Semua Bab Kehamilan yang Kusembunyikan: Bab 141 - Bab 150
605 Bab
Bab 141
Rizki!Kenapa dia ada di sini?Alya benar-benar hampir berteriak.Bukankah dia sedang pergi untuk menangani pekerjaan? Kenapa dia ada di ruang kerja di rumah? Selain itu, dia sangat diam sampai-sampai Alya tidak mendengar suaranya saat masuk.Bukankah barusan ... Alya mengucapkan kata "bayi"?Kemudian, Rizki masuk tepat pada saat itu, apakah dia mendengar kata kunci tersebut? Atau ....Wajah Alya pucat pasi. Dengan gelisah dia menatap Rizki, dia hanya bisa merapatkan bibirnya untuk tetap tenang.Rizki juga tidak menyangka Alya akan datang ke ruang kerja.Melihat ekspresi Alya yang memandangnya seperti melihat hantu, dia pun sedikit mengerutkan keningnya. Akhir-akhir ini, Alya bertingkah seperti seekor burung yang kaget. Wanita itu seperti sedang menyembunyikan sesuatu darinya.Rizki merapatkan bibir tipisnya dan sedikit menyipitkan mata. Tatapan tajamnya jatuh pada wajah pucat Alya."Barusan kamu bicara dengan siapa?"Alya tercengang.Mendengar pertanyaan ini, apakah artinya Rizki tida
Baca selengkapnya
Bab 142
Rizki mengangkat dagu Alya, pria itu berkata dengan suara dingin, "Memangnya kamu peduli?""Lucu sekali." Alya mengangkat bahunya. "Siapa yang peduli denganmu? Lakukan saja apa yang kamu mau."Rizki membentangkan tangannya pada Alya, wajahnya tidak memiliki ekspresi. "Baiklah, kalau begitu tunjukkan riwayat panggilanmu.""Rizki, apa kamu gila?" tanya Alya."Bukankah kamu bilang lakukan saja apa yang aku mau?""Aku bilang lakukan saja apa yang kamu mau, bukan lakukan saja apa yang mau kamu lakukan padaku. Apa kamu memiliki pemahaman membaca?""Apa? Bukankah kamu berbicara dengan Tiara? Kamu nggak bisa menunjukkan riwayat panggilanmu? Jangan-jangan, sebenarnya kamu berbicara dengan orang lain?"Alya terdiam."Apakah itu Kak Wisnu tersayangmu?" tanya Rizki lagi.Alya masih tidak mau menjawab.Alya mengerti kenapa Rizki ingin mengujinya dan bertingkah aneh.Pria itu hanya mendengarnya berbicara, tetapi sama sekali tidak mengerti maksud perkataannya. Jadi, saat Rizki melihat dirinya yang pa
Baca selengkapnya
Bab 143
Mulut kecil Alya berceloteh tanpa henti. Dengan setiap kata yang keluar dari mulutnya, Rizki menemukan dirinya tidak bisa menyangkal.Dia telah melihat kemampuan Alya berbicara.Awalnya saat Rizki membawa Alya ke tempat kerja untuk bernegosiasi, karena belum pernah menangani pekerjaan selevel ini dan masih muda, Alya pun sedikit mengalami demam panggung.Namun, makin sering Alya melakukannya, makin mahir pula dia. Begitu berbicara, dia dapat mengambil kendali seluruh situasi dengan logika dan pikiran yang cukup jelas.Setiap dia berbicara, dia dapat menjungkirbalikkan lawannya.Seperti saat ini, Alya menggunakan metode tersebut untuk menghadapi Rizki.Rizki pun menyadari bahwa dirinya tidak dapat mengucapkan sepatah kata pun.Hana memang datang ke rumah, juga mengenakan baju Alya.Melihat Rizki tidak berbicara, Alya tersenyum dingin. "Kenapa kamu diam? Rizki, lebih baik kamu sekarang berpikir, bagaimana kalau aku membawa pria lain ke rumah ini, lalu membiarkannya memakai bajumu?"Rizki
Baca selengkapnya
Bab 144
Yanto terdiam."Yah, aku sebenarnya juga hanya menebak. Pagi ini, sup ikan yang Bapak buat sangat enak. Saat aku menyajikannya pun, aku nggak mencium sedikit pun bau amis. Tapi begitu Nyonya mencium baunya, dia langsung muntah-muntah. Kakak iparku di rumah juga seperti itu saat hamil. Dia jauh lebih sensitif dibanding kami semua, dia sama sekali nggak bisa mencium bau daging dan ikan. Nggak hanya itu, selera makannya juga berubah drastis."Makin Yanto mendengarkannya, makin ketakutan pula dirinya.Dia merasa perkataan orang ini cukup masuk akal.Jika nyonyanya benar-benar hamil, maka dia harus membuat perubahan pada menu makanannya!Yanto pun segera melingkari poin penting ini....Alya memakan dua buah mochi dan beberapa kue sus, dia merasa puas dan menepuk-nepuk perutnya dengan lembut.Kenapa dulu dia tidak menyadari betapa enaknya makanan-makanan ini?Tampaknya, anak di perutnya ini cukup rakus.Alya mencolek perutnya dan berbisik dengan suara penuh kasih sayang, "Dasar makhluk keci
Baca selengkapnya
Bab 145
Perkataan Yanto barusan mengandung terlalu banyak informasi.Mendengar ini, Alya merasa sangat gelisah. Mungkinkah Yanto menyadari sesuatu dari kebiasaan makannya?Melihat wajah Alya yang tercengang, Yanto bingung dan menggosok-gosok tangannya, pria itu tersenyum dengan tulus."Selera makan Nyonya tiba-tiba berubah, jadi aku membuat beberapa perubahan sesuai dengan selera Nyonya. Kenapa, Nyonya? Apa ada masalah?"Selera makan berubah ....Jika orang lain mendengar perkataan ini, sepertinya akan muncul kecurigaan.Alya merapatkan bibirnya, dia menatap sang koki dengan sungguh-sungguh dan berkata dengan suara kecil, "Pak Yanto, dari mana selera makanku berubah? Aku hanya memakan beberapa cemilan pagi ini, itu saja."Yanto tertergun oleh perkataan Alya dan menggaruk-garuk kepalanya. Anehnya, dia merasa perkataan itu benar.Nyonyanya hanya makan beberapa cemilan, kenapa dia langsung merasa selera makan Alya berubah?Memikirkan ini, sang koki pun merasa sedikit malu. "Maafkan aku, Nyonya. M
Baca selengkapnya
Bab 146
Bukankah kemarin Alya bilang hubungan di antara dirinya dan Hana tidak jelas? Kenapa Alya ingin menelepon Hana untuk datang?Seketika, sebuah pikiran melintas di benak Rizki. Alya mungkin masih tidak mau kalah dan ingin membuat dirinya marah.Kemarin mereka berdua berdebat karena masalah ini dan mengalami perang dingin. Maka, hari ini Alya ingin menggunakan masalah ini untuk membalas dendam padanya.Memikirkan hal ini, Rizki dengan tak acuh berkata, "Untuk apa memanggilnya kemari?"Alya tidak menduga Rizki akan menghentikannya, dia agak terkejut. Lagi pula, situasi ini akan menguntungkan Rizki. Setelah mereka bercerai, pria itu pasti akan bersama dengan Hana.Saat itu, bila Hana dan Wulan telah membangun hubungan yang baik, Rizki tidak akan dimarahi separah itu."Dia dan Nenek cukup akrab, dia bisa membuat Nenek senang. Jadi, aku rasa, sebaiknya kita menelepon dan memintanya datang ke sini," jawab Alya.Rizki mengerutkan keningnya, suaranya sedingin es."Apa dia akan datang? Bukankah d
Baca selengkapnya
Bab 147
Saat Alya merasa dunia berputar-putar, hanya ada satu hal yang Alya pikirkan.Bukankah dia bilang akan menghitung sampai tiga? Di mana tiga?Dengan Rizki yang tinggi dan berkaki panjang, dalam sekejap mereka berdua sudah sampai di kamar.Tadinya Alya mengira bahwa setelah mereka sampai di kamar, Rizki akan menurunkannya. Akan tetapi setelah mereka masuk, pria itu tetap berdiri tegap."Turunkan aku," ucap Alya.Seolah-olah tidak mendengarnya, Rizki hanya menunduk dan menatap Alya."Mengenai Hana, aku akan menjelaskannya."Alya tampak bingung.Apa maksudnya? Menjelaskan apa?"Bukankah kamu bilang hubunganku dengan Hana nggak jelas? Jadi, mulai hari ini, dia nggak akan muncul di depanmu lagi, aku nggak akan mengizinkannya pergi ke perusahaan ataupun datang ke rumah, aku juga nggak akan membiarkannya memakai bajumu."Setelah mendengar sampai sini, Alya dapat merasakan jantungnya berdebar.Apa maksud Rizki dengan membicarakan hal ini?Tidak mengizinkan Hana pergi ke perusahaan ataupun datan
Baca selengkapnya
Bab 148
Sepertinya Rizki sangat mengetahui hal ini, barusan dia hanya lupa untuk sesaat. Mungkin harga dirinya sebagai seorang pria telah membuat pikirannya kabur.Lucunya, Alya masih punya harapan terhadap pria ini.Benar-benar lucu sekali.Seharusnya Alya sadar sejak dulu. Saat Hana kembali, saat pria itu menciumnya dengan mesra tetapi langsung pergi begitu ponselnya berbunyi, saat pria itu berbaring di sampingnya dan mengusulkan mereka untuk bercerai. Semua saat-saat itu.Seharusnya Alya sadar bahwa tidak ada lagi kesempatan untuk mereka berdua.Akhirnya, Alya mendorong Rizki dan kedua kakinya pun menyentuh lantai. Dia kembali ke kamarnya untuk istirahat, sementara Rizki tidak lagi mengikutinya.Anehnya pada hari itu, Hana sama sekali tidak menelepon ataupun mengirim pesan pada Alya. Wanita itu hanya diam.Karena Hana tidak mencari dirinya, Alya juga tidak akan mencari dia.Keesokan harinya.Wulan terus bersikeras berkata bahwa dirinya tidak perlu diurus. Wanita tua itu khawatir dirinya aka
Baca selengkapnya
Bab 149
Saat sedang merenung, suara sang penjual membuyarkan pikirannya."Nona, bubur dan roti susumu sudah siap."Mendengar ini, Alya tersadar dari lamunannya. Penjual tersebut sudah membungkus makanannya, Alya pun mengulurkan tangan untuk mengambilnya."Terima kasih. Aku sudah bayar, ya.""Oke, hati-hati di jalan. Silakan datang lagi."Dengan plastik di tangannya, Alya berbalik dan pergi.Di jalan, dia masih merasa ada orang yang mengawasinya. Begitu dia memasuki pintu perusahaan, rasa ditatap itu pun akhirnya menghilang.Apakah benar-benar ada orang di dalam mobil hitam tadi?Sebenarnya saat dia berjalan untuk kembali, dia sempat berpikir untuk menghampiri mobil tersebut dan mengecek. Ada atau tidaknya orang, dia hanya perlu ke sana dan melihatnya, 'kan?Namun, setelah dipikir-pikir, dia merasakan bulu kuduknya berdiri. Jadi, akhirnya dia tidak pergi.Apalagi, mobil itu berada di tempat parkir dan parkir di bawah langit siang. Seharusnya tidak ada orang di dalamnya.Alya menggosok-gosok mat
Baca selengkapnya
Bab 150
"Baik!" Tiara mendapatkan kembali kepercayaan dirinya berkat perkataan Alya.Ketika Alya menoleh, Tiara diam-diam memperhatikannya dari samping. Kak Alya .... benar-benar orang yang baik dan kompeten.Kapan dia bisa seperti Alya?Tempat pertemuannya adalah sebuah bar.Saat turun dari mobil, Alya melihat tempat hiburan di depannya dan mengerutkan kening."Siapa yang mengundang ke tempat ini?"Tiara tampak linglung. "Pe ... Perusahaan Utomo."Mendengar jawaban itu, Alya makin mengerutkan keningnya. "Bar adalah tempat yang ramai dan berisik, nggak cocok untuk berdiskusi. Apa kamu nggak mengatur tempatnya lagi dengan mereka?"Ditanyakan seperti ini oleh Alya, Tiara benar-benar menjadi linglung."Aku, aku nggak tahu. Aku kira tempat apa pun yang mereka tentukan di situlah tempat pertemuannya."Apalagi sebelum datang ke sini, Tiara juga tidak tahu bahwa tempat ini adalah bar. Sepertinya, pertemuan ini tidak begitu formal."Mulai sekarang, saat seseorang mengundangmu ke suatu tempat, kamu har
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
61
DMCA.com Protection Status