Yasmin terdiam.Dia memang sudah ada tebakan sendiri.Hanya saja, Yasmin tidak menyangka Rachel adalah orang yang tidak akan menyerah setelah disiksa.Ponsel Martin berdering. Dia meliriknya sekilas sebelum menjawabnya. "Halo?""A ... aku sudah di rumah sakit," kata Rachel dengan susah payah."Daniel sudah melepaskanmu?""Ya. Dia nggak punya bukti, hanya bisa menebak-nebak," kata Rachel."Beristirahatlah. Nanti malam aku akan menjengukmu." Martin menutup telepon, lalu melempar ponselnya ke meja. Dia melihat Yasmin dan berkata, "Daniel sudah melepaskan Rachel. Ini benar-benar sebuah kesalahan yang nggak menyenangkan.""Kalau nggak ada apa-apa lagi, aku akan kembali bekerja." Yasmin membalikkan tubuhnya.Di belakang, terdengar suara Martin yang berkata, "Meskipun aku ingin sekali merusak hubunganmu dan Daniel dengan kematian Sofia, itu benar-benar nggak ada kaitannya denganku."Yasmin berhenti sesaat. Dia tidak mengatakan apa-apa dan beranjak pergi.Dia tidak tahu apa dia harus memercaya
Sebenarnya siapa yang mengganggu siapa?Hubungan Yasmin dengan Daniel itu dipaksa!Kalau boleh, Yasmin ingin sekali membawa pergi anak-anaknya dan menghilang dari kota ini!Yasmin berjalan keluar dari kafe dengan emosi. Dia baru saja hendak menyeberang jalan, tapi ada sebuah mobil melaju ke arahnya dengan cepat."Ah!" Yasmin cepat-cepat menghindar, kemudian dia terjatuh.Jendela mobil diturunkan dan muncullah wajah kejam Irene. "Nggak punya mata, ya? Hati-hati tertabrak!"Yasmin melihat mobil itu melaju pergi. Wajahnya yang pucat perlahan-lahan kembali normal.Namun ....Sikunya yang mengenai aspal terasa nyeri.Yasmin menarik lengan bajunya, kemudian dia melihat sebagian besar kulitnya terluka dan berdarah.Selain itu, untungnya dia baik-baik saja.Yasmin tahu Irene sedang memberinya peringatan.Kalau tidak, tadi dia sudah ditabrak.Namun, Irene juga hanya menakuti Yasmin. Lagi pula, gosip tentang seorang master pianis telah membunuh orang bukanlah hal yang bagus bagi industri hiburan
Waktunya terasa lama ketika Raymond mengobati luka Yasmin. Udara di langit bahkan terasa aneh.Untuk menghilangkan suasana canggung ini, Yasmin berkata, "Daniel sudah setuju aku boleh pergi dari Kota Imperial."Tangan Raymond yang sedang memegang kapas berhenti bergerak selama dua detik, lalu dia lanjut menyeka luka Yasmin sambil bertanya, "Kamu mau pergi?""Ya. Anak-anak nggak bisa tinggal di sini. Mereka akan ketahuan ..." ujar Yasmin sambil menundukkan kepalanya.Sebenarnya, meskipun tidak ada anak-anak, Yasmin juga tidak akan tinggal di Kota Imperial.Setidaknya, dia tidak akan ke luar kota.Kemungkinan bertemu dengan Daniel di kota lain pasti lebih kecil."Kamu mau ke luar negeri?" tanya Raymond."Ya ..." jawab Yasmin.Raymond pun tidak mengatakan apa-apa, tapi sepertinya dia sedang menahan sesuatu.Dia membuka sebungkus plester, lalu menempelkannya ke luka Yasmin. "Jangan kena air selama dua hari," pesan Raymond."Oke." Yasmin menurunkan lengan bajunya. "Terima kasih ...."Ketika
Yasmin yang sudah tidak memerlukan kasih sayang ibu tidak merasakan apa-apa, dia diam-diam menarik kembali tangannya.Klara sepertinya juga tidak peduli dengan sikap cuek Yasmin. Klara bercerita dengan gembira, "Ibu sudah bercerai!"Yasmin menatap Klara dengan heran. Klara senang dia sudah bercerai?Sepertinya ... Klara telah mendapatkan banyak uang."Aku dapat segini banyak ...." Klara mengulurkan empat jari. "Dan satu vila."Yang dipikirkan Yasmin benar."Yasmin, jangan tinggal di sini lagi. Ayo pindah ke vila bersama Ibu! Lalu, kita bisa mencari pembantu. Hidup kita akan menjadi sangat nyaman!" ujar Klara. "Jason nggak akan memohonku kembali lagi! Apa aku nggak tahu apa yang dipikirkannya? Dia cepat-cepat memutuskan hubungan denganku agar dia bisa berdamai dengan Daniel. Terutama setelah dia tahu Daniel sudah nggak menghiraukanmu dan punya wanita lain bernama Irene itu, dia bersikeras mau bercerai denganku!"Benar.Dengan apa yang sudah terjadi pada Yasmin sekarang, orang yang pinta
Yasmin langsung merasa canggung. "Pagi.""Pagi."Ketika Yasmin masuk, anak-anak berlari sambil memanggil Mama.Karena Yasmin belum makan sarapan, mereka berlima pun makan bersama.Di meja makan, Julius bertanya, "Mama, apa kamu sedang punya masalah?""Hm?" Pertanyaan itu membuat Yasmin tercengang, kemudian dia tanpa sadar melihat Raymond.Raymond bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Namun, seulas senyuman kecil tersungging di bibirnya."Mama sepertinya nggak tidur nyenyak semalam," ucap Julia."Apa ada orang yang menindas Mama?" tanya Julian dengan galak."Nggak, kok. Semalam Mama tidur dengan nyenyak," kata Yasmin sambil mengusap wajahnya.Namun, dia berpikir, 'Apa kentara sekali?'Meskipun Yasmin berkata sedemikian, ketiga anak masih menatapnya.Entah mereka mencurigai kata-kata ibu mereka atau mencurigai mata mereka sendiri."Cepat makan." Yasmin takut mereka akan bertanya lagi, jadi dia segera mengubah topik pembicaraan.Ketiga anak itu pun langsung makan makanan mereka deng
Pria seperti apa yang akan memilih wanita seperti situasi Yasmin?"Selain itu, aku akan merepotkanmu ...." Kekhawatiran Yasmin bukannya tidak berdasar.Tindakan Daniel yang sebelumnya adalah bukti."Aku mau melindungimu."Kata-kata itu membuat Yasmin ternganga. Dinding yang mengelilingi hatinya pun terbentur dan runtuh.Yasmin turun mobil beberapa meter dari perusahaan.Setelah melihat mobil Raymond melaju pergi, Yasmin baru berjalan ke arah perusahaan.Padahal Yasmin ingin menolak.Namun, ketika dia berhadapan dengan Raymond, dia tidak bisa menolak."Aku mau melindungimu."Kata-kata itu telah menyihirnya.Yasmin tidak merasa dirinya sangat kuat.Karena dia seorang ibu, dia tidak punya pilihan lain.Apa Raymond ... telah melihat kelemahannya?Yasmin juga berharap dia punya orang yang bisa dia andalkan.Namun, begitu dia memikirkan Daniel, dia merasa takut dan gelisah.Tidak lama setelah dia masuk ke kantor departemen keuangan, ponselnya berbunyi.Yasmin membuka pesan tersebut, kemudian
Yasmin berpikir pantas saja hari itu di luar kamar mandi Michelle berkata suaminya sedang tidak di rumah. Ternyata itu maksudnya.Michelle tidak menunjukkan dirinya seharian. Saat sudah hampir waktu pulang kerja, dia baru kembali ke kantor departemen keuangan. Dia menatap Yasmin dengan sinis dan berkata, "Yasmin, ke kantorku."Yasmin pun pergi."Apa itu kamu?" tanya Michelle."Apa?" balas Yasmin dengan polos."Untuk apa kamu berpura-pura polos? Orang yang menulis di forum internal itu pasti kamu!" kata Michelle."Bu, pertama-tama seharusnya kamu merenung kenapa kamu melakukan hal yang ilegal daripada mencari tahu siapa orang yang sudah mengungkapkanmu," ujar Yasmin dengan tenang. Setelah itu, tanpa memedulikan ekspresi marah Michelle, Yasmin keluar dari kantor.Lagi pula, masalah ini lumayan serius.Besok pagi, rapat pemegang saham diadakan.Dari percakapan para rekan kerja, Yasmin mendengar pemilik Grup Naga datang dan itu membuatnya gugup.Ternyata Daniel juga datang ....Seharusnya
Yasmin melihat ke belakang Martin dan dia bertatapan dengan sepasang mata yang sangat sinis.Yasmin terkejut dan raut wajahnya langsung berubah. Lalu, dia segera mendorong Martin.Martin berpura-pura dia baru sadar. Dia tersenyum dan berkata, "Oh, ternyata Kakak. Jangan keberatan, ya. Untuk sesaat, aku nggak bisa menahan diri.""Martin, kamu juga orang yang berstatus. Wanita sepertinya hanya akan merusak reputasimu dan membawa kemalangan pada Keluarga Guntur. Ayahmu adalah contoh terbaik," ujar Daniel dengan sinis.Daniel seakan-akan sedang menasehati Martin, tapi setiap kata yang diucapkan adalah untuk merendahkan dan mempermalukan Yasmin."Baik," jawab Martin sambil tersenyum.Dia selalu adalah adik yang patuh.Namun, Yasmin tahu betapa busuknya Martin."Kalau lain kali aku menangkap kalian bersikap seperti tadi lagi, kalian nggak usah bekerja di Grup Guntur lagi." Setelah Daniel memberi peringatan, dia langsung pergi.Ketika tatapan yang sinis itu melewatinya, Yasmin merasa tubuhnya