Menjemput Bahagia (Dokter Tampan itu Bodyguardku)

Menjemput Bahagia (Dokter Tampan itu Bodyguardku)

last updateLast Updated : 2022-09-20
By:  AlannayuandaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
27 ratings. 27 reviews
38Chapters
8.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Ayuni seorang ibu berusia 24 tahun dengan putri tanpa seorang ayah. Dia menjalani hidupnya di desa bersama putri dan ibunya yang sudah tua dan sakit. Statusnya seorang ibu tanpa ikatan pernikahan menjadi cemoohan warga di desanya. Cobaan silih berganti menghampiri hidupnya. Jodi seorang Dokter muda yang arogan datang ke desanya untuk bertugas sementara. Kelembutan, kesabaran Ayuni memikat hati Jodi sejak lama, bermula dari rasa simpatinya. Akankah Ayuni tertambat hatinya dengan Jodi yang berbeda status, sifat dan karakter nya? Ada rahasia-rahasia yang perlahan mulai terbongkar, menyelimuti kisah mereka. Di tengah kekalutan hidup Ayuni, datang Fabian seseorang di masa lalu, yang datang meminta kembali cinta yang sudah Ayuni kubur dalam-dalam di hatinya. Bagaimana kisah suka duka mereka akan berakhir? Bagaimana kisah Ayuni Menjemput Bahagianya

View More

Chapter 1

1. Wajah Masa Lalu

(Author P.O.V)

"Gajian kali ini di tunda lagi, lusa baru uang  gajian turun," kata Badrun mandor pabrik memberikan pengumuman kepada para pekerja, lalu pergi tanpa menjelaskan lagi.

Terlihat raut kekecewaan di wajah para pekerja, padahal mereka menanti-nanti sejak pagi tadi. Ini hal yang sering terjadi ketika waktu gajian tiba. Ayuni pun sama dengan mereka, kecewa dan hanya bisa pasrah. Dia berjalan keluar pabrik dengan lunglai ingin segera kembali pulang ke rumah melepas penat dan kekecewaan. 

'Ah...Menyebalkan!'

Padahal dia sudah tidak lagi mempunyai simpanan uang, dia merogoh saku celana nya dan memandang uang satu lembar dua puluh ribuan di tangan, "Uang ini harus cukup sampai lusa," dia menggumam dalam. Teringat, tadi pagi dia berjanji akan membelikan ayam goreng kesukaan Yasmin, anak nya.

"Ayuni!"

Dia menoleh pada sumber suara itu, dia melihat Badrun, mandor pabrik dengan tersenyum menyebalkan kepadanya.

"Ada apa pak Badrun?" tanya Ayuni dengan enggan.

"Sepertinya kamu sedang bingung, apa karena hari ini tidak mendapatkan uang? Aku bisa memberimu beberapa jika kau mau," ujarnya dengan seringai nakal.

"Tidak apa-apa terima kasih, aku masih mempunyai uang, permisi aku buru-buru."

Ayuni cepat- cepat memutuskan percakapan itu sebelum mandor itu berbicara banyak lagi. Tentu saja dia tahu maksud arah pembicaraan nya selanjutnya. Selain itu dia tidak mau di lihat pekerja lain dan berprasangka yang bukan-bukan padanya jika terlalu akrab dengan mandor. Dengan statusnya akan mudah memancing reaksi orang untuk berpikian buruk terhadap Ayuni. Apalagi Badrun memang di kenal genit. Dengan statusnya sebagai mandor, dia sering kali memanfaatkan jabatannya itu untuk menggoda pekerja wanita di pabrik. 

"Ah...kamu terlalu kaku Ayuni, jangan terlalu jual mahal lah! Aku bisa tahu dengan caramu memandang uang di tanganmu barusan," balasnya dengan nada mengejek.

Dia memang selalu mencoba merayu dan mengganggu Ayuni, karyawan yang paling cantik di pabrik. Dia pikir dengan menawarkan bantuan, bisa sedikit meluluhkan wanita itu tapi kali ini, dia kembali mendapat penolakan. Tentu saja bukan bantuan cuma-cuma tidak ada yang gratis di dunia ini, pikirannya.

"Sombong sekali wanita ini, tunggu saja suatu saat aku akan membuatmu mengemis di hadapanku," batinnya.

Ayuni berpamitan dan cepat-cepat pergi meninggalkan Badrun, yang dari tadi terus menatapnya ngeri. 

Ayuni berjalan menyusuri jalan setapak yang di tumbuhi ilalang yang sudah menguning, di kiri dan kanan jalan terbentang luas pesawahan yang akan mulai di panen. Cahaya matahari sore menambah aura keemasan di sekitarnya.

"Yasmiin..." Ayuni memanggil anaknya, ketika tiba di depan rumah.

"Untung Ibu cepat pulang Nenek sepertinya tak mau makan lagi," seorang anak datang menyambutnya dengan nada kesal.

"Mengapa Nenek tak mau makan, apakah kau bertengkar lagi dengannya?"

Ayuni tinggal bersama anak dan Bu Ratih, ibu Ayuni  yang sudah tua dan menderita Alzheimer sejak beberapa tahun yang lalu.

"Aku tidak bertengkar dengannya, hanya saja tadi dia pipis di celana dan aku sedikit marah," Yasmin menjelaskan dengan nada khawatir, takut ibunya malah  memarahinya balik.

Namun Ayuni adalah ibu yang pengertian. Dia mengerti dengan kekesalan anaknya, saat anak seusianya menghabiskan waktu belajar dan bermain. Yasmin harus menjaga seorang nenek yang sakit sendirian di rumah ketika ibunya bekerja. 

"Maaf ya, Nenek mungkin lupa lagi Sayang, kamu harus mengerti dia sedang sakit. Hari ini terima kasih sudah menjaga Nenek dengan baik," sambil mengusap kepala anaknya dengan sayang. 

Tampak gadis kecil itu memperhatikan ibunya seperti mencari-cari sesuatu. Namun dia tidak menemukan apa pun, karena ibunya datang dengan tangan kosong. Terlihat raut kekecewaan di wajahnya. Ayuni pun tersenyum dan mengerti dengan apa yang di cari Yasmin.

Yasmin hanya merngerutkan bibirnya, gurat kekecewaan terlihat jelas dan tanpa bertanya pada ibunya dia masuk ke dalam rumah. Ayuni menghela napas merasa  menyesal tidak menepati janji.

Ayuni melihat ibunya duduk di hadapan televisi, entah apa yang ditonton, wajahnya merenggut. Dan dia bisa tahu pasti telah terjadi perang dingin antara nenek dan cucu itu, hal yang biasa terjadi. Namun itu tidak akan berlangsung lama, mereka akan cepat akur kembali. Bagaimanapun mereka saling menyayangi satu sama lain.

"Ibu kenapa tidak mau makan? Kau ingin makan bersamaku?" Ayuni bertanya kepada Bu Ratih.

Wanita tua itu menggeleng dan berkata, "Tidak, aku tidak lapar," jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya.

Ayuni pun pergi ke dapur menyiapkan makan malam dengan lauk seadanya. Seandainya tadi sore dia menerima upah nya selama sebulan, pasti hari ini dia bisa menyajikan makanan enak untuk mereka.

Teringat kejadian tadi waktu dia hendak pulang teringat mandor itu yang selalu mengganggunya. Seandainya ada pekerjaan lain yang lebih baik mungkin dia akan pindah bekerja, tapi apa daya dia hanya memiliki ijazah SMA-nya yang dia dapat ketika sedang hamil, tanpa di ketahui pihak sekolah bahwa dia sedang berbadan dua. Seandainya pihak sekolah mengetahui hal itu, Ayuni mungkin tidak akan mendapatkan ijazahnya. Lagipula tidak banyak lapangan pekerjaan yang tersedia di desa, rata-rata mereka bekerja sebagai petani atau merantau ke kota. Ayuni bersyukur bisa diterima bekerja di pabrik, tanpa harus meninggalkan desa, apalagi di kota persaingan kerjanya begitu ketat. Walaupun gajihnya di pabrik hanya cukup untuk keperluan sehari-hari. 

"Ayo Bu kita makan! Sudah lapar nih, kita makan sama-sama, sambil Ayuni suapin mau ya Bu?" Ayuni  mencoba membujuk ibunya.

Wanita tua itu mengalihkan pandangan ke arah anaknya lalu menoleh kepada Yasmin yang dari tadi asik menggambar di buku gambar mengacuhkan neneknya. Sepertinya permusuhan cucu dan nenek masih belum usai. Ayuni pun hanya tersenyum melihat tingkahnya yang seperti anak kecil itu, bahkan terkadang melebihi dari tingkah Yasmin. 

Ayuni lalu mengajak anaknya untuk makan, "Ayo Sayang kita makan, lauknya seadanya, Ibu belum gajian sekarang, katanya di tunda lusa. Ibu tidak lupa ko dengan janji tadi pagi." 

"Kebiasaan banget di tunda terus gajian, itu kan pelanggaran hak asasi buruh," ucap Yasmin sambil beranjak dari tempat duduknya.

Ayuni tertawa mendengar ucapan Yasmin yang seperti orang dewasa, terkadang dia memang seperti orang dewasa bila di ajak bicara, mungkin keadaan yang memaksanya tumbuh seperti orang dewasa.

"Yah biasalah, Ibu juga tidak tahu, bersyukur saja Ibu masih bisa bekerja." 

"Hmm...oke deh! Selama Ibu yang masak apapun makanannya pasti ku makan karena masakan Ibu paling enak di dunia he...he..."

"Ya ampun! Anakku memang paling pintar memuji. Ibu bisa terbang nih dipuji seperti itu."

"Ibu tidak usah khawatir, bila besar nanti aku akan bekerja keras, dan mendapatkan uang yang banyak. Kau tak perlu bekerja di pabrik lagi," ucap gadis kecil itu.

"Kau harus sekolah dan belajar yang rajin dulu." tandas Ayuni sambil meletakan semangkuk sayur bayam untuk mereka makan.

Mendengar tanggapan dari ibunya, ekspresi gadis kecil itu berubah menjadi murung. Tetapi Ayuni tidak menyadari perubahan yang terjadi pada anaknya, dia sibuk menata piring.

Lalu mereka mulai menyantap makan malam bersama, Ayuni menyuapi ibunya yang sepertinya sudah mulai mencair dengan Yasmin, karena mereka sudah mulai saling bicara lagi. Selesai makan dia langsung membereskan pekerjaan rumah yang tampak berantakan karena di tinggal seharian, kemudian bergegas membersihkan diri dan ingin segera merebahkan diri karena lelah bekerja.

Suasana di desa memang sudah sepi jika sudah malam, mungkin karena ini di desa dan orang-orang kebanyakan bekerja di pagi hari nya, mereka tidur lebih awal. Tidak banyak kegiatan ketika malam menjelang. Hanya suara-suara binatang malam yang terdengar. Tak lama Ayuni pergi berbaring ke tempat tidur, beristirahat melepas lelah karena seharian bekerja.

Dia menatap wajah anaknya yang sedang terlelap, seperti biasa ketika beranjak untuk tidur, pikirannya menerawang mengenang kenangan manis yang berubah menjadi memilukan. Dia mengusap kepala anaknya, teringat wajah seseorang di masa lalu yang tercetak jelas di wajah anaknya. Orang yang pernah dia cintai, sekaligus yang memberi kekecewaan terbesar dalam hidupnya. Kata-kata terakhirnya masih terngiang, Ayuni ingin menghapus perkataan yang menyakitkan itu dalam ingatan, tapi sangat sulit. 

***

"Aku mencintaimu tapi untuk merawat anak, itu tidak mungkin Ayuni. Kita masih terlalu muda, aku sudah bilang itu. Aku bisa kehilangan beasiswa di kampus. Terserah kau mau apakan bayi dalam kandunganmu, sekarang aku sibuk. Jangan hubungi aku dulu!" 

***

Karena kesalahannya di masa lalu, putrinya kini harus hidup tanpa orang tua yang utuh seperti anak-anak lainnya. Namun takdir buruk tidak selalu menjatuhkan, melahirkan dan merawatnya adalah keputusan yang tidak pernah Ayuni sesali. Bagaimana mungkin menyesal, hari-harinya menjadi lebih berwarna dan bermakna. Putrinya adalah sumber kekuatan baginya, meskipun masa muda dia habiskan dengan bekerja dan merawat putrinya. Dia menghapus air mata yang membasahi sudut matanya. Tiba-tiba dia melihat anaknya seperti gelisah dalam tidurnya dan mengigau entau apa karena tidak begitu jelas terdengar, mungkin sedang bermimpi buruk. Lalu Ayuni memeluknya dan berkata, "Tidak apa-apa sayang, itu hanya mimpi." 

Pada saat yang sama, di luar tanpa disadari Ayuni, ada sepasang mata yang sejak tadi melihat ke arah rumahnya. Tak lama orang itu pun pergi. Sesaat setelah lampu kamar itu di padamkan.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
85%(23)
9
11%(3)
8
4%(1)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
27 ratings · 27 reviews
Write a review
user avatar
Agus Irawan
hai kak mampir juga ke novel saya. judul" Kembang Desa Sang Miliarder" pena" Agus Irawan
2023-02-22 14:14:53
0
user avatar
Ceresss
sekarang jarang update
2021-09-03 20:22:25
1
user avatar
Alannayuanda
Maaf ya agak lama up ya! Lagi sibuk, tidak lama pasti aku up bab terbarunya di tunggu aja! terimakasih.
2021-08-08 11:17:17
0
user avatar
Ceresss
lanjutkan semakin penasaran
2021-07-27 07:53:24
0
user avatar
Rahayu
Ceritanya cukup beda dengan yang lain. Good lah
2021-07-18 17:28:02
1
user avatar
Veedrya
Menarik nih, banyak intriknyaaa
2021-07-16 11:02:12
2
user avatar
Sianida
kasihan ayuni😢 lanjut thor!
2021-07-16 10:30:18
1
user avatar
Aililea (din din)
syedihhh😢😢😢😢
2021-07-16 10:02:35
1
user avatar
@Fatamorgana16
thats interested
2021-07-16 09:48:29
1
user avatar
amelzia channel
Lanjutkan thor
2021-07-14 17:42:47
1
user avatar
Ida Susilawati
serruu serruuu
2021-07-14 13:03:32
1
user avatar
Radian Alfajri
Ceritanya menarik untuk dibaca...
2021-07-13 08:04:16
1
user avatar
Yasri Aryanti
Tidak bosen untuk dibAca..
2021-07-13 08:01:30
1
user avatar
daris
Makin lama makin seru
2021-07-13 07:02:25
1
user avatar
Arill Jr.
Sangat bagus cerita. Nyah hhe
2021-07-12 22:44:30
1
  • 1
  • 2
38 Chapters
1. Wajah Masa Lalu
(Author P.O.V)   "Gajian kali ini di tunda lagi, lusa baru uang  gajian turun," kata Badrun mandor pabrik memberikan pengumuman kepada para pekerja, lalu pergi tanpa menjelaskan lagi. Terlihat raut kekecewaan di wajah para pekerja, padahal mereka menanti-nanti sejak pagi tadi. Ini hal yang sering terjadi ketika waktu gajian tiba. Ayuni pun sama dengan mereka, kecewa dan hanya bisa pasrah. Dia berjalan keluar pabrik dengan lunglai ingin segera kembali pulang ke rumah melepas penat dan kekecewaan.  'Ah...Menyebalkan!' Padahal dia sudah tidak lagi mempunyai simpanan uang, dia merogoh saku celana nya dan memandang uang satu lembar dua puluh ribuan di tangan, "Uang ini harus cukup sampai lusa," dia menggumam dalam. Teringat, tadi pagi dia berjanji akan membelikan ayam goreng kesukaan Yasmin, anak nya. "Ayuni!" Dia menoleh pada sumber suara itu, dia melihat Badrun, mandor pabrik dengan tersenyum menyebalkan kepadanya.
last updateLast Updated : 2021-06-21
Read more
2. Perkataan Orang Dewasa
(Author P.OV)   Subuh itu, Ayuni bergegas ke dapur memasak nasi dan melakukan aktifitas pagi seperti biasa. Sejak memiliki anak tak ada rasa malas, apalagi berleha-leha. Dia harus menjadi ibu yang tangguh mengerjakan urusan rumah, mendidik anaknya dan bekerja. Dulu, dia adalah anak yang manja karena dia anak tunggal. Orang tuanya meskipun tidak kaya, tapi berkecukupan dan selalu memanjakan. Keadaan berubah semenjak ayahnya meninggal saat dia sekolah menengah pertama. Dan ibunya yang melanjutkan perjuangannya mencari nafkah, usaha yang sudah di rintis ayahnya sebelum meninggal, mengalami kebangkrutan karena ibunya hanyalah ibu rumah tangga biasa yang tidak paham berbisnis. Dia mendengar suara langkah kaki di belakang, rupanya Yasmin terbangun. Rumah mereka memang kecil sehingga apapun segala aktivitas di rumah akan terdengar seisi rumah. Mungkin dia terbangun karena mendengar suara air ketika mencuci. "Sudah bangun sayang, mandi ya lalu sa
last updateLast Updated : 2021-06-21
Read more
3. Perampokan
(Author P.O.V) Dorr... Dorr....Suara itu memecah kesunyian malam di desa yang tenang. Sebagian warga desa keluar ingin melihat sumber suara, Namun mereka tak mendapati apa pun ketika melihat keluar. Lalu mereka kembali masuk ke rumahnya masing-masing.Ayuni tentu saja terbangun karena suara seperti tembakan itu terdengar dekat dengan rumahnya. Dia mengintip di balik jendela melihat sekeliling rumah tapi tidak terlihat ada seseorang atau apapun disana. Rasa takut dan penasaran menjadi satu. "Bu suara apa tadi itu?" Yasmin mengejutkannya di belakang."Suttt.. entahlah sayang," Ayuni menjawab dengan meletakan jari telunjuk di mulutnya. Dia tak berani untuk keluar, untuk melanjutkan tidurnya juga dia tidak berani, khawatir jika terjadi sesuatu lagi.Sekelilingnya sunyi senyap dia bertanya-tanya suara tembakan itu terdengar sangat jelas, tapi kenapa tidak ada seseorang pun di luar sana. Rumahnya memang terbilang agak jauh ber
last updateLast Updated : 2021-06-22
Read more
4. Dokter Arogan
(Ayuni P.O.V)   Astaga! kesiangan.... "Yasmin bangun Nak!, kita bisa terlambat." Aku membangunkan anakku yang masih terlelap tidur. Sepintas aku berpikir apa sebaiknya dia tidak sekolah dulu mengingat kejadian kemarin, mungkin dia belum siap kembali ke sekolah. Di tengah kebimbangan itu tak ku sangka dia sudah melompat dari tempat tidur dan bergegas ke kamar mandi. Aku menuju dapur dan menyiapkan sarapan. Setelah dia mandi, ku lihat dia memakai seragam sekolahnya. "Kamu sekolah hari ini?" tanyaku. "Lho Ibu ini gimana sih tentu saja aku harus sekolah, Ibu aneh," jawabnya. "Baiklah," aku tersenyum dan bersyukur, dia sepertinya sudah bersemangat lagi untuk berangkat sekolah. Setelah semuanya selesai dan kami bersiap untuk pergi ke sekolah tak lupa aku menyiapkan makanan untuk ibu. "Ibu kita berangkat dulu, ingat ya jangan pergi ke mana-mana tunggu Yasmin pulang sekolah!" Ujarku. Dia hanya mengangguk dan melanj
last updateLast Updated : 2021-06-23
Read more
5. Nilai Persaudaraan
(Jodi P.O.V)   Aku menyaksikan Ayuni gelagapan dengan apa yang di katakan anaknya.   Tentu saja dia tidak tahu bahwa memang itu tujuanku datang ke desa ini, tanpa dia sadari aku sudah memperhatikannya sejak lama. *** Empat tahun yang lalu untuk pertama kali aku bertemu dengannya tanpa di sengaja. Dia sedang dilabrak oleh seorang perempuan. Aku merasa penasaran dan tertarik untuk menyaksikan pemandangan itu. "Dasar ganjen! kamu mau cari perhatian sama pacarku, kenapa dia mengantarkan kamu pulang?" si pemaki berkacak pinggang. "Maaf Kak, aku tidak tau dia pacar Kakak dan lagi pula aku berdua bersama dengan temanku yang lain, aku hanya menganggapnya teman biasa."  "Terus kalau dia tidak punya pacar kamu mau menggodanya? Harusnya kamu sadar diri siapa kamu dasar murahan!" Perempuan itu terus memakinya, namun tiba-tiba dia mendorong Ayuni, yang sedang menggendong anak kecil hingga tersungkur di te
last updateLast Updated : 2021-06-23
Read more
6. Tolong Aku!
( Author P.O.V )   Setelah kepulangan Jodi dari rumahnya, Ayuni di buat kesal dengan apa yang di ucapkan Jodi yang membuat putrinya  menaruh harapan tinggi. Sejujurnya ada perasaan senang di hatinya ketika Jodi mengatakan, perasaannya melayang. Tapi dia sadar dan mampu menguasai diri. "Mengapa dia mengatakan hal-hal yang tidak berguna," ucapnya pelan. "Maksud Ibu, Om Dokter itu?" sahut Yasmin yang mendengar ucapannya. "Hmm.... Kau jangan terlalu menganggapnya serius, orang itu hanya tidak tahu apa yang di ucapkan, aneh!" Yasmin mengerutkan keningnya dan bertanya "Bukankah Ibu yang aneh? Dia menyukaimu Ibu," lanjutnya.  "Anak kecil jangan sok tahu!" Ayuni memencet hidung putrinya gemas. Dan melanjutakn, "Sayang orang itu dokter, sangat tampan, dan kaya, tidak mungkin dia menyukai aku yang tidak berpendidikan, miskin, jelek dan sudah mempunyai anak."  "Apa mempunyai anak itu sesuatu yang buruk bu?" Yas
last updateLast Updated : 2021-06-26
Read more
7. Kamu Di Mana?
(Author P.O.V)   Yasmin terus menengok ke arah pintu, menanti kepulangan Ayuni. Tidak biasanya ibunya pulang terlambat, apalagi sampai malam. Kalaupun akan pulang terlambat, ibunya selalu memberi pesan dulu sebelumnya. Perasaannya menjadi cemas Yasmin sama sekali tidak memegang handphone, dia bingung harus berbuat apa. "Nek, kenapa sampai sekarang ibu belum pulang ya?"  "Tidak tahu," jawab neneknya dengan bingung dan berkata, "Aku lapar mau makan."  "Aku juga Nek, tapi ibu belum pulang," kata Yasmin. Tiba-tiba dia teringat dengan Jodi, "Nek tunggu sebentar, aku akan keluar dulu." Neneknya mengangguk dan berkata," jangan lama-lama! Nenek sendiri." "Oke Nek," Yasmin menjawab sambil menutup pintu, dia berlari dengan harapan Jodi akan membantunya. Ketika sampai di depan pintu rumah mewah itu, sempat timbul keraguan. Namun tidak ada cara lain dan ia bosan menunggu, akhirnya dia memutuskan untuk mengetuk pintu.
last updateLast Updated : 2021-06-28
Read more
8. Laki-laki Setengah Tua
(Author P.O.V)   Ayuni terbaring lemah di ranjang klinik, entah berapa lama dia tertidur. Saat membuka matanya, dia merasakan sakit di seluruh badannya. Pandangannya menyapu seisi ruangan, dia melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukan waktu dini hari. Kemudian dia teringat kembali peristiwa kemarin sore, yang terkunci di gudang hingga sampai Jodi menemukannya. Dia melihat pada sosok di sampingnya yang sedang tertidur begitu pulas, punggungnya bersandar pada sebuah kursi. Ayuni tersenyum, wajah rupawan seperti pahatan indah itu sedang tertidur dengan mulut menganga, walaupun begitu masih saja terlihat tampan, pikirnya. Dia tidak berani untuk mengganggu tidur nya. Kemudian dia teringat dengan anak dan ibunya yang pasti menunggu dengan khawatir. Dia pun mencoba bangkit, tapi tulang rusuknya terasa sakit, "Akh...!" Sejurus kemudian Jodi terbangun karena mendengar seruan Ayuni. "Kenapa? Apa kau membutuhkan sesuatu?" tanyanya. "
last updateLast Updated : 2021-07-01
Read more
9. Menjadi Korban Lagi
(Author P.O.V) "Apa?"Rasa penasaran Ayuni semakin bertambah. Siapa orang itu? Dan apa maksudnya memberikan begitu banyak makanan kepada mereka? "Tadi pagi aku di antar Om Dokter ke sekolah, naik mobilnya yang bagus. Mereka semua kagum dan teman-temanku bertanya, siapa orang itu? Ku jawab saja calon Ayahku," cerita Yasmin begitu semangat. Hal itu malah mengingatkan lagi Ayuni kepada Jodi."Yasmin! Kau tidak boleh mengatakan itu Nak!" Ayuni tidak senang dengan yang di ucapkan anaknya. Ini bisa menjadi masalah baginya dan juga Jodi."Kenapa?" Yasmin mendelik."Sayang, Om Jodi memang baik sama kita, tapi dia belum tentu akan menjadi Ayahmu Nak." jawab Ayuni."Oh aku baru tahu, Om Dokter itu bernama Jodi. Tapi kenapa Bu dia gak bisa jadi Ayahku?" Rupanya Yasmin baru tahu nama Jodi sesungguhnya."Bukan tidak bisa. Dalam hidup tidak semua yang kita inginkan akan terwujud, begitupun dengan semua yang kita takutkan,
last updateLast Updated : 2021-07-02
Read more
10. Menuntut Balas
(Author P.O.V)   Ayuni tercengang dengan kedatangan tamu yang tak diundang itu, hati dan pikirannya menjadi gelisah. "Pak Badrun? Ada apa kemari?" tanya Ayuni, yang langsung memeluk anaknya. Lalu memerintahkan anaknya untuk masuk, "Yasmin masuk ya, tunggu bersama Nenek!" Anak itu merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan ibunya dia ragu, namun akhirnya menuruti perintah ibunya. Ayuni tahu kedatangan Badrun, pasti berhubungan dengan kejadian di gudang dan percakapannya dengan Pak Burhan tadi siang. Mungkinkah dia datang semacam ingin menuntut balas? Seperti yang dilakukan oleh sekelompok wanita tadi di pabrik. Celakanya dia langsung mendatangi  ke rumahnya saat malam hari. Ayuni mulai gentar, dia berkata, "Aku tidak memfitnahmu, aku hanya menceritakan apa yang sebenarnya terjadi ketika di gudang kepada Pak Manager."  Badrun menyeringai, "Ayuni santai saja lah dulu! Aku belum mengatakan maksud dan tujuanku kemari. Tapi kau sud
last updateLast Updated : 2021-07-06
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status