"Kinar?" Aarav ikut berlari mengejar Kinara. Kesalahannya saat ini, kenapa pula ia harus salah dalam memeluk? Kan jadinya salah paham begini! "Kinar tolong berhenti!" Aarav menghentikan gerakan Kinara yang terus berlari. Ya, dia berhasil mencekal lengan Kinara setelah lama keduanya saling mengejar. "Lepas, Mas!" Kinara menyentakkan lengan Aarav agar terlepas. "Kinar, maaf. Tadi itu kamu salah paham.""Iya lepas dulu, Mas. Sakit ini, ssshhh ...." Kinara meringis sakit dengan raut muka yang tampak pucat. "Kinar, kamu kenapa?""Mas, pengen ke kamar ... shh, sakit," rintih Kinara memegang perutnya. "Apa yang terjadi? Kenapa kamu tiba-tiba sakit begini?" Aarav dengan sigap menahan tubuh Kinara yang tampak lemas. Dia masih setia memegang perutnya dengan rintihan yang terus keluar dari bibirnya. "Perut aku sakit, Mas ...." Kinara menyandarkan kepalanya pada dada bidang Aarav membuat pria itu dengan sigap menggendong Kinara ala brydel style. "Kita ke dokter, ya?""Enggak! Aku hanya saki
Read more