All Chapters of Ayah Beranak Tiga yang Hebat: Chapter 201 - Chapter 210

953 Chapters

Bab 201

"Lepaskan!" Yasmin menepis tangan Klara. Dia melihat Klara dengan penuh kebencian. "Kalau bukan karenamu, apa aku akan menjadi sasaran Daniel? Apa gunanya sekarang kamu peduli padaku? Apa kamu bisa menang darinya? Aku lebih memilih ... kamu nggak mencariku selamanya! Lebih baik kamu membiarkanku mati di panti asuhan!"Sambil menahan air mata, Yasmin berdiri dan menuju ke kamarnya. Kemudian, dia membanting pintu.Pada akhirnya, dia tidak bisa menahan diri lagi dan menangis.Klara melengketkan dirinya ke pintu sambil berkata, "Kamu nggak perlu menyembunyikannya dariku. Aku sudah mendengarnya. Itu gara-gara Irene, 'kan? Daniel bilang kamu menindas Irene? Aku nggak pernah menyukai wanita itu. Dia sama jahatnya dengan Daniel!"Yasmin sama sekali tidak ingin mendengar Klara. Dia berbaring ke tempat tidur sambil menutup telinganya dan air matanya tidak berhenti mengalir.Di luar sudah tidak ada suara dan Yasmin sudah lelah menangis. Rasa takutnya karena Daniel sudah menjadi tenang.Kemudian,
Read more

Bab 202

Kenapa Daniel harus memperlakukan Yasmin seperti ini?Sekarang Daniel punya Irene, bukankah dia seharusnya cepat-cepat mengusir orang seperti Yasmin? Bukankah makin jauh, makin bagus?Walaupun Martin mengancam Yasmin dengan anak-anak, prioritas utama Yasmin adalah menangani Daniel. Dengan begitu, Yasmin baru bisa membalas Martin dengan tenang.Jadi, Yasmin masih harus menunggu setengah tahun?Sekarang Yasmin merasa waktu berlalu dengan sangat lambat.Besok harinya, dia masih harus bekerja.Sore hari, sekretaris departemen keuangan memberitahunya ada tamu yang mencarinya di bawah.Yasmin pun turun, lalu pergi ke ruang tamu.Ketika dia melihat siapa yang sedang duduk di sofa dan menunggunya, dia sangat terkejut.Pada saat yang sama, Yasmin bisa merasakan Irene sedang memprovokasinya.Yasmin berjalan mendekat, lalu dia melirik jemari Irene yang dibalut kain kasa. Dia bertanya, "Untuk apa kamu kemari?"Irene balik bertanya, "Sepertinya Daniel nggak melakukan apa-apa padamu. Kamu hebat, jug
Read more

Bab 203

Yasmin hanya menjawab dia lembur dan akan tidur di perusahaan.Klara tidak boleh tahu tentang anak-anak.Yasmin merasa kalau Klara tahu, konflik mereka dengan Keluarga Guntur pasti akan makin parah.Yasmin juga tahu dia tidak bisa terus menggunakan alasan dia lembur, jadi dia akan menginap di perusahaan.Setelah satu hari berlalu, dia pergi dari rumah Raymond dan kembali ke kompleksnya.Dia baru saja naik tangga dan muncul dari tikungan, lalu dia langsung berhenti.Dia melihat dua orang sedang menarik-narik pintu.Satu orang itu adalah Klara, sedangkan satu lagi adalah pria yang menyebut dirinya adalah ayah Yasmin, tapi dia menjual putrinya ke kelab bawah tanah."Kamu pergi, nggak? Sebentar lagi Yasmin pulang dan dia nggak akan senang melihatmu!" usir Klara."Kenapa dia nggak senang? Aku adalah ayah kandungnya. Kamu boleh tinggal di sini, kenapa aku nggak boleh?" Steven bersikap seperti seorang bajingan."Apa kamu nggak memahami dirimu sendiri? Setelah bercerai dengan mantan istrimu, k
Read more

Bab 204

"Kamu nggak tahu? Apa ibumu benar-benar sudah menipuku?" Steven pun meledak. "Atau kalian memang nggak berencana memberikanku uang?""Aku bertanya padamu, siapa yang telah kamu tangkap?!" Yasmin tidak punya kesabaran untuk menjawab pertanyaan Steven. Dia hanya ingin tahu siapa lagi yang disinggung Klara."Irene Suharly, wanita yang bisa bermain piano itu. Aku sudah menangkapnya dan memberinya pelajaran. Sudah saatnya kalian membayarku, 'kan?"Saat Yasmin mendengar nama Irene, wajahnya memucat dan kakinya menjadi lemas. Dia sampai hampir jatuh ke lantai. Beberapa saat kemudian, dia baru bisa berkata, "Di mana kamu? Aku akan mengantarkan uangmu.""Oke, oke!" Steven yang tidak tahu apa-apa langsung menyetujuinya dan merasa sangat senang.Bagi Steven, uang baru anak kandungnya.Dia tidak peduli dengan hal lain.Semenjak Steven tega menjual putrinya tanpa ragu-ragu, Yasmin sudah memahami ayah kandungnya.Walaupun Yasmin dijual, dia masih punya cara untuk bertahan hidup.Kini Steven sudah me
Read more

Bab 205

Daniel memeluk Irene sambil berkata, "Semuanya baik-baik saja. Orang yang telah menyakitimu nggak akan bisa kabur."Ketika Yasmin mendengar itu, tubuhnya menjadi dingin.Yasmin melihat Daniel menggendong Irene. Kemudian, tatapan tajam Daniel tertuju pada Yasmin.Pada saat ini, Yasmin bahkan merasa jantungnya sudah berhenti berdetak.Daniel mengeluarkan pistolnya, kemudian dia membidik Steven.Steven bahkan tidak sempat bereaksi. Muncul dua kali suara tembakan. Peluru tersebut telah mengenai tubuh Steven.Steven terjatuh dan berteriak dengan menyedihkan. Setelah itu, dia tidak bergerak."Ah!" Yasmin yang ketakutan terus melangkah mundur. Dia membelalakkan matanya ketika dia melihat darah yang mengalir di tanah. Napasnya menjadi terengah-engah dan dia merasa tercekik.Yasmin melihat Daniel. Ketika dia menatap mata Daniel yang sinis, air matanya mengalir.Dia tidak menyangka Daniel benar-benar akan menembak orang.Selain itu, orang itu adalah ayah kandung Yasmin ....Pada saat ini, Yasmin
Read more

Bab 206

"Apa?" Wajah Klara menjadi pucat dan dia sangat panik. "Ini .... Aku hanya menyuruh Steven memberi Irene pelajaran agar wanita itu nggak menindasmu lagi. Aku nggak menyuruh Steven menculiknya!"Yasmin benar-benar marah dengan kedua orang tuanya ini. Fisik dan mentalnya sangat lelah.Irene tidak dapat menemukan cara untuk menjatuhkan Yasmin.Sekarang Klara dan Steven malah memberikan Irene ide. Betapa senangnya Irene!Alhasil, saking marahnya, Daniel pun mengusir Yasmin dan itulah yang diinginkan Irene."Sekarang apa yang telah terjadi? Steven benar-benar sudah mati? Kamu yakin?" tanya Klara.Yasmin mendongak, lalu menatap Klara. Dia melihat Klara tampak senang."Baguslah kalau dia sudah mati! Padahal aku khawatir aku nggak bisa menyingkirnya! Yasmin, lain kali kita nggak akan diancamnya lagi!" kata Klara sambil tersenyum.Yasmin tidak percaya Klara bisa melontarkan kata-kata seperti itu. Yasmin mundur selangkah. Lalu, dia kepikiran sesuatu dan bertanya, "Kamu sudah berencana membunuh S
Read more

Bab 207

"Nggak boleh." Martin sama sekali tidak memberikan Yasmin kesempatan untuk pergi.Yasmin menggertakkan giginya sembari berkata, "Apa yang harus kulakukan baru kamu mengizinkanku?""Itu bukan hal yang seharusnya kupikirkan." Setelah mengatakan itu, Martin mengakhiri panggilan.Saking kesalnya, Yasmin berjalan mondar-mandir.Tanpa persetujuan Martin, Yasmin tidak berani pergi. Dia masih harus tinggal di Kota Imperial.Bagaimana nanti kalau Daniel tahu?Apa Yasmin akan baik-baik saja selama dia mengawasi keberadaan Daniel dan menghindarinya?Tidak mungkin. Selama Yasmin masih di Kota Imperial, dia pasti akan ketahuan!Terlebih lagi, dia bekerja di Grup Guntur!Yasmin memeluk kepala dengan kedua tangannya dan berusaha tenang.Karena Daniel sudah mengatakan itu, itu berarti batas waktu untuk pergi akan selalu ada.Kalau begitu, selama Yasmin dapat menangani Martin, Yasmin boleh pergi.Namun, bagaimana dia menangani Martin?Yasmin langsung pergi ke apartemen Martin.Setelah Martin dibangun,
Read more

Bab 208

Akhir pekan, selain menemani anak-anak, Yasmin juga mencari detektif pribadi.Setelah menghubungi detektif itu, Yasmin pergi menemuinya.Yasmin memberi tahu detektif itu dia perlu menyelidiki siapa dan tidak ada yang boleh tahu tentang hal ini.Detektif pribadi itu tidak mengatakan apa-apa dan menerima pekerjaan Yasmin.Yasmin harus membayar detektif pribadi tersebut, tapi agar dia dapat tahu tentang kematian Sofia, Yasmin tidak keberatan.Itu juga alasan kenapa Yasmin menetap di sisi Daniel untuk sementara.Pada hari Senin, Yasmin pergi ke Grup Guntur seperti biasanya.Dia merasa sangat gugup.Karena Daniel akan tahu Yasmin tidak hanya belum pergi dari Kota Imperial, tapi juga lanjut bekerja di Grup Guntur.Pada siang hari, Daniel masuk ke dalam kantornya. Dia berhenti di ujung meja, lalu dia membungkukkan badannya sedikit. Matanya tertuju pada layar komputer di sebelah.Layar tersebut berwarna hitam.Daniel menekan keyboardnya, kemudian sosok Yasmin muncul di layar berkotak sembilan
Read more

Bab 209

Namun, Martin terlihat cuek. Wajahnya menunjukkan ekspresi yang sangat jujur.Suasananya terasa berat dan dingin. David yang ingin menjawab pun tidak berani mengucapkan sepatah kata pun."Lagi pula, sekarang Kakak sudah melepaskannya," kata Martin.Raut wajah Daniel tampak sinis dan matanya tajam. Di dalam ruang rapat ini, suasananya seperti sudah mau meledak.Setelah beberapa saat, Daniel berdiri, lalu pergi.Kemudian, David baru diam-diam menghela napas. Tadi dia hampir tidak bisa bernapas.Wajah Jason tampak pucat. Setelah dia menenangkan perasaan gelisahnya, dia juga pergi.David baru menemukan kesempatan untuk memarahi putranya. "Apa-apaan kamu? Demi Yasmin, kamu mau melawan Daniel?""Bukankah kamu yang mau aku melawannya?" tanya Martin dengan acuh tak acuh.Itu membuat David emosi. "Aku menyuruhmu melawannya di aspek bisnis, bukan merebut mainan yang sudah dibuangnya!""Tapi, aku benar-benar ... punya perasaan terhadap Yasmin." Tatapan Martin mengandung makna yang sulit dimengert
Read more

Bab 210

Mata sinis Daniel tidak bergerak dan Yasmin tidak dapat menebak pikiran pria itu."Sungguh! Selama aku mencari pembunuh itu, aku akan baik-baik di Kota Imperial. Aku akan menjalani kehidupanku sendiri dan nggak akan mengganggumu dengan Irene." Yasmin tinggal mengangkat kedua tangannya dan bersumpah. Setelah itu, dia menundukkan kepalanya sambil berkata, "Ayahku sudah mati. Nggak ada orang yang akan melakukan hal bodoh lagi ...."Yasmin merasa sangat gelisah. Dia takut Daniel tidak akan menyetujuinya.Selain itu, Alasan apa yang dimiliki Daniel untuk menyetujui Yasmin?Kalau Daniel membiarkan Yasmin lanjut tinggal di Kota Imperial, Yasmin mungkin akan melukai Irene.Akan tetapi, bagaimana kalau Yasmin diusir dari Kota Imperial dengan paksa?"Keluar," ucap Daniel dengan sinis.Jantung Yasmin berdebar. Dia mengangkat kepalanya untuk melihat Daniel. Mata Yasmin berbinar-binar saat dia berkata, "Kamu mengizinkanku tinggal, 'kan?""Sebelum aku menyesal, pergi," balas Daniel sambil menatap Ya
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
96
DMCA.com Protection Status