All Chapters of Sultan Dianggap Upik Abu: Chapter 71 - Chapter 80

102 Chapters

Bab. 71

Di kamar hotel 115,Riska sedang mendesah nikmat dibawah kungkungan Tomy. Lelaki buncit atasan tempat Riska bekerja."Ahh! Pelan-pelan, sayang,"Tomy memukul pantat Riska mulai menghujaminya lagi. Memacu Riska agar mendesah lebih keras."Keluarkan suaramu yang seksi itu, sayang. Bukan kah kamu sangat menyukai permainanku,"Riska mengerang lalu mencium bibir tebal Tomy, "Dorong lebih kuat! Puaskan aku! Maka aku akan mngerang lebih kuat, ahh!""Manis sekali,"Baik Tomy maupun Riska, mereka sama-sama menikmati pergumulan mereka.***Diruangan meeting,Melinda sedang duduk anggun berwibawa. Dia tengah menantikan sebuah pertunjukkan yang akan terjadi."Pak Yusuf sekarang giliran anda untuk melakukan persentasi!"Yusuf yang melihat Melinda tersenyum sinis ke arahnya membuatnya marah. Padahal dulu mereka sepasang suami istri yang romantis. Sekarang seperti Tom and Jerry. Yusuf segera membuka laptopnya untuk persentasi.Namun sebelum tangan nya menyentuh mouse untuk membuka file persentasi. L
Read more

Bab. 72

Yusuf membuka pintu kamar itu dengan kunci cadangan. Rahang nya mengeras kala indera pendengarannya menangkap suara desahan Riska.Riska dan Tomy yang sedang bergumul tersentak kaget. Mereka sontak langsung melompat dari atas ranjang."Mas Yusuf?" ucap Riska kaget, keringat dingin mulai membasahi tubuhnya saat melihat mantan suaminya berdiri dihadapannya."Brengsek!!" umpat Yusuf menerjang Tomy yang hanya bertelanjang dada. Dia memukul Tomy membabi buta."Berhenti, mas!!!"Yusuf menatap nyalang ke arah tangan Riska yang mencoba menghalanginya."Kamu membela lelaki buncit ini? Setelah kamu bergumul dengannya, kamu juga melarangku memukulnya?" berang Yusuf."Berhenti mas, mas Yusuf bisa masuk penjara jika menghabisinya. Aku tidak mau jika itu terjadi," isak tangis Riska pecah."Omong kosong! Dasar perempuan murahan! Setelah bercerai denganku kamu malah tidur dengan lelaki tua ini. Aku akan mengambil Silfa dan kamu tidak boleh bertemu dengan nya lagi!""Kamu nggak boleh memisahkan ku den
Read more

Bab. 73

Yusuf masuk ke rumahnya dengan tergesa-gesa. Ia mendapat telpon dari kakaknya buah Melinda datang ke rumahnya. Saat masuk ke dalam rumah ia melihat Santi, Imelda, dan Yuda sudah berkumpul di ruang tamu.Mereka dikepung oleh beberapa orang yang tidak lain adalah anak buahnya Adam, kaki tangan nya Melinda.Bibir Yusuf mengatup rapat, dengan paru-paru membusung. Yusuf melangkah cepat menghampiri mereka. Dia langsung menatap tajam Adam dan bergabung bersama keluarganya."Apa Melinda yang menyuruh kalian kesini?" sengit Yusuf duduk disamping Imelda, dia merangkul tubuh mama nya yang gemetar ketakutan.Adam maju ke depan dan melemparkan berkas tepat di hadapan mantan suami majikannya."Nona Melinda tidak memerintahkan apapun kepada saya. Tapi saya sendiri yang bergerak untuk menangkap anda!"Alis Yusuf berkerut, dia mengambil berkas itu dan membacanya dengan teliti. Matanya melotot dan tangan terkepal kuat.Adam menunduk lalu meraih dagu Yusuf, membuat Yusuf mendongak ke arahnya."Tuan Yusu
Read more

Bab. 74

Yusuf duduk terkulai lemas di lantai setelah menonton berita itu. Memegang erat remote televisi mulai menggeleng tak terima dengan kenyataan."TIDAK!!!"Pyar! Yusuf membanting remote televisi itu ke dinding. Hingga hancur berkeping-keping. Baterainya berserakan di lantai.Yusuf mengeram, memukul apapun yang ada di sekitarnya. Dia membanting vas bunga, melempar gelas, dan menendang kaki meja. Yusuf mengamuk sejadi-jadinya, dia memberantakkan seluruh ruang tengah.Yusuf meraung terus meraung, sambil meneteskan air mata."Riska! Riskaa!! Riskkaaa brengsek!! Kamu sudah membohongiku ku, kamu juga membunuh calon anakku!!!"Yusuf menyugar rambutnya, lalu memukul meja kaca yang ada dihadapannya. Hingga meja itu pecah dan membuat tangan nya berdarah.Brakk!!!"Melinda!!! Akkhhh Melinda!!!" lirih Yusuf dengan mata memerah menahan kesedihan.Hampir dua tahun bersama dengan Melinda. Perempuan itu selalu mendampingi nya dalam susah maupun senang, meskipun di perlakukan seperti Upik Abu. Melinda j
Read more

Bab. 75

Setelah telpon dari Dina terputus, Melinda langsung menghubungi Fatir. Karna Fatir adalah sepupu Linda alias Alika. Sesuai dugaan, keluarga Fatir memang belum mengetahui kabar tentang Alika. Setelah Melinda memberitahu, mereka memutuskan untuk langsung berangkat ke Jakarta untuk memastikan langsung."Sebenarnya siapa yang kecelakaan sih, Mel? Yusuf atau Linda? Iya Linda itu siapa juga?" tanya Arum yang sejak tadi bingung melihat Melinda sibuk menelpon."Mereka, Rum. Yusuf dan Linda,""Linda? Linda yang mana?" Rasti ikut bingung mendengar nama Linda. Sebab mereka memang tidak tahu siapa Linda sebenarnya."Linda itu adalah Alika. Perempuan yang mau dijodohkan dengan Yusuf setelah perceraian ku," jelas Melinda membuat ketiga temannya melongo."Linda? Jadi yang meninggal tadi Alika atau Linda?" tanya Nilam masih bingung."Alika dan Linda itu satu orang yang sama, bestie. Jadi sebenarnya Alika itu nama aslinya adalah Linda. Linda ini ternyata sepupunya Fatir, teman saat aku SMA dulu," jela
Read more

Bab. 76

"Apa bik Ramlah tidak tau apa yang anak-anak bik Ramlah lakukan? Memang nya mereka tidak cerita jika mereka hanya memanfaatkan orang lain demi kepentingan sendiri?"Ramlah ketakutan dengar ucapan Melinda. Namun dia mencoba menyembunyikan kegugupan nya."Apa bik Ramlah memang tidak paham atau hanya pura-pura tidak tahu dengan perkataan ku barusan?" tanya Melinda lagi. Dia sengaja mengulur waktu, sebab dia sudah mengirim pesan kepada Fatir tanpa sepengetahuan Ramlah."Katakan langsung! Gak usah bertele-tele!" kini suara Ramlah sedikit meninggi."Riska menikah dengan mas Yusuf karna mengincar hartanya saja. Sama seperti mas Yusuf yang menikahiku. Tujuannya hanya untuk mendapatkan hartaku. Dasar kalian manusia picik! Suka manupulatif!"Ramlah terlihat kesal sekali, dadanya naik turun mengatur nafas, "Tidak!!! Riska tidak seperti itu! Dia mencintai Yusuf dengan tulus. Itu sebab nya dia rela menikah siri agar keluarga Yusuf tidak mengetahui tentang pernikahan nya. Tapi gara-gara kamu, semua
Read more

Bab. 77

Setiap hari jumat, kediaman Yusuf kedatangan Ustazd Zaki. Ustazd Zaki lah yang sering mengunjungi rumah mereka karna tak jauh jaraknya. Dina lah yang memperkenalkan keluarga Yusuf dengan Ustazd Zaki. Dina berharap jika Ustazd Zaki bisa membantu kesembuhan hati keluarga suaminya itu.Semenjak kejadian viral beberapa bulan yang lalu, Imel mengalami depresi berat. Dia sering meraung-raung tidak jelas, mungkin beban hidupnya terlalu berat. Kaki Yusuf masih cedera, makanya dia belum bisa kembali mencari pekerjaan. Jadi mereka hanya bergantung penghasil butik Dina dan gajih Yuda sebagai karyawan biasa disebuah perusahaan.Awalnya Santi bekerja sebagai asisten rumah tangga. Namun majikannya selalu menyiksa dan tak memberinya makan dengan layak. Gajihnya juga tak dibayar sesuai dengan perjanji. Karna itu, Santi kabur dari rumah majikannya. Tak ingin menjadi beban untuk Dina dan Yuda. Santi dan Syifa memilih tinggal di rumah mendiang mertuanya. Rumah itu sudah diberikan kepada Riko sejak mere
Read more

Bab. 78

Pagi itu, Syifa membantu Santi menyapu halaman rumah. Bocah lima belas tahun itu dipaksa dewasa oleh keadaan. Berhubung hari ini, hari libur. Dia membersihkan halaman dan sekeliling rumah.Tempat tinggalnya sekarang terlihat sunyi dan sepi. Jarak rumah dan rumah orang lain cukup jauh, meski masih di Jakarta. Tapi rumah Santi masuk ke dalam pelosok. Agar suasana lebih hidup, Syifa membersihkan lingkungan rumahnya.Tiga bulan berlalu sejak Riko pergi dan menjual aset mereka.Syifa bertahan hidup sendirian karna ibunya bekerja sebagai asisten rumah tangga. Santi selalu mengiriminya uang bulanan dari gajihnya.Dan Riko juga mengiriminya uang setiap bulannya. Namun tak pernah lelaki itu berniat menemui darah dagingnya.Pernah sekali dia bertelponan dengan Riko. Syifa menanyakan tentang kejelasan hubungan kedua orangtuanya. Namun Riko tidak memberikan jawaban yang pasti."Papa tidak bisa menjanjikan apapun padamu, Syifa. Tapi papa akan berusaha menunaikan kewajiban papa sebagai orangtuamu.
Read more

Bab. 79

Melinda sedang bersiap akan pergi ke kantor. Dia memoles blush on di depan meja rias. Tiba-tiba ponselnya berdering. Ternyata Dina lah yang mengbunginya.Melinda langsung menjawab telpon dari Dina. Sebab sekarang Dina adalah informan bagi Melinda. Mungkin kali ini Dina juga akan mengabarkan berita penting."Hallo, Din! Ada apa?" tanya Melinda langsung begitu telpon terhubung."Hallo, Mbak! M-mama Mbak, Mama,," suara Dina terputus karna panik."Mama kenapa?" tanya Melinda menyerngit bingung."M-ma-mama baru aja pergi, Mbak!" Dina menangis tersegal-segal."Pergi? Pergi kemana?" tanya Melinda makin bingung, karna dia tidak mengerti maksud ucapan Dina."Mama sudah pergi! Di-Dia meninggal, Mbak!" tegas Dina membuat Melinda tersentak kaget."Hah? Kamu serius? Apa dia sakit?" Melinda mencecar Dina pertanyaan. Meskipun dia kesal sama mantan mertuanya itu, tapi Imel pernah berbuat baik padanya juga."Iya, Mbak. Ma-mama dibunuh!""Innalillahi wa Inna ilaihi rojiun. Siapa? Siapa yang tega melaku
Read more

Bab. 80

"Aku juga minta maaf pada kalian. Aku merasa sangat berdosa, terutama pada Melinda. Maafkan aku, Melinda. Aku bener-bener menyesali perbuatan bodohku. Jika saja waktu bisa di putar kembali, aku pasti tidak akan pernah melakukan hal bodoh itu. Sekali lagi tolong maafkan aku, Mel," kata Yusuf menjeda ucapannya. Dia menghembuskan nafas panjang dan kembali berkata penuh penyesalan, "Maafkan aku, Mel. Aku takut jika tiba-tiba harus pergi seperti mama. Dan belum sempat meminta maaf kepada orang-orang yang pernah ku sakiti," Yusuf kembali menangis bahkan tangisan nya terdengar sangat memilukan. Dia benar-benar menyesali semua perbuatan nya dimasalalu.Sekitar satu jam Melinda, Marisha, dan Rio berada dirumah Yusuf. Keluarga Yusuf benar-benar menyambut kedatangan Melinda dengan hangat. Sangat berbeda saat dia pertama kali bertemu dengan keluarga Yusuf. Jika dulu hanya dianggap benalu dan upik abu. Tapi sekarang di istimewakan layaknya Sultan."Kalian mau menginap disini kan?" tanya Ami. Dia
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status