Semua Bab Wanita Gendut, Dicerai Suami Dinikahi CEO Tampan: Bab 51 - Bab 60

114 Bab

Bab. 51 Makan bersama Alvian

"Tunggu! Bisakah kita berbicara sebentar sambil makan bersama?" Tangan kekar mencekal dirinya saat akan masuk ke dalam mobil. Spontan Sofia menoleh. Rupanya sosok pria yang tadi pagi meminta nomor telepon yang mengajaknya untuk makan bersama. Wanita itu terdiam beberapa saat. Berpikir antara menerima tawaran Alvian atau pulang secepatnya bertemu dengan Reyfaldi. Namun, lelaki yang saat ini berdiri di hadapannya, memasang wajah memelas, memohon agar Sofia menerima ajakannya. Setelah berpikir, akhirnya Sofia menerima tawaran Alvian, lantaran ini merupakan kesempatan emas agar proses balas dendamnya berjalan dengan baik. Wanita berkemeja putih itu pergi tanpa berpamitan atau memberitahukan kepergiannya bersama Alvian pada suami barunya, Reyfaldi. "Pergi menggunakan mobilku atau mobilmu?" tanya Sofia. "Bagaimana jika menggunakan mobilku saja. Setelah itu, aku bisa mengantarmu pulang ke tempat tinggalmu. Mobilmu ini, bisa disimpan disini. Sudah pasti aman kerena ada sekuriti yang menj
Baca selengkapnya

Bab. 52 Noda Lipstick

"Dari mana saja kamu?!" Pria gagah berjas abu-abu menatap Sofia dengan tajam. Raut kekesalan tergambar jelas di wajahnya. Namun, ia berusaha untuk meredamnya. Sofia bingung, dari arah mana Reyfaldi datang. Padahal sedari tadi ia tidak melihat penampakan atau pun mobilnya terparkir di sana. "A- Aku ..., eum ..., tadi ...," gagap Sofia berdiri gelisah. Pria itu menoleh ke kiri dan kanan memindai area sekitar. Memastikan tidak ada satu orang pun yang melihatnya. Untung saja di sana sangat sepi, karena seluruh staf sudah pulang. "Saya tunggu di rumah!" ucapnya setengah berbisik. Saat itu, Reyfaldi merasa marah. Namun, pria itu menujukan kemarahannya dengan cara diam. Tidak mengomel apalagi memaki. CEO tampan itu berjalan ke arah belakang kantor. Sengaja menyembunyikan mobilnya di sana agar ia bisa mengintip dengan siapa istri pura-puranya itu pergi. Sesampainya di rumah, Reyfaldi tiba lebih dulu. Ia duduk menunggu di kursi taman belakang. Tak lama berselang, Sofia tiba di rumah. Sa
Baca selengkapnya

Bab. 53

Wanita pelakor berbadan dua itu masuk ke dalam kamar, kemudian duduk di pinggiran ranjang, menunduk dengan wajah lesu. Ia menaruh curiga dan sangat penasaran pada suaminya. Alvian telah selesai membersihkan diri, lalu masuk ke dalam kamar. Tubuh jangkungnya hanya berbalut handuk dan tanganya menggenggam benda pipih berwarna hitam. Disimpannya ponsel itu di atas meja kamar. Kemudian, mengenakan pakaian tidurnya.Manik mata sang istri menyoroti benda yang tergeletak di atas meja. Tidak biasanya Alvian mandi membawa ponselnya. Ia merasa pasti ada sesuatu yang tidak beres yang sudah dilakukan Alvian di belakangnya. Lelaki berpiyama navy itu merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Merentangkan satu lengannya, meraih ponsel di atas meja. Clara yang masih duduk di tepian ranjang menoleh ke arah Alvian dengan tatapan tajam. "Mengapa hari ini tingkahmu sangat berbeda, Mas?" "Berbeda bagaimana maksudmu?" "Kamu sangat cuek dan dingin. Biasanya sepulang bekerja, kamu selalu mengelus bayi kita.
Baca selengkapnya

Bab. 54 French Kiss

"Sofia ..., Aku mencintaimu." Reyfaldi menyatukan bibirnya dan bibir Sofia dengan lembut. Memainkan indra pengecapnya dengan lincah. Satu tangan menjalar pelan di area punggung, mengusapnya dengan lembut. Sofia membiarkan dirinya terhanyut. Kedua lengan ia kalungkan di belakang leher kekar milik Reyfaldi. "Ash, sayang ...," bisik pria yang baru pertama kali melakukan french kiss itu."Sudah Rey ..., lepas!" Sofia mencoba memberi jarak diantara keduanya. Namun, lengan kekar Reyfaldi melingkar dengan erat di pinggang. Mendekap, menahan Sofia agar tak berjarak. "Apa kamu menyukainya?" bisik Reyfaldi dengan halus."Lepas Rey ...!" ronta Sofia pelan."Jawab, Sayang?!" ucapnya seraya mengecup leher jenjang milik Sofia. "Hentikan!" rontanya lagi. Sofia terus meronta, mencoba melepaskan dekapan erat Reyfaldi, hingga akhirnya tubuh ramping itu terlepas dan berjarak. Reyfaldi mentap nanar. Ia berusaha kembali mendekat. Namun, Sofia melangkah mundur hingga tubuhnya tersandar di tembok dap
Baca selengkapnya

Bab. 55 Semua Pria Sama Saja

"Tampan sekali." Sofia memandang pria yang berdiri di hadapan seluruh staf dengan intens. Ini adalah kali pertama dirinya melihat Reyfaldi berbicara di hadapan banyak orang. Selain gagah dan tanpan, ia juga terlihat sangat berwibawa. Sungguh jauh berbeda dengan Reyfaldi yang ia lihat setiap hari di rumahnya. Rapat yang di hadiri oleh Direksi, Audit intrernal, Sekretaris perusahaan, Manajemen, Investor Relations, dan beberapa kepala bagian termasuk Alvian turut menghadiri rapat yang membahas tentang kendala dan kemajuan perusahaan. Sofia tak hentinya memandang sosok pria tampan yang duduk di kursi paling depan. Ia benar-benar kagum saat Reyfaldi memberikan putusan penting demi keberhasilan dan kemajuan perusahaan yang kini sudah menjadi miliknya. "Sekian. Rapat saya tutup!" Reyfaldi mengakhiri ucapannya. Kemudian beranjak dari duduknya. Semua ikut beranjak dan membungkukkan setengah badannya, memberi penghormatan pada sang CEO. Setelahnya, Reyfaldi berjalan meninggalkan ruang rapa
Baca selengkapnya

Bab. 56 Membuat Alvian Kembali Jatuh Cinta

Sofia duduk dibalik kemudi. Kali ini, mereka pergi menggunakan mobil pemberian Reyfaldi. Membelah kemacetan kota Jakarta. Baterai ponsel Sofia melemah. Karena, sedari malam ia lupa mengisi daya. Tanpa memberitahukan kepergiannya bersama Alvian, ditambah rasa kesal yang ia rasakan pada Reyfaldi membuatnya tidak ingin berkomunikasi dengan Suami sandiwaranya itu. "Sofia ..., apakah saat ini sudah ada pria yang tengah dekat denganmu?""Mengapa tiba-tiba bertanya seperti itu?" tanya Sofia seraya memutar stir mobil. "Eum ..., maafkan aku Sofia. Aku benar-benar khilaf! Sebenarnya ....," Ucapan lelaki itu terhenti ketika dering ponsel di dalam saku celananya berbunyi nyaring. Ia merogoh saku celana, melihat layar benda pipih dalam genggaman tangannya. Alvian hanya memandangi benda tersebut hingga deringnya terhenti. "Siapa, Mas? Mengapa tidak menjawab panggilannya?" "Hanya panggilan tidak penting!" Tak ingin terganggu, Alvian menonaktifkan ponselnya. Sore itu, Alvian hanya ingin mengha
Baca selengkapnya

Bab. 57

Wanita yang sebelumnya bersikap tak peduli itu, berlari menuju kamar Reyfaldi setelah mengetahui pria itu sakit. "Rey ...!" Sofia membuka pintu kamar, menerobos masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Terlihat, pria yang mengenakan piyama hitam tidur meringkuk ditepian ranjang. Wanita yang baru tiba dirumah, duduk bersimpuh di atas lantai menghadap Reyfaldi. Memandangi wajah tampannya. Permukaan kulit yang tampak halus bagai kulit bayi. Sofia memegang kening menggunakan telapak tangan untuk memeriksa apakah demamnya sudah turun. "Agak demam!" gumamnya. Sentuhan lembut Sofia membuat Reyfaldi terjaga, membuka matanya setengah. "Sofia ..., kamu baru pulang?" "Ma-maaf, Rey. A-aku ...," ucapnya terbata-bata."Aku menghubungimu berkali-kali. Namun, sepertinya ponselmu mati," terangnya dengan suara parau. "Aku minta maaf. Aku lupa mengisi daya!" tutur wanita yang merasa sangat bersalah itu. "Ayo, Rey ..., aku antar ke dokter!" Pria yang terbaring diatas ranjang menggelengkan kep
Baca selengkapnya

Bab. 58 Clara Melahirkan

"Wangi parfum wanita? Tapi, Parfum siapa?" Clara membawa baju kerja Alvian ke dalam kamar. Kemudian, melemparnya ke badan lelaki yang tengah tidur terlentang. Clara benar-benar sudah tidak bisa meredam emosinya."Apa-apaan kamu, hah?" Alvian terperanjat saat baju yang dilempar Clara mendarat di dadanya."Parfum siapa itu, Mas? Jawab!" sentak Clara. "Apa maksudmu?" "Kamu membohongiku! Baju itu, bau parfum wanita! Siapa dia, Mas?!" Clara mulai histeris. Ia benar-benar tak menyangka Alvian akan tega membohonginya. "Jangan mencari ribut! Aku lelah!" "Lelah kamu bilang? Aku lebih lelah!" "Sudahlah Clara!" Alvian mencoba menenangkan wanita yang tengah hamil besar itu. Kedua tangan mendarat di bahu Clara. "Dengar! Aku tidak melakukan hal yang diluar batas! Sudahlah! Percaya padaku!" Clara menghempaskan kedua tangan Alvian. "Tidak! Dulu, kamu membohongi Sofia saat berselingkuh denganku. Sekarang, bisa saja kamu membohongiku dan berselingkuh dengan wanita lain! Jawab, Mas! Kamu berseli
Baca selengkapnya

Bab. 59

Ambar memicingkan mata menatap wanita yang masuk paling akhir. Clara terus memandang dengan tatapan menyelidik. "Sofia ...?" Wanita bertubuh gemuk itu, kini terlihat sangat jauh berbeda. Ambar memindai mantan menantunya dari bawah hingga atas. Menatap tak percaya. Mengapa Sofia bisa berubah bentuk menjadi ramping bak boneka barbie?Clara menoleh pada Alvian. Lelaki itu menundukkan kepalanya. Tak berani menatap sang istri. "Heh, mau apa kamu kesini?!" bisik Ambar pada Sofia, menatap sinis. "Aku hanya menjenguk istri rekan kerjaku yang telah melahirkan," Sofia tersenyum miring seraya mendelikan mata. "Apa? kalian bekerja di satu perusahaan yang sama?" tanya Ambar tak percaya. "Betul, Bu. Kami bekerja di PT Indo Jaya Tbk!" terang Ibu Personalia yang berdiri di samping Sofia. Suasana tiba-tiba saja menjadi kaku. Sofia melangkah maju mendekati Clara."Selamat atas kelahiran putrinya ya, Bu Clara dan Pak Alvian. Semoga menjadi anak yang soleha," ucap Sofia. Senyum yang tersungging d
Baca selengkapnya

Bab. 60

Matahari pagi mengintip di celah dinding transparan. Sofia menggeliat di balik selimut. Hari ini adalah hari sabtu. Saatnya ia menikmati hari santainya di rumah. "Pagi, Sayang!" sapa pria tampan yang tengah duduk di ruang televisi. "Jangan panggil aku dengan sebutan itu!" jawabnya dengan wajah masam. Wanita yang masih mengenakan piyama itu menjatuhkan bokongnya di atas sofa di sebelah Reyfaldi. Manik kecoklatan menatap layar televisi yang meliput tentang hobi tanaman hias. Sejak kecil, Sofia gemar menanam tanaman bersama Almarhumah Ibunya. Tanaman kesukaan sang ibu adalah anggrek. "Waaah ..., cantik-cantik ya bunganya! Dulu Almarhum ibuku punya banyak sekali tanaman anggrek." "Kamu suka, Sayang?" Sofia mengangguk cepat seraya tersenyum. "Apakah kamu ingin mencoba merawatnya?""Memangnya boleh?" "Tentu saja, Sayang. Masih banyak space di halaman depan dan belakang. Kamu bisa menanamnya di sana!" "Benarkah?" Reyfaldi mengangguk pelan. "Dimana kita bisa membeli tanamannya?" "Di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status