Semua Bab Mencari Selingkuhan Suamiku: Bab 171 - Bab 180

299 Bab

Bab 171

Sesampainya di Hotel Capital International, hidangan berserta anggur merah telah tersedia di atas meja.Taufan memelukku. "Selamat ulang tahun.""Aku buru-buru pulang, cuma sempat menyiapkan perayaan sederhana. Yang penting kita merayakannya bersama. Aku bersyukur tidak melewatkan ulang tahunmu."Aku bersandar di pelukannya. "Aku senang merayakan ulang tahun ini bersamamu. Aku memang lebih suka merayakannya dengan sederhana. Yang penting ada kamu."Taufan seperti melakukan sulap, tiba-tiba sebuah kotak muncul di tangannya. Dia memberikan kotak tersebut kepadaku. "Bukalah."Aku membuka kotak itu dengan perlahan. Isinya bukan perhiasan, melainkan sebuah pulpen yang dilapisi berlian. Di bagian samping terukir dua kata yang melambangkan singkatan dari namaku, "MS", Maya Shario."Cantik banget." Mataku berbinar-binar. Perasaan ini sangat aneh, bagaimana Taufan mengetahui hal-hal yang aku sukai?Entah sejak kapan, aku mulai menyukai pulpen. Aku mengoleksi berbagai macam pulpen. Aku masih men
Baca selengkapnya

Bab 172 Masa Depan Adalah Misteri

Taufan mengernyit. "Apakah terjadi sesuatu?""Nggak, tadi pagi Departemen Perencanaan Bright Celestial meminta gambar desain kepadaku. Aku sempat bertemu Pak Marvin saat mengantarkan gambarnya, Beliau sudah tahu," jawabku."Departemen Perencanaan?" Taufan mengulang ucapanku dengan ragu, lalu kembali mengingatkanku. "Lain kali suruh mereka untuk menghubungi Pak Marvin. Kalian sudah menyerahkan semua data kepada Departemen Proyek, tidak perlu mengirimkan sampai dua kali."Aku mengangguk. Awalnya aku mau menceritakan tentang sikap wanita yang arogan itu, tetapi aku menekan kembali semua kata-kataku. Bagaimanapun wanita itu bekerja di Bright Celestial, rasanya tidak etis menjelek-jelekkan karyawannya di hadapan Taufan.Aku tidak banyak bicara maupun bertanya.Waktu berlalu sangat cepat. Tidak terasa kami sudah 4 jam bersama.Hari sudah larut malam saat aku sampai di rumah. Aku merasa bersalah melihat Taufan yang kelelahan. Dia sampai buru-buru pulang untuk merayakan ulang tahunku. Ditambah
Baca selengkapnya

Bab 173 Siapa yang Berani Memaksamu?

Yang aku tangkap, cerita Luna mengisyaratkan bahwa perselisihan internal Bright Celestial belum berakhir. Aku sangat penasaran, sebenarnya masalah internal apa yang terjadi perusahaannya?Lampu hijau menyala, aku mengendarai mobilku sambil bertanya kepada Luna, "Jadi apa maksudmu? Sebentar lagi aku sudah mau sampai di rumah.""Kalau kamu lagi senggang ... aku mau mengajakmu bertemu sebentar. Aku nggak punya teman di sini, akhir-akhir ini juga lagi banyak masalah. Aku stres banget." Tampaknya suasana hati Luna pun kurang bagus."Tunggu aku di kafe yang ada di seberang kantor." Aku melewati sekolah yang sudah ada di depan mata dan kembali ke kantor.Sesampainya di kafe, aku mencari Luna ke mana-mana, tetapi tidak menemukannya. Setelah aku meneleponnya, dia baru masuk ke kafe sambil tersenyum. Luna selalu berpenampilan elegan.Luna memberikan sebuah kantong kecil yang ditentengnya. "Buat kamu.""Ini apa?" Aku melirik Luna dengan ragu."Produk kosmetik terbaru, untuk kamu," jawab Luna deng
Baca selengkapnya

Bab 174 Bersaing Dengan Wanita Konglomerat

Meskipun hatiku hancur berkeping-keping dan tidak berdaya, aku berusaha keras untuk mengendalikan diri dan tetap bersikap santai.Aku mengerti apa yang ingin disampaikan Luna, tetapi aku tidak boleh menunjukkan emosiku. Aku harus menjaga sikap agar tidak menimbulkan kecurigaan. Luna mulai mengetesku sejak kami pertama kali bertemu, aku tidak boleh meremehkannya.Melihatku yang terkejut, dia pura-pura bertanya dengan polosnya, "Kak Maya, apakah menurutmu ini normal?"Aku menyeruput kopiku yang sangat pahit, lambungku terasa agak perih. Aku meletakkan gelasku dan menjawabnya, "Bukannya aku merasa normal, tapi aku sama sekali nggak memahami kehidupan orang kaya. Sama seperti orang kaya yang tidak memahami kehidupan orang biasa, mereka tidak mengerti kenapa kami mau makan makanan yang dijual di pinggir jalan. Aku tidak mengerti untuk apa apa kalian dijodohkan."Aku menjawab dengan tenang, seolah tidak peduli dan tidak mengerti, "Aku juga seorang pebisnis, terkadang memang harus menggunakan
Baca selengkapnya

Bab 175 Menunggunya Berbicara

Sepertinya aku terlalu meremehkan Luna, ternyata dia adalah wanita yang licik.Semua orang Bright Celestial sangat misterius. Semua orang yang kukenal memiliki rahasia besar.Aku merasakan sebuah dorongan yang mengembalikan akal sehatku. Aku tidak bisa melarikan diri dari kenyataan ini.Aku sangat ngantuk, aku mencubit diri sendiri agar tidak tertidur.Sesampainya di rumah, ibuku juga baru menjemput Adele pulang. Begitu melihatku, Adele berlari menghampiriku dengan kegirangan. "Hari ini Mama pulang awal banget? Mama, Paman membelikanku boneka baru.""Paman?" Aku mengerutkan alis.Di saat bersamaan, Oscar keluar dari dapur sambil mengenakan celemek. Dia menatapku dengan lembut. "Saat pergi ke bank, aku nggak sengaja bertemu Bibi yang lagi menjemput Adele. Jadi aku sekalian mengantar mereka pulang."Ibuku keluar dari dapur sambil tersenyum. "Oscar juga membawa kami ke pusat perbelanjaan dan singgah ke pasar untuk membeli sayur."Ibuku tersenyum bahagia, aku tahu dia menyukai Oscar."Buka
Baca selengkapnya

Bab 176 Pria yang Melindungimu

Jantungku berdebar kencang, aku tahu ayahku ingin membicarakan masalah Taufan.Alhasil tebakanku benar, ayahku memberikanku pendapat secara frontal. "Bukannya Ayah ingin mencampuri urusanmu, tapi kamu baru bercerai. Ayah tidak ingin melihatmu terluka lagi. Aku sudah mencari tahu informasi dan latar belakang Taufan. Status keluarganya dan kita terlalu jauh, Ayah takut hubunganmu gagal lagi."Aku terkesiap, ayahku tidak begitu merestui hubunganku dengan Taufan."Ayah, maaf membuatmu khawatir." Aku menelan makanan yang ada di dalam mulut, lalu menatap ayahku dan melanjutkan, "Ayah nggak perlu khawatir. Aku tahu apa yang sedang kulakukan dan apa yang kuinginkan.""Kami masih berteman, tapi dia memang banyak membantuku. Aku tidak berharap terlalu banyak, aku cuma ingin mengembangkan perusahaan. Aku nggak mau memikirkan terlalu banyak hal, biarkan mengalir saja." Aku tidak tahu bagaimana cara untuk membuat ayahku tenang."Aku akui, Taufan sangat banyak membantuku. Aku baru bisa menghancurkan
Baca selengkapnya

Bab 177 Memberikan Informasi Secara Sukarela

Aku berjalan menghampiri kerumunan. Aku melihat Jasmine yang berdiri di depan meja resepsionis sambil menaruh kedua tangan di pinggang.Setelah sekian lama tidak bertemu, perut Jasmine terlihat makin membesar. Aku tersenyum, dia datang untuk memberikanku informasi?"Wah, Bu Jasmine tumben banget datang ke kantorku? Jangan marah-marah, nanti memengaruhi putra kecil yang lagi kamu kandung."Keluarga Sinjaya mengatakan bahwa Jasmine mengandung anak laki-laki.Jasmine membalikkan badan, dia menatapku dengan penuh kemarahan. Begitu melihatku, Jasmine langsung mengalihkan target amarahnya. "Hem, Maya, jangan banyak omong kosong!""Kamu ceroboh banget, marah-marah nggak bagus buat kandungan." Aku bersikap santai dan tenang. "Bagaimanapun kamu adalah istrinya Harry, harus tahu sopan santun. Siapa yang tidak mengenalmu di sini? Kalau terjadi sesuatu, kakakmu pasti bakalan sedih."Sesaat mendengar ucapanku, beberapa orang yang berdiri di sekitarku pun tertawa sambil menutup mulut. Mereka setuju
Baca selengkapnya

Bab 178 Makan Malam yang Mencuri Perhatian

Jasmine bukanlah wanita yang cerdas, tidak ada gunanya bertanya kepada dia. Aku yakin, Harry tidak mungkin menceritakan terlalu detail kepadanya."Nggak penting siapa yang memberitahuku, kamu juga nggak berhak mengetahuinya. Kalau nggak mau orang lain tahu semua perbuatanmu, sebaiknya cepat pulang dan sampaikan rasa terima kasihku kepada kakakmu. Kalau banyak waktu luang, mending urus dirimu sendiri."Aku tidak mau terlalu banyak meladeni Jasmine. Kemudian aku membalikkan badan dan pergi meninggalkannya. Tidur cukup membuat pikiranku lebih segar."Berhenti! Kalau kamu berani menggoda Harry lagi, aku nggak bakal sungkan-sungkan!" Jasmine berteriak ke arahku."Tenang, aku sama sekali nggak tertarik sama kakakmu. Saranku, jaga baik-baik kakakmu, jangan sampai direbut orang lain," jawabku tanpa menoleh. Aku terus berjalan maju dan masuk ke dalam lift.Jasmine berdiri di tempat sambil menatapku dengan kesal. Aku malu dengan pilihanku dulu, apa yang aku sukai dari bajingan seperti Harry? Bis
Baca selengkapnya

Bab 179 Adik Ipar

Di saat aku sedang berpikir, tiba-tiba seseorang membuka pintu ruangan. Franko pun bangkit dari tempat duduk untuk menyapa orang tersebut."Pak Harry, Pak Deon, akhirnya kalian sampai. Mari, silakan duduk."Sesaat mendengar nama yang disebutkan Franko, raut wajahku sontak berubah. Aku tidak menyangka Harry juga datang.Harry seperti arwah yang mengikuti ke mana pun aku pergi. Pak Chander dan Harlan juga menyapa Harry dan Pak Deon.Aku dan Shea saling bertatapan.Menyadari sikapku yang acuh, Franko pun bergegas mencarikan suasana. "Bu Maya, perkenalkan Beliau adalah Deon Raven, adik ipar dari Presdir Eternal Real Estate."Franko tidak berhenti memuji-muji Deon, seakan dia adalah orang yang sangat hebat.Aku memandang Deon yang berusia sekitar 30 tahun. Dia memiliki postur yang tinggi dan kurus. Rambutnya ditata ke atas seperti jambul ayam, dia mengenakan jas berwarna biru dan terdapat sebuah sapu tangan berwarna putih yang diselipkan ke dalam saku di dada sebelah kiri. Pakaian yang dike
Baca selengkapnya

Bab 180 Jebakan Jamuan Makan Malam

Aku tidak menghiraukan Harry, aku tidak memiliki kewajiban untuk menjaga reputasinya."Pak Deon, terima kasih untuk kebaikanmu. Tapi Aurous Construction hanyalah perusahaan kecil. Kami juga harus tahu diri, tidak semua proyek bisa dikerjakan," aku menjawab Deon.Deon tertawa terbahak-bahak mendengar ucapanku. Dia mengulurkan tangan dan mencuri kesempatan untuk merangkulku."Hahaha, kamu lucu banget." Deon menepuk pelan pundakku.Franko dan yang lainnya ikut tertawa. Harry menjawab dengan canggung, "Maya memang terlalu rendah hati. Maaf, jadi tidak enak."Ucapan Harry seolah mengatakan kalau aku tidak tahu diri?Deon meremas pundakku. "Wanita yang memiliki prinsip. Kalau aku menawarkan hal yang sama kepada wanita lain, mereka pasti sudah kegirangan. Tapi lihat Bu Maya, dia tetap tenang dan sederhana. Aku menyukai orang sepertimu, apalagi kamu sangat cantik. Bu Maya, aku ingin berteman denganmu."Shea yang duduk di sampingku terlihat canggung. Dia menundukkan kepala sambil menepuk pahaku
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1617181920
...
30
DMCA.com Protection Status