Share

Bab. 70

Penulis: Pena Merah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Adam melempar tubuh Wisnu ke gudang, menendangnya kasar.

Wisnu mengeram kesakitan, "Sialan!"

Bugh

Berto kembali memberikan tinjuan ke wajah Wisnu.

"Uhuk! Uhuk, cuiih!" Wisnu terbatuk mengeluarkan darah segar.

Adam berjongkok lalu meraih rambut Wisnu. Dia menjambaknya dan membuat Wisnu mendongak ke arahnya.

"Katakan dengan jelas! Apa motifmu menukar obat majikanku?"

"Hahaha!!!"

Adam kembali memukul wajah Wisnu, tapi kurir itu tetap saja tertawa.

"Haha! Bodoh! Aku tak akan pernah buka mulut!"

"Bos, pria ini memang harus diberi pelajaran. Biar aku dan Berto saja memberinya pelajaran," kata Aldo.

Adam melepaskan rambut Wisnu. Membiarkan Aldo dan Berto mengambil alih. Tangan Wisnu segera diikat, lalu dipukuli. Wisnu di tendang dilantai hingga babak belur. Berkali-kali tubuhnya membentur tembok.

Sedangkan Berto menodongkan pisau ke wajah Wisnu.

"Pisau ini akan menggores wajahmu sampai kamu buka mulut!"

Awalnya Wisnu tidak takut dengan ancaman Berto. Tapi ketika ujung pisau itu ditekan kuat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 71

    Di kamar hotel 115,Riska sedang mendesah nikmat dibawah kungkungan Tomy. Lelaki buncit atasan tempat Riska bekerja."Ahh! Pelan-pelan, sayang,"Tomy memukul pantat Riska mulai menghujaminya lagi. Memacu Riska agar mendesah lebih keras."Keluarkan suaramu yang seksi itu, sayang. Bukan kah kamu sangat menyukai permainanku,"Riska mengerang lalu mencium bibir tebal Tomy, "Dorong lebih kuat! Puaskan aku! Maka aku akan mngerang lebih kuat, ahh!""Manis sekali,"Baik Tomy maupun Riska, mereka sama-sama menikmati pergumulan mereka.***Diruangan meeting,Melinda sedang duduk anggun berwibawa. Dia tengah menantikan sebuah pertunjukkan yang akan terjadi."Pak Yusuf sekarang giliran anda untuk melakukan persentasi!"Yusuf yang melihat Melinda tersenyum sinis ke arahnya membuatnya marah. Padahal dulu mereka sepasang suami istri yang romantis. Sekarang seperti Tom and Jerry. Yusuf segera membuka laptopnya untuk persentasi.Namun sebelum tangan nya menyentuh mouse untuk membuka file persentasi. L

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 72

    Yusuf membuka pintu kamar itu dengan kunci cadangan. Rahang nya mengeras kala indera pendengarannya menangkap suara desahan Riska.Riska dan Tomy yang sedang bergumul tersentak kaget. Mereka sontak langsung melompat dari atas ranjang."Mas Yusuf?" ucap Riska kaget, keringat dingin mulai membasahi tubuhnya saat melihat mantan suaminya berdiri dihadapannya."Brengsek!!" umpat Yusuf menerjang Tomy yang hanya bertelanjang dada. Dia memukul Tomy membabi buta."Berhenti, mas!!!"Yusuf menatap nyalang ke arah tangan Riska yang mencoba menghalanginya."Kamu membela lelaki buncit ini? Setelah kamu bergumul dengannya, kamu juga melarangku memukulnya?" berang Yusuf."Berhenti mas, mas Yusuf bisa masuk penjara jika menghabisinya. Aku tidak mau jika itu terjadi," isak tangis Riska pecah."Omong kosong! Dasar perempuan murahan! Setelah bercerai denganku kamu malah tidur dengan lelaki tua ini. Aku akan mengambil Silfa dan kamu tidak boleh bertemu dengan nya lagi!""Kamu nggak boleh memisahkan ku den

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 73

    Yusuf masuk ke rumahnya dengan tergesa-gesa. Ia mendapat telpon dari kakaknya buah Melinda datang ke rumahnya. Saat masuk ke dalam rumah ia melihat Santi, Imelda, dan Yuda sudah berkumpul di ruang tamu.Mereka dikepung oleh beberapa orang yang tidak lain adalah anak buahnya Adam, kaki tangan nya Melinda.Bibir Yusuf mengatup rapat, dengan paru-paru membusung. Yusuf melangkah cepat menghampiri mereka. Dia langsung menatap tajam Adam dan bergabung bersama keluarganya."Apa Melinda yang menyuruh kalian kesini?" sengit Yusuf duduk disamping Imelda, dia merangkul tubuh mama nya yang gemetar ketakutan.Adam maju ke depan dan melemparkan berkas tepat di hadapan mantan suami majikannya."Nona Melinda tidak memerintahkan apapun kepada saya. Tapi saya sendiri yang bergerak untuk menangkap anda!"Alis Yusuf berkerut, dia mengambil berkas itu dan membacanya dengan teliti. Matanya melotot dan tangan terkepal kuat.Adam menunduk lalu meraih dagu Yusuf, membuat Yusuf mendongak ke arahnya."Tuan Yusu

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 74

    Yusuf duduk terkulai lemas di lantai setelah menonton berita itu. Memegang erat remote televisi mulai menggeleng tak terima dengan kenyataan."TIDAK!!!"Pyar! Yusuf membanting remote televisi itu ke dinding. Hingga hancur berkeping-keping. Baterainya berserakan di lantai.Yusuf mengeram, memukul apapun yang ada di sekitarnya. Dia membanting vas bunga, melempar gelas, dan menendang kaki meja. Yusuf mengamuk sejadi-jadinya, dia memberantakkan seluruh ruang tengah.Yusuf meraung terus meraung, sambil meneteskan air mata."Riska! Riskaa!! Riskkaaa brengsek!! Kamu sudah membohongiku ku, kamu juga membunuh calon anakku!!!"Yusuf menyugar rambutnya, lalu memukul meja kaca yang ada dihadapannya. Hingga meja itu pecah dan membuat tangan nya berdarah.Brakk!!!"Melinda!!! Akkhhh Melinda!!!" lirih Yusuf dengan mata memerah menahan kesedihan.Hampir dua tahun bersama dengan Melinda. Perempuan itu selalu mendampingi nya dalam susah maupun senang, meskipun di perlakukan seperti Upik Abu. Melinda j

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 75

    Setelah telpon dari Dina terputus, Melinda langsung menghubungi Fatir. Karna Fatir adalah sepupu Linda alias Alika. Sesuai dugaan, keluarga Fatir memang belum mengetahui kabar tentang Alika. Setelah Melinda memberitahu, mereka memutuskan untuk langsung berangkat ke Jakarta untuk memastikan langsung."Sebenarnya siapa yang kecelakaan sih, Mel? Yusuf atau Linda? Iya Linda itu siapa juga?" tanya Arum yang sejak tadi bingung melihat Melinda sibuk menelpon."Mereka, Rum. Yusuf dan Linda,""Linda? Linda yang mana?" Rasti ikut bingung mendengar nama Linda. Sebab mereka memang tidak tahu siapa Linda sebenarnya."Linda itu adalah Alika. Perempuan yang mau dijodohkan dengan Yusuf setelah perceraian ku," jelas Melinda membuat ketiga temannya melongo."Linda? Jadi yang meninggal tadi Alika atau Linda?" tanya Nilam masih bingung."Alika dan Linda itu satu orang yang sama, bestie. Jadi sebenarnya Alika itu nama aslinya adalah Linda. Linda ini ternyata sepupunya Fatir, teman saat aku SMA dulu," jela

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 76

    "Apa bik Ramlah tidak tau apa yang anak-anak bik Ramlah lakukan? Memang nya mereka tidak cerita jika mereka hanya memanfaatkan orang lain demi kepentingan sendiri?"Ramlah ketakutan dengar ucapan Melinda. Namun dia mencoba menyembunyikan kegugupan nya."Apa bik Ramlah memang tidak paham atau hanya pura-pura tidak tahu dengan perkataan ku barusan?" tanya Melinda lagi. Dia sengaja mengulur waktu, sebab dia sudah mengirim pesan kepada Fatir tanpa sepengetahuan Ramlah."Katakan langsung! Gak usah bertele-tele!" kini suara Ramlah sedikit meninggi."Riska menikah dengan mas Yusuf karna mengincar hartanya saja. Sama seperti mas Yusuf yang menikahiku. Tujuannya hanya untuk mendapatkan hartaku. Dasar kalian manusia picik! Suka manupulatif!"Ramlah terlihat kesal sekali, dadanya naik turun mengatur nafas, "Tidak!!! Riska tidak seperti itu! Dia mencintai Yusuf dengan tulus. Itu sebab nya dia rela menikah siri agar keluarga Yusuf tidak mengetahui tentang pernikahan nya. Tapi gara-gara kamu, semua

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 77

    Setiap hari jumat, kediaman Yusuf kedatangan Ustazd Zaki. Ustazd Zaki lah yang sering mengunjungi rumah mereka karna tak jauh jaraknya. Dina lah yang memperkenalkan keluarga Yusuf dengan Ustazd Zaki. Dina berharap jika Ustazd Zaki bisa membantu kesembuhan hati keluarga suaminya itu.Semenjak kejadian viral beberapa bulan yang lalu, Imel mengalami depresi berat. Dia sering meraung-raung tidak jelas, mungkin beban hidupnya terlalu berat. Kaki Yusuf masih cedera, makanya dia belum bisa kembali mencari pekerjaan. Jadi mereka hanya bergantung penghasil butik Dina dan gajih Yuda sebagai karyawan biasa disebuah perusahaan.Awalnya Santi bekerja sebagai asisten rumah tangga. Namun majikannya selalu menyiksa dan tak memberinya makan dengan layak. Gajihnya juga tak dibayar sesuai dengan perjanji. Karna itu, Santi kabur dari rumah majikannya. Tak ingin menjadi beban untuk Dina dan Yuda. Santi dan Syifa memilih tinggal di rumah mendiang mertuanya. Rumah itu sudah diberikan kepada Riko sejak mere

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 78

    Pagi itu, Syifa membantu Santi menyapu halaman rumah. Bocah lima belas tahun itu dipaksa dewasa oleh keadaan. Berhubung hari ini, hari libur. Dia membersihkan halaman dan sekeliling rumah.Tempat tinggalnya sekarang terlihat sunyi dan sepi. Jarak rumah dan rumah orang lain cukup jauh, meski masih di Jakarta. Tapi rumah Santi masuk ke dalam pelosok. Agar suasana lebih hidup, Syifa membersihkan lingkungan rumahnya.Tiga bulan berlalu sejak Riko pergi dan menjual aset mereka.Syifa bertahan hidup sendirian karna ibunya bekerja sebagai asisten rumah tangga. Santi selalu mengiriminya uang bulanan dari gajihnya.Dan Riko juga mengiriminya uang setiap bulannya. Namun tak pernah lelaki itu berniat menemui darah dagingnya.Pernah sekali dia bertelponan dengan Riko. Syifa menanyakan tentang kejelasan hubungan kedua orangtuanya. Namun Riko tidak memberikan jawaban yang pasti."Papa tidak bisa menjanjikan apapun padamu, Syifa. Tapi papa akan berusaha menunaikan kewajiban papa sebagai orangtuamu.

Bab terbaru

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 102

    Keluarga Yusuf turun dari mobil. Mereka berdecak kagum saat melihat dekorasi pernikahan Melinda kali ini. Sangat berbeda saat pernikahannya dengan Yusuf.Hati Santi berdenyut nyeri kembali, ketika awal mula dia merendahkan Melinda. Hanya karna memakai daster dan menggelar pernikahan dengan sederhana. Dia lalu memperlakukan Melinda seperti Upik Abu yang ternyata adalah seorang Sultan.Mereka langsung mengisi buku tamu, bahkan terpampang banyak papan ucapan dan buket bunga membuat mereka semakin kagum.Saat melihat dekorasi yang begitu bagus, kepala Dina langsung travelling. Dia menduga-duga berapa biaya yang sudah dihabiskan oleh Rio dan Melinda untuk dekorasi ini. Sungguh dia merasa lucu karna sempat ingin bersaing kekayaan dengan Melinda dulu.Mata Yusuf melirik ke sebuah foto besar yang di sebut foto prewedding. Foto itu sepertinya diambil di sebuah pantai. Tiba-tiba Yusuf teringat saat dia menelantarkan mantan istrinya itu."Lihat itu!" bisik Dina pada Yuda. Yuda langsung melirik k

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 101

    Kolega dan rekan bisnis juga datang berganti, mereka tak sabar ingin mengucapkan selamat kepada Melinda dan Rio.Sakti juga menjadi tamu terhormat disana, sebab dia salah satu pengusaha muda yang sukses. Banyak kaum hawa yang ingin mendekatinya."Samperin! Lamar!" ucap Rio kepada Sakti, sedangkan Melinda sedang berganti pakaian untuk melanjutkan sesi resepsi."Kamu ngomong sama aku?" tanya Sakti seraya menunjuk ke arah hidungnya."Bukan! Sama bujang tua yang gak laku!" ketus Rio membuat Sakti semakin melotot."Mentang-mentang sudah laku. Hemm, ingat! Apa yang kamu dapat sekarang juga ikut andil diriku!" angkuh Sakti seraya menyilangkan kedua tangannya di dada."Haha, sumpah idemu gak guna, Bro! Yang ada, aku seperti ABG labil!" kekeh Rio membuat Sakti menyatukan kedua alisnya."Aku berhasil karna cara ku sendiri, Sakti. Perempuan itu susah di tebak maunya. Makanya ku paksa saja!" ucap Rio masih tertawa bangga."Dipaksa? Yang ada dia ilfeel!""Jangan banyak mikir, sana buruan samperin!

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 100

    Melinda sedang di rias oleh tim MUA, Marisha dan Maida pun begitu. Di bagian dapur juga hidangan sudah siap. Dan di depan meja sudah tertata rapi. Hampir sembilan puluh persen semuanya selesai, hanya menunggu kedatangan pengantin laki-lakinya saja lagi."Done!" ucap Sesea yang merias wajah Melinda."Cantik sekali kamu!" kata Sesea tersenyum bangga dengan hasil karyanya menyulap wajah Melinda menjadi makin cantik.Asistennya pun ikut tersenyum melihat bos nya sudah selesai berkarya.Maida juga tersenyum puas saat melihat Melinda yang memang benaran sangat cantik sekali. Riasan Melinda memang sangat berbeda dari biasanya. Dia terlihat sangat natural dan cantik. Maklum saja yang meriasnya adalah perias para kalangan artis. Tarif jasa untuk merekuitnya pun cukup mahal. Tapi tidak untuk Melinda dan Rio. Mereka hanya menggunakan uang saku sehari saja untuk meminta jasa Sesea.Jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi, dan Melinda sudah siap dengan kebaya putih dengan dandanan adat Sunda. Ba

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 99

    Resa keluar kamarnya setelah selesai mandi, dia menuju kamar Rio. Perlahan tangan nya mengetuk pintu, namun hingga ketukan pintu yang kesekian kali tak ada jawaban juga.Resa meraih hendle pintu dan membuka pintu kamar. Nampak di dalam kamar masih gelap dan tidak ada aktivitas apapun. Itu menandakan sang penghuni kamar masih terlelap.Sebuah selimut tebal masih teronggok di atas kasur. Resa meraba selimut itu dan menyingkapnya sedikit.Sang cucu tercinta yang akan melaksanakan akad nikah hari ini, ternyata masih terbuai dalam alam mimpi. Resa tersenyum seraya menatap wajah tenang Rio yang masih menutup mata dengan sempurna."Hari ini kamu mau menikah, padahal baru kemarin rasanya Oma menggendongmu," ucapnya pelan seraya tangan Resa membelai wajah Rio.Rio tiba-tiba membuka mata dan terkejut saat mendapati neneknya sudah duduk di sampingnya."Oma?" ucap Rio seraya mengerjapkan mata, terlihat Resa tersenyum ke arahnya. Sejak dulu, Rio memang jarang menyusahkannya. Berbeda dengan Reza.

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 98

    Hari ini Rio dan Melinda melakukan foto prewedding di pantai. Mereka sudah menginap sejak semalam. Dan pagi ini sebelum matahari menampakkan sinarnya. Melinda sudah siap di dandani oleh tim MUA.Sesi foto pertama, Melinda mengenakan dress berwarna maron hingga menyentuh mata kakinya. Dengan meneteng topi e di tangannya. Sedangkan Rio mengenakan baju dan celena pendek yang senada dengan baju Melinda. Mereka menggunakan latar hamparan laut yang luas. Dan berpose menghadap ke arah matahari terbit.Kemudian di sesi berikutnya, Melinda mengenakan gaun pernikahan warna gold dan Rio mengenakan kemeja putih dibalut dengan toxido hitam. Kesan mewah dari baju mereka begitu terlihat.Fotografer yang mereka sewa juga berkerja keras dengan totalitas. Berbagai pose dilakukan, bahkan sang fotografer harus tiduran untuk mendapatkan foto terbaik.Pose terbaik adalah saat Melinda dan Rio berada di balik karang yang di hantam oleh ombak, dan airnya menyiprat seperti air terjun. Mereka berpose sangat bag

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 97

    Rio berjalan sembari berkari dari parkiran. Sebab sempat terkena macet tadi saat di jalan menuju rumah sakit. Kini dia terlembat sepuluh menit.Lobby rumah sakit yang ramai juga membuat moodnya berantakan. Karna menghalangi jalan menuju ruangannya. Sesampainya di ruangan, Rio menghembuskan nafas kasar. Karna sudah banyak pasien yang menunggu kedatangannya. Dia langsung mengerjakan tugasnya untuk menangani berbagai keluhan pasiennya. Hingga tiba waktu istirahat, dia melangkah ke kantin rumah sakit untuk mencari secangkir kopi. Dia butuh kafien untuk mengembalikan moodnya.Baru saja melangkah beberapa langkah, tangan nya di cekal oleh seseorang."Yo!""Jelita? Ngapain kamu kesini?" tanya Rio seraya melirik ke arah tangannya yang di cekal oleh Jelita. Perempuan yang menjadi sahabat Rio sejak SMA, dia pernah menyatakan perasaannya pada Rio. Namun Rio tak pernah membalas perasaan Jelita."Aku sengaja kesini!" kata Jelita seraya menatap lekat ke arah Rio."Ngapain? Aku mau ke kantin! Mau

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 96

    Argadana menemui Resa setelah Rio dan Melinda pulang."Bu!" panggil Argadana menghampiri Resa yang masih duduk di ranjang, sama saat Melinda menemuinya tadi."Mau minum jus?" tanya Argadana basa-basi."Nggak! Kamu kesini mau menawari jus atau ada maksud lain?" tanya Resa sudah tahu maksud kedatangan anaknya."Aku eh, au,.." ucap Argadana tergagap."Kamu kalah sama Rio dan Melinda, Arga! Keduanya tidak ada yang takutnya saat bicara dengan ku," ledek Resa."Jadi kapan Rio akan melamar perempuan itu?"Argadana langsung shock ketika mendengar pertanyaan Resa. Dia bahkan tak bisa berkata apa-apa lagi."Kamu kenapa?" tanya Resa menatap heran ke arah anaknya."Aku terkejut karna pertanyaan ibu tadi," jujur Argadana."Kok bisa?"Argadana menggeleng, "Ibu yakin mau menerima Melinda?""Bukankah sudah aku katakan barusan? Apakah harus aku tarik kembali kata-kataku?" sahut Resa kesal."Ti-tidak seperti itu, Bu! Ya, kalau sudah pas, biar Riana yang mengurus semuanya. Aku akan segera bilang padanya

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 95

    Semua orang memuji masakan Melinda. Mereka makan dengan lahap, termasuk Resa. Tapi dia tidak mencibir atau memuji masakan Melinda. Riana yang melihat itu, bersorak gembira sebab calon mantunya selangkah lebih maju. Biasanya Resa selalu mengkritik masakannya dan Gendis jika tidak enak, walaupun hanya kurang tingkat kematangannya sedikit. Namun sekarang, mertuanya itu makan dengan lahap tanpa protes sedikit pun.Setelah makan, semua anggota keluarga Argadana kembali berkumpul di ruang tamu, termasuk Resa. Dia ingin menunjukkan kepada Melinda siapa dirinya."Hmm, Ma, Pa, Oma, dan Tante. Sebenarnya kedatangan Rio membawa Melinda kesini, ingin meminta restu. Agar hubungan ini bukan hanya untuk jalan bersama. Rio minta izin untuk melamar Melinda secepatnya," ucap Rio tegas hanya dengan satu helaan nafas."Kamu itu! Baru aja kenal beberapa hari, sudah sok sokan mau lamaran. Mbok harus di kenali dulu bibit, bebet, dan bobotnya dulu. Kamu kan tahu kita ini siapa, Rio?" sela Resa, dia memotong

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 94

    "Wah ada yang dapat cincin nih! Coba ibu lihat!" celutuk Marisha sudah berdiri di ambang pintu kamar Melinda. Dia langsung masuk untuk memastikan.Melinda menutup wajah dengan sebelah tangan yang tersemat cincin pemberian Rio."Sebentar ibu foto ya!" ujar Marisha mengeluarkan ponsel dari saku dasternya. Dia langsung mengunggah di story Whatshapp nya dengan caption 'Semoga ini pertanda baik' tulisnya.Marisha mengulas pucuk kepala putrinya."Istirahat, Mel. Udah malam ini, jangan liatin cincin itu mulu. Nanti ibu beliin yang lebih banyak kalau mau!" goda Marisha membuat Melinda melongo. Marisha langsung keluar dan menutup pintu kamar anaknya. Melinda melanjutkan mengoles skincare malamnya.***Rio sudah berganti baju dan bersiap untuk tidur. Namun dia lupa menyalakan alrm untuk besok pagi, karna masuk jadwal pagi. Dia membuka whatshapp nya terlebih dahulu. Siapa tahu ada pesan dari Melinda. Rio mendesah pelan karna harapan tak sesuai keinginan.Tapi matanya terpaku pada unggahan story

DMCA.com Protection Status