“Sakit Mas, Kinar gak tau sakit ini bakal berlanjut apa enggak,” jawab Kinar pelan. Apa yang barusan keduanya lakukan memang menyenangkan, bahkan membuat ia mabuk kepalang. Ya, nyatanya Kinara menikmati juga apa yang barusan dilakukan selama lebih dari tiga puluh menit, perasaan aneh yang mampu membuatnya ingin bermain lagi. Hanya saja rasa sakit nan linu di bawah sana membuat ia ragu apa ia bisa melakukannya lagi atau tidak? “Nanti juga gak bakal sakit kok, sayang. Biasalah, kan ini awal-awal jadi ya … terasa sakit.”Kinara tersenyum, menyembunyikan kepalanya di dada Aarav yang polos saja. “Hari ini Kinar benar-benar terpuaskan,” ucapnya dengan jejujuran penuh. “semoga Mas juga merasa puas, ya Mas?”Aarav tersenyum, “belum puas karena gak lanjut ronde dua!”Kinara terkekeh kecil. “Mas bohong sama Kinar ya?” “Bohong?”Kinara mengangguk. “Bilangnya sakit, tapi pas ginian kok ….”Kinara tak melanjutkan ucapannya, namun berbeda dengan Aarav, pria itu tergelak tawa. “Justru dengan mela
Read more