Home / Pernikahan / Sultan Dianggap Upik Abu / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Sultan Dianggap Upik Abu: Chapter 81 - Chapter 90

102 Chapters

Bab. 81

Kisah Keluarga Santi...Riko terlelap karna kelelahan dalam perjalanan. Lelah pikiran dan fisik menjadi satu.Syifa yang baru pulang sekolah merasa heran melihat warung mama nya sudah tutup. Dengan langkah tergesan, gadis belia itu memasuki rumah.Semenjak banyak masalah yang hadir dalam keluarga mama, gadis belia itu merasa trauma. Dia sangat takut kehilangan sosok seorang ibu yang menjadi sandaran untuknya selama ini.Syifa mundur beberapa langkah ke belakang, rasa kaget seketika datang menghampir. Saat melihat seseorang yang telah meninggalkannya, kini terlelap di sofa."Hufftt!"Nafas Syifa jadi tak beraturan, amarah dan sedih bercampur menjadi satu.Lekas Syifa memilih masuk ke kamarnya. Tak lupa dia mengunci pintu. Hanya itu yang bisa dia lakukan untuk menenangkan diri dan hatinya.Di dalam kamar, Syifa diam termenung. Memikirkan bagaimana dia harus bersikap kepada papa nya itu. Rasa canggung sudah pasti datang, sebab mereka sudah lama tak berjumpa. Apalagi jika harus bertatap m
Read more

Bab. 82

Rio mengajak Melinda jalan-jalan hari ini. Setelah puas berkeliling kota, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang."Capek ya?" tanya Rio saat mereka sudah dalam mobil."Nggak! Emang nya aku kelihatan capek?" Melinda balik bertanya.Rio tersenyum mendengar perkataan Melinda."Terimakasih sudah meluangkan waktumu untukku. Boleh aku jujur padamu nggak?"Melinda menyerngit heran, "Memang nya dari tadi kamu berbohong ya?"Dada Rio makin berdebar, dia antara takut dan berani mengatakan hal yang ingin disampaikan. Pasalnya ini adalah kali pertama dia dekat dengan perempuan."Mel, aku bahagia banget saat bersamamu tadi. Bisakah kamu membuatku lebih bahagia dari ini?" tanya Rio sukses membuat Melinda mengerjapkan bulu mata lentiknya."Bagaimana?" tanya Rio lagi karna tak mendapat jawaban dari Melinda."Ayo akh pulang! Nanti kemalaman," alih-alih menjawab pertanyaan Rio, Melinda malah mengajaknya pulang."Mel, maukah kamu menjalani hubungan serius dengan ku?" perkataan Rio barusan mampu membuat
Read more

Bab. 83

Yusuf sudah jauh berubah dari dirinya yang dulu. Rentetan masalah yang menimpa keluarganya menyadarkan nya akan kesalahan nya pada Melinda. Dia sudah berjanji akan memulai hidup lebih baik dari sebelumnya.Toko klontong miliknya juga sudah berkembang pesat. Bahkan bisa di bilang menjadi pusat perbelanjaan di daerah situ. Karna harganya juga relatif murah dari yang lainnya.Akhir-akhir ini Yusuf dengan Nina, salah satu karyawan di tokonya nya. Nina adalah janda beranak satu, namun Yusuf tidak mempersalahkan hal itu. Mereka sudah menjalani kasih semenjak dua bulan terakhir. Yusuf juga sudah mengantongi restu dari orangtua Nina.Menjelang pernikahan Yusuf dan Nina, mereka di nasehati oleh keluarganya untuk meminta restu dan kehadiran papa nya Yusuf.Yusuf mengaguk, meski sebenarnya dia enggan untuk bertemu dengan papanya. Yusuf mengajak Yuda untuk pergi ke rumah Eddy.Namun, saat mobil sampai di depan rumah minimalis. Yusuf tak mau turun dari dalam mobil. Yuda juga tercengang.Ada seoran
Read more

Bab. 84

"Bu, maaf ya!" ucap Melinda memecah keheningan diantara Melinda dan Marisha.Mereka sedang menikmati suasana hari libur di taman belakang. Rutinitas biasa mereka lalukan setiap hari libur.Marisha lamgsung menoleh dan menyerngit heran ketika mendengar perkataan putrinya."Maaf untuk apa, Mel?" Marisha berucap seraya terkekeh."Hmm, karna aku udah marah-marah nggak jelas tadi malam. Aku bahkan meninggalkan meja makan begitu saja. Aku benar-benar minta maaf, bu," ucap Melinda lirih."Nggak papa, Mel. Yang penting kamu makan, ibu nggak mau kamu sampai sakit. Hanya kamu yang ibu punya sekarang!" kata Marisha penuh perhatian meski dengan nada cuek.Melinda menyeruput tehnya seraya menoleh ke arah ibunya yang sedang memakan nastar."Bu!""Ya?""Ibu tahu kenapa aku menolak dokter Rio?" tanya Melinda tiba-tiba."Kenapa?" sahut Marisha acuh. Padahal dalam hatinya sangat penasaran."Selain karna aku nggak mau menjalan hubungan serius lagi. Alasan lainnya adalah, karna keluarganya tidak akan men
Read more

Bab. 85

[Yo, kamu lagi dirumah kan? Aku mau ngantar oleh-oleh dari nyokap nih. Katanya buat anak angkat tersayang]Pesan dari Sakti masuk ke ponsel Rio membuatnya tersenyum simpul. Astuti ibunya Sakti selalu ingat pada dirinya. Meskipun Rio hanya sahabat dari anaknya, tapi Astuti selalu menganggap Rio seperti anaknya sendiri. Hal itu kadang membuat Sakti merajuk.[Jika aku tidak ada dirumah, terus aku dimana? Dasar menyebalkan] balas Rio dengan emot kepala bertanduk.[Ya, mungkin aja kamu lagi di kantor atau di rumahnya Melinda. Kamu kan lagi kasmaran sama janda canteks itu] tulis Sakti lagi dengan emo terbahak-bahak.[Yah, gitu aja ngambak. Kan aku hanya berkidding aja. Aduh, Yo nggak usah terlalu bucin deh. Nanti kalau Oma Resa nggak setuju baru tahu kamu!] Sakti kembali mengirimi Rio pesan dengan emo menjulurkan lidah.Rio tak membalas pesan dari Sakti lagi, dia hanya menatap layar ponsel itu. Dia juga dengan percaya dirinya masih berfikir positif jika neneknya pasti akan menyetujui piliha
Read more

Bab. 86

Di Restaurant MadamMei...Melinda mengajak Rio makan malam bersama. Dengan dalil ada yang harus ingin disampaikan.Setelah makan malam selesai, mereka sama-sama masih diam membisu. Baik Melinda maupun Rio tidak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun.Melinda menatap keluar, dimana lampu jalanan menyala berkelipmenyal disana. Sedangkan Rio, jangan di tanya lagi. Jelas dia sedang mengagumi mahakarya ciptaan yang Kuasa. Dia sangat betah memandang wajah Melinda.Jika boleh meminta, maka dia akan meminta waktu untuk segera berhenti detik itu juga. Karna dia ingin memandang wajah Melinda sepuasnya. Namun hal itu hanya angan Rio semata."Mel, kamu mau bicara apa?" tanya Rio penasaran membuka obrolan mereka.Melinda yang awalnya menatap keluar, akhirnya menatap wajah Rio. Dia menelinsik seluruh wajah Rio. Terlihat binar cinta untuknya dari mata Rio. Namun apakah cinta saja sudah cukup?Melinda menarik nafas panjang, mencoba merangkai kata untuk di sampaikan. Entah mengapa dia merasa ada yang
Read more

Bab. 87

Warga menerobos masuk ke dalam rumah Eddy."Tolong, bapak, ibu. Itu mereka pencuri, mereka mengambil semua perhisanku. Dan sekarang masih berada dikamarku bersama dengan suamiku," isak Lasmi berlinang airmata.Warga langsung masuk ke dalam kamar dan menemukan Dina dan Yuda sudah mengacak-ngak isi kamar. Di tangan Dina terdapat banyak perhiasan membuat warga langsung ingin memukulnya."Nah ini dia malingnya! Cepat telpon polisi!" ucap salah satu warga."Iya, telpon polisi! Jangan biarkan mereka lolos,""Setuju!""Lebih baik kita hajar saja mereka!""Eh, tunggu! Enak saja main hajar, kami ini anaknya papa Eddy. Iya kali kami mencuri dirumah orangtua sendiri," bela Dina."Jangan dengarkan mereka, Pak, Bu. Mereka memang mencuri, tuh buktinya perhiasan ku ada ditangannya!" sergah Lasmi membuat Dina mendelik. Dia maju ke arah Lasmi lalu menjambak rambutnya hingga wajah Lasmi mendongak ke arahnya. Namun sebelum itu, Dina lebih dulu memasukan perhiasannya ke dalam tas."Dasar jalang! Aku tida
Read more

Bab. 88

"Bukan pacar tapi calon pacar, Ma!" sahut Rio dengan wajah bersemu merah."Emangnya sudah yakin jika Melinda menyukaimu, Yo?" tanya Argadana konyol membuat Riana melotot ke arahnya seakan meminta penjelasan."Mana ada yang akan menolak cucu yang tampanku. Lagian perempuan itu mau-mau aja pas di ajak kemari kok. Sudah tentu dia juga mau sama Rio. Siapa yang berani menolak cucunya Resa Sofia Dana?" ucap Resa dengan bangga."Ya, kita kan gak tahu, Melinda nya cinta apa gak sama Rio, bu. Biasanya orang yang lagi jatuh cinta itu pasti berbeda dengan yang patah hati. Melinda kayaknya mengagap kamu sebagai teman aja, iyakan Yo?" kata Argadana tanpa basa-basi.Semua orang menelan salivanya dengan susah. Mereka menatap ke arah Rio seakan ingin mendengar jawaban yang cepat.Rio yang ditatap menjadi bingung. Karna apa yang dikatakan oleh Papa nya memang benar. Melinda belum memberikan jawaban yang pasti kepadanya. Dia masih berusaha meluluhkan hati Melinda, namun keluarganya malah menjadi heboh
Read more

Bab. 89

Riana dan Rio bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ruang keluarga. Mereka yakin kalau Resa belum selesai berbicara saat di meja makan tadi."Duduk sini!" titah Resa saat melihat cucu kebanggaannya. Rio langsung duduk di kursi sebelah neneknya."Kamu adalah kebanggaan, Oma. Kamu selalu mendengarkan apa yang Oma katakan padamu. Jadi, Oma harap jangan ada percakapan seperti di meja makan tadi!" ucap Resa penuh wibawa.Riana menautkan kedua tangannya meremas dengan kencang. Dalam hatinya merasa panas dan ingin berontak memaki mertuanya yang seenaknya saja pada anaknya. Namun, apa daya dia tidak berwenang akan hal itu.Rio menatap sendu ke arah neneknya. Hatinya terluka mendengar ucapan neneknya."Jika selama ini Rio selalu menuruti keinginan Oma, dan membuat Oma bahagia. Kini boleh kah Rio meminta kebahagian untuk diri Rio sendiri sekali saja, Oma?""Tentu saja! Selama ini apa yang tidak ku berikan untuk cucu kesayangan ku ini?" ucap Resa dengan bangga."Rio ingin menikah dengan Meli
Read more

Bab. 90

Hari bahagia itu akhirnya tiba. Yusuf terlihat tampan dengan pakaian pengantin warna putih. Meskipun sudah pernah menikah dua kali, tapi aura yang terpancar dari wajah Yusuf masih memukau.Yusuf terlihat agak tegang, karna ini kali pertama dia menikahi perempuan yang dicintai dan tanpa di dampingi oleh ke dua orangtuanya.Anita juga sudah siap, dia membantu memakaikan kris di punggung Yusuf. Keringat terus membasahi wajah Yusuf saking gugupnya, padahal pendingin udara sudah sejak tadi di nyalakan.Meski begitu, senyuman dari bibir Yusuf terus mengembang karna kehadiran Anita. Dia paling mirip dengan Imelda. Kalau Ami, dia hanya hadir sebagai tamu. Tidak ikut berpartisipasi menyiapkan pernikahan keponakannya."Yang nama nya duda, tetap aja duda! Biar berpakaian sebagus apapun tak akan mengubah kenyataan!" nyinyir Ami membuat Santi dan Yuda mengelus dada ketika meminta bantuan untuk menyiapkan pernikahan Yusuf."Sah!" satu kata yang keluar dari para tamu ketika Yusuf berhasil mengucapka
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status