Beranda / Pernikahan / Mencari Selingkuhan Suamiku / Bab 178 Makan Malam yang Mencuri Perhatian

Share

Bab 178 Makan Malam yang Mencuri Perhatian

Penulis: Kak Zorah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Jasmine bukanlah wanita yang cerdas, tidak ada gunanya bertanya kepada dia. Aku yakin, Harry tidak mungkin menceritakan terlalu detail kepadanya.

"Nggak penting siapa yang memberitahuku, kamu juga nggak berhak mengetahuinya. Kalau nggak mau orang lain tahu semua perbuatanmu, sebaiknya cepat pulang dan sampaikan rasa terima kasihku kepada kakakmu. Kalau banyak waktu luang, mending urus dirimu sendiri."

Aku tidak mau terlalu banyak meladeni Jasmine. Kemudian aku membalikkan badan dan pergi meninggalkannya. Tidur cukup membuat pikiranku lebih segar.

"Berhenti! Kalau kamu berani menggoda Harry lagi, aku nggak bakal sungkan-sungkan!" Jasmine berteriak ke arahku.

"Tenang, aku sama sekali nggak tertarik sama kakakmu. Saranku, jaga baik-baik kakakmu, jangan sampai direbut orang lain," jawabku tanpa menoleh. Aku terus berjalan maju dan masuk ke dalam lift.

Jasmine berdiri di tempat sambil menatapku dengan kesal. Aku malu dengan pilihanku dulu, apa yang aku sukai dari bajingan seperti Harry? Bis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 179 Adik Ipar

    Di saat aku sedang berpikir, tiba-tiba seseorang membuka pintu ruangan. Franko pun bangkit dari tempat duduk untuk menyapa orang tersebut."Pak Harry, Pak Deon, akhirnya kalian sampai. Mari, silakan duduk."Sesaat mendengar nama yang disebutkan Franko, raut wajahku sontak berubah. Aku tidak menyangka Harry juga datang.Harry seperti arwah yang mengikuti ke mana pun aku pergi. Pak Chander dan Harlan juga menyapa Harry dan Pak Deon.Aku dan Shea saling bertatapan.Menyadari sikapku yang acuh, Franko pun bergegas mencarikan suasana. "Bu Maya, perkenalkan Beliau adalah Deon Raven, adik ipar dari Presdir Eternal Real Estate."Franko tidak berhenti memuji-muji Deon, seakan dia adalah orang yang sangat hebat.Aku memandang Deon yang berusia sekitar 30 tahun. Dia memiliki postur yang tinggi dan kurus. Rambutnya ditata ke atas seperti jambul ayam, dia mengenakan jas berwarna biru dan terdapat sebuah sapu tangan berwarna putih yang diselipkan ke dalam saku di dada sebelah kiri. Pakaian yang dike

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 180 Jebakan Jamuan Makan Malam

    Aku tidak menghiraukan Harry, aku tidak memiliki kewajiban untuk menjaga reputasinya."Pak Deon, terima kasih untuk kebaikanmu. Tapi Aurous Construction hanyalah perusahaan kecil. Kami juga harus tahu diri, tidak semua proyek bisa dikerjakan," aku menjawab Deon.Deon tertawa terbahak-bahak mendengar ucapanku. Dia mengulurkan tangan dan mencuri kesempatan untuk merangkulku."Hahaha, kamu lucu banget." Deon menepuk pelan pundakku.Franko dan yang lainnya ikut tertawa. Harry menjawab dengan canggung, "Maya memang terlalu rendah hati. Maaf, jadi tidak enak."Ucapan Harry seolah mengatakan kalau aku tidak tahu diri?Deon meremas pundakku. "Wanita yang memiliki prinsip. Kalau aku menawarkan hal yang sama kepada wanita lain, mereka pasti sudah kegirangan. Tapi lihat Bu Maya, dia tetap tenang dan sederhana. Aku menyukai orang sepertimu, apalagi kamu sangat cantik. Bu Maya, aku ingin berteman denganmu."Shea yang duduk di sampingku terlihat canggung. Dia menundukkan kepala sambil menepuk pahaku

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 181 Pemaksaan Mantan Suami

    Di saat semua orang menatapku, tiba-tiba Shea berdiri dan merebut gelas yang kupegang. "Bu Maya sedang tidak enak badan, biar aku yang mewakilinya."Kemudian Shea mengangkat gelas tersebut sambil berkata, "Aku mewakili Bu Maya mengajak bapak-bapak sekalian bersulang. Terima kasih atas semua bantuannya."Shea menghabiskan anggur tersebut dalam satu tegukan.Setelah itu Shea menuangkan segelas anggur lagi dan berjalan ke samping Deon. Shea tersenyum sambil membungkukkan badan. "Pak Deon, terima kasih atas bantuan Anda. Aku mewakili Bu Maya mengajak Anda bersulang. Aurous Construction beruntung dapat mengenal Pak Deon. Aku adalah asisten Bu Maya, mungkin kelak akan banyak merepotkan Pak Deon.""Bu Maya sedang tidak enak badan. Seperti yang semuanya tahu, Bu Maya sudah beberapa kali dirawat di rumah sakit. Dokter melarangnya minum terlalu banyak, semoga bapak-bapak semua dapat memahaminya. Tolong berikan aku kesempatan untuk mewakili Bu Maya mengajak Pak Deon bersulang."Aku tidak menyangk

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 182 Siapa Dia?

    Aku berhenti, lalu menoleh dan menatap beberapa pria yang duduk di belakang.Harry mengejarku dengan ekspresi yang tidak bersahabat. "Maya, kembali ke sini! Keterlaluan! Kamu pikir siapa dirimu? Beraninya bersikap kurang ajar. Kamu mengira dirimu masih suci? Memangnya kamu pertama kali menemani klien minum? Bukannya dulu kamu hebat banget? Sanggup minum sampai lambung terluka? Kenapa sekarang malah berlagak bermoral? Kamu menganggap dirimu wanita berbudi luhur? Harusnya kamu merasa terhormat ada yang mau ditemani olehmu."Sekujur tubuhku bergetar, apakah Harry sudah gila?Melihat Harry yang mendekat, Shea bergegas mengadang di depanku. "Pak Harry, kamu mau apa? Jangan keterlaluan!""Minggir! Memangnya kamu siapa?" Harry mendorong Shea sampai terjatuh. Kemudian Harry menarik pergelangan tanganku. "Jangan sampai aku pakai cara kekerasan!"Aku berteriak marah, "Lepaskan!"Franko bergegas menghampiriku. "Bu Maya, jangan keras kepala, apa salahnya menemani Pak Deon minum sebentar? Tidak per

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 183 Sosok Misterius

    Aku mengantar Shea pulang, lalu baru kembali ke rumah. Jantungku berdebar kencang di sepanjang perjalanan.Aku menggertakkan gigi, Harry terus menantang batas kesabaranku. Kalau tidak menghancurkan hidupnya, arwahku tidak akan tenang.Siapa Pak Arka? Bagaimana dia tahu namaku? Aku yakin tidak pernah bertemu dengannya. Kenapa dia tiba-tiba muncul dan menolongku? Hanya ada satu kemungkinan, seseorang memintanya untuk menyelamatkanku.Orang yang pertama terbesit di dalam benakku adalah Taufan. Tidak ada orang lain lagi.Aku langsung memutar arah dan kembali ke Restoran Gather. Aku memarkir mobilku di tempat yang tersembunyi, tetapi leluasa untuk memantau pintu masuk. Aku mematikan mesin mobil dan menunggu selama beberapa saat.Sekitar 30 menit kemudian, aku melihat sebuah sosok yang kurindukan. Hanya saja aku sangat terkejut, Taufan tidak sendirian. Aku melihat Luna yang merangkul mesra lengan Taufan. Luna bersandar manja di pundak Taufan.Selain Taufan dan Luna, juga ada seorang wanita p

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 184 Bukan Orang Sembarangan

    Aku berpikir sebentar, lalu memerintahkan Shea, "Bawa dia masuk."Aku yakin Gilbert datang gara-gara masalah tadi malam. Aku tidak bersalah, aku tidak perlu khawatir.Beberapa saat kemudian pintu ruanganku kembali dibuka. Aku melihat Shea menuntun Gilbert masuk ke dalam ruanganku. Ini adalah pertama kalinya aku bertemu Gilbert. Dia adalah seorang pria yang tinggi dan berkharisma. Kalau Shea tidak memberitahuku, aku tidak akan mengenali Gilbert.Gilbert mengenakan jas berwarna hitam, dia tampak berusia sekitar 37 tahun. Wajahnya tidak terbilang tampan, tetapi sangat berwibawa. Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku saat melihatnya.Aku tidak membencinya, tetapi juga tidak antusias bertemu dengannya. Mungkin karena Taufan telah menempati hatiku.Aku mengenal Eternal Real Estate karena mereka adalah saingan Bright Celestial. Sejak awal aku menghindari konflik dengan Eternal Real Estate. Namun sejak kejadian tadi malam, aku tidak akan sungkan-sungkan kalau mereka berani bertindak

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 185 Membuat Onar

    Tak lama setelah Gilbert pergi, Harry datang ke kantorku sambil marah-marah.Tampaknya Gilbert sungguh telah memutuskan kerja sama dengan Harry. Jika tidak, Harry tidak mungkin datang dan mengamuk. Aku dapat melihat marah Harry yang membara. Kalau bisa, dia mungkin akan merobek wajahku.Aku tidak menyangka, cinta yang kami rajut selama 10 tahun malah berakhir dengan perselisihan. Aku tidak pernah membayangkan akan berselisih dengan Harry sampai di tahap ini.Harry menunjuk wajahku sambil memarahiku, "Pembawa sial! Kamu belum cukup menghancurkan hidupku?"Aku baru pertama kali melihat Harry begitu murka. Matanya yang tajam menatap lurus ke arahku. Dia berusaha menyerangku, kemarahannya tidak akan mereda sebelum merobek wajahku.Harry sudah gila, tidak ada obat yang bisa menyembuhkannya.Shea berusaha melindungiku sambil berteriak meminta pertolongan. Pram membawa satpam ke ruanganku.Aku menarik Shea ke samping, lalu menatap Harry sambil menyeringai dingin. "Harry, aku memilih bercerai

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 186 Sandiwara

    Ketika melihat Harry berhenti membuat keributan, beberapa pegawai pun turun tangan untuk membersihkan kekacauan yang disebabkan Harry.Di saat Shea mengantarku kembali ke ruangan, tiba-tiba Harry berlari ke arahku. "Maya, apa hubunganmu dan Pak Arka? Kenapa kamu nggak memberitahuku saat kita masih bersama? Ada berapa koneksimu yang nggak aku ketahui? Maya, kenapa kamu memperlakukanku seperti ini?"Aku berdiri sambil meletakkan kedua tanganku di atas meja, kata-kata Harry terdengar sangat konyol. Kenapa aku harus memberitahunya semua koneksi yang aku miliki?Aku merasa ada yang salah dengan jalan pikiran Harry. Aku menjawab sambil tersenyum, "Banyak banget yang kamu nggak tahu.""Maya, kenapa kamu memperlakukanku seperti ini?" tanya Harry dengan lemah dan tak berdaya. "Kenapa kamu berubah kayak gini?"Di saat bersamaan ponselku berdering, Taufan yang meneleponku. Aku menata kembali perasaanku dan menjawabnya, "Halo?""Di mana?" tanya Taufan."Kantor.""Tunggu aku." Taufan menutup panggi

Bab terbaru

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 299 – Pertarungan yang Kejam

    Aku menenangkan diri untuk sesaat. Kemudian, aku menyalakan mobil dan perlahan-lahan meninggalkan jalan kecil itu. Dari persimpangan di depan, aku kembali ke jalan utama. Pada saat ini, kemacetan sudah agak mendingan. Aku langsung bergegas pulang ke rumah.Ibuku langsung merasa lega begitu melihatku sudah sampai di rumah. Dia buru-buru mulai memasak makanan. Jarang sekali aku bisa makan bersama mereka di rumah seperti ini.Begitu mendengar jika aku ingin makan di rumah, kedua orang tuaku langsung menunggu kepulanganku. Ibuku mengatakan, makanan yang paling enak adalah makanan yang baru dimasak.Setelah makan malam, aku menelepon Fanny dan bertanya apakah dia sedang ada di rumah. Fanny mengatakan jika dirinya baru saja sampai di rumah. Oleh karena itu, aku mengajak Adele jalan-jalan dan pergi menemui Fanny.Sudah beberapa hari aku tidak bertemu dengan Fanny. Begitu melihatku, Fanny langsung menanyakan tentang Taufan. Aku hanya bisa menggelengkan kepala tanpa daya.Fanny mengatakan, akhi

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 298 – Mati Secara Tidak Wajar

    Entah kenapa, pada saat itu, punggungku terasa dingin dan merinding. Aku merasa ngeri saat memikirkannya. Bayangkan saja, manusia yang masih hidup dan baik-baik saja ditabrak mobil hingga tewas saat dalam perjalanan menemui diriku. Mungkinkah semua ini hanya kebetulan belaka?Selain itu, dia hanya ingin menyampaikan informasi mengenai Taufan kepadaku. Hanya sebuah informasi. Akan tetapi, apakah semua itu harus ditebus dengan mengorbankan nyawanya? Bagaimana mungkin orang yang begitu lembut itu sekarang dibilang sudah meninggal …Semua ini makin membuatku mengerti jika situasinya tidaklah sesederhana itu.Melihat Danny yang buru-buru pergi, makin aku memikirkannya, makin aku merasa jika ada yang tidak beres. Kenapa polisi tidak menanyakan apa pun mengenai Taufan kepadaku? Bukankah itu adalah pertanyaan yang paling penting? Apakah mungkin bagi mereka untuk mengabaikan pertanyaan sepenting itu?Selain itu, jika sudah dipastikan bahwa sopir mobil karavan kecil itu mabuk dan Bastian meningg

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 297 – Petugas Polisi Datang

    Yang datang ke kantorku adalah dua petugas berseragam polisi.Hal ini membuatku agak terkejut dan bingung. Apa yang menyebabkan polisi mendatangiku di kantor?Aku mempersilakan mereka untuk duduk dan menatap mereka. Salah satu dari mereka bertanya kepadaku dengan sangat serius, “Bolehkah aku bertanya padamu? Apa kamu kenal Bastian Luzman?”“Siapa?” Aku agak bingung dan langsung menyangkalnya. “Aku nggak kenal.”Petugas polisi itu langsung menatapku dengan tajam. Jelas, dia tidak percaya dengan jawabanku. Kemudian, dia melirik rekannya dan berkata, “Mana fotonya?”Polisi satunya buru-buru mengeluarkan foto dari tas kerja yang dipegangnya dan menyerahkannya kepadaku. “Perhatikan baik-baik orang yang ada di foto ini.”Aku menerima foto tersebut dengan kedua tanganku dan melihat orang yang ada di foto itu. Dia adalah seorang pria. Wajahnya terlihat cukup tampan. Sepertinya dia adalah seorang mahasiswa yang masih berusia sekitar 20 tahun.Aku menggelengkan kepalaku dan berkata dengan tegas,

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 296 – Panggilan Telepon yang Aneh

    Orang yang meneleponku itu adalah seorang pria asing. Dia memintaku untuk menemuinya seorang diri. Pria itu mengatakan bahwa dia punya informasi mengenai Taufan.Aku menanyakan siapa dirinya. Namun, pria itu langsung menutup teleponnya. Akan tetapi, dia mengirimkan pesan kepadaku, berupa sebuah alamat. Sepertinya, alamat tersebut merupakan lokasi di mana kami akan bertemu nanti.Tanpa berpikir panjang, aku langsung mengambil tasku dan turun ke bawah.Setelah mengatur navigasi, aku langsung menuju ke tempat yang dia sebutkan sebelumnya. Hatiku merasa cemas. Dalam beberapa hari terakhir, inilah pertama kalinya aku mendengar ada seseorang yang memberitahuku bahwa dia memiliki informasi mengenai Taufan.Aku bahkan tidak memikirkan apakah informasinya itu benar atau salah. Sekalipun salah, aku tetap ingin mendengar apa yang ingin dia katakan. Setidaknya, itu lebih baik daripada aku tidak tahu apa-apa.Dalam beberapa hari terakhir, kecelakaan mobil yang menimpa Taufan seakan-akan tidak perna

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 295 – Memulai Perang Secara Terang-terangan

    Hatiku langsung berdebar kencang saat melihat nama yang muncul di layar ponselku adalah nama Luna.“Luna, kalau kamu mau bicara omong kosong, sebaiknya hentikan saja. Aku sedang malas berurusan denganmu.” Aku mengangkat telepon dan langsung berkata kepada Luna. “Informasi mengenai Taufan, kalian mau mengatakannya atau nggak, aku pasti akan tetap mengetahuinya.”“Hahaha … Kak Maya, kayaknya kamu benar-benar cemas.” Luna terlihat aneh saat mengetahui kecemasanku. Sikapnya begitu menyenangkan. “Kayaknya Kakak marah besar.”“Kayaknya kamu lagi nggak ada kerjaan ya?” Setelah berkata seperti itu, aku langsung menutup teleponnya. Aku tahu betul. Makin aku memedulikannya, Luna akan makin menjadi-jadi.Benar saja. Ponsel di tanganku kembali berdering. Aku menahan diri dan baru mengangkatnya setelah berdering beberapa kali. “Jangan menguji kesabaranku.”“Hahaha … Kak Maya, aku cuma ingin memberitahumu kalau dia baik-baik saja. Sungguh.” Nada bicara Luna menyiratkan jika dia bersukacita atas musi

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 294 – Beberapa Mobil Saling Bertabrakan

    Bagai membuka pintu misterius, aku buru-buru melangkahkan kakiku dan masuk ke dalam. Aku memeriksa setiap ruangan yang ada, tetapi tidak ada seorang pun di sana.Sampai-sampai seorang perawat membentakku dengan tegas, “Apa yang kamu lakukan? Ini ruang steril. Bagaimana kalian bisa masuk ke sini? Cepat keluar!”Aku mencengkeramnya dengan satu tanganku. “Kalau begitu, katakan padaku. Di mana orang yang barusan kalian selamatkan? Bagaimana keadaannya?”“Cepat keluar! Orang yang diselamatkan apa? Banyak yang kami selamatkan.” Perawat itu berusaha melepaskan diri dari cengkeramanku dan mendorong kami keluar. “Cepat keluar!”“Pak Taufan. Pak Taufan yang barusan kalian selamatkan. Bagaimana keadaannya?” Aku masih belum mau menyerah.Perawat itu terlihat marah dan langsung mendorongku keluar. “Aku nggak tahu.”Kemudian, pintu dibanting dengan keras sampai berbunyi ‘brak’ dan terdengar suara kunci pintu yang diputar dari dalam.Aku bersandar di dinding dengan putus asa dan agak hilang akal. Aku

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 293 – Hidup dan Mati adalah Harga Mati

    Tatapanku menjadi tegang. Jantungku kembali berdegap kencang. Aku mengulurkan tanganku dan mendorong Luna yang menghalangi di depanku. Luna terhuyung-huyung dan hampir jatuh tersungkur beberapa langkah ke samping. Aku tidak peduli. Aku buru-buru berlari menuju koridor. Namun, para pengawal berpakaian hitam itu tetap saja menghalangiku.Aku melihat dokter sedang menjelaskan sesuatu kepada Cynthia di depan pintu. Akan tetapi, aku sama sekali tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.Tidak sampai dua menit, dokter itu sudah berbalik dan kembali masuk ke ruang gawat darurat. Yang bisa kulihat hanyalah sarung tangan yang dikenakannya berlumuran darah yang mengerikan.Mataku tertuju pada Cynthia. Aku melihat Cynthia masih berdiri di tempatnya dengan tatapan kosong. Ekspresinya sangat aneh. Aku tidak tahu apakah yang disampaikan dokter tadi adalah kabar baik ataukah kabar buruk.Cynthia tertegun untuk waktu yang lama, sebelum akhirnya mengatakan sesuatu kepada Fara yang ada di belakangn

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 292 – Tidak Ada Kompromi Sedikit Pun

    Telepon berdering untuk waktu yang lama sebelum akhirnya Danny mengangkatnya. Aku berkata kepada Danny dengan suara bergetar, “Danny … kamu di mana? Tolong selidiki …. Sesuatu terjadi pada Taufan …. Dia mengalami kecelakaan mobil di jalan tol menuju bandara …”“Jangan khawatir, Kak Maya. Aku sudah langsung menyelidikinya begitu mendapat kabar.” Mungkin, karena mendengar suaraku yang tidak jelas, Danny pun menghiburku. “Kakak ada di mana?”“Aku di rumah sakit.” Aku menarik napas dalam-dalam. “Ceritakan hasil penyelidikanmu padaku.”“Itu pasti. Jaga diri Kakak baik-baik. Apa Kak Maya ingin aku menyuruh Shea untuk menemani Kakak di rumah sakit?” tanya Danny kepadaku. Mungkin saja dia merasa jika suasana hatiku sedang tidak baik.“Aku nggak apa-apa,” jawabku cepat-cepat. Kemudian, aku bertanya kepada Danny, “Apa kamu tahu bagaimana kondisi cedera yang dialami Taufan?”Di ujung telepon, Danny terdiam selama beberapa saat. Kemudian, dia berkata, “Menurut para saksi mata … lukanya sangat para

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 291 – Konfrontasi Di Depan Ruang Gawat Darurat

    Wajah Cynthia tampak begitu muram dan menakutkan. Dia duduk jauh di sana sambil menegakkan punggungnya. Matanya menyiratkan aura ganas, yang sama sekali tidak terdapat kehangatan di dalamnya. Mata Cynthia itu membuatku tanpa sadar teringat pada posisi seekor ular sebelum melancarkan serangan pada musuhnya.Kejam, ganas, dan menakutkan.Aku menenangkan diri sebentar. Sebenarnya, saat melihat Cynthia, aku sudah yakin jika orang di dalam ruangan itu pastilah Taufan. Rasa takut yang belum pernah kurasakan sebelumnya memenuhi dadaku. Aku kembali menatap pintu ruang gawat darurat yang tertutup rapat dan berdoa dalam hati agar tidak terjadi apa-apa.“Kenapa? Apa kamu mau membuat keributan dengan datang kemari?” Nada bicara Cynthia begitu dingin. Matanya yang bagaikan elang terus saja menatap wajahku.Aku menarik napas dalam-dalam, menggertakkan gigiku, dan berjalan menghampirinya. Seketika itu juga, aku bisa merasakan apa yang dirasakan orang yang ada dalam ruangan itu. Hal tersebut langsung

DMCA.com Protection Status