Pagi ini Kinara sudah bangun lebih awal. Jam di atas dinding sana sudah menunjukkan pukul empat pagi, membuatnya harus beringsut untuk ke kamar mandi, mengambil air kemudian melaksanakan salat sembahyang. Jangan katakan bahwa ia seorang alim. Bukan, ia bukan wanita seperti itu. Justru dirinya hanya sedang memperbaiki dirinya saja, tidak lebih tiduk kurang. Sebelum itu Kinara menoleh pada Aarav terlebih dahulu, terlihat raut wajah yang tampak kelelahan, wajahnya sayu, bagaikan bunga yang sudah lama tidak terawat. Ah, pasti karena pekerjaannya yang semakin menumpuk itu membuat suaminya kurang istirahat. Iseng, Kinara beranjak dari duduknya, berjalan menuju tepi Aarav yang tertidur dengan pulas. Kinara terkekeh kecil. Menatap setiap lekukan indah yang dimiliki Aarav. "Bapak kenapa tampan banget sih? Mana Bapak punya kembaran lagi, buat Kinara susah dalam memilih mana Bapak dan mana Mas Aavar," ujar Kinara pelan. Kinara tersenyum, menatap seksama wajah Aarav dari dekat. Seolah ingin
Read more