Home / Romansa / Istri Bayaran Sang CEO / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Istri Bayaran Sang CEO: Chapter 71 - Chapter 80

148 Chapters

Bab 71 Hari Pernikahan (3)

Alika hanya bisa menggelengkan kepala dan mengikuti kemauan temannya. Anggaplah ini kado tambahan untuk Aluna karena hari spesial sang sahabat.Dengan pelan Alika keluar dari ruangan itu dan berdiri di dekat Ballroom, tak jauh dari acara dilaksanakan. Gadis itu terpukau melihat dekorasi yang luar biasa. Temannya benar-benar beruntung karena bisa menikah dengan Darren. Walaupun memang semua ini hanya alasan sandiwara saja, tetapi setidaknya Aluna tidak perlu memikirkan masalah ekonomi. Gadis itu pasti akan mendapatkan kehormatan karena menjadi seorang menantu dari konglomerat. Alika langsung menggelengkan kepala, berusaha mengusir segala angan-angan yang terlalu berlebihan. Aluna tidak akan pernah bahagia jika pernikahan tanpa didasari perasaan. Juga tidak ada cinta, ini akan semakin menderita untuk Aluna. Harusnya Alika berpikir ke sana dan tidak boleh malah memuji-muji apa yang sedang Aluna rasakan saat ini. Acara ijab kabul pun dimulai. Alika jadi deg-degan sendiri mendengar emas
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

Bab 72 Hari Pernikahan (4)

Aluna dan Darren pun mulai acara resepsi. Biasanya resepsi itu akan dilakukan malam, tetapi setelah akad, resepsi akan langsung digelar. Ini dikarenakan Darren harus mempersingkat waktu. Dia tidak mau berlama-lama dengan tamu-tamu yang ada di sini, karena jujur baginya semua ini begitu melelahkan. Ya walaupun setidaknya dia bisa membuat ibunya senang, tetapi Darren juga harus menyelesaikan suatu masalah dengan Aluna, yaitu terkait emas kawin dan akan dia buat. Wanita itu tidak berkutik. Bukan wanita, tapi gadis. Karena dia belum menyentuh Aluna secara utuh. Darren langsung menggelengkan kepala jika berpikirkan tentang sentuhan menyentuh, karena baginya selama 3 tahun dia harus menahan diri untuk tidak menjamah Aluna walaupun sejengkal. Namun demikian, semua pemikiran itu sepertinya harus dipertahankan lebih kuat, karena sekarang Darren melihat Aluna sedemikian rupa. Matanya tidak bisa berpaling dari gadis cantik itu. Sementara itu Aluna masih tidak tenang sebab tak terlihat Ibunda
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

Bab 73 Danita Beraksi

Selama resepsi dilakukan, Danita tidak hanya diam saja. Dia akan melakukan sesuatu kepada seseorang yang memang seharusnya mendapatkan hukuman yang setimpal. Awalnya Danita ingin memecat Siska di sini dan mempermalukan gadis itu, tetapi mengingat kalau hari ini adalah hari yang penting bagi anaknya dan bersejarah, mana mungkin Danita menghancur begitu saja. Dia akan membuat Siska menderita dengan cara menjatuhkan harga dirinya. Di sini memang semua divisi diharuskan untuk hadir, semua ini agar dia tahu siapa saja yang mendukung pernikahan Darren dan siapa yang membenci kedua orang yang sedang berada di singgasana itu dan dari sini Danita sudah tahu siapa saja yang mendukung pernikahan ini. Ada beberapa orang yang melihat Aluna dengan benci, termasuk Siska. Dia tidak bisa membiarkan begitu saja. Danita tadi juga sempat melihat Amar yang terus-terusan menatap Darren beserta Aluna dengan tatapan yang tidak suka. Dia juga wajib mencari tahu siapa Amar ini. Pokoknya, Danita tidak mau sam
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

Bab 74 Sekutu Danita

Danita melihat reaksi Pak Aman yang begitu kaget. Sepertinya pria paruh baya ini tahu sesuatu. Hanya saja menyembunyikannya. Sebenarnya sejak dia menjadi OG, dia juga merasa kalau Pak Aman itu tidak berdaya terhadap Siska. Pak Aman sempat menoleh ke sekitar, takut kalau ada yang melihatnya. Gelagat pria paruh baya ini tentu saja membuat Danita curiga. "Ada, Pak? Apa Bapak sedang diancam oleh seseorang atau takut diawasi?" tanya Danita memastikan, dia tidak mau sampai terjadi sesuatu yang buruk kepada Pak Aman ini. "Jangan takut, Pak Aman. Katakan sesuatu, saya akan melindungi Bapak. Saya tidak mau kalau ada orang yang seperti Siska di perusahaan anak saya. Karena bagaimanapun perusahaan itu masih atas milik almarhum suami saya. Justru kalau Bapak menyembunyikan sesuatu, maka saya akan jamin Bapak keluar dari perusahaan ini." Mendengar itu Pak Aman terkesiap. Danita juga terpaksa melakukan ini semua, karena kalau tidak begini, maka orang-orang di sekitar Siska pasti tidak akan men
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

Bab 75 Mencari Calon Musuh

Setelah itu Pak Aman pun langsung kembali ke kerumunan divisinya. Ada beberapa orang yang bertanya ada apa karena mereka penasaran kenapa Pak Aman disuruh oleh Danita untuk berbicara berdua saja. Begitupun dengan Siska. "Pak, kenapa tiba-tiba saja dipanggil oleh Nyonya besar? Apakah ada masalah?" tanya Siska, ingin tahu. Karena dia harus tahu apa pun yang berkaitan dengan perusahaan ini, termasuk hal-hal kecil seperti tadi. Pak Aman menoleh sebentar kepada Siska, lalu dia pun menghela napas panjang. "Ini semua karena gara-gara kamu, Siska," ucap Pak Aman.Sebenarnya dia itu sedang mencari alasan lain yang masuk akal, agar tidak ada yang curiga. "Loh, kenapa aku? Memangnya apa salahku? Aku kan memang mengatakan hal yang baik. Daripada si Aminah, aku itu lebih baik dari segalanya. Aku juga kan salah satu OG yang banyak diminati dan teladan. Kenapa tiba-tiba saja Nyonya besar itu kenal dengan Aminah?" "Ya, karena memang kamu itu tidak memancarkan kebaikan," ucap Pak Aman dengan bera
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

Bab 76 Danita Terus Beraksi

"Selamat malam, Nyonya. Apa yang sekiranya membuat Nyonya datang ke perkumpulan kami? Kami ini hanya orang-orang biasa di perusahaan," ucap salah satu dari dividi marketing itu. Dia adalah manajer marketing yang ada di perusahaannya. Sementara Danita ingin bertemu Andri, dia adalah kepala marketing yang berarti wakil dari manajer itu. Danita tersenyum kecil. "Tidak apa-apa, saya hanya menyapa dari berbagai divisi. Ingin tahu karyawan anak saya itu siapa saja," ucap Danita memulai pembicaraan. Dia berusaha untuk ramah dan terlihat biasa saja. Padahal dirinya sedang meneliti gelagat Andri dan tampang dari pria itu. Sebenarnya, dibandingkan pria-pria yang lain Andri hanya terlihat biasa saja. Tetapi pakaiannya rapi dan penambilan klimis. Danita yakin, semua ini pasti karena kesuksesan istrinya yang merawat Andri sampai seperti sekarang. Tidak menyangka saja wanita secantik dan terbaik di sampingnya ini dikhianati oleh suaminya sendiri. Kayaknya tidak ada yang berani mengungkapkan sem
last updateLast Updated : 2024-01-21
Read more

Bab 77 Tragedi Lahan Kosong

Siska terus berjalan keluar gedung megah itu. Dia akan menghentikan taksi. Walaupun meminta untuk diantar oleh Andri, rasanya mustahil. Karena pria itu bersama istrinya. "Sial, kenapa istrinya cantik banget, sih? Hah! Tapi untunglah Mas Andri mau berpaling kepadaku. Kalau tidak, maka urusannya akan kacau. Lagi pula, sampai detik ini kenapa aku tidak bisa menghentikan marketing yang begitu laris manis itu? Aku sengaja mendekati Mas Andri karena dia adalah kepala marketing. Dengan begitu, aku bisa tahu triknya seperti apa agar penjualan semakin meningkat," ungkap Siska sembari berjalan keluar gerbang dari hotel mewah itu. Baru juga hendak melangkah keluar dari gerbang hotel, tiba-tiba saja seseorang menarik rambut Siska. Membuat wanita itu mengerang kesakitan. "Siapa ini? Sakit!" jerit Siska dengan suara yang melengking. Ternyata itu adalah Amar. Amar langsung menarik rambut Siska dengan begitu kencang, tetapi pria itu juga langsung membekap mulut Siska karena takut jika ada orang-o
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

Bab 78 Obrolan Ringan

"Pak, eh Mas. Aku duluan ke pelaminan, ya? Rasanya kakiku sakit sekali," bisik Aluna di dekat telinga Darren yang sedari tadi mereka terus-terusan berkeliling menyapa para kolega.Bukan masalah heels saja, tapi dia benar-benar malu dengan tatapan orang-orang yang begitu tajam. Bahkan ada yang terang-terangan mengagumi Aluna dengan sorot matanya yang nakal. Sebenarnya Darren bukannya tidak tahu. Tetapi dia berusaha untuk menahan diri agar tidak membuat masalah di tempat pernikahannya ini. Jadi mereka adalah para tamu, untuk sekarang Darren membiarkan begitu saja. Tetapi kalau sampai ada yang berani menyentuh Aluna barang sedikit, maka dia akan pastikan kalau orang itu celaka. Darren melakukan ini bukan atas dasar mencintai, tapi dia tidak suka kalau miliknya diganggu oleh siapa pun, begitu pikir sang pria. "Sebentar, dan tolong biasakan untuk memanggilku Mas saja? Jangan Pak! Kamu pikir aku ini sudah bapak-bapak dan tua?" jawab Darren setengah berbisik, tidak mau sampai orang lain
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

Bab 79 Singelbed?

"Sudahlah, kamu itu tidak perlu menyelidiki Ibu seperti itu. Lagian, Ibu melakukan apa pun pasti untuk kamu. Sekarang, sebaiknya kamu ajak Aluna untuk pergi ke hotel." Mendengar kata hotel, tubuh Aluna tersentak. Dia benar-benar kaget dengan perkataan mertuanya itu. Terlihat sekali kalau sang gadis begitu gugup. "Loh, kenapa ke hotel?" tanya Darren, bingung. Sama sekali tidak berpikiran aneh-aneh, berbeda dengan Aluna yang sudah berdebar hebat. Takut jika terjadi sesuatu di kamar hotel itu. "Ya, kata kamu kan kamu protes kalau Ibu dari tadi menghilang terus, jadi sekarang giliran Ibu yang ada di sini. Lagi pula ini sudah larut malam, jadi sebaiknya kamu dan Aluna istirahat, ya." Darren mengangguk-anggukkan kepala, lalu menyodorkan tangannya kepada Aluna. Gadis itu terkesiap, memandangi Darren beberapa detik. "Kenapa diam saja? Ayo!" seru Darren memerintah. Aluna pun kaget dan langsung menerima uluran itu. Mereka pergi dari singgasana menuju kamar hotel. Sungguh pikiran Aluna be
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

Bab 80 Baju Kiriman

"Apa Bapak bilang tadi? Saya harus tidur di sofa? Yang benar saja, Pak!" "Ya, benar. Ini kan hotel yang disewakan oleh ibuku, jadi aku yang berhak untuk tidur di kasur." "Tapi saya ini juga kan menantunya ibunya Bapak, harusnya Bapak itu mengalah kepada perempuan. Apa tidak pernah mendengar istilah ladies first?!" Mendengar itu Darren langsung berdiri. Dia melipat tangan di depan dada sembari berjalan mendekat ke arah gadis yang memakai slayer. Aluna pun agak kesulitan mundur, takut jika menginjak gaun yang dipakainya. Lalu, saat Darren sudah berada di hadapan Aluna, dia pun memberikan tatapan smirk, seperti seorang pemburu yang siap melihat mangsanya."Oke, kamu yakin ingin satu kasur denganku? Aku tidak akan bisa menjamin, tidak terjadi apa-apa nanti, ya," ucap Darren, membuat Aluna langsung menggelengkan kepala dan mundur beberapa langkah. Untung saja tidak sampai jatuh. "Bukan seperti itu, Pak. mMaksud saya Bapak yang di sofa, saya yang di kasur," ujar Aluna membuat Darren b
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status