Share

Bab 188 Rumah

Setelah masuk ke dalam mobil, Taufan menghubungi sebuah restoran untuk memesan makan malam. Jantungku berdebar di sepanjang jalan, aku tidak berani menatapnya.

Taufan merangkulku. "Hubungi orang tuamu, bilang nanti malam tidak bisa pulang."

Nada bicara Taufan seakan sedang memerintahku.

Aku tidak memiliki tenaga untuk membantah. Saat ini aku hanya ingin menikmati kehangatan pelukannya.

Semua ketakutan dan kekhawatiranku lenyap setiap berada di dalam pelukannya.

Kami kembali ke resor. Semua yang ada di sini membuatku merasa nyaman, tenang, dan rileks. Rasanya seperti berada di rumah sendiri.

Pertanyaannya masih terngiang-ngiang di kepalaku. "Mau di sini atau di rumah?"

Apakah ini adalah rumah kami berdua?

Setelah makan malam, Taufan yang sudah tidak sabar pun langsung memeluk dan menciumku. Aku ingin menangis, penantian selama ini membuatku tersiksa, aku sangat merindukannya.

Semua kerinduanku berubah menjadi suka cita. Aku tidak berani menatapnya, aku takut menyimpan terlalu banyak ken
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status