"Hai putri kecilnya Papa," sapa Zavier tersenyum pada Ziva seraya tersenyum hangat. "Mau makan?" tanyanya duduk di samping ranjang gadis kecil itu. "Mommy di mana, Pa?" Gadis itu celingak-celinguk mencari sang Ibu"Mommy pulang sebentar Sayang," jawab Zavier. "Ayah di mana?" Gerra tak melihat Sean biasanya, Ayahnya itu selalu ada."Ayah sedang ada urusan sebentar." Zavier tersenyum hangat. Gadis kecil ini memang cerewet. "Ziva, makan yuk, Nak!" ajak Zavier"Pa, Ziva ingin ketemu daddy. ziva penasalan Daddy seperli apa orangnya. Kata kak Zean, daddy olang baik," pinta Ziva. Dia memang belum pernah berbicara sedekat mungkin dengan Zayyan. Waktu terlalu singkat, hingga tak ada waktu untuk sekedar berbagi cerita. Zavier menghela napas panjang lalu memaksakan senyumnya. Ikatan batin antara ayah dan anak tidak bisa dihilangkan."Tapi–""Papa, jangan bilang pada mommy. Nanti mommy sedih lagi. Ziva hanya ingin beltemu daddy. Ziva ingin makan disuapin daddy, Pa," pintanya dengan mata berkac
Read more