Imelda sangat terpukul karna kedatangan Eddy bersama perempuan lain. Dia tak percaya jika suami yang dibanggakannya tega mendua. Bahkan Eddy datang ke rumah mengambil pakaian dan beberapa surat tanah yang mereka kumpulkan berdua."Kenapa papa tega sama mama?" isak Imelda masih meratapi kepergian Eddy."Sudah lah, ma. Gak ada gunanya menangis kepergian papa yang jelas-jelas telah menghianati mama," sahut Santi memeluk erat mamanya. Sebenarnya dia juga sakit hati dengan perlakukan papanya, tapi dia berusaha terlihat baik-baik saja di depan keluarganya."Mbak Santi benar, ma. Beruntung perusahaan sudah ku ambil alih, jika tidak perempuan itu pasti juga menyuruh papa untuk merebutnya dari kita," Yusuf ikut menimpali."Tapi surat tanah dan perhiasan mama bagaimana? Mama udah gak punya apa-apa lagi hiks.. hikss," ucap Imelda tersengal-sengal dalam tangisannya."Berhenti meratapi tentang harta dan papa! Aku punya kabar yang lebih mengejutkan lagi!" kata Dina ikut bergabung di ruang keluarga.
"Tidak perlu! Biar ini menjadi urusanku saja. Terimakasih sudah membantu,""Tidak usah sungkan. Aku suka kok membantumu. Kapan pun kamu perlua bantu, aku siap!" sahut tersenyum simpul menampilkan deretan gigi putihnya."Bisa aja kamu, Yo. Oh iya, ngomong-ngomong kamu gak ke rumah sakit kah? Ini udah jam sembilan loh," kata Melinda membuat Rio menepuk jidatnya."Astaga, Mel. Aku lupa, jam sepuluh nanti aku ada jadwal operasi. Ya udah aku pamit dulu ya, selamat pagi! Jaga kesehatan!" kata Rio langsung berlari keluar, membuat Melinda tertawa lepas melihat tingkah konyolnya.***Keesokan harinya, Yusuf dan Imelda benar-benar datang ke rumah Melinda. Imelda terlihat takjub melihat kemewahan kediaman Kusuma. Jika seandainya Yusuf tidak bertindak bodoh, sekarang mereka pasti bisa ikut menikmati rumah peninggalan Kusuma ini.Marisha kaget dengan kedatangan calon mantan besannya. Pasalnya Melinda memang belum memberitahu tentang hal ini. Melinda pikir Yusuf hanya berkata asal kemarin."Loh? Ke
Selang dua hari setelah kedatangan Yusuf dan Imelda ke rumah Melinda. Berita viral mulai beredar. Berita tersebut membuat sebagian klien menarik sahamnya dari Kusuma Corl. Melinda dan Adam kelimpungan menghadapi para repoter yang datang berbondong-bondong.Berita itu diantara tentang Melinda Sang Pewaris Kusuma Corl rela menggugurkan kandungannya demi berpisah dengan Yusuf direktur Gunawan Grup. Melinda juga di tuduh memiliki hubungan terlarang dengan dokter Rio."Bagaimana? Apakah sudah ada perkembangan?" tanya Melinda duduk dikursi kebesarannya, seraya memijit pelipisnya."Saya sudah menyelidiki beberapa orang yang mungkin terlibat dengan semua kasus yang berhubungan dengan anda dan perusahaan, Nona," sahut Adam duduk di seberang Melinda. Adam telah membuka laptopnya dan memperlihatkan seseorang lelaki berkumis bertindik disebelah kiri telinganya."Sebelum menggantikan kurir langganan Nona, lelaki ini berpropesi sebagai preman di Tanah Abang. Dia adalah adik kelas dari Riska, manta
Deru suara mobil Yusuf memasuki pekarangan rumah. Membuat Imelda dan Santi tersenyum simpul. Pasalnya Yusuf lah yang menjadi tulang punggung keluarga setelah Eddy berselingkuh dan meninggalkan mereka semua.Sedangkan Riko katanya merantau ke Kalimantan untuk berinvestasi di perkebunan sawit. Dia pergi setelah menjual semua aset yang Santi dan Riko miliki. Dia juga jarang mengirimi uang untuk Santi dan anaknya."Kamu mandi dulu gih, Suf. Setelah itu langsung makan malam. Mama sudah masak enak," ucap Imel dengan penuh kasih sayang."Nanti saja, ma. Aku mau istirahat dulu," kata Yusuf sambil menarik bantal yang ada di sofa ruang keluarga. Dia kemudian meraih ponsel yang ada disakunya. Melihat kabar viral yang sudah berhasil menjadi tranding topik. Dia tersenyum senang melihatnya. Banyak para netizen dan deterjen menghujat Melinda dan Kusuma Copl."Salah siapa ngotot pisah sama aku?" batin Yusuf.Yusuf kemudian bangkit dan masuk ke kamarnya. Dia memikirkan untuk tidak datang besok ke peng
Adam melempar tubuh Wisnu ke gudang, menendangnya kasar.Wisnu mengeram kesakitan, "Sialan!"BughBerto kembali memberikan tinjuan ke wajah Wisnu."Uhuk! Uhuk, cuiih!" Wisnu terbatuk mengeluarkan darah segar.Adam berjongkok lalu meraih rambut Wisnu. Dia menjambaknya dan membuat Wisnu mendongak ke arahnya."Katakan dengan jelas! Apa motifmu menukar obat majikanku?" "Hahaha!!!"Adam kembali memukul wajah Wisnu, tapi kurir itu tetap saja tertawa."Haha! Bodoh! Aku tak akan pernah buka mulut!""Bos, pria ini memang harus diberi pelajaran. Biar aku dan Berto saja memberinya pelajaran," kata Aldo.Adam melepaskan rambut Wisnu. Membiarkan Aldo dan Berto mengambil alih. Tangan Wisnu segera diikat, lalu dipukuli. Wisnu di tendang dilantai hingga babak belur. Berkali-kali tubuhnya membentur tembok.Sedangkan Berto menodongkan pisau ke wajah Wisnu."Pisau ini akan menggores wajahmu sampai kamu buka mulut!"Awalnya Wisnu tidak takut dengan ancaman Berto. Tapi ketika ujung pisau itu ditekan kuat
Di kamar hotel 115,Riska sedang mendesah nikmat dibawah kungkungan Tomy. Lelaki buncit atasan tempat Riska bekerja."Ahh! Pelan-pelan, sayang,"Tomy memukul pantat Riska mulai menghujaminya lagi. Memacu Riska agar mendesah lebih keras."Keluarkan suaramu yang seksi itu, sayang. Bukan kah kamu sangat menyukai permainanku,"Riska mengerang lalu mencium bibir tebal Tomy, "Dorong lebih kuat! Puaskan aku! Maka aku akan mngerang lebih kuat, ahh!""Manis sekali,"Baik Tomy maupun Riska, mereka sama-sama menikmati pergumulan mereka.***Diruangan meeting,Melinda sedang duduk anggun berwibawa. Dia tengah menantikan sebuah pertunjukkan yang akan terjadi."Pak Yusuf sekarang giliran anda untuk melakukan persentasi!"Yusuf yang melihat Melinda tersenyum sinis ke arahnya membuatnya marah. Padahal dulu mereka sepasang suami istri yang romantis. Sekarang seperti Tom and Jerry. Yusuf segera membuka laptopnya untuk persentasi.Namun sebelum tangan nya menyentuh mouse untuk membuka file persentasi. L
Yusuf membuka pintu kamar itu dengan kunci cadangan. Rahang nya mengeras kala indera pendengarannya menangkap suara desahan Riska.Riska dan Tomy yang sedang bergumul tersentak kaget. Mereka sontak langsung melompat dari atas ranjang."Mas Yusuf?" ucap Riska kaget, keringat dingin mulai membasahi tubuhnya saat melihat mantan suaminya berdiri dihadapannya."Brengsek!!" umpat Yusuf menerjang Tomy yang hanya bertelanjang dada. Dia memukul Tomy membabi buta."Berhenti, mas!!!"Yusuf menatap nyalang ke arah tangan Riska yang mencoba menghalanginya."Kamu membela lelaki buncit ini? Setelah kamu bergumul dengannya, kamu juga melarangku memukulnya?" berang Yusuf."Berhenti mas, mas Yusuf bisa masuk penjara jika menghabisinya. Aku tidak mau jika itu terjadi," isak tangis Riska pecah."Omong kosong! Dasar perempuan murahan! Setelah bercerai denganku kamu malah tidur dengan lelaki tua ini. Aku akan mengambil Silfa dan kamu tidak boleh bertemu dengan nya lagi!""Kamu nggak boleh memisahkan ku den
Yusuf masuk ke rumahnya dengan tergesa-gesa. Ia mendapat telpon dari kakaknya buah Melinda datang ke rumahnya. Saat masuk ke dalam rumah ia melihat Santi, Imelda, dan Yuda sudah berkumpul di ruang tamu.Mereka dikepung oleh beberapa orang yang tidak lain adalah anak buahnya Adam, kaki tangan nya Melinda.Bibir Yusuf mengatup rapat, dengan paru-paru membusung. Yusuf melangkah cepat menghampiri mereka. Dia langsung menatap tajam Adam dan bergabung bersama keluarganya."Apa Melinda yang menyuruh kalian kesini?" sengit Yusuf duduk disamping Imelda, dia merangkul tubuh mama nya yang gemetar ketakutan.Adam maju ke depan dan melemparkan berkas tepat di hadapan mantan suami majikannya."Nona Melinda tidak memerintahkan apapun kepada saya. Tapi saya sendiri yang bergerak untuk menangkap anda!"Alis Yusuf berkerut, dia mengambil berkas itu dan membacanya dengan teliti. Matanya melotot dan tangan terkepal kuat.Adam menunduk lalu meraih dagu Yusuf, membuat Yusuf mendongak ke arahnya."Tuan Yusu