Namun, Martin terlihat cuek. Wajahnya menunjukkan ekspresi yang sangat jujur.Suasananya terasa berat dan dingin. David yang ingin menjawab pun tidak berani mengucapkan sepatah kata pun."Lagi pula, sekarang Kakak sudah melepaskannya," kata Martin.Raut wajah Daniel tampak sinis dan matanya tajam. Di dalam ruang rapat ini, suasananya seperti sudah mau meledak.Setelah beberapa saat, Daniel berdiri, lalu pergi.Kemudian, David baru diam-diam menghela napas. Tadi dia hampir tidak bisa bernapas.Wajah Jason tampak pucat. Setelah dia menenangkan perasaan gelisahnya, dia juga pergi.David baru menemukan kesempatan untuk memarahi putranya. "Apa-apaan kamu? Demi Yasmin, kamu mau melawan Daniel?""Bukankah kamu yang mau aku melawannya?" tanya Martin dengan acuh tak acuh.Itu membuat David emosi. "Aku menyuruhmu melawannya di aspek bisnis, bukan merebut mainan yang sudah dibuangnya!""Tapi, aku benar-benar ... punya perasaan terhadap Yasmin." Tatapan Martin mengandung makna yang sulit dimengert
Mata sinis Daniel tidak bergerak dan Yasmin tidak dapat menebak pikiran pria itu."Sungguh! Selama aku mencari pembunuh itu, aku akan baik-baik di Kota Imperial. Aku akan menjalani kehidupanku sendiri dan nggak akan mengganggumu dengan Irene." Yasmin tinggal mengangkat kedua tangannya dan bersumpah. Setelah itu, dia menundukkan kepalanya sambil berkata, "Ayahku sudah mati. Nggak ada orang yang akan melakukan hal bodoh lagi ...."Yasmin merasa sangat gelisah. Dia takut Daniel tidak akan menyetujuinya.Selain itu, Alasan apa yang dimiliki Daniel untuk menyetujui Yasmin?Kalau Daniel membiarkan Yasmin lanjut tinggal di Kota Imperial, Yasmin mungkin akan melukai Irene.Akan tetapi, bagaimana kalau Yasmin diusir dari Kota Imperial dengan paksa?"Keluar," ucap Daniel dengan sinis.Jantung Yasmin berdebar. Dia mengangkat kepalanya untuk melihat Daniel. Mata Yasmin berbinar-binar saat dia berkata, "Kamu mengizinkanku tinggal, 'kan?""Sebelum aku menyesal, pergi," balas Daniel sambil menatap Ya
Yasmin mengangkat kepalanya dengan bingung.Dengan ekspresi normal, Michelle berkata, "Malam ini kamu lembur. Masukkan semua data paruh kedua tahun ini ke dalam sistem.""Aku sendirian?" tanya Yasmin."Apa ada masalah?" Michelle berkata dengan serius, "Yasmin, walaupun kamu baru bekerja di departemen keuangan, aku bisa melihat kamu bekerja dengan serius. Kamu nggak pernah membuat kesalahan. Aku menyukaimu dan ke depannya kamu akan berkembang. Mungkin dalam satu bulan, aku bisa mempromosikanmu menjadi asistenku."Yasmin tahu kalau Michelle melakukan ini dengan sengaja. Yasmin pun tidak menghiraukannya.Malam ini Yasmin lembur. Dia sendirian menyusun data di kantor.Sudah jam sembilan malam, tapi dia belum pulang.Ini berlangsung selama tiga hari. Yasmin lembur setiap hari.Michelle menggunakan alasan ingin melatihnya.Itu bahkan membuat para rekan kerja lainnya memandang Yasmin dengan tatapan berbeda.Di belakang, mereka mengatakan nepotisme memang berbeda. Mereka sudah bertahun-tahun d
Selama untuk melindungi Irene, Daniel akan memprediksi dan mengontrol semuanya terlebih dahulu untuk mencegah kejadian yang tidak perlu.Oleh karena itu, akhir-akhir ini Yasmin tidak pergi melihat anak-anak. Dia hanya menelepon video mereka.Ini agar Daniel tidak menyadari ada yang tidak beres dengan Yasmin.Di Grup Naga, Eric memasuki kantor yang terletak di lantai teratas. Dia menyerahkan dokumen dari detektif pribadi itu.Daniel membuka halaman pertama. Ketika dia melihat foto Rachel, tatapan matanya menjadi sinis."Tuan Daniel, orang yang ingin diselidiki Nona Yasmin adalah dia. Orang ini dekat dengan Martin." Eric merasa masalah ini sudah menjadi sedikit rumit.Kenapa Yasmin mau menyelidiki orang ini?Eric tidak paham, jadi dia bertanya, "Kenapa Rachel mau membunuh Sofia? Apa ada masalah dengan penyelidikan Nona Yasmin?"Daniel membaca dokumen itu dengan cepat.Matanya yang sinis tampak menyeramkan."Tangkap orang ini.""Baik."Rachel baru sampai rumah, tapi dia dihalangi pengawal
Itu hanya akan terlihat lebih kentara.Martin langsung pergi ke Grup Naga."Kak, walaupun kamu mencurigai orang, kamu juga perlu bukti, 'kan? Apa aku benar-benar akan membunuhmu? Kamu adalah kakak kandungku!"Daniel sedang duduk di balik meja. Sekujur tubuhnya memancarkan aura dan dia menatap Martin dengan tajam.Beberapa saat kemudian, Daniel baru berkata, "Apa yang kamu katakan? Membiarkan orang berbahaya sepertinya hanya akan menimbulkan masalah. Seperti sekarang, dia melibatkanmu dengan mudah."Rachel nggak akan membunuhku. Dia berutang budi padaku," kata Martin."Nggak boleh," tolak Daniel dengan cuek."Kak ...." Martin masih ingin mengatakan sesuatu, tapi dia melihat Daniel berdiri, lalu berjalan mendekat.Aura kuat Daniel terasa makin berat dan membuat orang sulit bernapas.Daniel berdiri di depan Martin dan berkata dengan ekspresi sinis, "Orang yang ingin membunuhku harus membayar harga yang mahal. Siapa pun nggak bisa melarikan diri!"Makna yang terkandung dalam kalimat Daniel
"Kalau begitu, apa kamu sudah mengakui perbuatanmu kepada Daniel?" tanya Yasmin. "Karena belum, kata-katamu nggak bisa meyakinkanku.""Ya sudah kalau kamu nggak percaya padaku." Rachel pun memalingkan wajahnya.Yasmin berdiri dan melihat Rachel yang sedang dalam situasi putus asa.Sebenarnya, Rachel hanyalah bawahan yang mendengar perintah atasannya.Tak peduli apa yang dia katakan, semuanya karena dia disuruh.Namun, kata-kata Rachel sudah mengacaukan kepala Yasmin. Karena itu, Yasmin tidak punya petunjuk.Jadi, Yasmin sudah salah mencari orang?Kalau Daniel saja tidak dapat membuat Rachel mengaku, apa lagi yang bisa dilakukan Yasmin?Eric mendekat, kemudian berkata, "Nona Yasmin, Tuan Daniel ingin bertemu denganmu."Yasmin mengikuti Eric ke kantor Daniel.Walaupun Yasmin sudah menyiapkan mentalnya, ketika dia berhadapan dengan pria yang beraura kuat itu, jantung Yasmin masih berdebar dan napasnya terengah-engah.Apalagi ketika pria itu menatap Yasmin lekat-lekat, Yasmin merasa tubuhn
Yasmin terdiam.Dia memang sudah ada tebakan sendiri.Hanya saja, Yasmin tidak menyangka Rachel adalah orang yang tidak akan menyerah setelah disiksa.Ponsel Martin berdering. Dia meliriknya sekilas sebelum menjawabnya. "Halo?""A ... aku sudah di rumah sakit," kata Rachel dengan susah payah."Daniel sudah melepaskanmu?""Ya. Dia nggak punya bukti, hanya bisa menebak-nebak," kata Rachel."Beristirahatlah. Nanti malam aku akan menjengukmu." Martin menutup telepon, lalu melempar ponselnya ke meja. Dia melihat Yasmin dan berkata, "Daniel sudah melepaskan Rachel. Ini benar-benar sebuah kesalahan yang nggak menyenangkan.""Kalau nggak ada apa-apa lagi, aku akan kembali bekerja." Yasmin membalikkan tubuhnya.Di belakang, terdengar suara Martin yang berkata, "Meskipun aku ingin sekali merusak hubunganmu dan Daniel dengan kematian Sofia, itu benar-benar nggak ada kaitannya denganku."Yasmin berhenti sesaat. Dia tidak mengatakan apa-apa dan beranjak pergi.Dia tidak tahu apa dia harus memercaya
Sebenarnya siapa yang mengganggu siapa?Hubungan Yasmin dengan Daniel itu dipaksa!Kalau boleh, Yasmin ingin sekali membawa pergi anak-anaknya dan menghilang dari kota ini!Yasmin berjalan keluar dari kafe dengan emosi. Dia baru saja hendak menyeberang jalan, tapi ada sebuah mobil melaju ke arahnya dengan cepat."Ah!" Yasmin cepat-cepat menghindar, kemudian dia terjatuh.Jendela mobil diturunkan dan muncullah wajah kejam Irene. "Nggak punya mata, ya? Hati-hati tertabrak!"Yasmin melihat mobil itu melaju pergi. Wajahnya yang pucat perlahan-lahan kembali normal.Namun ....Sikunya yang mengenai aspal terasa nyeri.Yasmin menarik lengan bajunya, kemudian dia melihat sebagian besar kulitnya terluka dan berdarah.Selain itu, untungnya dia baik-baik saja.Yasmin tahu Irene sedang memberinya peringatan.Kalau tidak, tadi dia sudah ditabrak.Namun, Irene juga hanya menakuti Yasmin. Lagi pula, gosip tentang seorang master pianis telah membunuh orang bukanlah hal yang bagus bagi industri hiburan