Chapter: 38. Menjemput Bahagia (Ending)Dalam beberapa saat Jodi membiarkan Ayuni memeluknya. Entah kenapa dia melunak, ada sesuatu yang mendorong untuk membelai wanita yang kini sedang mendekapnya erat. Namun, sikap angkuh menahannya agar tidak melewati batas.Berbagai pertanyaan hadir di benak Jodi. Siapa Ayuni? Siapa wanita yang begitu berani memeluknya tanpa rasa malu. Apa arti dirinya bagi mereka? Mengapa mereka menangis ketika ia datang kembali ke desa itu?"Apa kita pernah dekat sebelumnya?" tanya Jodi, setelah beberapa saat mereka terdiam.Ayuni melepaskan pelukannya, ia mulai sadar dan merasa malu atas tindakannya. Dia mengerti, Jodi pasti keheranan."Ah, maaf. Kau sangat baik, walaupun sikapmu terkadang membuat jengkel tapi kau seorang dokter yang baik bagi kami. Selain itu ruma kita yang berdekatan membuat kami merasa kehilangan ketika mendengar kau meninggal," jawab Ayuni. Dia tidak memberitahu hubungan spesial di antara mereka. "Rumahku?" "Iya. Itu rumahmu, di sanalah kamu tinggal selama ini." Ayuni menunjuk
Last Updated: 2022-09-20
Chapter: 37. Ini Bukan MimpiSetelah menggertak para wanita itu, Jodi kemudian masuk ke dalam mobil karena tidak ingin menjadi pusat perhatian mereka. "Tenyata aku benar-benar pernah tinggal di tempat ini. Mereka sampai menganggapku hantu karena mengira aku sudah meninggal."Berdasarkan petunjuk yang ia temukan dari ponselnya, Jodi datang ke desa tempatnya bertugas. Gisel bisa saja menghapus semua isi yang ada di dalam ponsel Jodi, akan tetapi Jodi tahu cara untuk bisa mengembalikan apa yang pernah tersimpan di dalamnya meskipun tidak semua. Berdasarkan sebuah email yang ia temukan di buku catatan miliknya. Dia bisa melihat jika dalam beberapa bulan sebelum kecelakaan Jodi berada di desa.Jodi kebingungan di dalam mobil dan terus berputar-putar mengikuti jalan desa, sampai menjelang sore. "Ck, seharusnya aku tadi bertanya kepada mereka," gumam Jodi seorang diri.Jodi menghentikan mobilnya ketika melihat seorang wanita tua berdiri di tepi jalan. Dia membuka kaca jendela ketika bertanya."Permisi, apakah di seki
Last Updated: 2022-09-18
Chapter: 36. Hantu"Ayuniii!" teriak Santi sambil berlari menuju ruangan Ayuni ketika mereka berada di pabrik."Ada apa, San? Kok teriak-teriak begitu sih?" tanya Ayuni yang melihat Santi ngos-ngosan."Ayuni ... Kamu pasti tidak percaya hah ...," jawab Santi masih dengan berusaha mengatur napasnya."Tidak percaya apa? Kamu tenangin dulu, ayo duduk." Ayuni mengajak Santi duduk di sofa. Namun Santi menggeleng-geleng kepala sambil menggerakkan tangannya, pertanda ia menolak untuk duduk. "Tidak, kamu harus lihat ini!"Ayuni menghampiri Santi yang sedang menunjukkan ponsel padanya."Ada apa?" "Coba perhatikan video ini. Ini adalah rekaman CCTV tersembunyi, yang saudaraku pasang di depan rumahmu. Dua hari yang lalu kami menemukan bangkai ayam itu lagi kan?" tanya Santi.Ayuni menatap Santi sambil mengangguk. Dadanya berdebar kencang karena sebentar lagi akan tahu siapa yang telah membuat teror untuknya selama ini. "Lihat dan perhatikan baik-baik!" ujar Santi."Apa kita mengenal orang itu?" "Lihat saja!""
Last Updated: 2022-09-14
Chapter: 35. Rencana Santi.Ayuni terduduk lesu dengan tangan yang menelungkup wajahnya, betapa banyak kejutan-kejutan dalam hidupnya. Entah kini dia harus bahagia atau sedih. Namun satu yang harus Ayuni lakukan, yaitu bersyukur! Mensyukuri keselamatan Putri yang dicintainya dan juga mensyukuri apa yang ia lihat seseorang yang terekam di otaknya secara jelas itu kini nyata bukan lagi bayang-bayang selama beberapa berputar-putar di benaknya. Bergegas Ayuni bangkit. Bodoh! Mengapa dia malah duduk di sana? Dia berjalan dengan setengah berlari, menuju pintu yang akan dilalui orang tadi. Namun, tampaknya dia terlambat sepertinya perawat tadi terburu-buru membawa pasien yang berkursi roda. Masih dengan setengah berlari, Ayuni mencari-cari sosok itu, tapi dia benar-benar menghilang. Ayuni kalah cepat! Kembali Ayuni menuju ruangan putrinya, masih ada Fabian di sana sedang duduk di samping pembaringan Yasmin yang sudah terjaga menikmati sepotong kue di mulutnya. "Ibu, dari mana saja?" ta
Last Updated: 2022-02-06
Chapter: 34. Terima KasihSuara sirine ambulans merebak ke seisi desa yang damai. Dalam ambulans itu Yasmin terbaring dengan perban di kepalanya. Dan di samping Yasmin terbaring, duduk Ayuni dengan isak tangis yang tiada henti sejak satu jam yang lalu.Ambulans itu akan menuju rumah sakit besar, setelah sebelumnya Yasmin mendapat pertolongan pertama di klinik desa. Ayuni tidak sendiri duduk di samping Yasmin, dia ditemani dokter baru di klinik yang memaksa ikut bersama mereka."Ayuni, tenanglah! Dia pasti akan selamat." ucap Fabian, menenangkan Ayuni yang masih terisak.Ayuni menggenggam tangan kecil putrinya, yang belum sadarkan diri sejak peristiwa tadi. Dan itu semakin membuat Ayuni khawatir. Dia tidak ingin kehilangan putri tercintanya, hanya Yasmin yang membuat Ayuni tegar dalam menjalani hidup selama ini.Setelah dua jam perjalanan mereka tiba di sebuah rumah sakit besar terdekat dari desa. Para medis langsung mengambil tindakan pada Yasmin, gadis kecil itu menga
Last Updated: 2021-12-27
Chapter: 33. Teror dan TragediAyuni melihat ke arah orang itu sekilas, lalu kembali melanjutkan tujuannya membeli ayam goreng untuk Yasmin. Dia naik ke atas motor dan merogoh kunci motor di saku bajunya.Orang itu malah menghampiri Ayuni dan berdiri di depan motornya."Bisakah kita bicara sebentar?" tanya orang itu, dokter baru di klinik yang menggantikan Jodi."Aku harus pergi, bisakah kamu pergi dari hadapanku saja! Bertingkahlah seolah kita tidak pernah saling mengenal!" ketus Ayuni."Ada banyak yang ingin aku bicarakan padamu. Kita harus bicara!""Fabian, tidak ada yang harus dibicarakan. Tolong minggir! Aku tidak ingin membuat anakku menunggu terlalu lama," tekan Ayuni. Dia mencoba memundurkan motor untuk menghindari laki-laki yang bernama Fabian itu."Aku sangat merindukanmu, Ayuni!" cetus Fabian.Tidak peduli dengan yang diucapkan Fabian, Ayuni melajukan motornya meninggalkan Fabian sendiri."Rindu dia bilang? Hah ...," cibir Ayuni, saat di per
Last Updated: 2021-11-14