Zea terduduk melamun di kamarnya. Pertemuan singkatnya dengan Zayyan tadi benar-benar membuat hatinya seketika goyah. Kembali pada lelaki itu? Ah, rasanya tak pernah terbayangkan dalam hidup Zea. Bahkan tujuan dia datang ke Indonesia bukanlah untuk membuat hubungan mereka kembali, dia benar-benar hanya ingin bertemu sang ayah minta maaf pada lelaki yang sudah dia tinggalkan tersebut. "Ayah, aku harus bagaimana?" Jika berbicara tentang perasaan, tentu Zea senang jika akhirnya bisa menikah dengan Zayyan. Namun, lagi-lagi tak ada egois yang bisa dia simpan. Halangannya masih tetap sama yaitu Zevanya. Sang kakak, masih seperti dulu mengancam dan terus mengancam dirinya. Jika dulu, Zea terkesan tak peduli walau akhirnya tetap pergi. Namun, berbeda dengan Sekarang. Ada anak-anak yang harus dia lindungi. Apalagi Zea tahu seberapa nekad sang kakak jika menginginkan sesuatu yang benar-benar dia incar. "Aku takut, Ayah," ucapnya. Zea pejamkan mata sejenak. "Aku mencintai lelaki itu. Tapi, ba
Read more