All Chapters of Wanita Gendut, Dicerai Suami Dinikahi CEO Tampan: Chapter 71 - Chapter 80

114 Chapters

Bab. 71

Di dalam mobil milik Alvian. Drama keributan itu terjadi. Clara benar-benar sudah tidak dapat membendung amarahnya. "Tidak! Kamu tidak boleh melakukannya! Pokoknya tidak!" Wanita yang baru menjadi seorang ibu itu menangis semakin tak terkendali. Tangannya memukul-mukul bahu Alvian yang tengah menggendong Elza. Ia benar-benar tak terima jika Alvian sampai menceraikannya. "Dulu, kamu bilang menyesal telah menikahi dia karena mandul dan tidak bisa memberimu keturunan," tunjuknya pada Sofia. "Sekarang, Aku sudah memberimu anak, lalu apalagi kurangnya aku, hah?!" teriak Clara. "Kamu berubah. Mudah marah dan menjadi tidak menarik!" "Apa kamu bilang? Aku marah pasti ada penyebabnya! Dan, jika saat ini aku tidak terlihat menarik, itu semua gara-gara aku melahirkan anakmu!" maki Clara."Sudahlah .... Lebih baik kalian selesaikan dulu masalah ini berdua. Aku akan kembali ke rumah memakai taxi online," ucap Sofia dengan santai. "Tidak! Aku akan mengantarkanmu!" sanggah Alvian. "Biarkan di
Read more

Bab. 72

Setelah perbincangan untuk menghancurkan Alvian selesai. Reyfaldi memacu mobilnya menerobos kemacetan kota Jakarta. "Sudah makan, Sayang?" Saking bahagianya karena telah berhasil membuat Alvian dan Clara berseteru. Sofia sampai lupa jika perutnya sedari siang belum diisi. "Belum! Mengapa setelah kamu bertanya baru terasa lapar, ya?!" Sofia terkekeh. Pria yang duduk di balik kemudi itu tertawa pelan. "Kalau begitu, bagaimana kalau kita mampir makan di resto?" "Eum ... tapi-, sepertinya masakan Mbok Nah lebih lezat jika dibanding resto." "Kalau begitu, kita makan dirumah saja, ya!" Sofia mengangguk pelan. Sementara, satu tangan Reyfaldi sibuk menggenggam ponselnya. Mencari nama Mbok Nah di layar ponsel. "Hallo, Mbok!" "Ya, Tuan. Ada apa?""Tolong siapkan makan untuk kami. Sebentar lagi, kami akan pulang dan makan malam di rumah!" perintah Reyfaldi diiringi dengan menutup sambungan teleponnya. Tak butuh waktu lama. Kini, mobil yang dikemudikan Reyfaldi sudah terparkir di halama
Read more

Bab. 73

Sofia terbaring tampak pasrah di atas ranjang. Malam ini, dirinya akan menyerahkan seluruh hidup dan cintanya hanya untuk Reyfaldi. Yaitu, suami pura-pura yang telah menikahinya secara sah dimata hukum dan juga agama. "Rey ..., mau apa kamu?" tanya Sofia ketika Reyfaldi hendak melepas pakaianya. "Memangnya ada yang bercocok tanam tanpa melepas celananya?" sahut pria yang terlihat sudah tidak sabar. Pakaian yang ada di genggaman tangan Reyfaldi, kini sudah tergeletak di lantai. Entah itu miliknya atau milik Sofia. Mereka sudah tidak peduli helayan itu mendarat di sebelah mana. Keduanya hanya fokus pada permainan di atas ranjang. "Ash ..., pelan-pelan Rey!" Keluh Sofia lirih. Pria yang baru pertama kali melakukan itu, merasa sangat bersemangat. Dengan tempo yang cepat, membuat permainannya menjadi tidak tahan lama. "Shh, Sayang ...," Reyfaldi mendesis seraya memejamkan mata. Tak berselang lama, lenguhan panjang lolos dari bibirnya. Diiringi dengan semburan yang terasa hangat di
Read more

Bab. 74

Di sebuah kamar dengan nyala lampu temaram. Sofia menggeliat manja dalam dekapan pria tampan dan perkasa. Mata hazelnya sedikit terbuka. Menengok jam dinding yang tergantung di tembok kamar. Jam menunjukan pukul 7 pagi. Sofia terperanjat. Pasalnya, ia harus segera pergi ke kantor untuk menyiapkan meeting jam 9. Baru saja dirinya bergerak akan duduk. Lengan pria yang terasa sedikit berotot itu langsung mempererat dekapannya. Karena kondisinya yang baru saja bangun tidur, sehingga darah belum mengalir sempurna menuju otak. Sofia hampir lupa, jika semalam ia telah melakukan pertempuran hebat bersama Reyfaldi. Sofia menoleh, membelai rambut Reyfaldi dengan lembut. Kemudian, mengecup pipinya dengan mesra. "Rey ..., Sayang ..., ayo bangun!" bisiknya dengan suara khas bangun tidur. Mendapat perlakuan yang romantis. Pria tampan tanpa busana itu bukannya bangun, ia malah mempererat pelukannya lalu naik ke atas tubuh Sofia. Menindih dan menciumi leher jenjang wanita itu. "Ash Sayang, geli!
Read more

Bab. 75

Dari dalam mobil, Sofia mengedarkan pandang. Memastikan jika saat ini tidak ada karyawan yang sedang berada di sana. Setelah dirasa yakin. Ia membuka pintu mobil kemudian turun dengan mengendap-endap. Ia sangat hati-hati agar tidak ada satu orang pun yang melihatnya. Setelah menurunkan Sofia di sana. Mobil Reyfaldi berputar arah, melaju menuju pintu lobi. Namun, setelah beberapa saat Sofia turun dan berjalan. Sesorang mendaratkan tangan di bahunya. "Hai ..., mengapa kamu turun dari mobil Reyfaldi?" tanya seseorang bersuara bariton. Deg!! Mendengar itu. Sofia langsung mengehentikan langkahnya. Padahal, sebelumnya ia sangat yakin kalau tadi, di sana, tidak ada satu orang pun. Tapi, diluar dugaan, ternyata ada orang yang melihatnya. Wanita yang berdebar itu menoleh perlahan. "Mas ...?" tatapnya sembari memamerkan deretan gigi putih. "Sedang apa kamu disini?" tambahnya lagi. "Kamu belum menjawab pertanyaanku, mengapa tadi kamu datang bersama pria sombong itu?!" "Hah, pria sombong? O
Read more

Bab. 76

Dari dalam mobil, Sofia mengedarkan pandang. Gedung tinggi yang saat ini berada di hadapannya merupakan sebuah hotel berbintang lima. Ia tak menyangka jika Reyfaldi akan membawanya ke tempat tersebut. Ia pikir, Reyfaldi akan membawanya pulang ke rumah. Mobil sport berwarna hitam kini telah terparkir di area basement. Tak langsung turun, Reyfaldi membuka jas beserta dasi yang melingkar di lehernya, hingga menyisakan kemeja putih yang ia kenakan.Dengan santai, pria itu menggulung lengan kemeja hingga sebatas sikut. Tangannya meraih topi hitam andalan yang tergeletak di kursi belakang. Kemudian, menyimpannya di pucuk kepala. "Mau apa kamu membawaku ke sini?" ujar Sofia keheranan. Pria yang masih menggebu itu melempar senyum tipis. Mendekatkan bibirnya pada telinga Sofia."Saya ingin suasana yang berbeda, Sayang!" Sentuhan bibir itu mengenai kulit telinga, sehingga membuat bulu kuduk Sofia berdiri seketika. "Reeey ..., tadi pagi kan sudah. Masa sekarang mau lagi?" rengek Sofia yang
Read more

Bab. 77

"Mas ..., Dokter mengatakan kalau Elza sudah membaik. Kemungkinan besok ia sudah boleh pulang." terang Clara dengan mata berbinar. Alvian menatap sang istri dengan ekspresi datar. "Baguslah!" Melihat itu, Clara menjadi bertanya-tanya. Apakah kabar tersebut bukanlah kabar yang membahagiakan untuk Alvian, sehingga tak ada raut kebahagiaan di wajahnya. "Kamu itu kenapa sih, Mas? Mendengar anak kita sudah bisa pulang bukanya senang, kamu malah terlihat biasa saja." "Aku itu pusing! Memikirkan tagihan rumah sakit yang cukup besar!" bisiknya penuh penekanan. "Sudah! Kamu jangan banyak bicara. Aku pusing!" tambahnya lagi. Tak ingin memperparah keadaan. Wanita yang masih berdiri di depan ruang NICU itu terdiam. Yang terpenting untuknya saat ini adalah Elza sehat dan bisa kembali ke rumah. Keesokan harinya, Elza sudah diperbolehkan pulang. Clara mengabarkan pada Alvian jika dirinya bersama Ambar sedang berada di rumah sakit. Menunggu Alvian melunasi tagihannya, agar Elza bisa segera pul
Read more

Bab. 78

Di dalam ruang apartemen yang tidak terlalu luas itu. Ambar mengajak Alvian dan Clara berbincang. "Aku ingin berpisah dengan Clara, Bu! Aku sudah tidak mencintainya." "Apa?!" Ambar terbelalak. Ia benar-benar tak menyangka jika Alvian berpikir demikian. Mendengar itu, Clara merekatkan kepalan tangannya. Darah seolah tiba-tiba naik membuat wajahnya menjadi merah padam. "Mas ..., mengapa kamu berkata begitu?! Aku sudah memberikanmu keturunan. Lantas apa kurangnya aku, Mas?" matanya mulai berkaca-kaca. "Apa semua ini karena Sofia? Kamu ingin kembali padanya, hah?!" "Apa?! Sofia?" Ambar menatap Alvian dengan tatapan menyelidik. "Jawab! apakah benar yang dikatakan Clara? Jawab!!" Teriak ambar. Alvian terdiam, walaupun dirinya berkata "iya" tapi, dari pihak Sofia belum ada kejelasan. Apakah Sofia bersedia kembali bersamanya atau akan menolaknya. "Jawab!" Sekali lagi Ambar berteriak. "Saya memang ingin kembali padanya, Bu! Tapi, kami belum ada kesepakatan apapun!" jawab Alvian tanpa r
Read more

Bab. 79

Suara tangisan bayi terdengar memekakan telinga. Alvian yang sedang tidur di dalam kamarnya mendadak bangun. Menggerutu karena merasa terganggu. "Cepat susui Elza! Berisik sekali," sentaknya pada Clara. "Kamu itu kenapa sih, Mas? Mengapa harus emosi pada Elza. Dia itu anakmu! Dia tidak pernah meminta untuk dilahirkan ke dunia. Justru, kamulah yang menginginkannya!" teriak Clara. "Aaah sudah, sudah! Kepalaku pusing!" Alvian beranjak dari ranjang, berjalan, berpindah tempat. Merebahkan tubuhnya di atas sofa ruang televisi. Melanjutkan tidurnya di sana. Clara menggelengkan kepala. Ia benar-benar tak habis pikir dengan sikap Alvian. Andai saja tidak ada Elza di hidupnya. Sepertinya ia tidak akan berpikir dua kali untuk meninggalkan lelaki buruk seperti Alvian. ***Matahari mulai mengintip di balik dinding kaca. Di dalam kamar benuansa minimalis namun mewah, Sofia membuka mata perlahan. Menggeliat manja dalam pelukan Reyfaldi. "Rey ..., Sayang ..., hari ini kita harus ke kantor!" bis
Read more

Bab. 80

Sofia merasa harus segera menghentikan permainan yang telah ia ciptakan sendiri. Sore itu ia memutuskan untuk pergi bersama Alvian membicarakan tentang hubungannya dengan lelaki brengs*k itu. Reyfaldi menatap tajam Alvian yang berada di dalam mobil. Sebenarnya, ia merasa khawatir ketika mengetahui Sofia pergi bersama Alvian. Tentu saja bukan karena cemburu, tetapi karena ia takut Alvian akan berbuat jahat pada wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya. "Mengapa si sombong itu menatap kita?" gerutu Alvian. "Entahlah! Sebaiknya kita pergi!" ujar Sofia seraya melajukan Mobilnya. Mobil sedan putih itu melewati Reyfaldi begitu saja. Sengaja Sofia bersikap acuh tak acuh ketika melintas di hadapannya. "Maafkan aku, Sayang! Aku akan segera menghubungimu!" ucap Sofia dalam hati. Reyfaldi mengernyitkan dahi. Eko langsung mendekatkan tubuhnya pada Bosnya. "Maaf, Tuan. Apakah anda ingin saya mengikutinya?" bisiknya. Pria yang masih menatap arah laju mobil Sofia itu langsung mengangkat te
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status