Yasmin langsung merasa canggung. "Pagi.""Pagi."Ketika Yasmin masuk, anak-anak berlari sambil memanggil Mama.Karena Yasmin belum makan sarapan, mereka berlima pun makan bersama.Di meja makan, Julius bertanya, "Mama, apa kamu sedang punya masalah?""Hm?" Pertanyaan itu membuat Yasmin tercengang, kemudian dia tanpa sadar melihat Raymond.Raymond bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Namun, seulas senyuman kecil tersungging di bibirnya."Mama sepertinya nggak tidur nyenyak semalam," ucap Julia."Apa ada orang yang menindas Mama?" tanya Julian dengan galak."Nggak, kok. Semalam Mama tidur dengan nyenyak," kata Yasmin sambil mengusap wajahnya.Namun, dia berpikir, 'Apa kentara sekali?'Meskipun Yasmin berkata sedemikian, ketiga anak masih menatapnya.Entah mereka mencurigai kata-kata ibu mereka atau mencurigai mata mereka sendiri."Cepat makan." Yasmin takut mereka akan bertanya lagi, jadi dia segera mengubah topik pembicaraan.Ketiga anak itu pun langsung makan makanan mereka deng
Pria seperti apa yang akan memilih wanita seperti situasi Yasmin?"Selain itu, aku akan merepotkanmu ...." Kekhawatiran Yasmin bukannya tidak berdasar.Tindakan Daniel yang sebelumnya adalah bukti."Aku mau melindungimu."Kata-kata itu membuat Yasmin ternganga. Dinding yang mengelilingi hatinya pun terbentur dan runtuh.Yasmin turun mobil beberapa meter dari perusahaan.Setelah melihat mobil Raymond melaju pergi, Yasmin baru berjalan ke arah perusahaan.Padahal Yasmin ingin menolak.Namun, ketika dia berhadapan dengan Raymond, dia tidak bisa menolak."Aku mau melindungimu."Kata-kata itu telah menyihirnya.Yasmin tidak merasa dirinya sangat kuat.Karena dia seorang ibu, dia tidak punya pilihan lain.Apa Raymond ... telah melihat kelemahannya?Yasmin juga berharap dia punya orang yang bisa dia andalkan.Namun, begitu dia memikirkan Daniel, dia merasa takut dan gelisah.Tidak lama setelah dia masuk ke kantor departemen keuangan, ponselnya berbunyi.Yasmin membuka pesan tersebut, kemudian
Yasmin berpikir pantas saja hari itu di luar kamar mandi Michelle berkata suaminya sedang tidak di rumah. Ternyata itu maksudnya.Michelle tidak menunjukkan dirinya seharian. Saat sudah hampir waktu pulang kerja, dia baru kembali ke kantor departemen keuangan. Dia menatap Yasmin dengan sinis dan berkata, "Yasmin, ke kantorku."Yasmin pun pergi."Apa itu kamu?" tanya Michelle."Apa?" balas Yasmin dengan polos."Untuk apa kamu berpura-pura polos? Orang yang menulis di forum internal itu pasti kamu!" kata Michelle."Bu, pertama-tama seharusnya kamu merenung kenapa kamu melakukan hal yang ilegal daripada mencari tahu siapa orang yang sudah mengungkapkanmu," ujar Yasmin dengan tenang. Setelah itu, tanpa memedulikan ekspresi marah Michelle, Yasmin keluar dari kantor.Lagi pula, masalah ini lumayan serius.Besok pagi, rapat pemegang saham diadakan.Dari percakapan para rekan kerja, Yasmin mendengar pemilik Grup Naga datang dan itu membuatnya gugup.Ternyata Daniel juga datang ....Seharusnya
Yasmin melihat ke belakang Martin dan dia bertatapan dengan sepasang mata yang sangat sinis.Yasmin terkejut dan raut wajahnya langsung berubah. Lalu, dia segera mendorong Martin.Martin berpura-pura dia baru sadar. Dia tersenyum dan berkata, "Oh, ternyata Kakak. Jangan keberatan, ya. Untuk sesaat, aku nggak bisa menahan diri.""Martin, kamu juga orang yang berstatus. Wanita sepertinya hanya akan merusak reputasimu dan membawa kemalangan pada Keluarga Guntur. Ayahmu adalah contoh terbaik," ujar Daniel dengan sinis.Daniel seakan-akan sedang menasehati Martin, tapi setiap kata yang diucapkan adalah untuk merendahkan dan mempermalukan Yasmin."Baik," jawab Martin sambil tersenyum.Dia selalu adalah adik yang patuh.Namun, Yasmin tahu betapa busuknya Martin."Kalau lain kali aku menangkap kalian bersikap seperti tadi lagi, kalian nggak usah bekerja di Grup Guntur lagi." Setelah Daniel memberi peringatan, dia langsung pergi.Ketika tatapan yang sinis itu melewatinya, Yasmin merasa tubuhnya
Kalau Yasmin tidak menarik tangannya, apa itu sama dengan dia sudah diam-diam mengakui hubungan mereka berdua?Yasmin sedang memikirkan semua ini ...."Orang tuaku ingin makan bersamamu," ujar Raymond."Apa?" Yasmin kaget dan dia langsung merasa gugup.Raymond meremas tangan Yasmin sambil berkata, "Nggak apa-apa. Hanya makan bersama. Kamu nggak perlu merasa gugup.""Kamu ... kamu sudah memberi tahu mereka?""Aku ada mengungkitmu saat kami makan bersama."Sambil menatap muka Raymond yang penuh tekad, Yasmin sulit memikirkan alasan apa yang digunakan Raymond untuk meyakinkan orang tuanya."Orang tuaku bilang kamu yang tentukan waktunya."Yasmin tidak menyangka Keluarga Gunawan akan begitu menghormatinya. Karena itu, Yasmin makin merasa bersalah pada mereka."Bagaimana dengan besok?" Raymond membantu Yasmin menentukan waktu."Ce ... cepat sekali?" Yasmin merasa tambah gugup.Raymond tertawa. Dengan tatapan mata yang penuh dengan kasih sayang, dia berkata, "Kita hanya makan bersama.""Oke
Setelah Yasmin tahu di mana Daniel, dia terkejut dan membelalakkan matanya. Tangannya yang gemetar membuat ponselnya jatuh ke lantai."Ada apa?" tanya Raymond.Yasmin tersadar, kemudian dia buru-buru mengambil ponselnya. "Tergelincir. Jangan membantuku mengupas udang lagi. Kamu juga makan."Lalu, Raymond mengangkat tangannya yang sedang memakai sarung tangan plastik. Dia berkata dengan lembut, "Bantu aku melepaskan ini."Wajah Yasmin pun memucat, kemudian dia tanpa sadar melirik orang tua Raymond.Mereka malah bersikap bodoh, tapi mereka tidak bisa menyembunyikan senyuman mereka.Yasmin malu menunjukkan kemesraan di depan orang tua.Ketika dia sedang merasa gugup, terdengar suara ketukan pintu.Seorang pelayan masuk, lalu dia membungkukkan badannya dan mengatakan sesuatu ke telinga Alvin.Yasmin menyadari perubahan raut wajah Alvin.Pada saat ini, terdengar suara rendah seseorang yang berkata, "Pak Alvin, aku nggak mengganggu, 'kan?"Suara itu langsung membuat wajah Yasmin menjadi puca
Tak disangka, mereka malah sungguh bertemu. Suasana tadi sangat berbahaya.Aura Daniel membuat bulu kuduk semua orang berdiri.Acara makan yang tadi ceria menjadi suram sekarang.Yasmin merasa canggung dan bersalah. Dia berkata, "Maaf, aku ... aku pulang dulu.""Aku akan mengantarmu." Raymond ikut berdiri.Alvin langsung berteriak, "Berhenti!"Yasmin berhenti sesaat, tapi dia langsung keluar dari ruangan tersebut.Dia berlari menyusuri koridor.Sebuah tangan mendadak muncul dari samping dan mencengkeram leher Yasmin, kemudian menyeretnya ke ruangan lain."Ah!" Yasmin terjatuh ke meja. Dia menoleh dengan kaget, lalu dia melihat Daniel yang terlihat seperti iblis.Yasmin segera berdiri, lalu dia melangkah mundur."Ini alasan kenapa kamu menetap?" tanya Daniel dengan nada mengancam."Apa pun alasanku, kamu nggak seharusnya memperlakukanku seperti ini!" jerit Yasmin sambil menahan air mata. Menghinanya di depan orang tua Raymond sama dengan menghina Keluarga Gunawan. "Kenapa kamu seperti i
Pagi-pagi, Yasmin sudah bangun. Dia naik taksi ke apartemen Raymond untuk melihat anak-anak.Raymond yang membuka pintu, tapi Yasmin tidak menyangka Raymond akan begini cepat bangun.Terlebih lagi, raut wajah Raymond terlihat kurang baik."Ada apa denganmu? Apa semalam kamu nggak tidur nyenyak?" tanya Yasmin."Hanya masalah pribadi." Raymond menggenggam tangan Yasmin, lalu menariknya agar Yasmin mendekat. Raymond menatap Yasmin lekat-lekat sambil berkata, "Aku akan menanganinya selama kamu nggak mundur."Yasmin menundukkan kepalanya. Apa Raymond bisa melihat kalau Yasmin mau mundur?Namun, pilihan tersebut bukan di tangan Yasmin ....Setiap Yasmin memejamkan matanya, tampang menyeramkan Daniel di ruangan VIP semalam akan muncul di benaknya.Saat Yasmin menarik tangannya, tatapan mata Raymond berubah."Pak Raymond, apa kita bisa membicarakan ini lain kali saja? Kini aku punya terlalu banyak masalah. Dari awal, seharusnya aku nggak menyetujuimu ...." Yasmin menatap Raymond dengan berani