“Kak, kakak beneran ngasih rumah ini ke Karin?” tanya Karin dengan tatapan tidak percaya. “Iya, daripada terbengkalai, kan? Lebih baik kau tempati dengan suamimu.”Karin terdiam. Ada perasaan tidak enak sebenarnya saat Kinara bertemu dengannya hanya untuk mengatakan hal ini. Ya, satu jam yang lalu Kinara menelfon adiknya—Karin, mengatakan agar perempuan itu segera datang ke rumah yang dulu pernah ditempati. Dan di sinilah sekarang mereka, berdua sembari mengamati isi rumah yang tidak ada perbedaan sedikitpun. Dari warna, bentuk bahkan isi dari dalamnya tidak ada satupun yang berubah. Tentu saja, karena Kinara sudah lama ini tidak berkunjung ke rumah ini. Selain karena sibuk dengan kehidupan rumah tangganya, ia juga tidak ada waktu untuk berkunjung. “Jika Dara ingin ke sini, izinkan saja,” ucap Kinara. Perempuan itu mengambil foto, seulas senyum terbit melihat siapa saja yang ada di dalam foto tersebut. Ayah, Ibu, dan kedua adiknya. Mereka tersenyum dengan lebar. Waktu itu umur me
Read more