Semua Bab Kehamilan yang Kusembunyikan: Bab 151 - Bab 160
611 Bab
Bab 151
Dalam keheningan itu, seorang pria yang memiliki sifat buruk membuka mulutnya, "Bu Sekretaris, kenapa mau pindah tempat? Kami dan Pak Candra adalah teman, apa ada sesuatu yang nggak boleh kami lihat? Tenang saja, meskipun kami nggak akan melihatnya, kami juga akan menutup mata kami."Mendengar ini, Alya mengerutkan keningnya.Dia menatap pria yang berbicara sembarangan tadi dengan tajam.Karena dia sudah lama bersama Rizki, aura yang memancar dari tubuh Alya pun makin lama makin mirip dengan RIzki.Jadi, begitu dia meliriknya, pria yang berbicara tadi pun seketika ketakutan. Pria itu terdiam dan menciut.Saat Alya mengalihkan pandangannya, orang itu pun baru tersadar.Sialan, kenapa dia barusan? Dia takut dengan gadis kecil ini? Sial, apa dia kerasukan?"Bu Alya, pindah tempat akan terlalu merepotkan. Kalau kamu nggak tahan dengan baunya, buka saja pintu ruangan ini supaya baunya menghilang. Bagaimana?" Saat berbicara, Candra tersenyum seperti seekor harimau.Di samping Candra terdapat
Baca selengkapnya
Bab 152
"Lagi pula kita ke sini untuk bersenang-senang, minumlah segelas."Di tengah tawa orang-orang itu, Alya menatap Candra dengan dingin. "Aku ke sini untuk bersenang-senang denganmu?"Senyum Candra perlahan memudar.Dulu, dia mungkin akan merasa takut karena Rizki. Namun akhir-akhir ini, dia telah mendengar beberapa rumor dan mulai memikirkan Alya lagi.Mengingat hal ini, Candra tersenyum. Dia mengangkat gelas itu dan mendekati Alya."Bu Alya, walaupun kamu ingin membicarakan pekerjaan, kamu nggak perlu seserius ini. Kamu bekerja dengan begitu keras, tapi apa yang kamu dapat? Dia membawa wanita lain ke dalam kantor, tepat di depanmu. Kalau seperti ini, kamu harus membuat rencana untuk dirimu sendiri, 'kan?"Alya merasa hari ini Candra sangat arogan dan kurang ajar, dia tidak menyangka pria ini juga telah mendapatkan informasi itu.Alya meliriknya dengan tatapan yang penuh kebencian, seakan-akan dia berkata, meskipun hubungannya dengan Rizki telah berakhir, Candra kira dirinya punya kesemp
Baca selengkapnya
Bab 153
Melihat wajah pucat pria itu, Alya menebak bahwa Candra mengingatnya."Bagaimana? Pak Candra nggak lupa dengan apa yang kamu katakan waktu itu, 'kan?"Seorang teman di sampingnya dengan penasaran bertanya, "Pak Candra, waktu itu kamu bilang apa?"Pikiran Candra agak kosong. Dia selalu mengira Alya meremehkan latar belakang keluarganya dan hanya ingin bergaul dengan seseorang yang lebih berpengaruh. Namun, dia tidak menyangka bahwa ternyata Alya mendengar perkataannya waktu itu.Memikirkan bagaimana perkataannya itu mungkin telah membuatnya kehilangan wanita cantik ini, Candra benar-benar ingin menampar dirinya sendiri."Bukan seperti itu!" Candra menggertakkan giginya. Dengan mata memerah, dia mencoba menjelaskan, "Perkataanku waktu itu, aku hanya sedang merasa senang jadi aku berkata omong kosong. Aku sama sekali nggak bermaksud untuk menyinggungmu."Jika dia memang hanya ingin main-main, dia tidak akan jauh-jauh pergi mencari Alya ke pemandian air panas begitu mendengar bahwa Alya ak
Baca selengkapnya
Bab 154
"Siapa tuan kalian?" tanya Alya.Orang itu tersenyum, masih mempertahankan sikapnya yang tadi. Akan tetapi, orang itu sama sekali tidak memberi tahu Alya siapa tuan mereka.Namun, setelah mengetahui bahwa mereka tidak akan melakukan kekerasan padanya, Alya akhirnya bisa menghela napas lega.Dia pun mengatupkan bibirnya dan tidak bergerak."Nona Alya, apa ada masalah?"Alya melihat Tiara yang berada di sampingnya. "Apa kalian bisa membiarkan dia pergi lebih dulu?"Pria kekar itu terdiam sejenak, lalu berkata sambil tersenyum, "Tentu saja bisa."Lagi pula, tuan mereka hanya meminta Alya, jadi mereka tidak peduli dengan orang lainnya.Jawaban ini membuat Alya tenang. Diizinkannya Tiara untuk pergi, menunjukkan bahwa orang-orang ini tidak berniat untuk melakukan hal buruk. Seharusnya mereka bukan musuh.Jika tidak, seharusnya mereka khawatir Tiara akan memanggil bantuan setelah pergi."Kak Alya, aku nggak mau pergi." Tiara memegang lengannya. "Aku akan menghadapi suka dan duka bersamamu."
Baca selengkapnya
Bab 155
Alya tidak menduga asistennya sepintar ini. Setelah keluar, gadis itu segera menelepon Rizki.Dalam situasi normal, Alya akan memuji kepintaran Tiara.Namun, saat ini dia dan Rizki sedang mengalami perang dingin. Jadi, Alya tidak bisa benar-benar memujinya.Selain itu mengingat karakter Rizki, bila pria itu mengetahui kejadian hari ini, dia mungkin akan dimarahi lagi.Memikirkan Rizki yang menegurnya dan berlagak seperti seorang kakak saja sudah membuat Alya sangat kesal.Biasanya pria akan memanjakan wanita yang disukainya, juga berbicara dengan lembut karena khawatir akan menakuti wanita tersebut. Akan tetapi, Rizki selalu sangat kasar padanya. Sikapnya persis seperti seorang kakak laki-laki.Karena alasan inilah, Alya merasa Rizki tidak menyukainya.Tepat ketika dia sedang melamun, terdengar suara langkah kaki di luar bersamaan dengan suara sapaan sang penjaga pintu."Tuan Irfan."Tuan Irfan?Irfan?Nama ini membuat Alya tertegun."Di mana dia?"Sebuah suara yang terdengar asing, te
Baca selengkapnya
Bab 156
Suara jernih pria itu pun terdengar. Di saat yang sama, samar-samar tercium bau tembakau yang segar.Alya berdiri dan memandang orang yang datang itu.Setelah 5 tahun, pria ini bukan lagi seorang remaja. Sekarang dia sudah memancarkan ketenangan dan ketajaman seorang pria muda, ujung alisnya yang agak terangkat menyembunyikan kecerdasannya.Dia memakai kemeja putih dan jas hitam yang rapi, lalu di atas dasinya yang berwarna terang, terdapat sebuah penjepit dasi berwarna abu-abu.Melihat penjepit dasi itu, raut wajah Alya agak berubah.Dia tidak menyangka bahwa setelah 5 tahun, Irfan masih menyimpan penjepit dasi itu.Mungkin Alya mengamatinya dengan terlalu intens, sehingga Irfan mengangkat alis, lalu tersenyum sambil berkata, "Kenapa? Kamu nggak mengenaliku, Gadis Kecil?"Siapa yang gadis kecil? Sebutan itu segera membuat Alya merasa terganggu.Dia agak kesal. "Siapa yang gadis kecil? Siapa yang memperbolehkanmu memanggilku begitu?"Melihat Alya yang menggembungkan pipinya karena mara
Baca selengkapnya
Bab 157
Dia memang sudah mempersiapkan mentalnya lebih dulu.Namun, ketika rahangnya benar-benar dipukul, Irfan tidak menyangka Rizki akan memukulnya dengan begitu kejam.Setelah memukul orang itu, Rizki tidak melihat seperti apa wajah orang itu.Dia langsung menarik pergelangan tangan Alya, lalu memosisikan wanita itu di belakangnya untuk melindunginya. Kemudian, dia menunduk dan menatapnya dengan tatapan menegur yang dingin.Alya tidak tahu harus berkata apa.Dengan ekspresi galak, Rizki seakan-akan sedang menanyakannya, apakah dia telah disihir atau memang bodoh? Apa dia tidak bisa mendorong orang yang memeluknya?"Ck." Irfan mengelap darah di ujung bibirnya. Dia tersenyum sambil melirik Rizki, lalu berkata, "Aku baru saja kembali dan kamu sudah memberiku hadiah sebesar ini, bukankah ini nggak terlalu baik, Rizki?"Suara yang tak asing itu membuat Rizki tertegun. Kemudian, barulah dia mengalihkan pandangannya dari wajah Alya ke Irfan.Pandangan kedua orang itu pun bertemu. Untuk beberapa sa
Baca selengkapnya
Bab 158
Rizki menjawabnya dengan dingin, "Sudah pergi.""Dia pergi sendirian?"Nada bicara Rizki terdengar tidak sabar. "Kalau nggak, apa dia harus terus menunggumu? Apa kamu tahu tempat apa ini?"Alya terdiam.Ini lagi, pria ini lagi-lagi mengomelinya seperti seorang kakak laki-laki.Selalu seperti ini!Alya melepaskan tangannya dan membalas dengan geram, "Tentu saja aku tahu tempat apa ini, tapi memangnya kenapa? Setelah aku pergi, untuk sementara waktu hanya Tiara yang bisa mengambil alih posisiku. Tentu saja aku harus menemaninya keluar untuk membicarakan kerja sama bisnis."Ekspresi di wajah Rizki masih tampak dingin. "Membicarakan kerja sama bisnis di tempat seperti ini?""Ya kalau nggak di mana?"Mendengar ini, Rizki mengerutkan keningnya. "Apa yang kamu bicarakan?"Mengingat pertemuannya dengan Candra malam ini, Alya masih cukup merasa kesal. Candra tidak menghormatinya karena Rizki membawa Hana ke perusahaan, mengakibatkan banyak rumor yang merugikannya muncul di perusahaan.Sekarang,
Baca selengkapnya
Bab 159
Dalam perjalanan pulang, mereka berdua sama sekali tidak berbicara.Raut wajah Rizki tampak suram. Tangannya mencengkeram setir dengan erat, kekuatannya seakan-akan ingin menghancurkan seluruh setir tersebut.Memikirkan apa yang dikatakan Alya sebelum menaiki mobil, Rizki merasa gelisah.Sebelumnya dia tidak pernah memikirkan pertanyaan tersebut. Sekarang setelah Alya membicarakannya, sepertinya dia dapat memahami sesuatu.Rizki melirik Alya.Sejak masuk ke mobil, wanita itu meringkuk seperti bola dan memejamkan matanya. Alya seolah-olah menutupi dirinya dari seluruh dunia dan hanya menyisakan dirinya sendiri.Setelah sekian lama hidup bersama wanita ini, bagaimana mungkin Rizki tidak mengerti betapa kerasnya Alya telah bekerja, serta seberapa inginnya Alya membuktikan diri?Namun, hari ini Alya malah mengalami kemunduran.Dalam perjalanan ke bar, Rizki mendengarkan penjelasan Tiara mengenai apa yang terjadi hari ini. Namun akhirnya, Tiara ragu untuk melanjutkan penjelasannya.Karena R
Baca selengkapnya
Bab 160
Wulan memang belum tidur. Setelah melihat bahwa Alya selamat, dia pun menghela napas lega."Syukurlah kamu nggak apa-apa."Wulan memegang tangan Alya dan menepuk-nepuknya dengan lembut. Dengan tulus dia berkata, "Aku nggak tahu apakah operasiku akan berhasil atau nggak, kalau nggak, aku mungkin nggak akan punya kesempatan untuk melihat kalian lagi. Aku sudah tua, aku juga nggak punya permintaan spesial, aku hanya berharap kalian anak muda dapat terus hidup dengan aman dan nyaman."Mendengar perkataan sang nenek, raut wajah Alya berubah."Nenek, apa yang kamu bicarakan? Operasinya pasti akan sukses, kamu akan bersama dengan kami untuk waktu yang sangat lama! Mulai sekarang, Nenek nggak boleh bicara pesimis seperti ini lagi. Kalau nggak, aku akan marah."Wulan menyadari perubahan nada bicara dan ekspresi Alya, dia pun tak bisa menahan senyumnya."Aku tahu kamu memedulikanku. Oke, oke, Nenek akan berusaha untuk baik-baik saja." Setelah mengatakan itu, dia mencolek pipi Alya yang menggembu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
62
DMCA.com Protection Status