Semua Bab Mencari Selingkuhan Suamiku: Bab 161 - Bab 170

299 Bab

Bab 161 Tidak Ada Makan Siang yang Gratis

Aku sengaja menaikkan penawaran harga. Bagaimanapun Franko sudah datang, aku tidak boleh membiarkannya pulang dengan tangan kosong.Aku mengamati ekspresi Franko, aku tidak ingin melewatkan sedikit pun.Franko berpikir sejenak, lalu menjawabku dengan santai, "Tidak masalah. Bu Maya, tenang saja, kamu tahu Eternal Real Estate adalah perusahaan yang besar dan terkenal di kota ini. Bagi kami, kualitas adalah nomor satu. Kami juga melakukan pembayaran tepat waktu, kamu tidak perlu khawatir."Aku pun memiliki gambaran setelah mendengar jawaban Franko. Aku buru-buru menambahkan, "Satu lagi, aku belum lama mengambil alih perusahaan. Perceraianku dan Harry lumayan memengaruhi operasional perusahaan. Ada banyak hal yang harus disesuaikan, tentu membutuhkan biaya. Semua orang tahu mengenai hal ini."Aku berbicara secara terbuka, "Jadi, aku sangat hati-hati dalam mengambil proyek. Tentu saja, pihak klien juga harus mempertimbangkan kinerja kami. Sebagai dasar kerja sama, aku harus meminta pembaya
Baca selengkapnya

Bab 162 Hadiah Tak Terduga

Selanjutnya, aku dan Oscar mendiskusikan beberapa vendor yang berusaha dipertahankan oleh Pram.Aku memanggil Pram ke ruanganku. Kami mengatur beberapa rencana alternatif. Aku baru bisa membuat keputusan setelah Eternal Real Estate memberikan jawaban.Pram dan Shea memutuskan untuk mengadakan makan malam kantor di Restoran Treasure. Pada jam pulang kantor, semua karyawan berangkat bersama-sama. Kami memesan ruangan yang paling besar.Aku pernah mentraktir karyawanku makan, tetapi ini adalah pertama kalinya kami mengadakan acara makan di restoran semewah ini.Semua orang terlihat gembira, terutama karyawan baru. Restoran Treasure memiliki tempat yang luas dan hidangan yang lezat. Restoran ini cocok digunakan untuk mengadakan pesta atau acara.Di dalam perjalanan menuju restoran, Taufan meneleponku untuk menanyakan lokasi makan malam. Aku mengatakan kami mengadakannya di Restoran Treasure.Dia berpesan kepadaku, "Jangan minum alkohol!""Kok kamu mau mencampuri semua hal, sih? Kamu juga m
Baca selengkapnya

Bab 163 Bukan Pertanda Baik

Ruangan sontak diwarnai suara tawa.Aku tahu Shea sedang membantuku untuk mengalihkan perhatian agar para karyawan tidak berpikir macam-macam.Oscar tersenyum ke arahku. Senyumannya langsung membuatku merasa bersalah.Aku benci, kenapa Fanny memberitahuku mengenai perasaan Oscar? Aku tidak terbebani saat tidak mengetahui apa-apa, tetapi setelah mengetahui perasaannya, hubungan kami pun terasa canggung. Entah kenapa aku merasa bersalah kepada Oscar.Oscar adalah pria yang baik, dia tidak pernah menyatakan perasaannya secara terang-terangan. Setelah kembali dari kasir, Shea diam-diam berbisik kepadaku, "Semuanya sudah dibayar."Aku kurang nyaman menikmati perlakuan khusus semacam ini. Makan malam telah selesai, ponselku berdering sebelum aku masuk ke mobil.Tanpa melihatnya pun aku tahu siapa yang menelepon. Aku menjawab teleponnya dan langsung berkata, "Kamu memasang kamera pengawas di tubuhku, ya?""Em."Dari kejauhan, aku melihat sebuah mobil yang melaju ke arahku. Walaupun kondisi ja
Baca selengkapnya

Bab 164 Mencari Tahu

Hari-hari berikutnya Taufan kembali sibuk bekerja. Terkadang dia bahkan sama sekali tidak menghubungiku. Aku benci perasaan ini, aku merasa diabaikan.Anehnya, setiap kali aku kesal dan mengira kalau dia melupakanku, dia malah menghubungiku. Aku sampai curiga, bagaimana dia bisa mengetahui pikiranku? Teleponnya seakan mengingatkan bahwa dia tidak melupakanku.Perasaan ini membuatku berbunga-bunga, dia tidak pernah meninggalkanku.Hana menghubungiku sebelum aku menghubunginya. Dia buru-buru mengajakku bertemu. Sekarang kami makin kompak, harus kuakui dia sangat bisa diandalkan. Orang yang mampu menelusuri "lingkaran aneh" di Kota Reva pasti bukanlah orang bisa.Hana dapat mencari tahu semua hal yang diinginkan. Selama pihak yang diselidiki memiliki sedikit ketenaran, Hana bisa menemukan informasinya dengan mudah.Hana telah menemukan informasi, sekarang Eternal Real Estate sedang mendekati pihak pemerintahan untuk mendapatkan sebidang tanah yang diperebutkan. Harry seperti seekor keleda
Baca selengkapnya

Bab 165 Setiap Orang Memiliki Kesulitan

Tangisan Hana pecah, aku tercengang melihat emosinya yang meledak-ledak. Apakah aku salah bicara? Kenapa tiba-tiba dia menangis?Aku mengambil beberapa helai tisu dan memberikan kepadanya. "Kamu kenapa? Aku salah bicara?"Hana melambaikan tangan. Aku tidak tega melihat air mana yang menodai riasan wajahnya. Di dalam benakku, Hana adalah wanita yang elegan dan tenang. Dia selalu tersenyum dan bersikap ramah, apa yang membuat wanita seceria dia menangis?Dia mengambil tisu yang aku berikan dan mengusap air matanya. Bahunya bergetar hebat, dia terisak-isak di hadapanku.Hatiku terasa seperti dihantam benda besar. Wanita harus mendukung sesama wanita. Aku langsung bersumpah, aku akan menganggap Hana sebagai sahabatku!Sebenarnya selama ini aku masih mencurigainya, makanya aku ragu untuk berteman dengannya.Aku membiarkan Hana menangis sepuasnya. Aku tidak mengganggu maupun membujuknya. Melampiaskan emosi bukanlah hal yang buruk.Setelah puas menangis, Hana menenangkan diri dan mengambil ti
Baca selengkapnya

Bab 166 Wanita yang Angkuh

Aku terkejut mendengar suara wanita di ujung telepon. Kemudian aku melihat layar ponselku, ternyata nomor asing yang menghubungiku."Maaf, tadi ... aku ...." Aku menjelaskan sikapku yang kurang sopan. Kata-kataku tadi terlalu kasar. "Ini dengan siapa?""Maya?" tanya wanita yang berada di ujung telepon."Benar, aku Maya.""Segera siapkan gambar jendela baja dan antar ke Departemen Perencanaan Bright Celestial." Nada bicara wanita itu terdengar dingin dan arogan. "Kamu antarkan sendiri ke kantor.""Baik," jawabku dengan gugup. Aku merasa terintimidasi? Siapa wanita ini? Sikapnya dingin sekali.Aku bergegas menghubungi Departemen Teknik untuk meminta mereka menyiapkan gambar yang diminta. Setelah memeriksa kelengkapan data, aku mengantarkannya sendiri ke Bright Celestial.Departemen Perencanaan Bright Celestial adalah departemen yang memiliki kuasa. Sesampainya di lantai yang dituju, aku memberi tahu tujuan kedatanganku kepada resepsionis.Resepsionis mengantarku ke ruang rapat Departemen
Baca selengkapnya

Bab 167 Bergabung Untuk Ikut Menikmati

Aku tidak buru-buru kembali ke kantor, aku pergi menemui Fanny.Aku sudah beberapa hari tidak bertemu Fanny. Kami memiliki kesibukan masing-masing. Pergi pagi, pulang malam."Ada apa mencariku?" Fanny terkejut melihat kedatanganku.Aku meliriknya dengan ketus. "Kalau nggak ada apa-apa, aku nggak boleh datang menemuimu?""Siapa tahu." Fanny menatapku dengan misterius. "Hem, sudah punya kesenangan baru, aku dilupakan.""Jangan bertele-tele, apa maksudmu?" Aku memahami Fanny, dia pasti mengetahui rahasiaku. Kalau tidak, dia tidak mungkin menyindirku.Ternyata benar, Fanny merangkul lenganku sambil tersenyum dan mengedipkan mata. "Ceritakan padaku."Wajahku sontak memerah, aku menghindari tatapannya. "Apa, sih? Jangan asal bicara! Sana, minggir!""Aku asal bicara? Hari itu aku melihat dia mengantarmu pulang. Kalau aku nggak tahu gelagatmu, jangan menyebutku sahabatmu!" Fanny tersenyum bangga. "Aku nggak mungkin menginterogasimu kalau nggak punya bukti.""Sekarang kamu kok suka bergosip, si
Baca selengkapnya

Bab 168 Ulang Tahun

Aku tersenyum sinis. Aku tidak berani menyinggung orang lain, tapi aku bisa menghadapi Jasmine. Bagaimanapun kontrak telah ditandatangani, banyak perusahaan yang iri setelah proyek jatuh ke tanganku. Aku harus menjaga diri, jangan terlalu sombong. Jangan sampai menyiram minyak ke api panas.Aku harus menunggu momen yang tepat untuk memanfaatkan Jasmine.Hari selasa adalah ulang tahunku. Aku bahkan lupa kalau ibuku tidak memaksakan mi panjang umur untukku.Pagi-pagi sekali, Adele bangun dan menyanyikan lagu ulang tahun untukku. Aku bahagia mendengar nyanyian putriku yang merdu.Tahun lalu, aku merayakan ulang tahun bersama keluarga kecilku yang masih utuh. Sebenarnya Harry sedang dinas, tapi dia buru-buru kembali pada sore hari untuk memberikanku hadiah. Dia memberikanku sebuah kalung dan satu set riasan wajah. Dia mendoakan semoga aku selalu awet muda dan cantik. Dia juga membawa aku dan Adele makan di sebuah restoran mewah.Jika dipikir ulang, aku tidak tahu apakah saat itu dia sunggu
Baca selengkapnya

Bab 169 Perjamuan Makan yang Hangat

"Kamu lagi sibuk?" tanyaku ragu-ragu."Ada apa?"Jantungku berdegup kencang mendengar suaranya yang dingin. "Kamu di mana?""Negara Cado," jawabnya dengan singkat.Sepertinya Taufan sedang rapat, dia menjawabku sambil berbisik. Aku segera mengakhiri pembicaraan ini agar tidak mengganggunya. "Aku cuma mau tahu kamu di mana. Lanjutkan pekerjaanmu, kita ngobrol setelah kamu nggak sibuk."Aku menutup panggilanku setelah berbicara. Hanya saja aku tidak dapat menutupi kesedihanku.Sebenarnya aku ingin mengatakan bahwa aku merindukannya. Namun situasi tidak memungkinkan, aku juga sanggup mengucapkannya.Taufan memimpin perusahaan besar, dia tidak mungkin menemaniku setiap hari. Jika bersamanya, aku tidak akan bisa menjalani kehidupan yang sederhana.Aku tersenyum kecut, ini hanyalah hari ulang tahunku, seharusnya aku bahagia.Aku menata kembali perasaanku, ada banyak hal yang harus diselesaikan. Aku tidak ingin membiarkan pikiran buruk dan kesedihan menguasai hatiku. Aku harus belajar menghad
Baca selengkapnya

Bab 170 Sosok Pria yang Datang

Sebuah sosok tinggi berdiri di samping mobil. Begitu melihat kami pulang, dia berjalan menghampiriku sambil berkata, "Kalian sudah pulang?"Ayahku masih mengingat Taufan. Ketika ayahku dirawat di rumah sakit, Taufan pernah menjenguknya.Ibuku menyapanya, "Pak Taufan, mari masuk. Maaf, kamu pasti sudah menunggu lama.""Halo, Bi. Aku baru sampai." Taufan tersenyum.Melihat aku yang menggendong Adele, Taufan bertanya kepadaku, "Aku ... boleh bantu?"Aku pun salah tingkah, aku tidak tahu harus berbuat apa. Di saat aku sedang berpikir, Taufan kembali mendesakku. "Sini, aku yang gendong."Aku masih berusaha mencerna kemunculannya. Seketika mataku langsung terasa panas."Aku bisa sendiri," jawabku."Biar aku saja. Aku lihat kamu kewalahan menggendongnya." Taufan mengulurkan lengannya dan menggendong Adele. Taufan pasti tidak pernah menggendong anak kecil, gerakannya agak kaku.Namun Taufan serius menggendong, seakan takut kalau Adele jatuh. Aku tertawa melihat cara Taufan menggendong Adele.A
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
30
DMCA.com Protection Status