat. Ia menangis terisak di pelukan pria tampan itu. "Kamu demam?" Reyfaldi menempelkan telapak tanganya di kening Sofia. Sofia menggeleng cepat. "Aku bermimpi Ayah dan Ibuku," ucapnya terbata-bata."Tunggu sebentar, saya akan carikan obat penurun demam!" pria itu keluar kamar, mencari kotak obat yang biasa disimpan oleh Mbok Nah di atas meja dapur. Setelah berhasil menemukan kotak obatnya, ia membuka kotak itu mencari obat penurun panas. "Tuan? Anda sedang apa?" tegur Mbok Nah yang terjaga dari tidurnya. "Obat penurun demam yang mana ya, Mbok?" "Maaf, Tuan. Biar saya saja yang carikan!" ucap Mbok Nah sembari merebut pelan kotak ob
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

Bab.18 Melelehnya Si Gunung Es

Kakek Edward, kakek Reyfaldi yang sudah berumur 72 tahun itu selalu menanyakan kapan Reyfaldi akan menikah. Ia sangat ingin sekali melihat cucu satu-satunya itu menikah. "Minggu depan, saya akan kenalkan kamu pada kakek!" "Hah? Tapi, aku belum langsing! Bagaimana jika kakekmu tidak percaya kalau aku ini calon istrimu?" "Dia pasti akan percaya!" "Mana mungkin pria tampan, gagah dan kaya sepertimu mendapatkan perempuan jelek dan gendut sepertiku? Bahkan, suamiku saja mengatakan kalau aku ini jelek, gendut dan membosankan!" Mendengar itu, wajah pria tampan itu sedikit memerah menahan malu. Pasalnya, baru kali ini ada seorang wanita yang secara terang-terangan memujinya. Ia tertunduk lalu tersenyum. "Kenapa malah senyam senyum sendiri?" Pria itu pun mendongak dan melemparkan senyum manisnya pada Sofia. Lalu, mengalihkan pandangan matanya sembarang, seperti salah tingkah. Sofia yang tidak menyadari kata-katanya, merasa bingung dengan sikap Reyfaldi. Apa aku salah bicara?"Tadi kamu
last updateLast Updated : 2024-01-12
Read more

Bab.19 overprotektif

Sofia ingin segera mandi. Namun, Reyfaldi tak kunjung tiba membawakan pakaian gantinya. Ditengah rasa bosanya menunggu Reyfaldi, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Terlihat nama ORANG ANEH di layar ponselnya. "Hallo, Sayang!" sapa suara bariton yang sudah tidak asing lagi di telinganya terdengar dengan sangat jelas."Sayang?" Mendengar itu, degup jantungnya seakan terhenti sejenak dan serasa mau copot. "Saya sedang berada di rumah kakek, beliau ingin berbicara denganmu, Sayang!" ucap pria di sebrang sana. "Oh, boleh.. boleh..!" sahut Sofia dengan sedikit panik. "Hallo, Sofia..." sapa suara bernada berat itu."Hallo, kakek. Bagaimana kabarnya?" "Kabar kakek baik! Malam minggu ini, kakek mengundangmu untuk makan malam dirumah kakek. Kakek tunggu ya!" "Baik kek, dengan senang hati!" "Hallo, Sayang. Tunggu ya, sebentar lagi saya akan segera menemuimu!" tutur Reyfaldi diiringi dengan mengakhiri sambungan teleponya. Wanita gendut itu menatap ponselnya sesaat. "Sayang?" Rasanya sepe
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

Bab. 20 Jogging Bersama

"Karena, kamu adalah...""Adalah apa?" tatap Sofia dengan penasaran. Pria itu tak menjawab. Ia melengos pergi melewati tubuh Sofia yang sedaritadi berdiri di ambang pintu. "Dasar pria aneh!" gumam wanita itu dengan kesal. Sofia menutup pelan pintu ruang kerja Reyfaldi. Ia yang setiap hari terbiasa melakukan kesibukan, merasa bosan karena sudah sedari pagi hanya berdiam diri dirumah besar itu. Lagi-lagi ia berjalan masuk ke dalam kamarnya. "Daripada hanya berdiam diri, lebih baik aku merapihkan pakaianku." gumamnya sembari membuka kopernya mengeluarkan pakaianya satu persatu. Ia melipat ulang satu persatu pakaian yang tercecer. Wanita gendut itu sangat menyukai kebersihan dan kerapihan. Tempat yang kotor dan berantakan akan membuatnya risih dan tidak nyaman. Sudah merupakan kebiasaanya setiap hari sebelum pergi bekerja, ia akan merapihkan apartemenya terlebih dahulu.Namun, dirumah mewah milik Reyfaldi, semua sudah dikerjakan oleh asisten rumah tangganya. Sehingga, tidak ada aktivi
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status