Home / Romansa / Istri Bayaran Sang CEO / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Istri Bayaran Sang CEO: Chapter 91 - Chapter 100

148 Chapters

Bab 91 Paranoid

"Lo jangan bercanda dong, Alika! Bikin gue takut aja. Lo tahu sendiri, kan? Amar itu sempat ngancam gue, karena gue menolaknya. Gue takut kalau mungkin Amar juga menyatakan perasaan sama Siska, terus berujung seperti ini," ungkap Aluna, jadi ketakutan sendiri. Alika juga bingung harus mengatakan seperti apa, karena dia belum tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi, sampai Siska tiba-tiba saja menjadi babak telur oleh Amar. "Kalau masalah itu, gue juga nggak tahu, sih. Karena gue belum tahu apa yang sebenarnya terjadi. Hanya saja, kepala marketing itu marah-marah sama bawahannya sebab belum menemukan bukti kalau Amar itu memukuli Siska. Ini aneh kan? Dan katanya kejadian ini saat pesta pernikahan semalam," ujar Alika, membuat Aluna terdiam. Dia jadi ingat kalau semalam dia tidak mendapati Amar di mana-mana, mungkin karena terlalu banyak tamu jadi yang dilihat hanyalah orang-orang terdepan, yang belakang dia tidak melihatnya. Saat Darren mengitari tamu-tamu bersamanya pun hanya seba
last updateLast Updated : 2024-03-19
Read more

Bab 92 Keputusan Berubah

"Hah! Seminggu? Bukankah kata Bapak kita akan di sana itu cuma 1 sampai 2 hari? Bapak bahkan menjamin kalau saya tidak akan lama-lama di rumah Bapak. Tapi kenapa tiba-tiba saja jadi seminggu?" tanya Aluna kaget.Saat Darren tiba-tiba saja datang ke kamar dan mengatakan kalau dirinya harus kembali ke kantor. Bukan itu yang membuatnya kaget, tapi Darren mengultimatum kalau dia dan Aluna harus tinggal di rumah Danita, kurang lebih satu minggu. Jelas saja semua keputusan Darren itu dadakan dan membuat Aluna ketar-ketir. Bagaimana bisa dia satu minggu bersama mertua? Bahkan baru bertemu di hari pernikahan saja. Pemikiran buruk lainnya itu bersarang di benak. Bagaimana kalau misalkan wanita itu tidak suka kepadanya? Sementara sikap Danita sewaktu di pesta pernikahan hanyalah sebuah kamuflase dan akting saja, agar orang-orang tidak berpikiran buruk kepada keluarga Darren. "Harus bagaimana lagi? Aku mendapat panggilan dadakan dari Amarudin, karena ada sebuah masalah besar yang harus kuseles
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 93 Pertama di Rumah Mertua

Aluna diam melihat rumah yang begitu megah dan mewah. Ini seperti bukan rumah lagi, melainkan istana yang sering dia lihat di kartun-kartun bertemakan kerajaan. "Ini rumah Bapak?" tanya Aluna agak ragu, membuat Darren tersenyum miring. "Bukan, ini rumah orang tuaku." Aluna mendengkus kesal. "Ya, saya tahu, Pak. Maksudnya sama saja. Bapak tinggal jawab pertanyaan saya, apa susahnya, sih?" Padahal, hari ini baru saja mengagumi kemewahan gedung di depannya, tapi pria ini malah membuyarkan semua itu. "Ya, beda saja dong. Kalau aku membawamu ke sini, berarti ini tempat yang akan kamu tinggali. Bagaimana, sih? Katanya kamu cerdas," timpal Darren, membuat Aluna menahan napas. Sepertinya dia tidak bisa lagi berbicara panjang lebar dengan pria di sampingnya ini, tidak akan pernah berubah. Pria itu selalu saja memperpanjang masalah dan mempermasalahkan apa pun perihal kecil. "Baiklah, Pak. Kalau begitu, daripada kita berdebat, bagaimana kalau kita ke dalam saja? Masalahnya saya kepanasan
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more

Bab 94 Merasa Asing

"Aluna, aku harus cepat pergi ke kantor sekarang. Jadi, bisa kan kamu tinggal di sini sendiri? Lagian ada banyak maid di sini. Kalau kamu butuh apa-apa, tinggal bilang saja," ucap Darren sembari menuruni anak tangga, membuat Aluna terkesiap. Gadis itu langsung menarik lengan Darren, membuat sang pria menoleh. Untuk pertama kalinya Aluna berani menyentuh bagian tubuh sang pria, itu pun tangan. "Ada apa?" tanya Darren, dengan cepat Aluna melepaskan genggamannya. Tampak gugup dan juga khawatir. "Begini, Pak. Apa tidak sebaiknya saya berangkat saja dengan Bapak? Rasanya rumah sebesar ini terlalu mewah untuk saya. Saya juga tidak terbiasa dengan suasana seperti ini," ujar Aluna, karena dia benar-benar tidak mau ditinggal sendiri. Jujur, karena saat ini Aluna sangat membutuhkan sang pria. Kalau misalkan tiba-tiba mertuanya datang dan menanyai banyak hal, takut Aluna salah ucap. "Ya Tuhan. Aku kan sudah bilang, diam di sini. Bagaimana nanti tanggapan karyawanku kalau misalkan membawa is
last updateLast Updated : 2024-04-06
Read more

Bab 95 Mulai Mencari Tahu

"Aku ingin masak," cetus Aluna, tiba-tiba saja membuat maid yang ada di sana kaget. Karena jarang sekali keluarga ini masak di dapur. Bahkan Danita hanya sesekali jika sedang tidak sibuk, tetapi sekarang menantu dari keluarga kaya ini mau memasak. Maid itu jadi bingung sendiri, sebab sebelumnya Darren tidak mengatakan kalau Aluna boleh masak di dapur. "Nona, yakin mau masak di dapur? Bagaimana kalau nantinya terluka?" tanya sang maid, membuat Aluna terperangah. Dia benar-benar kaget dengan sikap yang ditunjukkan oleh orang itu. Sang maid kira kalau Aluna itu anak kecil yang apa-apa harus dipantau dan tidak bisa menjaga diri sendiri.Belum juga satu hari Aluna sudah merasakan kalau pergerakannya tidak bisa bebas. Gadis itu pun menghela napas panjang, berusaha untuk tenang. Sepertinya dia harus terbiasa dengan semua yang ada di sini, termasuk perilaku-perilaku maid kepadanya. Namun, gadis itu juga harus berusaha memperjelas kalau dirinya bukan nyonya besar yang harus dilayani terus-
last updateLast Updated : 2024-05-12
Read more

Bab 96 Dilarang Masak!

"Saya bawa makan siang buat Bapak. Kebetulan tadi habis masak opor ayam," ucap Aluna, sembari menyodorkan rantang yang dibawa. Mendengar itu, Darren langsung berdiri dengan wajah marah. "Kenapa kamu masak?! Apakah Ibu yang menyuruhmu atau siapa yang menyuruhmu masak?!" tanya Darren dengan nada tinggi, yang membuat Aluna kaget bukan main. Ekspresi gadis itu yang berusaha terlihat ceria dari tadi pun langsung berubah ketakutan. Dia merasa kalau yang dikatakannya itu tidak ada yang salah, tetapi kenapa tiba-tiba saja Darren marah seperti ini? Benar-benar di luar dugaan dan membuat Aluna terheran-heran. "Saya, saya masak sendiri, Pak. Tidak ada yang menyuruh saya. Saya juga belum bertemu dengan orang tua Bapak." Mendengar itu Darren langsung mengusap kasar rambutnya, sembari memejamkan mata. Sang pria berkacak pinggang, lalu melipat tangan di depan dada. "Harusnya kamu tidak usah masak! Yang tugas masak itu maid di sana. Nanti kalau misalkan kita pindah ke apartemen pun, kamu tidak
last updateLast Updated : 2024-05-19
Read more

Bab 97 Kesedihan Aluna

"Loh, ini bukannya sekretaris Pak Darren?" tanya seseorang membuat Aluna langsung menoleh, ternyata itu Danita yang memakai masker dengan penampilan sederhana, sama dengan OG yang sempat ditolong oleh Aluna. Aluna menelisik penampilan wanita di depannya, lalu terfokuskan kepada wajah wanita paruh baya itu. "Bukankah ini Ibu yang OG itu, kan?" tanya Aluna dengan senyum. Danita langsung menganggukkan kepala. "Ya Tuhan. Ibu, ke mana aja? Apa Ibu nggak datang ke pernikahan saya?" tanya Aluna, karena dia yakin semua orang yang ada di kantor ini sudah tahu perihal pernikahannya bersama Darren. "Oh, saya datang, Nak. Cuma saya tidak di depan, malu. Kami kan berada di belakang, jadi saya juga agak sungkan untuk maju ke depan mendekati pelaminan," ujar Danita membuat Aluna terkekeh sembari menggelengkan kepala."Ya nggak apa-apa kali, Bu. Lagian kan kita sama-sama bekerja di perusahaan Pak Darren." "Beda lah, kalau kamu sekarang sudah jadi istrinya Tuan muda. Jadi, tidak mungkin kami seb
last updateLast Updated : 2024-05-23
Read more

Bab 98 Gara-gara Opor Ayam (1)

Mendengar itu Siska kaget. Ternyata wanita paruh baya ini berani juga kepadanya. Dia tidak mau takut, walaupun memang ada karisma yang terpancar dari Danita. Tetapi Siska tidak mau dikalahkan oleh wanita tua, apalagi posisinya sebagai anak baru. "Memang kamu siapa? Kamu punya siapa di perusahaan ini? Jangan sembarangan, ya! Aku juga punya orang dalam di sini. Jadi, nanti kamu yang akan kalah jika melawanku," ujar Siska dengan percaya diri.Danita tersenyum miring. Dia pun ikut melipat tangan di depan dada, menantang Siska dengan kekesalannya. Kalau saja wanita ini tidak mengacaukan perasaannya yang membaik karena mendapat makanan dari menantunya, mungkin kejadiannya tidak akan sama. Tetapi Siska malah menumpahkan masakan pertama yang dibuat oleh menantu. Ini benar-benar membuatnya kesal. Tidak bisa lagi ditunda-tunda dan menahan semua amarah yang ada di dadanya. "Benarkah? Apa maksudmu itu Pak Andri dari divisi marketing? Benar?" Siska kaget. Dia menurunkan kedua tangan dengan waja
last updateLast Updated : 2024-05-25
Read more

Bab 99 Gara-gara Opor Ayam (2)

"Aku nggak melakukan apa pun, kok, Bu. Lagian, aku yang harus bertanya, Ibu di mana? Kenapa tidak ada di rumah? Hari ini aku pindah dan ingin tinggal dulu beberapa hari di rumah Ibu." Mendengar itu Danita langsung senang. Itu artinya dia bisa bertemu dengan menantunya setiap hari. Dia juga bisa mengorek informasi apa pun perihal Aluna. Mungkin saja Danita menjadi punya teman untuk ke mana-mana, karena sudah punya menantu yang baik hati seperti Aluna."Simpan dulu informasi itu. Pokoknya, kamu harus temui Ibu di rumah. Kalau tidak, jangan harap kamu bisa masuk ke rumah! Sebaiknya kamu tidur aja di kantor!" seru Danita, langsung menutup teleponnya. Wanita itu pun bergegas untuk pulang. Dia akan bilang kepada Pak Aman kalau dirinya tidak enak badan. Walaupun itu bohong, tetapi demi menyambut menantu barunya, tentu saja Danita akan melakukan apa pun. Sementara itu Darren mulai khawatir, takut jika Aluna sudah bertemu dengan Danita dan menceritakan apa yang terjadi di kantor. Pria itu m
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

Bab 100 Gara-gara Opor Ayam (3)

Beberapa menit kemudian Aluna pun kembali datang ke mobil itu. Tak sengaja melihat wajah sang sopir, tampak sekali berubah. Berbeda seperti sebelumnya. Pria itu tampak ingin mengatakan sesuatu, tapi ditahan.Rasa penasarannya begitu tinggi. Aluna berusaha untuk berdiam sejenak, memikirkan apa yang sebenarnya terjadi kepada sopir ini. Lalu, tak lama kemudian dia tampaknya paham apa yang sedang terjadi. Karena tidak mau sampai ada masalah lagi dan menceritakan siapa Adit yang sebenarnya. Sopir itu mengangguk-anggukkan kepala, merasa malu juga. Ternyata Aluna bisa membaca pikiran sang sopir. "Iya, Pak. Dia itu teman lama saya. Saya juga benar-benar kaget waktu dia datang menghampiri saya. Sebelumnya, bahkan saya tidak mengenalinya, kalau dia tidak menyebutkan nama," ucap Aluna yang diangguki lagi oleh sopir itu. "Oh ya. Kalau begitu apa kita mau pulang?" tanya sang sopir, karena ini sudah hampir jam 3.Sebentar lagi Darren atau Danita akan pulang. Aluna terdiam sejenak. Entah kenapa b
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status