“Kak, Lusi mau diantar sekolah sama kakak.”“Lusi mau diantar sekolah sama kakak.” Bukan sebuah pertanyaan, melainkan pernyataan. Kening Kinara mengernyit. Lusi mengangguk. “Iya, Kak.”Kinara menghela nafas pelan. Dari malam Lusi tampak ingin dimanja, dan sekarang pun anak itu ingin dimanja lagi. Hari ini anak itu meminta Kinara untuk mengantarkannya sekolah, jelas membuat Kinara bingung untuk menjawab. Pasalnya, akhir-akhir ini Lusi sudah mulai mandiri, sekolah sering sendiri, apalagi sekarang sering diantar sopir suruhan Vanzo, menjadikan anak itu sudah terbiasa. Namun lagi, keinginannya seperti kemarin, ingin ditemani oleh kakaknya ini. “Baiklah, nanti kakak minta sama Mas Aarav dulu ya?”Lusi menggeleng atas jawaban Kinara. “Lusi gak mau sama Kak Aarav.” Lusi, gadis yang masih berada di kamar Aarav itu berucap. Menggeleng tak ingin, membuat Kinara yang mendengar tertoleh padanya. “Kenapa gak mau?”“Gpp, gak mau aja,” jawabnya mengedikkan bahu. Lusi menunduk, tak berani menatap
Baca selengkapnya