Semua Bab Wanita Gendut, Dicerai Suami Dinikahi CEO Tampan: Bab 61 - Bab 70

114 Bab

Bab. 61

Ditengah kemacetan kota jakarta. Sofia menoleh memandang dengan intens pria yang duduk di sebelahnya. Wajah tampan, hidung mancung, berkacamata hitam branded. Menatap lurus ke depan. Satu tangan memegang kemudi, sememtara tangan lainya menggenggam tangan Sofia. Wanita yang hatinya mulai goyah itu, membiarkan Reyfaldi menangkup tangannya. Sesekali tangan itu berpindah pada tuas transmisi mobil. "Sudah sejauh mana pembalasanmu pada lelaki itu?" Reyfaldi tiba-tiba bertanya hal yang tak terduga. Sofia mengerjap mengalihkan pandangannya ke depan. "Terakhir, dia membelikanku beberapa pakaian. Rencananya, akan ku buat uangnya habis. Supaya, dia ribut dengan si jalang itu!" terang Sofia tersenyum miring."Setelah itu, apa yang akan kamu lakukan?" "Membuatnya bertekuk lutut memohon kembali padaku!" "Lantas, apakah kamu akan menerimanya kembali?" "Tentu saja tidak! Aku akan menolaknya! Aku bukanlah wanita yang dapat dimiliki dua kali, kecuali untuk balas dendam!" cetus Sofia.Mobil yang
Baca selengkapnya

Bab 62

Dibalik selimut putih tebal, Sofia membiarkan tubuh indahnya di peluk oleh pria yang sebenarnya sudah berstatus suami. Sofia berbalik badan. Membalas pelukan Reyfaldi. Apakah ini pertanda dia akan segera menyerahkan diri? Reyfaldi melepaskan topi hitam yang selalu menempel di pucuk kepalanya jika dirinya berpergian yang bukan merupakan urusan pekerjaan. Menyimpannya di atas meja nakas. Mematikan lampu utama, kemudian menghidupkan lampu tidur. "Tidur, Sayang!" bisik pria tampan itu. Lengan yang sedikit berotot itu menjadi bantal tidur Sofia. Kedua lengannya memeluk erat tubuh atletis hingga seluruh tubuh saling menempel. Reyfaldi mendaratkan bibirnya di kening Sofia. Di dalam kamar presidental suite, yaitu kamar termahal yang ada di hotel tersebut. Sofia memejamkan matanya. Sementara, Reyfaldi memutar film bergenre romance kesukaannya. Adegan romantis di dalam film tersebut malah membuat h4sratnya sebagai laki-laki muncul begitu saja. Ditambah dengan adanya wanita yang saat ini tid
Baca selengkapnya

Bab. 63

"I love you, Sofia!" Wanita yang tertindih tubuh atletis itu menggeliat manja. Reyfaldi menghela napas panjang. Kemudian, menjatuhkan tubuhnya ke samping dan terlentang. "Kamu benar-benar keterlaluan, Sayang! Selalu saja menguji kesabaranku!" ucapnya dengan masam. Sofia menoleh ke sebelahnya. Menatap penuh rasa bersalah. Pria yang menahan gejolaknya itu beranjak dari posisi terlentang. "Mari kita bersiap untuk pulang," ajak Reyfaldi. "Loh ... mengapa terburu-buru?" "Apa kamu belum puas menyiksaku, Sayang?" Wanita yang masih terlentang terlihat pasrah itu kemudian duduk. Tersenyum pada Reyfaldi. Namun. Pria itu mendelikan matanya. Mengubah arah pandang."Kamu marah, Rey ...?" "Saya tidak marah," Reyfaldi berdiri menghadap dinding kaca. Menatap pemandangan pegunungan. "Sudahlah ..., kamu tidak akan mengerti bagaimana rasanya ketika lelaki menahan hasratnya!" "Maaf, Rey ...," ucap Sofia sendu."Berapa hari lagi tamu bulananmu itu pergi?" tanyanya dingin."Sekitar 5 hari!" "Baik
Baca selengkapnya

Bab. 64

"Percayalah, Sayang!" Wanita yang duduk di atas batu itu merasa kedinginan. Kedua kaki menekuk dan memeluk lututnya. Tubuhnya terlihat gemetaran. Wajahnya pun pucat. Reyfaldi yang semula duduk di samping beringsut mundur. Memeluk Sofia dari arah belakang. "Rey ...!" "Iya, Sayang ...," "Sebaiknya kamu jangan berharap banyak padaku!""Apa maksudmu?" "Aku dan Alvian menikah selama lima tahun. Tapi, hingga sampai kami berpisah, aku belum juga hamil. Aku tidak bisa memberinya keturunan! Bagaimana jika denganmu juga aku tidak bisa memberikannya." Reyfaldi tersenyum. "Kita bisa mencoba program bayi tabung atau sejenisnya. Jika tidak berhasil di Indonesia, kita bisa mencobanya di luar negri. Yang penting kita berusaha!" "Jika tetap gagal?" Reyfaldi terdiam beberapa saat sebelum akhirnya memeluk Sofia lebih erat."Jika berbagai cara sudah kita lakukan, namun Tuhan belum memberikannya. Mungkin, pilihan terakhir adalah mengadopsi anak!" Mendengar itu, Sofia menoleh. Membalikan tubuhnya
Baca selengkapnya

Bab. 65

Kedua kening saling menempel setelah tautan bibir terlepas. Reyfaldi menatap bibir basah milik Sofia seraya mengatur napas. Sementara, satu tangan melingkar di pinggangnya."Sayang ..., aku sangat mencintaimu!" Sofia bergerak tak nyaman. "Ayo, Rey .... Kita bisa kemalaman tiba di rumah.""Tidak ingin membalas kata-kataku?" Menatap dalam. Wanita yang duduk bersandar di kursi mobil itu terdiam. Reyfaldi merasa sedikit kesal karena Sofia tidak membalas cintanya. Reyfaldi memberi jarak, menjauhkan tubuhnya dari Sofia. Pria tampan itu menyalakan mesin. Melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Tidak ada yang memulai perbincangan di sana. Reyfaldi fokus menyetir menatap lurus ke depan. Sementara Sofia tertidur di sebelahnya. Sesekali, ketika mobilnya terhenti di trafic light. Reyfaldi menoleh ke arah Sofia. Memandanginya tanpa mengerjap. Entah mengapa sebabnya, ia sangat mencintai dan menyayangi wanita itu."Sayang, saya berjanji tidak akan menyia-nyiakanmu!" gumamnya dalam hati. Kin
Baca selengkapnya

Bab. 66

Sofia terdiam. Otaknya sibuk mencari alasan agar Alvian tidak datang mengunjunginya. Namun, ia tak mendapatkan alasan yang benar-benar masuk akal. "Tidak usah khawatir, Mas. Nanti siang juga sembuh. Aku hanya butuh istirahat saja!" "Baiklah ..., jika terjadi sesuatu. Segera hubungi aku!" Sofia membanting pelan benda pipih yang ia genggam ke atas kasur setelah menutup sambungan teleponnya. Tak sedikit pun dirinya merasa tersanjung oleh perhatian yang diberikan Alvian. Wanita yang masih merasa ngantuk itu menarik selimutnya sembari meringkuk di atas ranjang. Ia berniat untuk melanjutkan tidurnya. Namun, ketika matanya hampir terpejam. Pintu kamarnya diketuk oleh seseorang. "Siapa ...," seru Sofia. Tak mendapat jawaban dari pengetuk pintu. Sofia bangkit dari tidurnya. Berjalan membukakan pintu kamar. "Pagi, Sayang!" Wanita berpenampilan kusut, bermuka bantal itu langsung terbelalak. Segera ia menutup pintu dan menguncinya. "Sayang ..., mengapa malah ditutup?" teriak Reyfaldi sam
Baca selengkapnya

Bab. 67

Di halaman depan kantor, Sofia berdiri menatap dengan kagum perusahaan milik Reyfaldi. Sama sekali tak menyangka jika pria yang dianggapnya aneh dan misterius itu adalah pria yang sangat luar biasa. Seorang pria muncul dari balik pintu otomatis berjalan dengan gagah menghampiri Sofia yang sedang termangau. "Sayang ...," sapa pria bersetelan jas silver. "Hai, Rey! perusahaanmu ternyata besar juga," ujar Sofia terkesima."Masih lebih besar milik Kakek Edward," jawab Reyfaldi tersenyum malu. "Oya ..., mengapa kamu tidak memberitahuku sebelumnya jika akan pergi ke sini?" Tanya Sofia memukul dada Reyfaldi dengan manja. "Bagaimana saya bisa memberitahumu. Kamu malah menutup pintu lalu menguncinya!" Wanita berambut panjang itu tersenyum, menggaruk kepalanya yang tidak gatal. ia benar-benar malu dan tidak ingin terlihat jelek sedikit pun di hadapan Reyfaldi. CEO tampan itu mengajak Sofia masuk ke dalam ruangannya. Terlihat kantor yang begitu ekslusif. Tak kalah mewah dengan ruangan yang
Baca selengkapnya

Bab. 68

Di ruang televisi, Clara masih menimang Elza. Matanya terbelalak setelah dirinya melihat histori panggilan di aplikasi hijau. "Ternyata, selama ini diam-diam Mas Alvian masih sering menghubungi Sofia," gumamnya dalam hati. Lelaki yang berbalut handuk sebatas pusar itu keluar dari kamar mandi. Kemudian, menoleh ke arah Clara yang memasang raut marah."Mengapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Alvian ketus. Clara meraih ponsel milik Alvian yang tergeletak di atas meja. "Jelaskan apa ini, Mas? Jadi, selama ini kamu masih sering berhubungan dengan Sofia?!"Alvian menatap tajam. Ia sama sekali tidak suka jika Clara memeriksa benda pribadinya. Lelaki itu melangkah mendekati Clara, merampas ponsel yang ada di dalam genggaman wanita itu. "Lancang sekali kamu membuka ponselku!" teriak Alvian. Mendengar suara keras. Bayi yang ada di dalam gendongan Clara tiba-tiba menangis histeris. Wanita itu sibuk menimang menenangkan sang anak. Sementara, Alvian tidak peduli dengan tangisan bayinya. "
Baca selengkapnya

Bab. 69

Sore menjelang malam, pria yang seharian beraktivitas di perusahaan miliknya itu membersihkan diri di bawah siraman air shower. Setelah selesai, ia mengeringkan tubuh Atletis menggunakan handuk, lalu membalutkannya sebatas pusar. Mengetahui Sofia sudah berada di dalam kamar. Reyfaldi tak peduli dengan tampilannya yang baru saja keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk berukuran mini. "Rey ...," Sofia menutup kedua mata menggunakan telapak tangan ketika melihat pemandangan dada bidang dan otot perut bagai roti sobek yang siap untuk di santap. Tak hanya itu, ia langsung berbalik badan tak ingin melihat bentuk tubuh Reyfaldi yang sangat menggoda. "Mengapa menutup mata dan berbalik?" "A- aku ..., Eum ...." Sentuhan tangan yang terasa dingin menyegarkan, mendarat di kedua sisi lengan atas Sofia. Pria yang berdiri di balik tubuh Sofia itu tersenyum seraya mencium tengkuk, membuat Sofia langsung merinding. "Diam, Rey! Lekas pakai pakaianmu!" Sofia mengedik, melangkah menjauh da
Baca selengkapnya

Bab. 70

Di dalam suatu ruangan yang terlihat eksklusif. Seorang pria tampan dan juga berwibawa duduk di kursi kejaannya. Balutan jas berwarna hitam pekat dipadu dengan dasi berwarna abu-abu mix hitam bermotif salur miring. Di hadapannya, duduk barisan para staff yang tengah menyimak arahan dari sang CEO. Semua mata tertuju padanya. Memfokuskan pikiran agar tidak ada kesalahan dalam tindakan kerja. Kecuali, Sofia. Wanita yang tengah memandang intens itu menjadi tidak fokus karena membayangkan sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. "Nanti malam, apakah aku sanggup melayaninya?" ucapnya dalam hati. "Tapi, jika tidak menurutinya. Aku akan berdosa," lanjutnya lagi. Pasalnya, saat ini tamu bulanannya telah selesai. Ia menjadi tidak memiliki alasan lagi untuk menolak Reyfaldi. Ditambah, perasaanya yang semakin hari semakin tumbuh, dan ia pun telah yakin bahwa pria yang berbeda dengan pria kebanyakan itu tidak akan pernah menyakitinya. Reyfaldi memerintahkan seluruh staff untuk meny
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status