Setelah telpon dari Dina terputus, Melinda langsung menghubungi Fatir. Karna Fatir adalah sepupu Linda alias Alika. Sesuai dugaan, keluarga Fatir memang belum mengetahui kabar tentang Alika. Setelah Melinda memberitahu, mereka memutuskan untuk langsung berangkat ke Jakarta untuk memastikan langsung."Sebenarnya siapa yang kecelakaan sih, Mel? Yusuf atau Linda? Iya Linda itu siapa juga?" tanya Arum yang sejak tadi bingung melihat Melinda sibuk menelpon."Mereka, Rum. Yusuf dan Linda,""Linda? Linda yang mana?" Rasti ikut bingung mendengar nama Linda. Sebab mereka memang tidak tahu siapa Linda sebenarnya."Linda itu adalah Alika. Perempuan yang mau dijodohkan dengan Yusuf setelah perceraian ku," jelas Melinda membuat ketiga temannya melongo."Linda? Jadi yang meninggal tadi Alika atau Linda?" tanya Nilam masih bingung."Alika dan Linda itu satu orang yang sama, bestie. Jadi sebenarnya Alika itu nama aslinya adalah Linda. Linda ini ternyata sepupunya Fatir, teman saat aku SMA dulu," jela
"Apa bik Ramlah tidak tau apa yang anak-anak bik Ramlah lakukan? Memang nya mereka tidak cerita jika mereka hanya memanfaatkan orang lain demi kepentingan sendiri?"Ramlah ketakutan dengar ucapan Melinda. Namun dia mencoba menyembunyikan kegugupan nya."Apa bik Ramlah memang tidak paham atau hanya pura-pura tidak tahu dengan perkataan ku barusan?" tanya Melinda lagi. Dia sengaja mengulur waktu, sebab dia sudah mengirim pesan kepada Fatir tanpa sepengetahuan Ramlah."Katakan langsung! Gak usah bertele-tele!" kini suara Ramlah sedikit meninggi."Riska menikah dengan mas Yusuf karna mengincar hartanya saja. Sama seperti mas Yusuf yang menikahiku. Tujuannya hanya untuk mendapatkan hartaku. Dasar kalian manusia picik! Suka manupulatif!"Ramlah terlihat kesal sekali, dadanya naik turun mengatur nafas, "Tidak!!! Riska tidak seperti itu! Dia mencintai Yusuf dengan tulus. Itu sebab nya dia rela menikah siri agar keluarga Yusuf tidak mengetahui tentang pernikahan nya. Tapi gara-gara kamu, semua
Setiap hari jumat, kediaman Yusuf kedatangan Ustazd Zaki. Ustazd Zaki lah yang sering mengunjungi rumah mereka karna tak jauh jaraknya. Dina lah yang memperkenalkan keluarga Yusuf dengan Ustazd Zaki. Dina berharap jika Ustazd Zaki bisa membantu kesembuhan hati keluarga suaminya itu.Semenjak kejadian viral beberapa bulan yang lalu, Imel mengalami depresi berat. Dia sering meraung-raung tidak jelas, mungkin beban hidupnya terlalu berat. Kaki Yusuf masih cedera, makanya dia belum bisa kembali mencari pekerjaan. Jadi mereka hanya bergantung penghasil butik Dina dan gajih Yuda sebagai karyawan biasa disebuah perusahaan.Awalnya Santi bekerja sebagai asisten rumah tangga. Namun majikannya selalu menyiksa dan tak memberinya makan dengan layak. Gajihnya juga tak dibayar sesuai dengan perjanji. Karna itu, Santi kabur dari rumah majikannya. Tak ingin menjadi beban untuk Dina dan Yuda. Santi dan Syifa memilih tinggal di rumah mendiang mertuanya. Rumah itu sudah diberikan kepada Riko sejak mere
Pagi itu, Syifa membantu Santi menyapu halaman rumah. Bocah lima belas tahun itu dipaksa dewasa oleh keadaan. Berhubung hari ini, hari libur. Dia membersihkan halaman dan sekeliling rumah.Tempat tinggalnya sekarang terlihat sunyi dan sepi. Jarak rumah dan rumah orang lain cukup jauh, meski masih di Jakarta. Tapi rumah Santi masuk ke dalam pelosok. Agar suasana lebih hidup, Syifa membersihkan lingkungan rumahnya.Tiga bulan berlalu sejak Riko pergi dan menjual aset mereka.Syifa bertahan hidup sendirian karna ibunya bekerja sebagai asisten rumah tangga. Santi selalu mengiriminya uang bulanan dari gajihnya.Dan Riko juga mengiriminya uang setiap bulannya. Namun tak pernah lelaki itu berniat menemui darah dagingnya.Pernah sekali dia bertelponan dengan Riko. Syifa menanyakan tentang kejelasan hubungan kedua orangtuanya. Namun Riko tidak memberikan jawaban yang pasti."Papa tidak bisa menjanjikan apapun padamu, Syifa. Tapi papa akan berusaha menunaikan kewajiban papa sebagai orangtuamu.
Melinda sedang bersiap akan pergi ke kantor. Dia memoles blush on di depan meja rias. Tiba-tiba ponselnya berdering. Ternyata Dina lah yang mengbunginya.Melinda langsung menjawab telpon dari Dina. Sebab sekarang Dina adalah informan bagi Melinda. Mungkin kali ini Dina juga akan mengabarkan berita penting."Hallo, Din! Ada apa?" tanya Melinda langsung begitu telpon terhubung."Hallo, Mbak! M-mama Mbak, Mama,," suara Dina terputus karna panik."Mama kenapa?" tanya Melinda menyerngit bingung."M-ma-mama baru aja pergi, Mbak!" Dina menangis tersegal-segal."Pergi? Pergi kemana?" tanya Melinda makin bingung, karna dia tidak mengerti maksud ucapan Dina."Mama sudah pergi! Di-Dia meninggal, Mbak!" tegas Dina membuat Melinda tersentak kaget."Hah? Kamu serius? Apa dia sakit?" Melinda mencecar Dina pertanyaan. Meskipun dia kesal sama mantan mertuanya itu, tapi Imel pernah berbuat baik padanya juga."Iya, Mbak. Ma-mama dibunuh!""Innalillahi wa Inna ilaihi rojiun. Siapa? Siapa yang tega melaku
"Aku juga minta maaf pada kalian. Aku merasa sangat berdosa, terutama pada Melinda. Maafkan aku, Melinda. Aku bener-bener menyesali perbuatan bodohku. Jika saja waktu bisa di putar kembali, aku pasti tidak akan pernah melakukan hal bodoh itu. Sekali lagi tolong maafkan aku, Mel," kata Yusuf menjeda ucapannya. Dia menghembuskan nafas panjang dan kembali berkata penuh penyesalan, "Maafkan aku, Mel. Aku takut jika tiba-tiba harus pergi seperti mama. Dan belum sempat meminta maaf kepada orang-orang yang pernah ku sakiti," Yusuf kembali menangis bahkan tangisan nya terdengar sangat memilukan. Dia benar-benar menyesali semua perbuatan nya dimasalalu.Sekitar satu jam Melinda, Marisha, dan Rio berada dirumah Yusuf. Keluarga Yusuf benar-benar menyambut kedatangan Melinda dengan hangat. Sangat berbeda saat dia pertama kali bertemu dengan keluarga Yusuf. Jika dulu hanya dianggap benalu dan upik abu. Tapi sekarang di istimewakan layaknya Sultan."Kalian mau menginap disini kan?" tanya Ami. Dia
Kisah Keluarga Santi...Riko terlelap karna kelelahan dalam perjalanan. Lelah pikiran dan fisik menjadi satu.Syifa yang baru pulang sekolah merasa heran melihat warung mama nya sudah tutup. Dengan langkah tergesan, gadis belia itu memasuki rumah.Semenjak banyak masalah yang hadir dalam keluarga mama, gadis belia itu merasa trauma. Dia sangat takut kehilangan sosok seorang ibu yang menjadi sandaran untuknya selama ini.Syifa mundur beberapa langkah ke belakang, rasa kaget seketika datang menghampir. Saat melihat seseorang yang telah meninggalkannya, kini terlelap di sofa."Hufftt!"Nafas Syifa jadi tak beraturan, amarah dan sedih bercampur menjadi satu.Lekas Syifa memilih masuk ke kamarnya. Tak lupa dia mengunci pintu. Hanya itu yang bisa dia lakukan untuk menenangkan diri dan hatinya.Di dalam kamar, Syifa diam termenung. Memikirkan bagaimana dia harus bersikap kepada papa nya itu. Rasa canggung sudah pasti datang, sebab mereka sudah lama tak berjumpa. Apalagi jika harus bertatap m
Rio mengajak Melinda jalan-jalan hari ini. Setelah puas berkeliling kota, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang."Capek ya?" tanya Rio saat mereka sudah dalam mobil."Nggak! Emang nya aku kelihatan capek?" Melinda balik bertanya.Rio tersenyum mendengar perkataan Melinda."Terimakasih sudah meluangkan waktumu untukku. Boleh aku jujur padamu nggak?"Melinda menyerngit heran, "Memang nya dari tadi kamu berbohong ya?"Dada Rio makin berdebar, dia antara takut dan berani mengatakan hal yang ingin disampaikan. Pasalnya ini adalah kali pertama dia dekat dengan perempuan."Mel, aku bahagia banget saat bersamamu tadi. Bisakah kamu membuatku lebih bahagia dari ini?" tanya Rio sukses membuat Melinda mengerjapkan bulu mata lentiknya."Bagaimana?" tanya Rio lagi karna tak mendapat jawaban dari Melinda."Ayo akh pulang! Nanti kemalaman," alih-alih menjawab pertanyaan Rio, Melinda malah mengajaknya pulang."Mel, maukah kamu menjalani hubungan serius dengan ku?" perkataan Rio barusan mampu membuat