All Chapters of Sultan Dianggap Upik Abu: Chapter 61 - Chapter 70

102 Chapters

Bab. 61

Fatir memperhatikan kembali perempuan yang di maksud oleh Melinda."Bukan, namanya Linda. Ibunya adalah kakak dari bapak ku,"Melinda kembali menatap perempuan itu, tetap saja Melinda bersikukuh bahwa perempuan itu adalah Alika, perempuan yang mau di jodohkan dengan Yusuf."Memang dia tinggal dimana?" tanya Melinda masih penasaran."Di Jakarta sih, Mel. Dia juga tiba tadi pagi,""Jakarta? Apa bude mu juga tinggal di Jakarta?""Nggak, bude gak tinggal di Jakarta. Jadi gini ceritanya, waktu itu bude hidup kekurangan banget. Sampai-sampai dia nggak bisa nyekolahin Linda. Terus ada teman nya yang cerita jika ada sepasang suami istri sedang mencari anak angkat, karna mereka udah lama menikah namum belum di karuniai seorang anak. Jadi bude ku berinisiatif membawa Linda ke pasangan suami istri itu, dengan tangan terbuka mereka menerima kehadiran Linda di antara mereka. Bude juga yakin, Linda pasti hidup bahagia dan berkecukupan ikut dengan pasangan suami istri itu. Makanya bude langsung saja
Read more

Bab. 62

Kusuma mengajak anak dan istrinya pulang. Dia nampak sedang cemas. Keringat membanjiri tubuhnya."Ada apa, pak? Kenapa bapak seperti tidak tenang begitu?" tanya Marisha saat mereka tiba di rumah.Kusuma menggeleng lemah seraya memegangi dadanya yang terasa sakit, "Tidak apa, bu. Hanya saja tadi orang pabrik mengabari kalau pabrik kita yang di Jakarta kebakaran,""Hah? Kebakaran? Bagaimana bisa?" Marisha shock mendengar perkataan Kusuma. Begitu juga Melinda."B-bapak juga tidak.." Kusuma berucap terbata-bata seraya memegangi dadanya yang sesak dan berakhir tak sadarkan diri."Bapak!!!" teriak Marisha dan Melinda bersamaan.Wowo dan Sari langsung menghampiri majikan mereka."Wo siapkan mobil, pak Kusuma pingsan!" pekik Sari langsung mendorong tubuh Wowo.Wowo bingung harus berbuat apa karna sama-sama masih shock. Beruntung ada Fatir yang datang karna ingin mengantarkan ponsel milik Kusuma yang ketinggalan."Loh pak Kusuma kenapa?" tanya Fatir ikut panik melihat Kusuma tak sadarkan diri
Read more

Bab. 63

Seminggu sudah kepergian Kusuma. Melinda berniat pindah ke Jakarta untuk mengurus perusahaan pusat.Pagi ini rencana setelah sarapaan Melinda dan Marisha akan langsung berangkat ke Jakarta.Sari datang dari dapur sembari membawa sepiring ayam goreng."Bi Sari benaran tidak mau ikut ke Jakarta?" tanya Marisha memastikan."Iya, bu. Saya disini saja, biar bisa merawat makam bapaknya anak-anak," sahut Sari."Yah padahal aku ingin bi Sari ikut bersama kami. Tapi mau gimana lagi kalau bibi tetap kekueh ingin tetap tinggal disini. Aku pasti sangat merindukan bibi," Melinda menimpali. Membuat Sari menjadi ikut sedih mendengarnya."Selamat pagi!" tiba-tiba terdengar suara seseorang dari luar membuat Sari langsung keluar. Karna Wowo sedang mengambil berkas di kantor cabang.Sari masuk bersama sepupunya Cici."Selamat pagi bu Marisha dan nona Melinda!" sapa Cici ramah."Pagi juga, Ci. Ini datang pagi-pagi ada apa ya?" Marisha menyerngit heran.Cici tersenyum kikuk, dia membenarkan anak rambutnya
Read more

Bab. 64

"Berarti setelah kematian Kusuma, maka seluruh hartanya jatuh ke tangan Melinda. Dan otomatis nanti juga akan menjadi milik anakku. Dengan begitu aku tak perlu bekerja lagi, aku akan menjadi sultan yang sesungguhnya. Meskipun bercerai dengan Melinda, anak ku tak mungkin tega membiarkan ayahnya jadi gelandangan kelak." batin Yusuf menyeringai."Kamu handle semua rapat hari ini. Aku ada urusan mendadak. Jangan lupa transfer semua dana perusahaan ke rekening ku!" titah Yusuf kepada Haris. Dia melenggang pergi tanpa menghiraukan jawaban asisten nya itu."Selalu saja begitu. Bagaimana perusahaan mau maju jika bosnya saja begitu? Beruntung punya istri sultan!" gerutu Haris seraya menatap punggung Yusuf yang sudah tak terlihat lagi.***Melinda masih termenung memikirkan keadaan anaknya. Dia sangat shock dengan kematian bapak dan anaknya secara bergiliran.Setelah melakukan kureks dan beberapa prosedur tadi. Marisha pergi keluar menjawab panggilan dari Adam.Tak berselang lama dua orang dokt
Read more

Bab. 65

Tiga jam berlalu,Akhirnya sebelum di kebumikan, dokter Agni mengizinkan Melinda untuk melihat bayinya untuk yang pertama dan terakhir kalinya.Lagi dan lagi Melinda kembali terisak, saat melihat bayi yang masih sangat kecil dan bagian tubuh yang belum sempurna harus pergi meninggalkannya."Sabar, Mel. Aku tahu ini berat, tapi ini sudah menjadi takdirnya. Mungkin ini juga yang membuka jalan lebar untuk perpisahan mu dengan Yusuf," kata Arum membuat Melinda teringat akan prosesi perceraiannya. Hakim mengatakan mereka boleh bercerai setelah bayi ini lahir, mungkin anaknya ingin mempermudah perceraian orangtuanya. Makanya di memilih pergi lebih dulu."Kamu benar, Rum. Aku tidak boleh terlena dalam kesedihan ini! Sekarang kalian boleh memakamkan anak ku! Ku beri nama Mahendra Kusuma Hadiningrat!" ucap Melinda seraya menghapus airmatanya, dia teringat ucapan dokter Agni dan dokter Rio tadi bahwa ada yang sengaja menyabotase kehamilannya. Dia kemudian menyuruh dokter Rio mendorong kursi rod
Read more

Bab. 66

Imelda sangat terpukul karna kedatangan Eddy bersama perempuan lain. Dia tak percaya jika suami yang dibanggakannya tega mendua. Bahkan Eddy datang ke rumah mengambil pakaian dan beberapa surat tanah yang mereka kumpulkan berdua."Kenapa papa tega sama mama?" isak Imelda masih meratapi kepergian Eddy."Sudah lah, ma. Gak ada gunanya menangis kepergian papa yang jelas-jelas telah menghianati mama," sahut Santi memeluk erat mamanya. Sebenarnya dia juga sakit hati dengan perlakukan papanya, tapi dia berusaha terlihat baik-baik saja di depan keluarganya."Mbak Santi benar, ma. Beruntung perusahaan sudah ku ambil alih, jika tidak perempuan itu pasti juga menyuruh papa untuk merebutnya dari kita," Yusuf ikut menimpali."Tapi surat tanah dan perhiasan mama bagaimana? Mama udah gak punya apa-apa lagi hiks.. hikss," ucap Imelda tersengal-sengal dalam tangisannya."Berhenti meratapi tentang harta dan papa! Aku punya kabar yang lebih mengejutkan lagi!" kata Dina ikut bergabung di ruang keluarga.
Read more

Bab. 67

"Tidak perlu! Biar ini menjadi urusanku saja. Terimakasih sudah membantu,""Tidak usah sungkan. Aku suka kok membantumu. Kapan pun kamu perlua bantu, aku siap!" sahut tersenyum simpul menampilkan deretan gigi putihnya."Bisa aja kamu, Yo. Oh iya, ngomong-ngomong kamu gak ke rumah sakit kah? Ini udah jam sembilan loh," kata Melinda membuat Rio menepuk jidatnya."Astaga, Mel. Aku lupa, jam sepuluh nanti aku ada jadwal operasi. Ya udah aku pamit dulu ya, selamat pagi! Jaga kesehatan!" kata Rio langsung berlari keluar, membuat Melinda tertawa lepas melihat tingkah konyolnya.***Keesokan harinya, Yusuf dan Imelda benar-benar datang ke rumah Melinda. Imelda terlihat takjub melihat kemewahan kediaman Kusuma. Jika seandainya Yusuf tidak bertindak bodoh, sekarang mereka pasti bisa ikut menikmati rumah peninggalan Kusuma ini.Marisha kaget dengan kedatangan calon mantan besannya. Pasalnya Melinda memang belum memberitahu tentang hal ini. Melinda pikir Yusuf hanya berkata asal kemarin."Loh? Ke
Read more

Bab. 68

Selang dua hari setelah kedatangan Yusuf dan Imelda ke rumah Melinda. Berita viral mulai beredar. Berita tersebut membuat sebagian klien menarik sahamnya dari Kusuma Corl. Melinda dan Adam kelimpungan menghadapi para repoter yang datang berbondong-bondong.Berita itu diantara tentang Melinda Sang Pewaris Kusuma Corl rela menggugurkan kandungannya demi berpisah dengan Yusuf direktur Gunawan Grup. Melinda juga di tuduh memiliki hubungan terlarang dengan dokter Rio."Bagaimana? Apakah sudah ada perkembangan?" tanya Melinda duduk dikursi kebesarannya, seraya memijit pelipisnya."Saya sudah menyelidiki beberapa orang yang mungkin terlibat dengan semua kasus yang berhubungan dengan anda dan perusahaan, Nona," sahut Adam duduk di seberang Melinda. Adam telah membuka laptopnya dan memperlihatkan seseorang lelaki berkumis bertindik disebelah kiri telinganya."Sebelum menggantikan kurir langganan Nona, lelaki ini berpropesi sebagai preman di Tanah Abang. Dia adalah adik kelas dari Riska, manta
Read more

Bab. 69

Deru suara mobil Yusuf memasuki pekarangan rumah. Membuat Imelda dan Santi tersenyum simpul. Pasalnya Yusuf lah yang menjadi tulang punggung keluarga setelah Eddy berselingkuh dan meninggalkan mereka semua.Sedangkan Riko katanya merantau ke Kalimantan untuk berinvestasi di perkebunan sawit. Dia pergi setelah menjual semua aset yang Santi dan Riko miliki. Dia juga jarang mengirimi uang untuk Santi dan anaknya."Kamu mandi dulu gih, Suf. Setelah itu langsung makan malam. Mama sudah masak enak," ucap Imel dengan penuh kasih sayang."Nanti saja, ma. Aku mau istirahat dulu," kata Yusuf sambil menarik bantal yang ada di sofa ruang keluarga. Dia kemudian meraih ponsel yang ada disakunya. Melihat kabar viral yang sudah berhasil menjadi tranding topik. Dia tersenyum senang melihatnya. Banyak para netizen dan deterjen menghujat Melinda dan Kusuma Copl."Salah siapa ngotot pisah sama aku?" batin Yusuf.Yusuf kemudian bangkit dan masuk ke kamarnya. Dia memikirkan untuk tidak datang besok ke peng
Read more

Bab. 70

Adam melempar tubuh Wisnu ke gudang, menendangnya kasar.Wisnu mengeram kesakitan, "Sialan!"BughBerto kembali memberikan tinjuan ke wajah Wisnu."Uhuk! Uhuk, cuiih!" Wisnu terbatuk mengeluarkan darah segar.Adam berjongkok lalu meraih rambut Wisnu. Dia menjambaknya dan membuat Wisnu mendongak ke arahnya."Katakan dengan jelas! Apa motifmu menukar obat majikanku?" "Hahaha!!!"Adam kembali memukul wajah Wisnu, tapi kurir itu tetap saja tertawa."Haha! Bodoh! Aku tak akan pernah buka mulut!""Bos, pria ini memang harus diberi pelajaran. Biar aku dan Berto saja memberinya pelajaran," kata Aldo.Adam melepaskan rambut Wisnu. Membiarkan Aldo dan Berto mengambil alih. Tangan Wisnu segera diikat, lalu dipukuli. Wisnu di tendang dilantai hingga babak belur. Berkali-kali tubuhnya membentur tembok.Sedangkan Berto menodongkan pisau ke wajah Wisnu."Pisau ini akan menggores wajahmu sampai kamu buka mulut!"Awalnya Wisnu tidak takut dengan ancaman Berto. Tapi ketika ujung pisau itu ditekan kuat
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status