Share

Bab 155

Alya tidak menduga asistennya sepintar ini. Setelah keluar, gadis itu segera menelepon Rizki.

Dalam situasi normal, Alya akan memuji kepintaran Tiara.

Namun, saat ini dia dan Rizki sedang mengalami perang dingin. Jadi, Alya tidak bisa benar-benar memujinya.

Selain itu mengingat karakter Rizki, bila pria itu mengetahui kejadian hari ini, dia mungkin akan dimarahi lagi.

Memikirkan Rizki yang menegurnya dan berlagak seperti seorang kakak saja sudah membuat Alya sangat kesal.

Biasanya pria akan memanjakan wanita yang disukainya, juga berbicara dengan lembut karena khawatir akan menakuti wanita tersebut. Akan tetapi, Rizki selalu sangat kasar padanya. Sikapnya persis seperti seorang kakak laki-laki.

Karena alasan inilah, Alya merasa Rizki tidak menyukainya.

Tepat ketika dia sedang melamun, terdengar suara langkah kaki di luar bersamaan dengan suara sapaan sang penjaga pintu.

"Tuan Irfan."

Tuan Irfan?

Irfan?

Nama ini membuat Alya tertegun.

"Di mana dia?"

Sebuah suara yang terdengar asing, te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status