Itu hanya akan terlihat lebih kentara.Martin langsung pergi ke Grup Naga."Kak, walaupun kamu mencurigai orang, kamu juga perlu bukti, 'kan? Apa aku benar-benar akan membunuhmu? Kamu adalah kakak kandungku!"Daniel sedang duduk di balik meja. Sekujur tubuhnya memancarkan aura dan dia menatap Martin dengan tajam.Beberapa saat kemudian, Daniel baru berkata, "Apa yang kamu katakan? Membiarkan orang berbahaya sepertinya hanya akan menimbulkan masalah. Seperti sekarang, dia melibatkanmu dengan mudah."Rachel nggak akan membunuhku. Dia berutang budi padaku," kata Martin."Nggak boleh," tolak Daniel dengan cuek."Kak ...." Martin masih ingin mengatakan sesuatu, tapi dia melihat Daniel berdiri, lalu berjalan mendekat.Aura kuat Daniel terasa makin berat dan membuat orang sulit bernapas.Daniel berdiri di depan Martin dan berkata dengan ekspresi sinis, "Orang yang ingin membunuhku harus membayar harga yang mahal. Siapa pun nggak bisa melarikan diri!"Makna yang terkandung dalam kalimat Daniel
"Kalau begitu, apa kamu sudah mengakui perbuatanmu kepada Daniel?" tanya Yasmin. "Karena belum, kata-katamu nggak bisa meyakinkanku.""Ya sudah kalau kamu nggak percaya padaku." Rachel pun memalingkan wajahnya.Yasmin berdiri dan melihat Rachel yang sedang dalam situasi putus asa.Sebenarnya, Rachel hanyalah bawahan yang mendengar perintah atasannya.Tak peduli apa yang dia katakan, semuanya karena dia disuruh.Namun, kata-kata Rachel sudah mengacaukan kepala Yasmin. Karena itu, Yasmin tidak punya petunjuk.Jadi, Yasmin sudah salah mencari orang?Kalau Daniel saja tidak dapat membuat Rachel mengaku, apa lagi yang bisa dilakukan Yasmin?Eric mendekat, kemudian berkata, "Nona Yasmin, Tuan Daniel ingin bertemu denganmu."Yasmin mengikuti Eric ke kantor Daniel.Walaupun Yasmin sudah menyiapkan mentalnya, ketika dia berhadapan dengan pria yang beraura kuat itu, jantung Yasmin masih berdebar dan napasnya terengah-engah.Apalagi ketika pria itu menatap Yasmin lekat-lekat, Yasmin merasa tubuhn
Yasmin terdiam.Dia memang sudah ada tebakan sendiri.Hanya saja, Yasmin tidak menyangka Rachel adalah orang yang tidak akan menyerah setelah disiksa.Ponsel Martin berdering. Dia meliriknya sekilas sebelum menjawabnya. "Halo?""A ... aku sudah di rumah sakit," kata Rachel dengan susah payah."Daniel sudah melepaskanmu?""Ya. Dia nggak punya bukti, hanya bisa menebak-nebak," kata Rachel."Beristirahatlah. Nanti malam aku akan menjengukmu." Martin menutup telepon, lalu melempar ponselnya ke meja. Dia melihat Yasmin dan berkata, "Daniel sudah melepaskan Rachel. Ini benar-benar sebuah kesalahan yang nggak menyenangkan.""Kalau nggak ada apa-apa lagi, aku akan kembali bekerja." Yasmin membalikkan tubuhnya.Di belakang, terdengar suara Martin yang berkata, "Meskipun aku ingin sekali merusak hubunganmu dan Daniel dengan kematian Sofia, itu benar-benar nggak ada kaitannya denganku."Yasmin berhenti sesaat. Dia tidak mengatakan apa-apa dan beranjak pergi.Dia tidak tahu apa dia harus memercaya
Sebenarnya siapa yang mengganggu siapa?Hubungan Yasmin dengan Daniel itu dipaksa!Kalau boleh, Yasmin ingin sekali membawa pergi anak-anaknya dan menghilang dari kota ini!Yasmin berjalan keluar dari kafe dengan emosi. Dia baru saja hendak menyeberang jalan, tapi ada sebuah mobil melaju ke arahnya dengan cepat."Ah!" Yasmin cepat-cepat menghindar, kemudian dia terjatuh.Jendela mobil diturunkan dan muncullah wajah kejam Irene. "Nggak punya mata, ya? Hati-hati tertabrak!"Yasmin melihat mobil itu melaju pergi. Wajahnya yang pucat perlahan-lahan kembali normal.Namun ....Sikunya yang mengenai aspal terasa nyeri.Yasmin menarik lengan bajunya, kemudian dia melihat sebagian besar kulitnya terluka dan berdarah.Selain itu, untungnya dia baik-baik saja.Yasmin tahu Irene sedang memberinya peringatan.Kalau tidak, tadi dia sudah ditabrak.Namun, Irene juga hanya menakuti Yasmin. Lagi pula, gosip tentang seorang master pianis telah membunuh orang bukanlah hal yang bagus bagi industri hiburan
Waktunya terasa lama ketika Raymond mengobati luka Yasmin. Udara di langit bahkan terasa aneh.Untuk menghilangkan suasana canggung ini, Yasmin berkata, "Daniel sudah setuju aku boleh pergi dari Kota Imperial."Tangan Raymond yang sedang memegang kapas berhenti bergerak selama dua detik, lalu dia lanjut menyeka luka Yasmin sambil bertanya, "Kamu mau pergi?""Ya. Anak-anak nggak bisa tinggal di sini. Mereka akan ketahuan ..." ujar Yasmin sambil menundukkan kepalanya.Sebenarnya, meskipun tidak ada anak-anak, Yasmin juga tidak akan tinggal di Kota Imperial.Setidaknya, dia tidak akan ke luar kota.Kemungkinan bertemu dengan Daniel di kota lain pasti lebih kecil."Kamu mau ke luar negeri?" tanya Raymond."Ya ..." jawab Yasmin.Raymond pun tidak mengatakan apa-apa, tapi sepertinya dia sedang menahan sesuatu.Dia membuka sebungkus plester, lalu menempelkannya ke luka Yasmin. "Jangan kena air selama dua hari," pesan Raymond."Oke." Yasmin menurunkan lengan bajunya. "Terima kasih ...."Ketika
Yasmin yang sudah tidak memerlukan kasih sayang ibu tidak merasakan apa-apa, dia diam-diam menarik kembali tangannya.Klara sepertinya juga tidak peduli dengan sikap cuek Yasmin. Klara bercerita dengan gembira, "Ibu sudah bercerai!"Yasmin menatap Klara dengan heran. Klara senang dia sudah bercerai?Sepertinya ... Klara telah mendapatkan banyak uang."Aku dapat segini banyak ...." Klara mengulurkan empat jari. "Dan satu vila."Yang dipikirkan Yasmin benar."Yasmin, jangan tinggal di sini lagi. Ayo pindah ke vila bersama Ibu! Lalu, kita bisa mencari pembantu. Hidup kita akan menjadi sangat nyaman!" ujar Klara. "Jason nggak akan memohonku kembali lagi! Apa aku nggak tahu apa yang dipikirkannya? Dia cepat-cepat memutuskan hubungan denganku agar dia bisa berdamai dengan Daniel. Terutama setelah dia tahu Daniel sudah nggak menghiraukanmu dan punya wanita lain bernama Irene itu, dia bersikeras mau bercerai denganku!"Benar.Dengan apa yang sudah terjadi pada Yasmin sekarang, orang yang pinta
Yasmin langsung merasa canggung. "Pagi.""Pagi."Ketika Yasmin masuk, anak-anak berlari sambil memanggil Mama.Karena Yasmin belum makan sarapan, mereka berlima pun makan bersama.Di meja makan, Julius bertanya, "Mama, apa kamu sedang punya masalah?""Hm?" Pertanyaan itu membuat Yasmin tercengang, kemudian dia tanpa sadar melihat Raymond.Raymond bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Namun, seulas senyuman kecil tersungging di bibirnya."Mama sepertinya nggak tidur nyenyak semalam," ucap Julia."Apa ada orang yang menindas Mama?" tanya Julian dengan galak."Nggak, kok. Semalam Mama tidur dengan nyenyak," kata Yasmin sambil mengusap wajahnya.Namun, dia berpikir, 'Apa kentara sekali?'Meskipun Yasmin berkata sedemikian, ketiga anak masih menatapnya.Entah mereka mencurigai kata-kata ibu mereka atau mencurigai mata mereka sendiri."Cepat makan." Yasmin takut mereka akan bertanya lagi, jadi dia segera mengubah topik pembicaraan.Ketiga anak itu pun langsung makan makanan mereka deng
Pria seperti apa yang akan memilih wanita seperti situasi Yasmin?"Selain itu, aku akan merepotkanmu ...." Kekhawatiran Yasmin bukannya tidak berdasar.Tindakan Daniel yang sebelumnya adalah bukti."Aku mau melindungimu."Kata-kata itu membuat Yasmin ternganga. Dinding yang mengelilingi hatinya pun terbentur dan runtuh.Yasmin turun mobil beberapa meter dari perusahaan.Setelah melihat mobil Raymond melaju pergi, Yasmin baru berjalan ke arah perusahaan.Padahal Yasmin ingin menolak.Namun, ketika dia berhadapan dengan Raymond, dia tidak bisa menolak."Aku mau melindungimu."Kata-kata itu telah menyihirnya.Yasmin tidak merasa dirinya sangat kuat.Karena dia seorang ibu, dia tidak punya pilihan lain.Apa Raymond ... telah melihat kelemahannya?Yasmin juga berharap dia punya orang yang bisa dia andalkan.Namun, begitu dia memikirkan Daniel, dia merasa takut dan gelisah.Tidak lama setelah dia masuk ke kantor departemen keuangan, ponselnya berbunyi.Yasmin membuka pesan tersebut, kemudian