Deru suara mobil Yusuf memasuki pekarangan rumah. Membuat Imelda dan Santi tersenyum simpul. Pasalnya Yusuf lah yang menjadi tulang punggung keluarga setelah Eddy berselingkuh dan meninggalkan mereka semua.Sedangkan Riko katanya merantau ke Kalimantan untuk berinvestasi di perkebunan sawit. Dia pergi setelah menjual semua aset yang Santi dan Riko miliki. Dia juga jarang mengirimi uang untuk Santi dan anaknya."Kamu mandi dulu gih, Suf. Setelah itu langsung makan malam. Mama sudah masak enak," ucap Imel dengan penuh kasih sayang."Nanti saja, ma. Aku mau istirahat dulu," kata Yusuf sambil menarik bantal yang ada di sofa ruang keluarga. Dia kemudian meraih ponsel yang ada disakunya. Melihat kabar viral yang sudah berhasil menjadi tranding topik. Dia tersenyum senang melihatnya. Banyak para netizen dan deterjen menghujat Melinda dan Kusuma Copl."Salah siapa ngotot pisah sama aku?" batin Yusuf.Yusuf kemudian bangkit dan masuk ke kamarnya. Dia memikirkan untuk tidak datang besok ke peng
Adam melempar tubuh Wisnu ke gudang, menendangnya kasar.Wisnu mengeram kesakitan, "Sialan!"BughBerto kembali memberikan tinjuan ke wajah Wisnu."Uhuk! Uhuk, cuiih!" Wisnu terbatuk mengeluarkan darah segar.Adam berjongkok lalu meraih rambut Wisnu. Dia menjambaknya dan membuat Wisnu mendongak ke arahnya."Katakan dengan jelas! Apa motifmu menukar obat majikanku?" "Hahaha!!!"Adam kembali memukul wajah Wisnu, tapi kurir itu tetap saja tertawa."Haha! Bodoh! Aku tak akan pernah buka mulut!""Bos, pria ini memang harus diberi pelajaran. Biar aku dan Berto saja memberinya pelajaran," kata Aldo.Adam melepaskan rambut Wisnu. Membiarkan Aldo dan Berto mengambil alih. Tangan Wisnu segera diikat, lalu dipukuli. Wisnu di tendang dilantai hingga babak belur. Berkali-kali tubuhnya membentur tembok.Sedangkan Berto menodongkan pisau ke wajah Wisnu."Pisau ini akan menggores wajahmu sampai kamu buka mulut!"Awalnya Wisnu tidak takut dengan ancaman Berto. Tapi ketika ujung pisau itu ditekan kuat
Di kamar hotel 115,Riska sedang mendesah nikmat dibawah kungkungan Tomy. Lelaki buncit atasan tempat Riska bekerja."Ahh! Pelan-pelan, sayang,"Tomy memukul pantat Riska mulai menghujaminya lagi. Memacu Riska agar mendesah lebih keras."Keluarkan suaramu yang seksi itu, sayang. Bukan kah kamu sangat menyukai permainanku,"Riska mengerang lalu mencium bibir tebal Tomy, "Dorong lebih kuat! Puaskan aku! Maka aku akan mngerang lebih kuat, ahh!""Manis sekali,"Baik Tomy maupun Riska, mereka sama-sama menikmati pergumulan mereka.***Diruangan meeting,Melinda sedang duduk anggun berwibawa. Dia tengah menantikan sebuah pertunjukkan yang akan terjadi."Pak Yusuf sekarang giliran anda untuk melakukan persentasi!"Yusuf yang melihat Melinda tersenyum sinis ke arahnya membuatnya marah. Padahal dulu mereka sepasang suami istri yang romantis. Sekarang seperti Tom and Jerry. Yusuf segera membuka laptopnya untuk persentasi.Namun sebelum tangan nya menyentuh mouse untuk membuka file persentasi. L
Yusuf membuka pintu kamar itu dengan kunci cadangan. Rahang nya mengeras kala indera pendengarannya menangkap suara desahan Riska.Riska dan Tomy yang sedang bergumul tersentak kaget. Mereka sontak langsung melompat dari atas ranjang."Mas Yusuf?" ucap Riska kaget, keringat dingin mulai membasahi tubuhnya saat melihat mantan suaminya berdiri dihadapannya."Brengsek!!" umpat Yusuf menerjang Tomy yang hanya bertelanjang dada. Dia memukul Tomy membabi buta."Berhenti, mas!!!"Yusuf menatap nyalang ke arah tangan Riska yang mencoba menghalanginya."Kamu membela lelaki buncit ini? Setelah kamu bergumul dengannya, kamu juga melarangku memukulnya?" berang Yusuf."Berhenti mas, mas Yusuf bisa masuk penjara jika menghabisinya. Aku tidak mau jika itu terjadi," isak tangis Riska pecah."Omong kosong! Dasar perempuan murahan! Setelah bercerai denganku kamu malah tidur dengan lelaki tua ini. Aku akan mengambil Silfa dan kamu tidak boleh bertemu dengan nya lagi!""Kamu nggak boleh memisahkan ku den
Yusuf masuk ke rumahnya dengan tergesa-gesa. Ia mendapat telpon dari kakaknya buah Melinda datang ke rumahnya. Saat masuk ke dalam rumah ia melihat Santi, Imelda, dan Yuda sudah berkumpul di ruang tamu.Mereka dikepung oleh beberapa orang yang tidak lain adalah anak buahnya Adam, kaki tangan nya Melinda.Bibir Yusuf mengatup rapat, dengan paru-paru membusung. Yusuf melangkah cepat menghampiri mereka. Dia langsung menatap tajam Adam dan bergabung bersama keluarganya."Apa Melinda yang menyuruh kalian kesini?" sengit Yusuf duduk disamping Imelda, dia merangkul tubuh mama nya yang gemetar ketakutan.Adam maju ke depan dan melemparkan berkas tepat di hadapan mantan suami majikannya."Nona Melinda tidak memerintahkan apapun kepada saya. Tapi saya sendiri yang bergerak untuk menangkap anda!"Alis Yusuf berkerut, dia mengambil berkas itu dan membacanya dengan teliti. Matanya melotot dan tangan terkepal kuat.Adam menunduk lalu meraih dagu Yusuf, membuat Yusuf mendongak ke arahnya."Tuan Yusu
Yusuf duduk terkulai lemas di lantai setelah menonton berita itu. Memegang erat remote televisi mulai menggeleng tak terima dengan kenyataan."TIDAK!!!"Pyar! Yusuf membanting remote televisi itu ke dinding. Hingga hancur berkeping-keping. Baterainya berserakan di lantai.Yusuf mengeram, memukul apapun yang ada di sekitarnya. Dia membanting vas bunga, melempar gelas, dan menendang kaki meja. Yusuf mengamuk sejadi-jadinya, dia memberantakkan seluruh ruang tengah.Yusuf meraung terus meraung, sambil meneteskan air mata."Riska! Riskaa!! Riskkaaa brengsek!! Kamu sudah membohongiku ku, kamu juga membunuh calon anakku!!!"Yusuf menyugar rambutnya, lalu memukul meja kaca yang ada dihadapannya. Hingga meja itu pecah dan membuat tangan nya berdarah.Brakk!!!"Melinda!!! Akkhhh Melinda!!!" lirih Yusuf dengan mata memerah menahan kesedihan.Hampir dua tahun bersama dengan Melinda. Perempuan itu selalu mendampingi nya dalam susah maupun senang, meskipun di perlakukan seperti Upik Abu. Melinda j
Setelah telpon dari Dina terputus, Melinda langsung menghubungi Fatir. Karna Fatir adalah sepupu Linda alias Alika. Sesuai dugaan, keluarga Fatir memang belum mengetahui kabar tentang Alika. Setelah Melinda memberitahu, mereka memutuskan untuk langsung berangkat ke Jakarta untuk memastikan langsung."Sebenarnya siapa yang kecelakaan sih, Mel? Yusuf atau Linda? Iya Linda itu siapa juga?" tanya Arum yang sejak tadi bingung melihat Melinda sibuk menelpon."Mereka, Rum. Yusuf dan Linda,""Linda? Linda yang mana?" Rasti ikut bingung mendengar nama Linda. Sebab mereka memang tidak tahu siapa Linda sebenarnya."Linda itu adalah Alika. Perempuan yang mau dijodohkan dengan Yusuf setelah perceraian ku," jelas Melinda membuat ketiga temannya melongo."Linda? Jadi yang meninggal tadi Alika atau Linda?" tanya Nilam masih bingung."Alika dan Linda itu satu orang yang sama, bestie. Jadi sebenarnya Alika itu nama aslinya adalah Linda. Linda ini ternyata sepupunya Fatir, teman saat aku SMA dulu," jela
"Apa bik Ramlah tidak tau apa yang anak-anak bik Ramlah lakukan? Memang nya mereka tidak cerita jika mereka hanya memanfaatkan orang lain demi kepentingan sendiri?"Ramlah ketakutan dengar ucapan Melinda. Namun dia mencoba menyembunyikan kegugupan nya."Apa bik Ramlah memang tidak paham atau hanya pura-pura tidak tahu dengan perkataan ku barusan?" tanya Melinda lagi. Dia sengaja mengulur waktu, sebab dia sudah mengirim pesan kepada Fatir tanpa sepengetahuan Ramlah."Katakan langsung! Gak usah bertele-tele!" kini suara Ramlah sedikit meninggi."Riska menikah dengan mas Yusuf karna mengincar hartanya saja. Sama seperti mas Yusuf yang menikahiku. Tujuannya hanya untuk mendapatkan hartaku. Dasar kalian manusia picik! Suka manupulatif!"Ramlah terlihat kesal sekali, dadanya naik turun mengatur nafas, "Tidak!!! Riska tidak seperti itu! Dia mencintai Yusuf dengan tulus. Itu sebab nya dia rela menikah siri agar keluarga Yusuf tidak mengetahui tentang pernikahan nya. Tapi gara-gara kamu, semua