Daniel memeluk Irene sambil berkata, "Semuanya baik-baik saja. Orang yang telah menyakitimu nggak akan bisa kabur."Ketika Yasmin mendengar itu, tubuhnya menjadi dingin.Yasmin melihat Daniel menggendong Irene. Kemudian, tatapan tajam Daniel tertuju pada Yasmin.Pada saat ini, Yasmin bahkan merasa jantungnya sudah berhenti berdetak.Daniel mengeluarkan pistolnya, kemudian dia membidik Steven.Steven bahkan tidak sempat bereaksi. Muncul dua kali suara tembakan. Peluru tersebut telah mengenai tubuh Steven.Steven terjatuh dan berteriak dengan menyedihkan. Setelah itu, dia tidak bergerak."Ah!" Yasmin yang ketakutan terus melangkah mundur. Dia membelalakkan matanya ketika dia melihat darah yang mengalir di tanah. Napasnya menjadi terengah-engah dan dia merasa tercekik.Yasmin melihat Daniel. Ketika dia menatap mata Daniel yang sinis, air matanya mengalir.Dia tidak menyangka Daniel benar-benar akan menembak orang.Selain itu, orang itu adalah ayah kandung Yasmin ....Pada saat ini, Yasmin
"Apa?" Wajah Klara menjadi pucat dan dia sangat panik. "Ini .... Aku hanya menyuruh Steven memberi Irene pelajaran agar wanita itu nggak menindasmu lagi. Aku nggak menyuruh Steven menculiknya!"Yasmin benar-benar marah dengan kedua orang tuanya ini. Fisik dan mentalnya sangat lelah.Irene tidak dapat menemukan cara untuk menjatuhkan Yasmin.Sekarang Klara dan Steven malah memberikan Irene ide. Betapa senangnya Irene!Alhasil, saking marahnya, Daniel pun mengusir Yasmin dan itulah yang diinginkan Irene."Sekarang apa yang telah terjadi? Steven benar-benar sudah mati? Kamu yakin?" tanya Klara.Yasmin mendongak, lalu menatap Klara. Dia melihat Klara tampak senang."Baguslah kalau dia sudah mati! Padahal aku khawatir aku nggak bisa menyingkirnya! Yasmin, lain kali kita nggak akan diancamnya lagi!" kata Klara sambil tersenyum.Yasmin tidak percaya Klara bisa melontarkan kata-kata seperti itu. Yasmin mundur selangkah. Lalu, dia kepikiran sesuatu dan bertanya, "Kamu sudah berencana membunuh S
"Nggak boleh." Martin sama sekali tidak memberikan Yasmin kesempatan untuk pergi.Yasmin menggertakkan giginya sembari berkata, "Apa yang harus kulakukan baru kamu mengizinkanku?""Itu bukan hal yang seharusnya kupikirkan." Setelah mengatakan itu, Martin mengakhiri panggilan.Saking kesalnya, Yasmin berjalan mondar-mandir.Tanpa persetujuan Martin, Yasmin tidak berani pergi. Dia masih harus tinggal di Kota Imperial.Bagaimana nanti kalau Daniel tahu?Apa Yasmin akan baik-baik saja selama dia mengawasi keberadaan Daniel dan menghindarinya?Tidak mungkin. Selama Yasmin masih di Kota Imperial, dia pasti akan ketahuan!Terlebih lagi, dia bekerja di Grup Guntur!Yasmin memeluk kepala dengan kedua tangannya dan berusaha tenang.Karena Daniel sudah mengatakan itu, itu berarti batas waktu untuk pergi akan selalu ada.Kalau begitu, selama Yasmin dapat menangani Martin, Yasmin boleh pergi.Namun, bagaimana dia menangani Martin?Yasmin langsung pergi ke apartemen Martin.Setelah Martin dibangun,
Akhir pekan, selain menemani anak-anak, Yasmin juga mencari detektif pribadi.Setelah menghubungi detektif itu, Yasmin pergi menemuinya.Yasmin memberi tahu detektif itu dia perlu menyelidiki siapa dan tidak ada yang boleh tahu tentang hal ini.Detektif pribadi itu tidak mengatakan apa-apa dan menerima pekerjaan Yasmin.Yasmin harus membayar detektif pribadi tersebut, tapi agar dia dapat tahu tentang kematian Sofia, Yasmin tidak keberatan.Itu juga alasan kenapa Yasmin menetap di sisi Daniel untuk sementara.Pada hari Senin, Yasmin pergi ke Grup Guntur seperti biasanya.Dia merasa sangat gugup.Karena Daniel akan tahu Yasmin tidak hanya belum pergi dari Kota Imperial, tapi juga lanjut bekerja di Grup Guntur.Pada siang hari, Daniel masuk ke dalam kantornya. Dia berhenti di ujung meja, lalu dia membungkukkan badannya sedikit. Matanya tertuju pada layar komputer di sebelah.Layar tersebut berwarna hitam.Daniel menekan keyboardnya, kemudian sosok Yasmin muncul di layar berkotak sembilan
Namun, Martin terlihat cuek. Wajahnya menunjukkan ekspresi yang sangat jujur.Suasananya terasa berat dan dingin. David yang ingin menjawab pun tidak berani mengucapkan sepatah kata pun."Lagi pula, sekarang Kakak sudah melepaskannya," kata Martin.Raut wajah Daniel tampak sinis dan matanya tajam. Di dalam ruang rapat ini, suasananya seperti sudah mau meledak.Setelah beberapa saat, Daniel berdiri, lalu pergi.Kemudian, David baru diam-diam menghela napas. Tadi dia hampir tidak bisa bernapas.Wajah Jason tampak pucat. Setelah dia menenangkan perasaan gelisahnya, dia juga pergi.David baru menemukan kesempatan untuk memarahi putranya. "Apa-apaan kamu? Demi Yasmin, kamu mau melawan Daniel?""Bukankah kamu yang mau aku melawannya?" tanya Martin dengan acuh tak acuh.Itu membuat David emosi. "Aku menyuruhmu melawannya di aspek bisnis, bukan merebut mainan yang sudah dibuangnya!""Tapi, aku benar-benar ... punya perasaan terhadap Yasmin." Tatapan Martin mengandung makna yang sulit dimengert
Mata sinis Daniel tidak bergerak dan Yasmin tidak dapat menebak pikiran pria itu."Sungguh! Selama aku mencari pembunuh itu, aku akan baik-baik di Kota Imperial. Aku akan menjalani kehidupanku sendiri dan nggak akan mengganggumu dengan Irene." Yasmin tinggal mengangkat kedua tangannya dan bersumpah. Setelah itu, dia menundukkan kepalanya sambil berkata, "Ayahku sudah mati. Nggak ada orang yang akan melakukan hal bodoh lagi ...."Yasmin merasa sangat gelisah. Dia takut Daniel tidak akan menyetujuinya.Selain itu, Alasan apa yang dimiliki Daniel untuk menyetujui Yasmin?Kalau Daniel membiarkan Yasmin lanjut tinggal di Kota Imperial, Yasmin mungkin akan melukai Irene.Akan tetapi, bagaimana kalau Yasmin diusir dari Kota Imperial dengan paksa?"Keluar," ucap Daniel dengan sinis.Jantung Yasmin berdebar. Dia mengangkat kepalanya untuk melihat Daniel. Mata Yasmin berbinar-binar saat dia berkata, "Kamu mengizinkanku tinggal, 'kan?""Sebelum aku menyesal, pergi," balas Daniel sambil menatap Ya
Yasmin mengangkat kepalanya dengan bingung.Dengan ekspresi normal, Michelle berkata, "Malam ini kamu lembur. Masukkan semua data paruh kedua tahun ini ke dalam sistem.""Aku sendirian?" tanya Yasmin."Apa ada masalah?" Michelle berkata dengan serius, "Yasmin, walaupun kamu baru bekerja di departemen keuangan, aku bisa melihat kamu bekerja dengan serius. Kamu nggak pernah membuat kesalahan. Aku menyukaimu dan ke depannya kamu akan berkembang. Mungkin dalam satu bulan, aku bisa mempromosikanmu menjadi asistenku."Yasmin tahu kalau Michelle melakukan ini dengan sengaja. Yasmin pun tidak menghiraukannya.Malam ini Yasmin lembur. Dia sendirian menyusun data di kantor.Sudah jam sembilan malam, tapi dia belum pulang.Ini berlangsung selama tiga hari. Yasmin lembur setiap hari.Michelle menggunakan alasan ingin melatihnya.Itu bahkan membuat para rekan kerja lainnya memandang Yasmin dengan tatapan berbeda.Di belakang, mereka mengatakan nepotisme memang berbeda. Mereka sudah bertahun-tahun d
Selama untuk melindungi Irene, Daniel akan memprediksi dan mengontrol semuanya terlebih dahulu untuk mencegah kejadian yang tidak perlu.Oleh karena itu, akhir-akhir ini Yasmin tidak pergi melihat anak-anak. Dia hanya menelepon video mereka.Ini agar Daniel tidak menyadari ada yang tidak beres dengan Yasmin.Di Grup Naga, Eric memasuki kantor yang terletak di lantai teratas. Dia menyerahkan dokumen dari detektif pribadi itu.Daniel membuka halaman pertama. Ketika dia melihat foto Rachel, tatapan matanya menjadi sinis."Tuan Daniel, orang yang ingin diselidiki Nona Yasmin adalah dia. Orang ini dekat dengan Martin." Eric merasa masalah ini sudah menjadi sedikit rumit.Kenapa Yasmin mau menyelidiki orang ini?Eric tidak paham, jadi dia bertanya, "Kenapa Rachel mau membunuh Sofia? Apa ada masalah dengan penyelidikan Nona Yasmin?"Daniel membaca dokumen itu dengan cepat.Matanya yang sinis tampak menyeramkan."Tangkap orang ini.""Baik."Rachel baru sampai rumah, tapi dia dihalangi pengawal
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati