Siti Maemunah menikah karena dijodohkan oleh Pamannya, tetapi perempuan itu pergi setelah akad nikah selesai dilakukan. Maemunah yakin takan dengan mudah ditemukan hingga setelah setahun berlalu, ia kembali bertemu dengan Alga, suaminya.
View MoreMunah termangu di sebuah ruang perawatan. Di depannya terbaring lelaki yang masih tak sadarkan diri. Lelaki itu adalah Alga yang secara kebetulan mengalami kecelakaan. Tanpa saudara, tanpa kerabat, tanpa teman, tanpa istri, lelaki itu terbaring sendirian membuat Munah tak tahu apa yang harus ia lakukan terhadapnya.Haruskah ia menghubungi keluarga laki-laki itu? Tapi bagaimana ia bisa menghubunginya? Munah benar-benar merasa begitu bingung.Munah memandangi raut Alga yang terlihat lebam di beberapa bagian. Wajahnya terlihat menyedihkan dan tanpa sadar, perasaan bersalah mulai menjalari hati Munah. Kalau saja ia tak pergi dengan Leo ... teringat akan Bosnya itu Munah bermaksud untuk menghubunginya dan beralasan ia tak enak badan hingga memutuskan untuk pulang diam-diam ... tetapi baru mengambil ponselnya di dalam tas, benda pipih itu bergetar menandakan sebuah pesan masuk ke aplikasi mesenggernya.[Di mana?] Munah membaca kalimat singkat yang ternyata dari Leo tersebut. Mendesah untuk
Hari ini Munah pergi dengan Leo. Perempuan itu menemani Bosnya mengadakan pertemuan bisnis sekaligus makan malam. Ia sudah minta ijin Alga tak bisa memasak untuk lelaki itu, meski terkesan marah pada akhirnya Alga membolehkannya pergi. Sebenarnya Munah merasa tak enak pada lelaki itu, tetapi ia juga sudah terikat perjanjian dengan Leo untuk menjadi kekasih palsunya karena ia sudah menerima uang pemberian dari Bosnya itu.Munah sudah berdandan dengan ayu walaupun hanya memakai riasan yang natural dan memakai gaun yang sederhana, dan Leo sama sekali tak keberatan dengan penampilan Munah saat ini, sesuatu yang membuat perempuan itu bisa bernapas dengan lega.Mereka berdua telah duduk bersisian di sebuah meja yang telah direservasi sebelumnya, makanan yang mereka pesan pun sudah datang, tetapi rekan bisnis Leo belum juga muncul. Munah mendadak menjadi gelisah, seakan ia yang memiliki janji meeting hari ini, sedangkan Leo malah tak terlihat cemas, lelaki itu malah terkesan santai dan cuek
Langkah Munah terhenti membuat Alga heran. Lelaki itu menatap Munah bingung. "Kamu kenapa?" katanya. Munah reflek mencengkeram lengan Alga."Ada apa?" tanya lelaki itu kembali."Kita pergi dari sini saja!" Langkah Munah perlahan mulai mundur. Matanya menatap teras kostnya dengan waspada. Dua orang anak buah Toni yang sembari tadi duduk santai mulai berdiri melihat aksi perempuan yang berjarak hanya beberapa meter di depan mereka. Alga yang mulai memahami situasi karena curiga dengan keberadaan dua lelaki besar di depan teras kostan Munah bergerak cepat menarik lengan istrinya tersebut dan lari menuju mobilnya. Anak buah Toni langsung mengejarnya. Terseok-seok Munah mengimbangi langkah-langkah lebar kaki panjang Alga, dan pada akhirnya mereka bisa mencapai mobil lalu dengan gerak cepat Alga dapat menghidupkannya untuk segera melajukannya agar terhindar dari kejaran anak buah Toni. Terdengar teriakan dan makian dua orang bertubuh besar itu ketika incarannya berhaasil kab
Jam kerja hampir berakhir. Munah terus memikirkan berbagai macam cara untuk menolak secara halus ajakan Leo. Ia tak bisa membayangkan akan bertemu dengan keluarga lelaki itu meski hanya untuk membantunya bersandiwara. Lagi pula ia sudah punya rencana pergi ke tempat kos nya untuk mengambil barang-barangnya. Arrgh ... kepala perempuan itu mendadak begitu pening, ia pun memijit mijitnya berharap semua yang berjejal di otaknya menghilang, tetapi hal itu tak jua berhasil hingga akhirnya ia segera melanjutkan pekerjaannya agar segera selesai meski dengan otak yang begitu penuh.Munah sedang membereskan dapur, mencoba fokus dengan yang ia kerjakan ketika terdengar suara langkah kaki mendekatinya. Kegiatan perempuan itu menjadi terhenti. Ia bisa menduga siapa yang mendatanginya."Ehemm ... pekerjaannya sudah selesai?" Suara yang Munah kenali sebagai milik Leo terdengar begitu lembut. Dugaannya tak meleset, tetapi Munah tak segera berbalik, ia masih membelakangi Bosnya itu. Ma
"Munah ... berhenti ... jangan lari ....!" Teriakan itu menggema menebarkan ketakutan di dada Munah. Perempuan itu terus berlari meski keringat bercucuran membasahi tubuhnya."Munah berhenti!" Suara itu terdengar semakin dekat. Diantara deru napasnya yang memburu, Munah berulangkali menoleh ke belakang tuk memastikan sosok yang mengejarnya sudah jauh. Tetapi sosok tinggi itu semakin dekat, meski tenaganya sudah ia kerahkan sekuat mungkin, nyatanya bukan senakin jauh tetapi sosok itu semakin dekat hingga hanya beberapa langkah saja bisa menyamainya."Jangan dekat-dekat!" seru Munah putus asa."Aku takan menyakitimu.""Orang lain yang akan melakukannya kalau aku tidak pergi.""Berhenti!""Tidak!"Munah terus mempercepat larinya saat sosok itu kian dekat mengejarnya. Wajahnya pucat pasi hingga ia tak lagi memperdulikan keadaan dan ia terjebak di tepi sebuah jurang. Wajahnya menatap batu terjal di bawah ujung jalannya. Otaknya menjadi bun
Alga sedang menyantap masakan yang sudah Munah selesaikan ketika perempuan itu terus menatapnya dalam diam. Mereka duduk berhadapan di meja makan kecil di dekat dapur."Enak ...," komentar Alga. Munah menatap tak percaya karena makanan yang ia sajikan kini adalah sesuatu yang tak selesai ia masak tadi siang. Munah hanya mengolahnya lagi agar tidak menjadi sia-sia."Aku gak bohong. Coba kamu juga mencicipi hasil masakanmu alih-alih hanya terus memperhatikanku seperti itu," ucap Alga lagi dengan tersenyum.Munah masih memicingkan matanya seakan curiga Alga hanya berbohong. Tetapi akhirnya perempuan itu mulai menuruti Alga dengan mengambil sendok dan mulai memasukkan sedikit sup ke dalam mulutnya."Bagaimana? enak kan?"Munah menelan supnya hati-hati dan lelaki di depannya memang tidak berbohong. Supnya enak. Untuk lebih memastikan dirinya sendiri, perempuan itu mengambil jenis makanan lain dan ternyata rasanya sama, teta
Munah tak memberikan jawaban apapun atas penawaran Alga untuk tinggal di apartemennya. Perempuan itu hanya diam sehingga Alga membawa mobilnya menuju tempat saat ia mengantar Munah pulang setelah berkencan dengannya kemarin.Sesungguhnya Alga tak percaya Munah bisa tinggal di lingkungan yang kurang nyaman hingga ia mengira perempuan itu hanya menutupi tempat tinggal yang sebenarnya, agar tak diketahui oleh orang lain juga agar tak diketahui olehnya. Alga berharap menemukan jawaban itu hingga bertanya pada Leo tadi. Tapi rasa keingintahuannya tak menemukan jawaban hingga lelaki itu kemudian terhenyak dari lamunannya saat Munah memintanya berhenti.Alga memelankan laju kendaraannya, dan Munah memintanya berhenti di tempat yang sama seperti pagi tadi."Kamu benar-benar tinggal di sini?" tanya Alga ragu. Munah mengangguk. Perempuan itupun bergegas membuka pintu mobil dan hendak turun saat netranya melihat sekilas dua sosok lelaki kekar yang barusan
Munah sudah berada di Resto Leo. Perempuan itu memutuskan berangkat bekerja meski ia masih merasa lelah setelah pulang dari apartemen Alga. Lelaki itu mengantarnya hanya sampai di ujung gang tempat tinggalnya atas permintaan Munah.Munah harus mengkonfirmasi uang yang Leo transfer untuknya sehingga begitu sampai di Resto dia langsung menuju kantor Leo. Lelaki itu terlihat sedang sibuk membuka banyak berkas di depannya sebelum kemudian senyumnya merekah melihat kedatangan Munah."Sudah sehat?" tanya lelaki itu padanya. Munah mengangguk kendati ia merasa keadaannya semakin memburuk dibanding hari kemarin."Masuklah ...," perintah lelaki itu. Dengan pelan dan menahan perih Munah mendekati Leo dan duduk di depan lelaki itu. Rasa perih pada area sensintifnya masih terasa kendati ia sudah berendam dengan air hangat sebelum berangkat kerja."Aku yakin kamu kesini mau mengatakan menerima untuk menjadi kekasihku kan?" ucap Leo seraya tersen
Airmata Munah bercucuran, tetapi Alga menganggap hal itu hanya sebuah kamuflase yang coba istrinya tunjukkan agar ia bersimpati padanya, dan menghentikan apa yang tengah dilakukannya. Alga membentengi dirinya dengan membuang jauh rasa empatinya, hanya amarah memuncak yang ia biarkan menguasai dirinya saat ini, amarah karena Munah menolaknya padahal ia berhak atas perempuan itu, tetapi Alga sangka Munah tidak menolak banyak lelaki yang telah menidurinya.Alga terus mencium Munah, bukan hanya di bibirnya, tetapi di semua tempat, telinganya, lehernya, selangkanya, lalu menyesap di beberapa titik, meninggalkan bekas kissmark yang begitu jelas, kemudian satu tangannya bergerak cepat menyingkirkan baju yang melekat di tubuh Munah dan begitu semua terlepas, lelaki itu menjamah tubuh istrinya kemudian begitu puas, ia mulai bergerak memasukinya, Munah terpejam dengan airmata masih berlinang dan meringis merasakan perih dan kesakitan saat sesuatu yang keras berusaha memasukinya.
Alga menatap foto seorang perempuan cantik di tangannya, kemudian mengelus gambar itu untuk beberapa saat, dan ingatannya melayang pada kejadian hampir setahun silam."Sah ...!" ucap saksi yang hadir saat Alga selesai mengucap ijab qobul dihadapan penghulu. Dia menghembuskan nafas beratnya.. dan sebuah tepukan hangat dipundaknya, membuat Alga berpaling. Lelaki itu melihat senyum bahagia terukir diwajah ayahnya yang sudah mendampinginya di hari bahagianya ini."Bahagia--"Benarkah ini hari bahagia? hati kecil Alga ingin berteriak. Nyatanya dia tak pernah menginginkan menikah secepat ini, disaat dia sebenarnya telah memiliki kekasih terlebih dengan perempuan asing yang belum di kenalnya.Alga mengedarkan pandangan, mencari sosok perempuan yang sudah dinikahinya. Tapi dia tak menemukan perempuan itu. Pelaminan sederhana yang ada di rumah ini kosong ... bahkan sejak dia dan rombongan keluarganya baru datang ke rumah i
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments