All Chapters of Ayah Beranak Tiga yang Hebat: Chapter 171 - Chapter 180

953 Chapters

Bab 171

Yasmin merasakan pandangan Martin, kemudian dia kembali duduk dengan benar. Ekspresi Yasmin tampak kesal.Martin juga tidak tampak bersalah setelah ketahuan. Dia berkata dengan santai, "Apa yang nggak baik jadi asistenku?""Gantikan. Aku mau jauh-jauh darimu," kata Yasmin."Sekarang kamu hanya bisa menurutiku." Satu tangan Martin memegang setir mobil, sedangkan satu lagi diletakkan di sebelah jendela mobil."Kalau begitu, ayo saling terbuka! Kamu beri tahu Daniel aku menyembunyikan anak-anaknya. Aku akan memberitahunya kalau pelaku pembunuhan waktu itu adalah kamu." Yasmin pasti tidak akan berkompromi. "Aku sudah mundur satu langkah. Jangan memaksaku."Martin mengetuk setir mobil beberapa kali. Dia seakan-akan sedang berpikir. Pada akhirnya, dia berkata, "Baiklah. Aku akan memberimu pekerjaan yang nyaman dan nggak perlu bertemu dengan orang .... Jadi teller, bagaimana?""Oke." Yasmin sudah puas.Seorang teller memang tidak perlu banyak berhubungan dengan orang luar. Pekerjaannya juga t
Read more

Bab 172

Setelah mengetuk pintu ruang rapat, Yasmin masuk.Suasana di ruang rapat terasa serius dan berat.Yasmin menggigit bibirnya, kemudian dia mencari direktur keuangannya dengan hati-hati.Akan tetapi, matanya tiba-tiba bertemu dengan sepasang mata yang tajam. Yasmin pun berhenti dan wajahnya memucat.Daniel sedang bersandar di sandaran kursinya dan menghadap ke pintu. Wajahnya terlihat tegas dan auranya kuat. Daniel sedang menatap Yasmin dengan sinis.Michelle Diliman, si direktur keuangan, memanggil, "Yasmin?"Yasmin tersadar, kemudian dia memberanikan dirinya untuk menghampiri Michelle. Setelah dia menyerahkan dokumen Michelle, dia buru-buru pergi.Begitu Yasmin keluar dari ruang rapat, dia baru menghela napas.Dia tidak pergi ke Departemen Keuangan, melainkan kamar mandi.Dia perlu menenangkan dirinya!Di kamar mandi, Yasmin berdiri di depan kaca dan melihat wajahnya yang kaget.Benaknya terasa kacau.Kenapa Daniel bisa menghadiri rapat di sini?Bahkan pada hari pertama Yasmin bekerja?
Read more

Bab 173

Ketika Yasmin hampir kehilangan oksigen, tubuhnya dilepaskan. Yasmin pun merosot ke lantai dengan lemas dan duduk.Dia menundukkan kepalanya dan terengah-engah.Kalau telat sedetik, sepertinya dia akan mati karena tidak bisa bernapas.Lalu, rahang Yasmin dicengkeram dan diangkat. Mata linglung Yasmin menatap mata Daniel yang sinis."Kenapa? Apa kamu sangat menyukainya?" Suara Daniel yang serak terdengar berbahaya. "Apa kamu mau aku melanjutkannya?"Yasmin ingin menggelengkan kepalanya, tapi rahangnya dipegang dengan erat sehingga dia tidak bisa bergerak. Dia hanya bisa berkata, "Dari tadi bukan itu maksudku. Kalau kamu benar-benar nggak ingin melihatku, biarkan aku pergi dari Kota Imperial. Kamu tahu aku sangat ingin pergi ... Ugh!"Tulang rahang Yasmin hampir retak karena genggaman Daniel mendadak menguat. Yasmin pun mengerang dan alisnya berkerut."Apa kamu sedang berpura-pura?" kata Daniel sambil tersenyum sinis.Yasmin ingin membantah, tapi sekarang dia berada di Grup Guntur dan it
Read more

Bab 174

"Apa kamu bisa menjaminnya? Kamu juga melihat apa yang tadi terjadi di ruang rapat. Pasti ada sesuatu di antara mereka berdua!"Martin berpikir apa dia bisa menjaminnya? Bisa!Tiga anak Yasmin benar-benar sebuah kejutan!Ketika Yasmin baru saja tiba di kantor, seorang rekan kerja memberitahunya kalau ada yang menelepon ponselnya.Yasmin meletakkan ponselnya di atas meja.Pada saat ini, ponselnya berdering lagi.Dia melihat layar ponsel. Peneleponnya adalah Klara.Dengan pasrah, dia mengambil ponselnya untuk mengangkat telepon di luar.Suara Klara terdengar ceria ketika dia berkata, "Yasmin, kamu bekerja di Grup Guntur? Bagaimana bisa? Jason yang mencarimu?""Bukan.""Jadi, siapa?""Aku sendiri yang melamar," jawab Yasmin dengan cuek.Untungnya Klara tidak benar-benar menginginkan jawaban. Bagi Klara, Yasmin bisa bekerja di Grup Guntur sungguh sebuah kejutan besar. Klara juga menjadi berambisi.Misalnya, Yasmin bisa menaklukkan Grup Guntur.Saat itu tiba, meskipun Klara tidak punya Jaso
Read more

Bab 175

Setelah Yasmin mendapatkan nomor ponselnya, dia merasa familier. Ketika dia meneleponnya, sebuah nama muncul. Ekspresinya pun menjadi sangat masam.Beberapa nada sambung kemudian, telepon Yasmin diangkat. Dia langsung berteriak dengan marah, "Martin, di mana anak-anakku?!""Sama aku."Yasmin menarik napas dalam-dalam beberapa kali, lalu dia bersabar dan memutuskan untuk tidak marah-marah karena dia ingin melihat anak-anaknya dulu. "Beri aku alamatmu. Aku akan pergi ke sana."Setelah Martin mengakhiri panggilan, dia melihat tiga anak kecil di depannya yang terlihat marah itu.Julian sedang mengangkat pedang mainannya sambil melindungi Julius dan Julia yang berdiri di belakang. Dia berkata dengan galak, "Kalau kamu berani mendekat, aku akan menusukmu!""Ah .... Aku sangat takut ..." kata Martin sambil memegang dadanya. Setelah itu, dia berkata, "Mama kalian mau kemari.""Kamu adalah orang jahat!" ucap Julia sambil menatap Martin dengan waswas."Kami nggak boleh memercayaimu!" kata Julius
Read more

Bab 176

"Ya, dia adalah adik sepupu Daniel. Dia nggak memberi tahu Daniel. Seharusnya dia punya tujuan lain. Hubungannya dengan Daniel juga kurang baik," jelas Yasmin."Akan makin banyak orang yang tahu," ucap Raymond.Yasmin menggigit bibirnya. Dia tahu, tapi apa yang bisa dia lakukan?Apa yang harus dilakukan baru ketiga anaknya bisa aman?Sekarang Daniel juga mempunyai wanita yang disukainya. Bukankah perihal anak-anak akan merusak hubungan itu?Yasmin tidak bisa membayangkan konsekuensinya."Kalau kamu nggak keberatan, anak-anak boleh tidur di tempatku," kata Raymond."Tidur ... di tempatmu?" Yasmin kaget. "Mana boleh begitu? Nggak boleh.""Aku tinggal sendirian dan di rumah ada Bibi yang bisa menjaga mereka. Kamu kapan saja boleh datang untuk melihat anak-anak. Nggak masalah," kata Raymond.Yasmin tahu dia tidak boleh merepotkan Raymond dan dia tidak bisa melakukannya.Raymond adalah kepala sekolah anak-anak, jadi wajar baginya menyukai anak kecil. Ketiga anaknya bahkan makin lancar meman
Read more

Bab 177

Tubuh tinggi Daniel yang berdiri tegak memancarkan aura yang sangat sinis dan berat.Di dalam lift, hanya Yasmin yang sedang bertelepon dan bergumam-gumam.Ketika pintu lift terbuka, tiga orang itu melangkah keluar. Mereka seakan-akan tidak mengenal Yasmin.Yasmin menoleh. Dia menyipitkan matanya sambil melihat angka di atas lift. "Loh? Kenapa naik lagi?"Jadi, dia harus turun lagi.Setelah Yasmin memberi tahu Raymond alamatnya, dia menunggu di depan pintu masuk.Karena dia mabuk, dia tidak bisa berdiri lama dan hanya bisa duduk di anak tangga.Yasmin menopang dagunya dengan satu tangan sambil melihat ke arah lampu-lampu neon malam hari di kejauhan.Pada saat ini, waktu seakan-akan miliknya sendiri.Yasmin tidak memikirkan apa-apa. Tidak ada pembunuh Sofia, tidak ada Martin yang mengancamnya. Dia juga tidak mengkhawatirkan anak-anaknya ketahuan dan tidak ada Daniel yang mengontrolnya. Semuanya tidak ada ....Di ruangan pribadi restoran atas, beberapa orang sedang makan sambil bersosial
Read more

Bab 178

"Hm?!"Kepala Yasmin yang sudah terasa pusing menjadi makin pusing karena dia tiba-tiba ditarik.Seseorang mencengkeram rahangnya, kemudian mengangkat kepalanya dengan paksa. Mata orang itu tampak sangat berbahaya."Siapa aku?"Ketika Yasmin yang merasa kepalanya kabur mendengar suara mengancam itu, tubuhnya meringkuk seakan-akan udara telah menjadi dingin. Pandangannya pun menjadi lebih jelas. Yasmin tercengang saat menatap wajah yang setengah tertutup kegelapan dan dekat itu. Wajah itu terlihat mirip sekali dengan wajah iblis."Kamu ....""Apa kamu sangat kecewa karena aku bukan kepala sekolahmu? Hm?" Daniel mengangkat dagu Yasmin dan tatapannya tampak sangat berbahaya.Leher Yasmin yang terekspos terlihat jenjang, indah dan lembut. "Kenapa ... kamu di sini? Ini nggak ada hubungannya denganmu ....""Ini memang nggak ada hubungannya denganku. Hanya saja, kamu merusak pemandanganku." Setelah Daniel selesai berbicara, dia meraih lengan Yasmin, kemudian menariknya keluar dari mobil."Ah!
Read more

Bab 179

"Sudah. Bagaimana denganmu? Apa kamu masih di hotel?" tanya Irene."Nggak.""Kalau kamu belum kenyang, aku bisa menemanimu." Setelah itu, Irene berkata, "Aku benar-benar minta maaf untuk malam ini."Yasmin yang mulut dan hidungnya ditutup mulai merasa pusing. Setelah sekian lama, dia butuh oksigen dan tidak bisa menahannya lagi.Dia menarik tangan Daniel, tapi tangan itu tidak berkutik.Karena itu, Yasmin pun meronta.Daniel melihat Yasmin yang tampak tersiksa, tapi nadanya tetap terdengar datar ketika dia menjawab Irene, "Nggak apa-apa."Irene tertawa, kemudian bertanya, "Sekarang kamu di mana? Kenapa belum tidur?""Di ruang kerja. Masih pagi," jawab Daniel."Aku sudah menebaknya karena kedengaran sunyi. Baiklah. Selamat bekerja, orang sibuk!""Ya."Setelah panggilan berakhir, Daniel baru melepaskan muka Yasmin.Yasmin segera menghirup udara segar. Dia terbatuk-batuk sambil berkata, "Uhuk, uhuk! Apa yang kamu lakukan? Uhuk!" Setelah akhirnya dia berhenti, dia mendongak dan menunjukkan
Read more

Bab 180

Kemudian, tatapan mata Daniel tampak sangat mengerikan dan suaranya terdengar galak saat dia berkata, "Berani-beraninya kamu mengancamku. Kamu punya berapa nyawa?""Sakit ...." Yasmin mengernyit kesakitan. Lalu, dia berkata dengan susah payah, "Ya, aku ... hanya punya satu nyawa. Ja ... jadi, meskipun sekarang kamu mengendalikanku, begitu kamu pergi, aku ... akan melukai leherku. Kalau kamu nggak percaya, kamu boleh mencobanya ...."Suara Yasmin yang sedang mabuk terdengar lemah, tapi setiap kata yang diutarakan mematikan.Daniel langsung mencengkeram rahang Yasmin. Karena Yasmin mempunyai wajah yang kecil, Daniel dapat memegang seluruh wajah Yasmin."Berani sekali. Kamu melindungi tubuhmu untuk siapa, hm?" Napas yang diembuskan Daniel terasa menyeramkan. "Sepertinya kamu sangat menyukai kepala sekolah itu!""Bukan. Aku hanya ... hanya merasa karena kamu sudah nggak mau peduli padaku, seharusnya kamu nggak melakukan hal seperti ini lagi ...."Daniel pun mendorong Yasmin dengan kuat. Ek
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
96
DMCA.com Protection Status