Semua Bab Melahirkan Keturunan Untuk CEO: Bab 51 - Bab 60

220 Bab

Bab 51. Penyatuan Cinta

“Kinar, kamu?”“Kinar udah tau Mas … Mas masih mau menyembunyikannya?” tanya Kinara membuat Aarav menggeleng. Di luar perkiraan, Aarav dengan sigap menarik Kinara ke dalam pelukan. Perasaan yang ia rasakan hari ini benar-benar bercampur aduk. Entah harus mengatakan apa tapi … “Benar. Aku cinta kamu Kinar. Aku—-” Aarav tidak bisa berkata-kata selain merasakan pelukan hangat ini. Merasakan gejolak hati yang kini berbunga-bunga dibuatnya. Seakan di dalam perutnya berterbangan kupu-kupu, terasa tergelitiki namun juga mendebarkan. “Kinar juga cinta Mas Aarav kok.” Kinara membalas memeluk Aarav, bibirnya melengkung ke atas, tidak percaya bahwa pernyataan cinta itu akhirnya keluar juga dari mulut Aarav. Setelah hari itu Kinara tahu kalau Aarav memang mencintainya. Maka saat itu ia berjanji akan membuat Aarav menyatakan cinta padanya, tapi tak disangka, waktu secepat itu memutarkan semuanya. Rasa cinta yang terpendam itu akhirnya tersalurkan juga. Ada rasa bahagia yang dirasa Kinara, ada
Baca selengkapnya

Bab 52. Ternoda

Pagi ini azan subuh sudah berkumandang. Kinara yang tertidur harus terbangun untuk segera menunaikan kewajiban 5 waktu. Kinara mengumpulkan terlebih dahulu kesadarannya. Berpikir bahwa apa yang semalaman terjadi diantara ia dan Aarav bukanlah mimpi. Dan ternyata benar … bahwa kemarin itu bukanlah mimpi, melainkan memang benar-benar nyata. Pipi Kinara tiba-tiba bersemua merah, mengigit bibir bawahnya untuk menghilangkan rasa bahagianya. Sampai selimut pun ia gigit untuk dijadikan pelampiasan akan perasaannya yang amat bahagia. Malam itu … Kinara memeluk lengan Aarav menuju kamar. Kedua pasutri itu saling merasakan perasaan yang sama-sama sulit diartikan. Sampai ketika keduanya masuk ke dalam kamar, Aarav dengan segera mengunci pintu tersebut, refleks Kinara dibuat tegang akan hal itu. “Mas, kok dikunci?”“Kenapa? Gak masalah kan?” Aarav berbalik. Sebelum itu pelukan mereka sudah terlepas membuat jarak diantara keduanya saling terpisah. Tidak jauh namun cukup membuat Kinara dibuat
Baca selengkapnya

Bab 53. Bulshit!

“Kak, Lusi mau diantar sekolah sama kakak.”“Lusi mau diantar sekolah sama kakak.” Bukan sebuah pertanyaan, melainkan pernyataan. Kening Kinara mengernyit. Lusi mengangguk. “Iya, Kak.”Kinara menghela nafas pelan. Dari malam Lusi tampak ingin dimanja, dan sekarang pun anak itu ingin dimanja lagi. Hari ini anak itu meminta Kinara untuk mengantarkannya sekolah, jelas membuat Kinara bingung untuk menjawab. Pasalnya, akhir-akhir ini Lusi sudah mulai mandiri, sekolah sering sendiri, apalagi sekarang sering diantar sopir suruhan Vanzo, menjadikan anak itu sudah terbiasa. Namun lagi, keinginannya seperti kemarin, ingin ditemani oleh kakaknya ini. “Baiklah, nanti kakak minta sama Mas Aarav dulu ya?”Lusi menggeleng atas jawaban Kinara. “Lusi gak mau sama Kak Aarav.” Lusi, gadis yang masih berada di kamar Aarav itu berucap. Menggeleng tak ingin, membuat Kinara yang mendengar tertoleh padanya. “Kenapa gak mau?”“Gpp, gak mau aja,” jawabnya mengedikkan bahu. Lusi menunduk, tak berani menatap
Baca selengkapnya

Bab 54. Candaan

Di meja makan, Kinara duduk berdampingan dengan Aarav. Di samping kirinya ada Lusi, sedang di depannya ada Devan. Pria itu baru memunculkan batang hidungnya lagi. Namun Kinara tidak penasaran justru ia berdoa agar Devan segera hilang dari rumah ini, atau jika bisa hilang dari muka bumi ini. Agar hidupnya terasa tenang dari masalalu dahulu. Ia tidak ingin jika nanti pria itu berkata aneh-aneh pada Aarav. Selain pembohong pria itu juga sering membual. Banyak perkataannya yang tidak benar. Itu mengapa Kinara takut apabila laki-laki itu mengatakan hal yang tidak ada kebenarannya, entah pada Aarav atau Vanzo. Lihat saja sekarang? Pria itu bahkan sedari tadi melihat ke arahnya. Diam-diam lihat kemudian pura-pura fokus makan, lagi, pria itu melihat, detik berikutnya mengalihkan pandangan. Kinara kesal, Devan adalah lelaki yang harus ia jauhi! Jika tidak maka ia akan kena masalah. Sekarang, cinta yang baru bersemi ini masa harus kandas? Kinara menggeleng, itu tidak akan pernah terjadi! Ya,
Baca selengkapnya

Bab 55. Intimidasi Dari Vanzo

Kinara merasakan perasaan tak enak. Pasalnya sekarang ia tengah bersama Vanzo. Selepas perdebatan pagi tadi pada akhirnya Aarav menurut, pergi ke kantor dengan Devan yang katanya akan bekerja di sana juga. Awalnya Aarav menolak. Meminta jawaban dari maksud Vanzo yang tiba-tiba memutuskan sesuatu secara sepihak, namun karena Kinara yang menenangkan pria itu membuat Aarav pada akhirnya menurut juga. Dan sekarang di sinilah Kinara berada, di sebuah taman yang luasnya beberapa hektare. Dibanyaki tumbuh-tumbuhan hijau, selain itu bunga-bunga bermekaran di sisi-sisinya. Indah, namun menakutkan. Tidak menakutkan bagaimana? Vanzo tiba-tiba membawanya ke sini? Mau apa coba? Seharusnya Kinara tidak berpikiran jauh ke sana, namun tidak memungkinkan hatinya juga merasakan firasat buruk. Namun, berusaha mungkin Kinara menghempaskan pikiran buruk itu. Lagipula tadi Aarav sudah mengancam kakeknya, mengancam untuk tidak menakut-nakuti istrinya ini.“Kalian sudah saling jujur?” tanya Vanzo membuka
Baca selengkapnya

Bab 56. Sebuah Kebahagiaan

Mobil Vanzo kembali melintas jalan raya. Setelah mengatakan akan menunjukkan sesuatu membuat Kinara menurut saja. Dan inilah ia sekarang, berdiam dengan pikiran yang banyak dipenuhi berbagai pertanyaan. Kira-kira apa yang akan Vanzo tunjukan pada Kinara? Kenapa harus berpindah tempat lagi? Bukankah sebuah jawaban tidak harus berpindah tempat lebih dulu? Tapi, kenapa Vanzo malah membawa Kinara pada tempat lain? Ah, membuat Kinara takut saja namun juga penasaran. Mobil akhirnya berhenti dari laju, di depan, Vanzo sudah keluar membuat Kinara ikut keluar. “Sudah sampai Kek?” tanya Kinara selepas ia keluar dari dalam mobil. “Heum, ayo kakek akan menunjukkan hal lain padamu,” ucap Vanzo, Kinara lagi-lagi menurut, benar-benar penasaran apa yang akan ditunjukan Vanzo padanya. Dalam langkah mengikuti kakeknya Kinara mengerlingkan mata, menatap sebuah objek yang dipenuhi dengan pohon hijau. Tempat yang tidak jauh berbeda dengan yang tadi, hanya saja bedanya ini lebih bersih dan terawat. Da
Baca selengkapnya

Bab 57. Salting Deh ...

“Kinar, katakan, apa yang tadi Kakek bicarakan padamu? Ke mana kau diajak olehnya? Apa yang dia lakukan? Berapa jam kalian bersama?” tanya Aarav beruntun. Pria itu baru pulang dari kantor, tanpa mengenal lelah Aarav langsung menuju Kinara. Memeluknya kemudian bertanya dengan pertanyaan yang tak cukup satu. “Kakek hanya ajak aku jalan-jalan kok Mas,” jawab Kinara. Dia tersenyum tipis. “Mas gak usah khawatir gitu, kakek gak apa-apain aku kok,” lanjutnya kembali. Bukan, bukan masalah itu yang Aarav khawatirkan. Melainkan ia takut apabila Vanzo menceritakan mengenai dirinya yang memiliki masalalu dengan Ayah Kinara. Sungguh, kebenaran itu untuk saat ini akan Aarav sembunyikan dari Kinara. Dan ia takut apabila Vanzo keceplosan dalam berkata. “Apa ada hal lain yang kakek bicarakan?” tanya Aarav. Entah mengapa hatinya mengatakan kalau Vanzo mengatakan sesuatu. Tapi apa? Tidak mungkin kan kalau berhanyakan jalan-jalan saja? “Banyak sih, tapi eum … ini … ini hanya aku dan Kakek yang tau.”“
Baca selengkapnya

Bab 58. Cinta Bersemi

Pagi ini Kinara mulai senyum-senyum sendiri, kedekatan ia dan Aarav semakin dekat saja. Terus nempel, kayak perangko. Suara pintu yang diputar membuat Kinara melirikan matanya. Seperti biasa, setiap pagi ia akan disuguhi oleh pria tampan sedunia, siapa lagi kalau bukan suaminya. Aarav baru keluar dari kamar mandi, pria itu seperti biasa, menyimpan handuknya di atas kepala. Sejauh ini suaminya tidak pernah memakai handuk sebatas pinggang, atau mungkin terekspos tubuh atasnya tanpa baju. Sekali dalam seumur hidup, Kinara hanya pernah sekali saja melihat tubuh atasnya tanpa baju, dan itupun saat ia sudah tahu kalau Aarav ternyata mencintainya. Namun sekarang pria itu tampaknya malah malu-malu, belum berani untuk memberikan lebih haknya pada sang istri. Atau … saling memberi hak itu untuk keduanya rasakan. Entahlah, rasanya masih terasa canggung saja, baik Kinara maupun Aarav. Seperti biasa pula, sebagai seorang istri yang baik, Kinara dengan segera menyiapkan pakaian untuk sang suam
Baca selengkapnya

Bab 59. Kegilaan Devan

“Besok ulang tahun Aarav. Udah siap nih?” tanya Vanzo pada Kinara. Wanita itu terperanjat kaget karena mendapati Vanzo yang tiba-tiba ada di belakangnya. Setelah mengantar sang suami sampai depan rumah, Kinara lantas hendak menutup pintu, namun ia malah dikejutkan oleh pria paruh baya ini. Kinara nyengir kuda. Malu-malu. “Gimana menurutmu rencananya?” tanya Vanzo kembali, pria itu merapikan stelan jasnya, terlihat bahwa dia akan berpergian. “Bagi Kinar sudah bagus kok Kek. Lagian, kalau rencananya terlalu berlebihan Kinar takut terjadi sesuatu sama Mas Aarav nantinya. Masalahnya kan dia gak boleh dibuat terkejut, “ ucap Kinara. Ya, pasalnya ia tidak ingin terjadi sesuatu dengan suaminya. Walau suaminya baik-baik saja tapi dalam hal memiliki penyakit, Kinara harus lebih bisa waspada. “Kau benar. Baiklah, untuk rencana selanjutnya kita bicarakan nanti. Sekarang kakek mau keluar dulu, kau tidak apa-apa kan tinggal di sini sendiri?”Kinara menggeleng tersenyum. “Tidak apa-apa kok Kek
Baca selengkapnya

Bab 60. Adanya Orang Ketiga

“Awh!”“Ya ampun Kinar?” Aarav berseru, segera membantu Kinara yang tiba-tiba terjatuh di depan kakinya. “Kenapa bisa ceroboh gini sih?” tanya Aarav. Pria itu sudah merangkul bahu Kinara. Membantunya untuk berdiri. Kinara hanya cengengesan, walau hatinya benar-benar mengutuk akan kelakuan Devan. ‘Devan gila! Bisa-bisanya dia mendorongku!’ gerutu Kinara di dalam hatinya. Ya, setelah hitungan ketiga, Kinara didorong oleh Devan hingga terjatuh tepat di depan Aarav. Alhasil begini jadinya, Aarav langsung mengkhawatirkan dirinya seolah ia benar-benar terjatuh. “Mana yang sakit? Biar Mas lihat.” Aarav menarik lengan Kinara, perempuan itu sedikit meringis kala Aarav menyentuh sikunya. “Kamu tadi habis ngapain sampe jatuh kayak gini?” tanya Aarav sembari memberikan usapan kecil, amat lembut. “Gak ngapa-ngapain Mas. Kinar cuman lewat jalan ini dan yah, mungkin tidak sengaja Kinar menginjak baju Kinar sendiri, berakhir kayak gini,” ujarnya memberi alasan. Aarav bergeming, ia menelisik ba
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
22
DMCA.com Protection Status