“... Kak Devan.”Lusi menundukkan kepalanya, berpaling dari tatapan Devan yang tampak seperti ingin membunuhnya. Sedang Kinara mengernyit, dia masih menatap Devan yang tengah berjalan ke arahnya. Namun, pikirannya berubah kala melihat sang adik tampak ketakutan, gadis itu hanya menunduk dengan jari tangan yang ia mainkan. “Kenapa ini? Kenapa kalian melihatku seperti hantu saja?” Devan berdiri di hadapan keduanya, tatapannya silih berganti antara Kinara dan Lusi. Kinara memutar matanya malas. “Kau kan yang mengganggu adikku?” tanya Kinara to the point. Devan tersenyum tipis, ikut mendudukan dirinya di samping Kinara. Refleks, Kinara sedikit menggeser kursinya, tidak ingin berdekat-dekat dengan pria itu. “Aku tidak memarahinya, hanya menegurnya saja,” jawab Devan dengan santai. Saking santainya ia mengambil buah apel yang tersimpan di atas meja—depannya.“Kemarin adikmu membawa beberapa teman ke rumah ini. Mungkin perkara ini hal yang sepele tapi, coba kamu pikir, apa ada tamu yang
Read more