Share

Bab. 74

Author: Pena Merah
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Yusuf duduk terkulai lemas di lantai setelah menonton berita itu. Memegang erat remote televisi mulai menggeleng tak terima dengan kenyataan.

"TIDAK!!!"

Pyar!

Yusuf membanting remote televisi itu ke dinding. Hingga hancur berkeping-keping. Baterainya berserakan di lantai.

Yusuf mengeram, memukul apapun yang ada di sekitarnya. Dia membanting vas bunga, melempar gelas, dan menendang kaki meja. Yusuf mengamuk sejadi-jadinya, dia memberantakkan seluruh ruang tengah.

Yusuf meraung terus meraung, sambil meneteskan air mata.

"Riska! Riskaa!! Riskkaaa brengsek!! Kamu sudah membohongiku ku, kamu juga membunuh calon anakku!!!"

Yusuf menyugar rambutnya, lalu memukul meja kaca yang ada dihadapannya. Hingga meja itu pecah dan membuat tangan nya berdarah.

Brakk!!!

"Melinda!!! Akkhhh Melinda!!!" lirih Yusuf dengan mata memerah menahan kesedihan.

Hampir dua tahun bersama dengan Melinda. Perempuan itu selalu mendampingi nya dalam susah maupun senang, meskipun di perlakukan seperti Upik Abu. Melinda j
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 75

    Setelah telpon dari Dina terputus, Melinda langsung menghubungi Fatir. Karna Fatir adalah sepupu Linda alias Alika. Sesuai dugaan, keluarga Fatir memang belum mengetahui kabar tentang Alika. Setelah Melinda memberitahu, mereka memutuskan untuk langsung berangkat ke Jakarta untuk memastikan langsung."Sebenarnya siapa yang kecelakaan sih, Mel? Yusuf atau Linda? Iya Linda itu siapa juga?" tanya Arum yang sejak tadi bingung melihat Melinda sibuk menelpon."Mereka, Rum. Yusuf dan Linda,""Linda? Linda yang mana?" Rasti ikut bingung mendengar nama Linda. Sebab mereka memang tidak tahu siapa Linda sebenarnya."Linda itu adalah Alika. Perempuan yang mau dijodohkan dengan Yusuf setelah perceraian ku," jelas Melinda membuat ketiga temannya melongo."Linda? Jadi yang meninggal tadi Alika atau Linda?" tanya Nilam masih bingung."Alika dan Linda itu satu orang yang sama, bestie. Jadi sebenarnya Alika itu nama aslinya adalah Linda. Linda ini ternyata sepupunya Fatir, teman saat aku SMA dulu," jela

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 76

    "Apa bik Ramlah tidak tau apa yang anak-anak bik Ramlah lakukan? Memang nya mereka tidak cerita jika mereka hanya memanfaatkan orang lain demi kepentingan sendiri?"Ramlah ketakutan dengar ucapan Melinda. Namun dia mencoba menyembunyikan kegugupan nya."Apa bik Ramlah memang tidak paham atau hanya pura-pura tidak tahu dengan perkataan ku barusan?" tanya Melinda lagi. Dia sengaja mengulur waktu, sebab dia sudah mengirim pesan kepada Fatir tanpa sepengetahuan Ramlah."Katakan langsung! Gak usah bertele-tele!" kini suara Ramlah sedikit meninggi."Riska menikah dengan mas Yusuf karna mengincar hartanya saja. Sama seperti mas Yusuf yang menikahiku. Tujuannya hanya untuk mendapatkan hartaku. Dasar kalian manusia picik! Suka manupulatif!"Ramlah terlihat kesal sekali, dadanya naik turun mengatur nafas, "Tidak!!! Riska tidak seperti itu! Dia mencintai Yusuf dengan tulus. Itu sebab nya dia rela menikah siri agar keluarga Yusuf tidak mengetahui tentang pernikahan nya. Tapi gara-gara kamu, semua

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 77

    Setiap hari jumat, kediaman Yusuf kedatangan Ustazd Zaki. Ustazd Zaki lah yang sering mengunjungi rumah mereka karna tak jauh jaraknya. Dina lah yang memperkenalkan keluarga Yusuf dengan Ustazd Zaki. Dina berharap jika Ustazd Zaki bisa membantu kesembuhan hati keluarga suaminya itu.Semenjak kejadian viral beberapa bulan yang lalu, Imel mengalami depresi berat. Dia sering meraung-raung tidak jelas, mungkin beban hidupnya terlalu berat. Kaki Yusuf masih cedera, makanya dia belum bisa kembali mencari pekerjaan. Jadi mereka hanya bergantung penghasil butik Dina dan gajih Yuda sebagai karyawan biasa disebuah perusahaan.Awalnya Santi bekerja sebagai asisten rumah tangga. Namun majikannya selalu menyiksa dan tak memberinya makan dengan layak. Gajihnya juga tak dibayar sesuai dengan perjanji. Karna itu, Santi kabur dari rumah majikannya. Tak ingin menjadi beban untuk Dina dan Yuda. Santi dan Syifa memilih tinggal di rumah mendiang mertuanya. Rumah itu sudah diberikan kepada Riko sejak mere

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 78

    Pagi itu, Syifa membantu Santi menyapu halaman rumah. Bocah lima belas tahun itu dipaksa dewasa oleh keadaan. Berhubung hari ini, hari libur. Dia membersihkan halaman dan sekeliling rumah.Tempat tinggalnya sekarang terlihat sunyi dan sepi. Jarak rumah dan rumah orang lain cukup jauh, meski masih di Jakarta. Tapi rumah Santi masuk ke dalam pelosok. Agar suasana lebih hidup, Syifa membersihkan lingkungan rumahnya.Tiga bulan berlalu sejak Riko pergi dan menjual aset mereka.Syifa bertahan hidup sendirian karna ibunya bekerja sebagai asisten rumah tangga. Santi selalu mengiriminya uang bulanan dari gajihnya.Dan Riko juga mengiriminya uang setiap bulannya. Namun tak pernah lelaki itu berniat menemui darah dagingnya.Pernah sekali dia bertelponan dengan Riko. Syifa menanyakan tentang kejelasan hubungan kedua orangtuanya. Namun Riko tidak memberikan jawaban yang pasti."Papa tidak bisa menjanjikan apapun padamu, Syifa. Tapi papa akan berusaha menunaikan kewajiban papa sebagai orangtuamu.

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 79

    Melinda sedang bersiap akan pergi ke kantor. Dia memoles blush on di depan meja rias. Tiba-tiba ponselnya berdering. Ternyata Dina lah yang mengbunginya.Melinda langsung menjawab telpon dari Dina. Sebab sekarang Dina adalah informan bagi Melinda. Mungkin kali ini Dina juga akan mengabarkan berita penting."Hallo, Din! Ada apa?" tanya Melinda langsung begitu telpon terhubung."Hallo, Mbak! M-mama Mbak, Mama,," suara Dina terputus karna panik."Mama kenapa?" tanya Melinda menyerngit bingung."M-ma-mama baru aja pergi, Mbak!" Dina menangis tersegal-segal."Pergi? Pergi kemana?" tanya Melinda makin bingung, karna dia tidak mengerti maksud ucapan Dina."Mama sudah pergi! Di-Dia meninggal, Mbak!" tegas Dina membuat Melinda tersentak kaget."Hah? Kamu serius? Apa dia sakit?" Melinda mencecar Dina pertanyaan. Meskipun dia kesal sama mantan mertuanya itu, tapi Imel pernah berbuat baik padanya juga."Iya, Mbak. Ma-mama dibunuh!""Innalillahi wa Inna ilaihi rojiun. Siapa? Siapa yang tega melaku

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 80

    "Aku juga minta maaf pada kalian. Aku merasa sangat berdosa, terutama pada Melinda. Maafkan aku, Melinda. Aku bener-bener menyesali perbuatan bodohku. Jika saja waktu bisa di putar kembali, aku pasti tidak akan pernah melakukan hal bodoh itu. Sekali lagi tolong maafkan aku, Mel," kata Yusuf menjeda ucapannya. Dia menghembuskan nafas panjang dan kembali berkata penuh penyesalan, "Maafkan aku, Mel. Aku takut jika tiba-tiba harus pergi seperti mama. Dan belum sempat meminta maaf kepada orang-orang yang pernah ku sakiti," Yusuf kembali menangis bahkan tangisan nya terdengar sangat memilukan. Dia benar-benar menyesali semua perbuatan nya dimasalalu.Sekitar satu jam Melinda, Marisha, dan Rio berada dirumah Yusuf. Keluarga Yusuf benar-benar menyambut kedatangan Melinda dengan hangat. Sangat berbeda saat dia pertama kali bertemu dengan keluarga Yusuf. Jika dulu hanya dianggap benalu dan upik abu. Tapi sekarang di istimewakan layaknya Sultan."Kalian mau menginap disini kan?" tanya Ami. Dia

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 81

    Kisah Keluarga Santi...Riko terlelap karna kelelahan dalam perjalanan. Lelah pikiran dan fisik menjadi satu.Syifa yang baru pulang sekolah merasa heran melihat warung mama nya sudah tutup. Dengan langkah tergesan, gadis belia itu memasuki rumah.Semenjak banyak masalah yang hadir dalam keluarga mama, gadis belia itu merasa trauma. Dia sangat takut kehilangan sosok seorang ibu yang menjadi sandaran untuknya selama ini.Syifa mundur beberapa langkah ke belakang, rasa kaget seketika datang menghampir. Saat melihat seseorang yang telah meninggalkannya, kini terlelap di sofa."Hufftt!"Nafas Syifa jadi tak beraturan, amarah dan sedih bercampur menjadi satu.Lekas Syifa memilih masuk ke kamarnya. Tak lupa dia mengunci pintu. Hanya itu yang bisa dia lakukan untuk menenangkan diri dan hatinya.Di dalam kamar, Syifa diam termenung. Memikirkan bagaimana dia harus bersikap kepada papa nya itu. Rasa canggung sudah pasti datang, sebab mereka sudah lama tak berjumpa. Apalagi jika harus bertatap m

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 82

    Rio mengajak Melinda jalan-jalan hari ini. Setelah puas berkeliling kota, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang."Capek ya?" tanya Rio saat mereka sudah dalam mobil."Nggak! Emang nya aku kelihatan capek?" Melinda balik bertanya.Rio tersenyum mendengar perkataan Melinda."Terimakasih sudah meluangkan waktumu untukku. Boleh aku jujur padamu nggak?"Melinda menyerngit heran, "Memang nya dari tadi kamu berbohong ya?"Dada Rio makin berdebar, dia antara takut dan berani mengatakan hal yang ingin disampaikan. Pasalnya ini adalah kali pertama dia dekat dengan perempuan."Mel, aku bahagia banget saat bersamamu tadi. Bisakah kamu membuatku lebih bahagia dari ini?" tanya Rio sukses membuat Melinda mengerjapkan bulu mata lentiknya."Bagaimana?" tanya Rio lagi karna tak mendapat jawaban dari Melinda."Ayo akh pulang! Nanti kemalaman," alih-alih menjawab pertanyaan Rio, Melinda malah mengajaknya pulang."Mel, maukah kamu menjalani hubungan serius dengan ku?" perkataan Rio barusan mampu membuat

Latest chapter

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 102

    Keluarga Yusuf turun dari mobil. Mereka berdecak kagum saat melihat dekorasi pernikahan Melinda kali ini. Sangat berbeda saat pernikahannya dengan Yusuf.Hati Santi berdenyut nyeri kembali, ketika awal mula dia merendahkan Melinda. Hanya karna memakai daster dan menggelar pernikahan dengan sederhana. Dia lalu memperlakukan Melinda seperti Upik Abu yang ternyata adalah seorang Sultan.Mereka langsung mengisi buku tamu, bahkan terpampang banyak papan ucapan dan buket bunga membuat mereka semakin kagum.Saat melihat dekorasi yang begitu bagus, kepala Dina langsung travelling. Dia menduga-duga berapa biaya yang sudah dihabiskan oleh Rio dan Melinda untuk dekorasi ini. Sungguh dia merasa lucu karna sempat ingin bersaing kekayaan dengan Melinda dulu.Mata Yusuf melirik ke sebuah foto besar yang di sebut foto prewedding. Foto itu sepertinya diambil di sebuah pantai. Tiba-tiba Yusuf teringat saat dia menelantarkan mantan istrinya itu."Lihat itu!" bisik Dina pada Yuda. Yuda langsung melirik k

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 101

    Kolega dan rekan bisnis juga datang berganti, mereka tak sabar ingin mengucapkan selamat kepada Melinda dan Rio.Sakti juga menjadi tamu terhormat disana, sebab dia salah satu pengusaha muda yang sukses. Banyak kaum hawa yang ingin mendekatinya."Samperin! Lamar!" ucap Rio kepada Sakti, sedangkan Melinda sedang berganti pakaian untuk melanjutkan sesi resepsi."Kamu ngomong sama aku?" tanya Sakti seraya menunjuk ke arah hidungnya."Bukan! Sama bujang tua yang gak laku!" ketus Rio membuat Sakti semakin melotot."Mentang-mentang sudah laku. Hemm, ingat! Apa yang kamu dapat sekarang juga ikut andil diriku!" angkuh Sakti seraya menyilangkan kedua tangannya di dada."Haha, sumpah idemu gak guna, Bro! Yang ada, aku seperti ABG labil!" kekeh Rio membuat Sakti menyatukan kedua alisnya."Aku berhasil karna cara ku sendiri, Sakti. Perempuan itu susah di tebak maunya. Makanya ku paksa saja!" ucap Rio masih tertawa bangga."Dipaksa? Yang ada dia ilfeel!""Jangan banyak mikir, sana buruan samperin!

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 100

    Melinda sedang di rias oleh tim MUA, Marisha dan Maida pun begitu. Di bagian dapur juga hidangan sudah siap. Dan di depan meja sudah tertata rapi. Hampir sembilan puluh persen semuanya selesai, hanya menunggu kedatangan pengantin laki-lakinya saja lagi."Done!" ucap Sesea yang merias wajah Melinda."Cantik sekali kamu!" kata Sesea tersenyum bangga dengan hasil karyanya menyulap wajah Melinda menjadi makin cantik.Asistennya pun ikut tersenyum melihat bos nya sudah selesai berkarya.Maida juga tersenyum puas saat melihat Melinda yang memang benaran sangat cantik sekali. Riasan Melinda memang sangat berbeda dari biasanya. Dia terlihat sangat natural dan cantik. Maklum saja yang meriasnya adalah perias para kalangan artis. Tarif jasa untuk merekuitnya pun cukup mahal. Tapi tidak untuk Melinda dan Rio. Mereka hanya menggunakan uang saku sehari saja untuk meminta jasa Sesea.Jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi, dan Melinda sudah siap dengan kebaya putih dengan dandanan adat Sunda. Ba

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 99

    Resa keluar kamarnya setelah selesai mandi, dia menuju kamar Rio. Perlahan tangan nya mengetuk pintu, namun hingga ketukan pintu yang kesekian kali tak ada jawaban juga.Resa meraih hendle pintu dan membuka pintu kamar. Nampak di dalam kamar masih gelap dan tidak ada aktivitas apapun. Itu menandakan sang penghuni kamar masih terlelap.Sebuah selimut tebal masih teronggok di atas kasur. Resa meraba selimut itu dan menyingkapnya sedikit.Sang cucu tercinta yang akan melaksanakan akad nikah hari ini, ternyata masih terbuai dalam alam mimpi. Resa tersenyum seraya menatap wajah tenang Rio yang masih menutup mata dengan sempurna."Hari ini kamu mau menikah, padahal baru kemarin rasanya Oma menggendongmu," ucapnya pelan seraya tangan Resa membelai wajah Rio.Rio tiba-tiba membuka mata dan terkejut saat mendapati neneknya sudah duduk di sampingnya."Oma?" ucap Rio seraya mengerjapkan mata, terlihat Resa tersenyum ke arahnya. Sejak dulu, Rio memang jarang menyusahkannya. Berbeda dengan Reza.

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 98

    Hari ini Rio dan Melinda melakukan foto prewedding di pantai. Mereka sudah menginap sejak semalam. Dan pagi ini sebelum matahari menampakkan sinarnya. Melinda sudah siap di dandani oleh tim MUA.Sesi foto pertama, Melinda mengenakan dress berwarna maron hingga menyentuh mata kakinya. Dengan meneteng topi e di tangannya. Sedangkan Rio mengenakan baju dan celena pendek yang senada dengan baju Melinda. Mereka menggunakan latar hamparan laut yang luas. Dan berpose menghadap ke arah matahari terbit.Kemudian di sesi berikutnya, Melinda mengenakan gaun pernikahan warna gold dan Rio mengenakan kemeja putih dibalut dengan toxido hitam. Kesan mewah dari baju mereka begitu terlihat.Fotografer yang mereka sewa juga berkerja keras dengan totalitas. Berbagai pose dilakukan, bahkan sang fotografer harus tiduran untuk mendapatkan foto terbaik.Pose terbaik adalah saat Melinda dan Rio berada di balik karang yang di hantam oleh ombak, dan airnya menyiprat seperti air terjun. Mereka berpose sangat bag

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 97

    Rio berjalan sembari berkari dari parkiran. Sebab sempat terkena macet tadi saat di jalan menuju rumah sakit. Kini dia terlembat sepuluh menit.Lobby rumah sakit yang ramai juga membuat moodnya berantakan. Karna menghalangi jalan menuju ruangannya. Sesampainya di ruangan, Rio menghembuskan nafas kasar. Karna sudah banyak pasien yang menunggu kedatangannya. Dia langsung mengerjakan tugasnya untuk menangani berbagai keluhan pasiennya. Hingga tiba waktu istirahat, dia melangkah ke kantin rumah sakit untuk mencari secangkir kopi. Dia butuh kafien untuk mengembalikan moodnya.Baru saja melangkah beberapa langkah, tangan nya di cekal oleh seseorang."Yo!""Jelita? Ngapain kamu kesini?" tanya Rio seraya melirik ke arah tangannya yang di cekal oleh Jelita. Perempuan yang menjadi sahabat Rio sejak SMA, dia pernah menyatakan perasaannya pada Rio. Namun Rio tak pernah membalas perasaan Jelita."Aku sengaja kesini!" kata Jelita seraya menatap lekat ke arah Rio."Ngapain? Aku mau ke kantin! Mau

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 96

    Argadana menemui Resa setelah Rio dan Melinda pulang."Bu!" panggil Argadana menghampiri Resa yang masih duduk di ranjang, sama saat Melinda menemuinya tadi."Mau minum jus?" tanya Argadana basa-basi."Nggak! Kamu kesini mau menawari jus atau ada maksud lain?" tanya Resa sudah tahu maksud kedatangan anaknya."Aku eh, au,.." ucap Argadana tergagap."Kamu kalah sama Rio dan Melinda, Arga! Keduanya tidak ada yang takutnya saat bicara dengan ku," ledek Resa."Jadi kapan Rio akan melamar perempuan itu?"Argadana langsung shock ketika mendengar pertanyaan Resa. Dia bahkan tak bisa berkata apa-apa lagi."Kamu kenapa?" tanya Resa menatap heran ke arah anaknya."Aku terkejut karna pertanyaan ibu tadi," jujur Argadana."Kok bisa?"Argadana menggeleng, "Ibu yakin mau menerima Melinda?""Bukankah sudah aku katakan barusan? Apakah harus aku tarik kembali kata-kataku?" sahut Resa kesal."Ti-tidak seperti itu, Bu! Ya, kalau sudah pas, biar Riana yang mengurus semuanya. Aku akan segera bilang padanya

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 95

    Semua orang memuji masakan Melinda. Mereka makan dengan lahap, termasuk Resa. Tapi dia tidak mencibir atau memuji masakan Melinda. Riana yang melihat itu, bersorak gembira sebab calon mantunya selangkah lebih maju. Biasanya Resa selalu mengkritik masakannya dan Gendis jika tidak enak, walaupun hanya kurang tingkat kematangannya sedikit. Namun sekarang, mertuanya itu makan dengan lahap tanpa protes sedikit pun.Setelah makan, semua anggota keluarga Argadana kembali berkumpul di ruang tamu, termasuk Resa. Dia ingin menunjukkan kepada Melinda siapa dirinya."Hmm, Ma, Pa, Oma, dan Tante. Sebenarnya kedatangan Rio membawa Melinda kesini, ingin meminta restu. Agar hubungan ini bukan hanya untuk jalan bersama. Rio minta izin untuk melamar Melinda secepatnya," ucap Rio tegas hanya dengan satu helaan nafas."Kamu itu! Baru aja kenal beberapa hari, sudah sok sokan mau lamaran. Mbok harus di kenali dulu bibit, bebet, dan bobotnya dulu. Kamu kan tahu kita ini siapa, Rio?" sela Resa, dia memotong

  • Sultan Dianggap Upik Abu   Bab. 94

    "Wah ada yang dapat cincin nih! Coba ibu lihat!" celutuk Marisha sudah berdiri di ambang pintu kamar Melinda. Dia langsung masuk untuk memastikan.Melinda menutup wajah dengan sebelah tangan yang tersemat cincin pemberian Rio."Sebentar ibu foto ya!" ujar Marisha mengeluarkan ponsel dari saku dasternya. Dia langsung mengunggah di story Whatshapp nya dengan caption 'Semoga ini pertanda baik' tulisnya.Marisha mengulas pucuk kepala putrinya."Istirahat, Mel. Udah malam ini, jangan liatin cincin itu mulu. Nanti ibu beliin yang lebih banyak kalau mau!" goda Marisha membuat Melinda melongo. Marisha langsung keluar dan menutup pintu kamar anaknya. Melinda melanjutkan mengoles skincare malamnya.***Rio sudah berganti baju dan bersiap untuk tidur. Namun dia lupa menyalakan alrm untuk besok pagi, karna masuk jadwal pagi. Dia membuka whatshapp nya terlebih dahulu. Siapa tahu ada pesan dari Melinda. Rio mendesah pelan karna harapan tak sesuai keinginan.Tapi matanya terpaku pada unggahan story

DMCA.com Protection Status