Share

Bab 185 Membuat Onar

Penulis: Kak Zorah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Tak lama setelah Gilbert pergi, Harry datang ke kantorku sambil marah-marah.

Tampaknya Gilbert sungguh telah memutuskan kerja sama dengan Harry. Jika tidak, Harry tidak mungkin datang dan mengamuk. Aku dapat melihat marah Harry yang membara. Kalau bisa, dia mungkin akan merobek wajahku.

Aku tidak menyangka, cinta yang kami rajut selama 10 tahun malah berakhir dengan perselisihan. Aku tidak pernah membayangkan akan berselisih dengan Harry sampai di tahap ini.

Harry menunjuk wajahku sambil memarahiku, "Pembawa sial! Kamu belum cukup menghancurkan hidupku?"

Aku baru pertama kali melihat Harry begitu murka. Matanya yang tajam menatap lurus ke arahku. Dia berusaha menyerangku, kemarahannya tidak akan mereda sebelum merobek wajahku.

Harry sudah gila, tidak ada obat yang bisa menyembuhkannya.

Shea berusaha melindungiku sambil berteriak meminta pertolongan. Pram membawa satpam ke ruanganku.

Aku menarik Shea ke samping, lalu menatap Harry sambil menyeringai dingin. "Harry, aku memilih bercerai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 186 Sandiwara

    Ketika melihat Harry berhenti membuat keributan, beberapa pegawai pun turun tangan untuk membersihkan kekacauan yang disebabkan Harry.Di saat Shea mengantarku kembali ke ruangan, tiba-tiba Harry berlari ke arahku. "Maya, apa hubunganmu dan Pak Arka? Kenapa kamu nggak memberitahuku saat kita masih bersama? Ada berapa koneksimu yang nggak aku ketahui? Maya, kenapa kamu memperlakukanku seperti ini?"Aku berdiri sambil meletakkan kedua tanganku di atas meja, kata-kata Harry terdengar sangat konyol. Kenapa aku harus memberitahunya semua koneksi yang aku miliki?Aku merasa ada yang salah dengan jalan pikiran Harry. Aku menjawab sambil tersenyum, "Banyak banget yang kamu nggak tahu.""Maya, kenapa kamu memperlakukanku seperti ini?" tanya Harry dengan lemah dan tak berdaya. "Kenapa kamu berubah kayak gini?"Di saat bersamaan ponselku berdering, Taufan yang meneleponku. Aku menata kembali perasaanku dan menjawabnya, "Halo?""Di mana?" tanya Taufan."Kantor.""Tunggu aku." Taufan menutup panggi

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 187 Orang yang Istimewa

    Seorang pemuda yang rapi dan berkharisma masuk ke ruanganku. Perawakannya kelihatan cerdas, bijaksana, dan mudah bergaul. Dibanding manajer, dia lebih mirip seorang model."Danny!" Taufan mengenalkannya kepadaku. "Dia mampu memenuhi semua keinginanmu. Tapi ada satu hal yang perlu kamu ingat, kamu adalah milikku! Yang aku maksud keinginanmu adalah tuntunan dalam bidang pekerjaan."Wajahku sontak memerah, apakah Taufan tidak bisa membaca situasi? Dia selalu bersikap lancang dan berbicara seenaknya di hadapan orang lain.Aku bergumam kecil, "Apanya milikmu?"Danny tersenyum canggung sambil menggaruk kepalanya. "Bu Maya!""Apakah kamu bersedia melakukannya kalau aku memintamu untuk menyelidiki data-data atau informasi khusus?"Danny melirik Taufan, lalu menjawab pertanyaanku, "Aku sanggup melakukannya, termasuk menyelidiki kontrak."Waw! Meskipun terkesan sombong, aku menyukai jawabannya.Taufan tidak membiarkan aku dan Danny mengobrol terlalu banyak. Dia langsung memerintahkan Danny, "Bes

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 188 Rumah

    Setelah masuk ke dalam mobil, Taufan menghubungi sebuah restoran untuk memesan makan malam. Jantungku berdebar di sepanjang jalan, aku tidak berani menatapnya.Taufan merangkulku. "Hubungi orang tuamu, bilang nanti malam tidak bisa pulang."Nada bicara Taufan seakan sedang memerintahku.Aku tidak memiliki tenaga untuk membantah. Saat ini aku hanya ingin menikmati kehangatan pelukannya.Semua ketakutan dan kekhawatiranku lenyap setiap berada di dalam pelukannya.Kami kembali ke resor. Semua yang ada di sini membuatku merasa nyaman, tenang, dan rileks. Rasanya seperti berada di rumah sendiri.Pertanyaannya masih terngiang-ngiang di kepalaku. "Mau di sini atau di rumah?"Apakah ini adalah rumah kami berdua?Setelah makan malam, Taufan yang sudah tidak sabar pun langsung memeluk dan menciumku. Aku ingin menangis, penantian selama ini membuatku tersiksa, aku sangat merindukannya.Semua kerinduanku berubah menjadi suka cita. Aku tidak berani menatapnya, aku takut menyimpan terlalu banyak ken

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 189 Tampan Dan Memesona

    Sesampainya di depan kantor, Taufan berpesan beberapa hal kepadaku. Aku mengingat semuanya, lalu berkata, "Kalau nggak sibuk, hubungi aku."Taufan tersenyum nakal sambil menggigit bibirku. "Ada kemajuan, sudah bisa menuntutku."Wajahku langsung terasa panas, aku membuka pintu mobil dan buru-buru pergi. Namun Taufan malah menarikku ke dalam dekapannya. Setelah puas, Taufan baru melepaskanku.Hari ini Danny bergabung di perusahaanku. Aku menaruh harapan besar kepadanya.Aku memanggil Shea sesaat masuk ke dalam ruangan. "Danny sudah datang?"Shea tersenyum riang. "Sudah. Kak Maya, lain kali kita harus merekrut karyawan seperti Danny. Ganteng banget."Aku tertawa mendengar ucapan Shea. "Kamu menyukainya?"Shea tersipu malu. Semua orang di dunia menyukai hal-hal yang enak dipandang, termasuk manusia.Aku dan Shea sudah akrab. Dia memutar bola mata sambil menjawabku dengan bercanda, "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Bukannya kamu menyukai pria tampan? Aku kan belajar dari Kak May

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 190 Tak Memiliki Hati Nurani

    Aku dan Harry sudah bercerai, tetapi kartu keluarga yang baru belum keluar.Untuk mengurus perpindahan sekolah Adele, aku harus menyertakan lampiran kartu keluarga. Setelah mempertimbangkan semuanya, aku terpaksa menghubungi Harry. Akan tetapi, malah Jasmine yang menjawab teleponku.Jasmine menjawab panggilanku dan langsung memakiku, "Kamu nggak tahu malu, ya? Masih berani menghubungi Harry?""Aku mau bicara dengan Harry," jawabku tenang."Bicara sama tembok!" Jasmine langsung menutup panggilannya.Sikap Jasmine membuatku kesal. Jika bukan demi Adele, aku pun tidak sudi menghubungi Harry. Hanya saja aku tidak memiliki pilihan lain, aku kembali meneleponnya.Jasmine menolak semua panggilanku. Akhirnya, aku terpaksa mendatangi perusahaan Harry.Ketika memasuki Gorgia Construction, aku melihat banyak wajah familier yang bekerja di sana. Mereka semua tersenyum canggung saat melihat kedatanganku. Aku tidak tertarik untuk meladeni mereka, lagi pula aku juga tidak pernah berpikir untuk memper

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 191 Bukan Manusia

    Aku tertegun selama beberapa menit.Akhirnya teriakan Jasmine yang menyadarkanku dari lamunan. "Kamu nggak dengar? Cepat pergi! Aku peringatkan, kamu dan anak haram itu jangan pernah mengganggu kehidupan kami lagi!"Aku menarik napas dalam-dalam, lalu membalikkan badan dan pergi meninggalkan tempat itu.Tiba-tiba Harry berteriak, "Maya ...."Aku tidak menghentikan langkahku. Sesaat membuka pintu, sekelompok karyawan yang sedang menguping langsung membubarkan diri.Sesampainya di mobil, aku duduk mematung selama beberapa saat. Tenggorokanku terasa pahit, tanganku bergetar memegang setir.Aku menggertakkan gigi dengan marah, aku tidak menyangka Harry tega membuang putrinya sendiri. Harry benar-benar telah berubah.Setelah menemui mereka, aku merasa seluruh tenagaku habis terkuras.Ponselku terus berdering, tetapi aku belum sanggup berbicara. Aku berusaha menenangkan diri, lalu baru menjawab panggilan tersebut."Kok lama jawab teleponnya?" Terdengar suara lembut di ujung telepon.Tangisan

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 192 Keseruan di Sekolah Baru

    Harry menatap aku dan Taufan yang beranjak pergi, dia masih berusaha mencerna semua yang terjadi.Dua hari kemudian, aku menyelesaikan serangkaian proses administrasi perpindahan sekolah Adele. Aku tinggal di daerah sini, jadi wajar saja aku memindahkan anakku ke sekolah ini.Ketika sedang mengunjungi kelas Adele, aku mendengar dua orang wanita yang bergosip di luar. "Bukannya kuota murid sudah penuh? Kok masih menerima siswa baru?""Kamu nggak tahu siapa murid baru itu?" tanya wanita yang lebih muda."Memangnya dia siapa?" Guru yang satu bertanya balik. Mereka berbisik-bisik, aku tidak mendengar jelas pembicaraannya.Aku hanya bisa melihat ekspresi guru yang begitu terkejut. Dia membelalak sampai menganga, aku tidak mengerti kenapa guru itu terlihat sangat kaget?Apakah Taufan menggunakan koneksi tertentu? Aku tidak mau berpikir terlalu banyak, memindahkan sekolah Adele adalah prioritas utama.Saat pulang sekolah, Adele menceritakan kegiatannya hari ini. "Mama, aku menyukai sekolah ya

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 193 Dicampakkan Seenaknya

    "Harry, apa katamu?" Jasmine memelototi Harry. Dia mendengar ucapan Harry kepadaku.Aku muak melihat wajah Jasmine. "Silakan bertengkar di rumah, jangan membuat keributan di kantorku. Ini tempat kerja, bukan mengurus rumah tangga."Kebetulan Oscar masuk ke ruanganku sambil membawa setumpuk dokumen. Dia mengerutkan alis saat melihat ruanganku yang ramai.Shea bergegas mengulurkan tangan. "Pak Harry, silakan."Melihat satu per satu karyawan yang masuk ke ruanganku, Harry membalikkan badan dan pergi meninggalkan kantorku.Jasmine memelototiku. "Kamu menggodanya lagi? Maya, kamu nggak bisa hidup tanpa pria, ya? Cara apa lagi yang kamu gunakan untuk merayu Harry?"Aku mengambil selembar fotokopi kartu keluarga, lalu melemparkan dokumen asli ke kaki Jasmine. "Bawa pergi, jaga suamimu baik-baik. Jangan sampai direbut wanita lain."Amarah Jasmine langsung meledak saat melihat kartu keluarga yang aku lemparkan. "Bagus, bagus banget! Ternyata dia diam-diam mengantarkan kartu keluarga kepadamu. M

Bab terbaru

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 299 – Pertarungan yang Kejam

    Aku menenangkan diri untuk sesaat. Kemudian, aku menyalakan mobil dan perlahan-lahan meninggalkan jalan kecil itu. Dari persimpangan di depan, aku kembali ke jalan utama. Pada saat ini, kemacetan sudah agak mendingan. Aku langsung bergegas pulang ke rumah.Ibuku langsung merasa lega begitu melihatku sudah sampai di rumah. Dia buru-buru mulai memasak makanan. Jarang sekali aku bisa makan bersama mereka di rumah seperti ini.Begitu mendengar jika aku ingin makan di rumah, kedua orang tuaku langsung menunggu kepulanganku. Ibuku mengatakan, makanan yang paling enak adalah makanan yang baru dimasak.Setelah makan malam, aku menelepon Fanny dan bertanya apakah dia sedang ada di rumah. Fanny mengatakan jika dirinya baru saja sampai di rumah. Oleh karena itu, aku mengajak Adele jalan-jalan dan pergi menemui Fanny.Sudah beberapa hari aku tidak bertemu dengan Fanny. Begitu melihatku, Fanny langsung menanyakan tentang Taufan. Aku hanya bisa menggelengkan kepala tanpa daya.Fanny mengatakan, akhi

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 298 – Mati Secara Tidak Wajar

    Entah kenapa, pada saat itu, punggungku terasa dingin dan merinding. Aku merasa ngeri saat memikirkannya. Bayangkan saja, manusia yang masih hidup dan baik-baik saja ditabrak mobil hingga tewas saat dalam perjalanan menemui diriku. Mungkinkah semua ini hanya kebetulan belaka?Selain itu, dia hanya ingin menyampaikan informasi mengenai Taufan kepadaku. Hanya sebuah informasi. Akan tetapi, apakah semua itu harus ditebus dengan mengorbankan nyawanya? Bagaimana mungkin orang yang begitu lembut itu sekarang dibilang sudah meninggal …Semua ini makin membuatku mengerti jika situasinya tidaklah sesederhana itu.Melihat Danny yang buru-buru pergi, makin aku memikirkannya, makin aku merasa jika ada yang tidak beres. Kenapa polisi tidak menanyakan apa pun mengenai Taufan kepadaku? Bukankah itu adalah pertanyaan yang paling penting? Apakah mungkin bagi mereka untuk mengabaikan pertanyaan sepenting itu?Selain itu, jika sudah dipastikan bahwa sopir mobil karavan kecil itu mabuk dan Bastian meningg

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 297 – Petugas Polisi Datang

    Yang datang ke kantorku adalah dua petugas berseragam polisi.Hal ini membuatku agak terkejut dan bingung. Apa yang menyebabkan polisi mendatangiku di kantor?Aku mempersilakan mereka untuk duduk dan menatap mereka. Salah satu dari mereka bertanya kepadaku dengan sangat serius, “Bolehkah aku bertanya padamu? Apa kamu kenal Bastian Luzman?”“Siapa?” Aku agak bingung dan langsung menyangkalnya. “Aku nggak kenal.”Petugas polisi itu langsung menatapku dengan tajam. Jelas, dia tidak percaya dengan jawabanku. Kemudian, dia melirik rekannya dan berkata, “Mana fotonya?”Polisi satunya buru-buru mengeluarkan foto dari tas kerja yang dipegangnya dan menyerahkannya kepadaku. “Perhatikan baik-baik orang yang ada di foto ini.”Aku menerima foto tersebut dengan kedua tanganku dan melihat orang yang ada di foto itu. Dia adalah seorang pria. Wajahnya terlihat cukup tampan. Sepertinya dia adalah seorang mahasiswa yang masih berusia sekitar 20 tahun.Aku menggelengkan kepalaku dan berkata dengan tegas,

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 296 – Panggilan Telepon yang Aneh

    Orang yang meneleponku itu adalah seorang pria asing. Dia memintaku untuk menemuinya seorang diri. Pria itu mengatakan bahwa dia punya informasi mengenai Taufan.Aku menanyakan siapa dirinya. Namun, pria itu langsung menutup teleponnya. Akan tetapi, dia mengirimkan pesan kepadaku, berupa sebuah alamat. Sepertinya, alamat tersebut merupakan lokasi di mana kami akan bertemu nanti.Tanpa berpikir panjang, aku langsung mengambil tasku dan turun ke bawah.Setelah mengatur navigasi, aku langsung menuju ke tempat yang dia sebutkan sebelumnya. Hatiku merasa cemas. Dalam beberapa hari terakhir, inilah pertama kalinya aku mendengar ada seseorang yang memberitahuku bahwa dia memiliki informasi mengenai Taufan.Aku bahkan tidak memikirkan apakah informasinya itu benar atau salah. Sekalipun salah, aku tetap ingin mendengar apa yang ingin dia katakan. Setidaknya, itu lebih baik daripada aku tidak tahu apa-apa.Dalam beberapa hari terakhir, kecelakaan mobil yang menimpa Taufan seakan-akan tidak perna

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 295 – Memulai Perang Secara Terang-terangan

    Hatiku langsung berdebar kencang saat melihat nama yang muncul di layar ponselku adalah nama Luna.“Luna, kalau kamu mau bicara omong kosong, sebaiknya hentikan saja. Aku sedang malas berurusan denganmu.” Aku mengangkat telepon dan langsung berkata kepada Luna. “Informasi mengenai Taufan, kalian mau mengatakannya atau nggak, aku pasti akan tetap mengetahuinya.”“Hahaha … Kak Maya, kayaknya kamu benar-benar cemas.” Luna terlihat aneh saat mengetahui kecemasanku. Sikapnya begitu menyenangkan. “Kayaknya Kakak marah besar.”“Kayaknya kamu lagi nggak ada kerjaan ya?” Setelah berkata seperti itu, aku langsung menutup teleponnya. Aku tahu betul. Makin aku memedulikannya, Luna akan makin menjadi-jadi.Benar saja. Ponsel di tanganku kembali berdering. Aku menahan diri dan baru mengangkatnya setelah berdering beberapa kali. “Jangan menguji kesabaranku.”“Hahaha … Kak Maya, aku cuma ingin memberitahumu kalau dia baik-baik saja. Sungguh.” Nada bicara Luna menyiratkan jika dia bersukacita atas musi

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 294 – Beberapa Mobil Saling Bertabrakan

    Bagai membuka pintu misterius, aku buru-buru melangkahkan kakiku dan masuk ke dalam. Aku memeriksa setiap ruangan yang ada, tetapi tidak ada seorang pun di sana.Sampai-sampai seorang perawat membentakku dengan tegas, “Apa yang kamu lakukan? Ini ruang steril. Bagaimana kalian bisa masuk ke sini? Cepat keluar!”Aku mencengkeramnya dengan satu tanganku. “Kalau begitu, katakan padaku. Di mana orang yang barusan kalian selamatkan? Bagaimana keadaannya?”“Cepat keluar! Orang yang diselamatkan apa? Banyak yang kami selamatkan.” Perawat itu berusaha melepaskan diri dari cengkeramanku dan mendorong kami keluar. “Cepat keluar!”“Pak Taufan. Pak Taufan yang barusan kalian selamatkan. Bagaimana keadaannya?” Aku masih belum mau menyerah.Perawat itu terlihat marah dan langsung mendorongku keluar. “Aku nggak tahu.”Kemudian, pintu dibanting dengan keras sampai berbunyi ‘brak’ dan terdengar suara kunci pintu yang diputar dari dalam.Aku bersandar di dinding dengan putus asa dan agak hilang akal. Aku

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 293 – Hidup dan Mati adalah Harga Mati

    Tatapanku menjadi tegang. Jantungku kembali berdegap kencang. Aku mengulurkan tanganku dan mendorong Luna yang menghalangi di depanku. Luna terhuyung-huyung dan hampir jatuh tersungkur beberapa langkah ke samping. Aku tidak peduli. Aku buru-buru berlari menuju koridor. Namun, para pengawal berpakaian hitam itu tetap saja menghalangiku.Aku melihat dokter sedang menjelaskan sesuatu kepada Cynthia di depan pintu. Akan tetapi, aku sama sekali tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.Tidak sampai dua menit, dokter itu sudah berbalik dan kembali masuk ke ruang gawat darurat. Yang bisa kulihat hanyalah sarung tangan yang dikenakannya berlumuran darah yang mengerikan.Mataku tertuju pada Cynthia. Aku melihat Cynthia masih berdiri di tempatnya dengan tatapan kosong. Ekspresinya sangat aneh. Aku tidak tahu apakah yang disampaikan dokter tadi adalah kabar baik ataukah kabar buruk.Cynthia tertegun untuk waktu yang lama, sebelum akhirnya mengatakan sesuatu kepada Fara yang ada di belakangn

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 292 – Tidak Ada Kompromi Sedikit Pun

    Telepon berdering untuk waktu yang lama sebelum akhirnya Danny mengangkatnya. Aku berkata kepada Danny dengan suara bergetar, “Danny … kamu di mana? Tolong selidiki …. Sesuatu terjadi pada Taufan …. Dia mengalami kecelakaan mobil di jalan tol menuju bandara …”“Jangan khawatir, Kak Maya. Aku sudah langsung menyelidikinya begitu mendapat kabar.” Mungkin, karena mendengar suaraku yang tidak jelas, Danny pun menghiburku. “Kakak ada di mana?”“Aku di rumah sakit.” Aku menarik napas dalam-dalam. “Ceritakan hasil penyelidikanmu padaku.”“Itu pasti. Jaga diri Kakak baik-baik. Apa Kak Maya ingin aku menyuruh Shea untuk menemani Kakak di rumah sakit?” tanya Danny kepadaku. Mungkin saja dia merasa jika suasana hatiku sedang tidak baik.“Aku nggak apa-apa,” jawabku cepat-cepat. Kemudian, aku bertanya kepada Danny, “Apa kamu tahu bagaimana kondisi cedera yang dialami Taufan?”Di ujung telepon, Danny terdiam selama beberapa saat. Kemudian, dia berkata, “Menurut para saksi mata … lukanya sangat para

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 291 – Konfrontasi Di Depan Ruang Gawat Darurat

    Wajah Cynthia tampak begitu muram dan menakutkan. Dia duduk jauh di sana sambil menegakkan punggungnya. Matanya menyiratkan aura ganas, yang sama sekali tidak terdapat kehangatan di dalamnya. Mata Cynthia itu membuatku tanpa sadar teringat pada posisi seekor ular sebelum melancarkan serangan pada musuhnya.Kejam, ganas, dan menakutkan.Aku menenangkan diri sebentar. Sebenarnya, saat melihat Cynthia, aku sudah yakin jika orang di dalam ruangan itu pastilah Taufan. Rasa takut yang belum pernah kurasakan sebelumnya memenuhi dadaku. Aku kembali menatap pintu ruang gawat darurat yang tertutup rapat dan berdoa dalam hati agar tidak terjadi apa-apa.“Kenapa? Apa kamu mau membuat keributan dengan datang kemari?” Nada bicara Cynthia begitu dingin. Matanya yang bagaikan elang terus saja menatap wajahku.Aku menarik napas dalam-dalam, menggertakkan gigiku, dan berjalan menghampirinya. Seketika itu juga, aku bisa merasakan apa yang dirasakan orang yang ada dalam ruangan itu. Hal tersebut langsung

DMCA.com Protection Status