Home / Romansa / Istri Bayaran Sang CEO / Bab 97 Kesedihan Aluna

Share

Bab 97 Kesedihan Aluna

Author: Dhesu Nurill
last update Last Updated: 2024-05-23 06:35:44

"Loh, ini bukannya sekretaris Pak Darren?" tanya seseorang membuat Aluna langsung menoleh, ternyata itu Danita yang memakai masker dengan penampilan sederhana, sama dengan OG yang sempat ditolong oleh Aluna.

Aluna menelisik penampilan wanita di depannya, lalu terfokuskan kepada wajah wanita paruh baya itu.

"Bukankah ini Ibu yang OG itu, kan?" tanya Aluna dengan senyum.

Danita langsung menganggukkan kepala.

"Ya Tuhan. Ibu, ke mana aja? Apa Ibu nggak datang ke pernikahan saya?" tanya Aluna, karena dia yakin semua orang yang ada di kantor ini sudah tahu perihal pernikahannya bersama Darren.

"Oh, saya datang, Nak. Cuma saya tidak di depan, malu. Kami kan berada di belakang, jadi saya juga agak sungkan untuk maju ke depan mendekati pelaminan," ujar Danita membuat Aluna terkekeh sembari menggelengkan kepala.

"Ya nggak apa-apa kali, Bu. Lagian kan kita sama-sama bekerja di perusahaan Pak Darren."

"Beda lah, kalau kamu sekarang sudah jadi istrinya Tuan muda. Jadi, tidak mungkin kami seb
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 98 Gara-gara Opor Ayam (1)

    Mendengar itu Siska kaget. Ternyata wanita paruh baya ini berani juga kepadanya. Dia tidak mau takut, walaupun memang ada karisma yang terpancar dari Danita. Tetapi Siska tidak mau dikalahkan oleh wanita tua, apalagi posisinya sebagai anak baru. "Memang kamu siapa? Kamu punya siapa di perusahaan ini? Jangan sembarangan, ya! Aku juga punya orang dalam di sini. Jadi, nanti kamu yang akan kalah jika melawanku," ujar Siska dengan percaya diri.Danita tersenyum miring. Dia pun ikut melipat tangan di depan dada, menantang Siska dengan kekesalannya. Kalau saja wanita ini tidak mengacaukan perasaannya yang membaik karena mendapat makanan dari menantunya, mungkin kejadiannya tidak akan sama. Tetapi Siska malah menumpahkan masakan pertama yang dibuat oleh menantu. Ini benar-benar membuatnya kesal. Tidak bisa lagi ditunda-tunda dan menahan semua amarah yang ada di dadanya. "Benarkah? Apa maksudmu itu Pak Andri dari divisi marketing? Benar?" Siska kaget. Dia menurunkan kedua tangan dengan waja

    Last Updated : 2024-05-25
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 99 Gara-gara Opor Ayam (2)

    "Aku nggak melakukan apa pun, kok, Bu. Lagian, aku yang harus bertanya, Ibu di mana? Kenapa tidak ada di rumah? Hari ini aku pindah dan ingin tinggal dulu beberapa hari di rumah Ibu." Mendengar itu Danita langsung senang. Itu artinya dia bisa bertemu dengan menantunya setiap hari. Dia juga bisa mengorek informasi apa pun perihal Aluna. Mungkin saja Danita menjadi punya teman untuk ke mana-mana, karena sudah punya menantu yang baik hati seperti Aluna."Simpan dulu informasi itu. Pokoknya, kamu harus temui Ibu di rumah. Kalau tidak, jangan harap kamu bisa masuk ke rumah! Sebaiknya kamu tidur aja di kantor!" seru Danita, langsung menutup teleponnya. Wanita itu pun bergegas untuk pulang. Dia akan bilang kepada Pak Aman kalau dirinya tidak enak badan. Walaupun itu bohong, tetapi demi menyambut menantu barunya, tentu saja Danita akan melakukan apa pun. Sementara itu Darren mulai khawatir, takut jika Aluna sudah bertemu dengan Danita dan menceritakan apa yang terjadi di kantor. Pria itu m

    Last Updated : 2024-06-02
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 100 Gara-gara Opor Ayam (3)

    Beberapa menit kemudian Aluna pun kembali datang ke mobil itu. Tak sengaja melihat wajah sang sopir, tampak sekali berubah. Berbeda seperti sebelumnya. Pria itu tampak ingin mengatakan sesuatu, tapi ditahan.Rasa penasarannya begitu tinggi. Aluna berusaha untuk berdiam sejenak, memikirkan apa yang sebenarnya terjadi kepada sopir ini. Lalu, tak lama kemudian dia tampaknya paham apa yang sedang terjadi. Karena tidak mau sampai ada masalah lagi dan menceritakan siapa Adit yang sebenarnya. Sopir itu mengangguk-anggukkan kepala, merasa malu juga. Ternyata Aluna bisa membaca pikiran sang sopir. "Iya, Pak. Dia itu teman lama saya. Saya juga benar-benar kaget waktu dia datang menghampiri saya. Sebelumnya, bahkan saya tidak mengenalinya, kalau dia tidak menyebutkan nama," ucap Aluna yang diangguki lagi oleh sopir itu. "Oh ya. Kalau begitu apa kita mau pulang?" tanya sang sopir, karena ini sudah hampir jam 3.Sebentar lagi Darren atau Danita akan pulang. Aluna terdiam sejenak. Entah kenapa b

    Last Updated : 2024-06-03
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 101 Gara-gara Opor Ayam (4)

    "Ya sudah, kalau begitu kamu istirahat dulu sebentar di sini, ya. Kalau memang ada masalah, kamu jangan sungkan cerita sama Ibu." Amalia terdiam sejenak, melihat ekspresi Aluna yang hanya terdiam sembari menunduk. Sebagai seorang Ibu, dia punya firasat kuat, kalau anaknya sedang memikirkan sesuatu. Tetapi tampaknya Aluna berusaha untuk menyembunyikan dari sang Ibu. Amalia pun tidak bisa berbuat banyak dan berharap kalau Aluna bisa menyelesaikan masalahnya dengan cepat. "Ya sudah, kalau begitu Ibu tinggal dulu, ya," ucap Amalia, setelah itu meninggalkan Aluna di kamarnya.Gadis itu memejamkan mata sembari menghela napas panjang. Akhirnya, bisa terbebas dari berbagai pertanyaan yang dilontarkan oleh ibunya. Sekarang dia bisa tenang dan berharap kalau rasa sesak dan tak enak hati ini segera hilang. Setelah itu bisa pulang ke rumah megah itu di waktu jam kerja berakhir.Sementara sang sopir dipersilakan untuk istirahat dulu di sana. Tampaknya sopir itu pula tidak bisa berbuat banyak,

    Last Updated : 2024-06-05
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 102 Gara-gara Opor Ayam (5)

    Malam telah tiba, tapi Darren belum juga menemukan Aluna. Sementara itu sang sopir pun mulai khawatir, karena sudah beranjak malam. Dia berusaha bertanya kepada Amalia, di mana Aluna berada. Tidak mau sampai menjadi masalah besar untuk dirinya juga Nyonya mudanya itu. "Sebentar, ya, Pak. Saya panggilin dulu Aluna." Amalia segera memanggil anaknya itu untuk segera pulang. Tetapi, ternyata di luar dugaan. Aluna malah menyuruh agar sopir saja yang pulang. Dia tidak apa-apa untuk tinggal di sini terlebih dahulu. "Loh, jangan seperti itu, dong, Aluna. Kalau misalkan Darren marah-marah dan sampai sopir dipecat bagaimana?" "Nggak akan, Bu. Aku yakin sopir itu nggak akan dipecat, karena dia satu-satunya orang yang tahu di mana aku berada," ucap Aluna berusaha meyakinkan Amalia, mengingat bagaimana tabiat Darren. "Tapi ....""Bu, aku mohon. Aku benar-benar butuh kesiapan untuk bertemu dengan Pak Darren. Rasanya ini butuh kesiapan mental."Padahal pernikahan ini sandiwara saja, tetapi tern

    Last Updated : 2024-06-12
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 103 Akhirnya Mengaku Salah

    Danita menautkan kedua alisnya, bingung karena tak menyangka kalau Aluna malah pulang ke rumah ibunya. Rasa takut pun tiba-tiba saja menyergap. Mungkinkah Aluna mengadukan perbuatan Darren kepada ibunya? Kalau benar, mungkin saja Danita akan kehilangan menantu baiknya ini. "Kenapa kamu pulang ke rumah ibumu? Apakah terjadi sesuatu di sana?" tanya Danita, berusaha untuk tenang.Dia tidak boleh membuat Aluna panik, bisa-bisa Danita benar-benar akan kehilangan menantu cantiknya ini. Aluna menggelengkan kepala dengan perasaan campur aduk. Dia tidak mungkin berbicara sejujurnya tentang hubungan yang terjadi antara Darren. Jadi, gadis itu pun berusaha dengan cepat mencari jawaban yang terbaik untuk sang mertua. "Jad, begini, Bu. Aku hanya kangen saja sama Ibu. Soalnya kan selama ini aku tinggal sama Ibu berdua. Aku takut kalau Ibu kesepian, jadi sengaja mampir dulu ke sana. Tahunya malah ketiduran. Maaf ya, Bu," papar Aluna, berusaha menjelaskan sebaik mungkin. Walaupun itu kebohongan,

    Last Updated : 2024-06-14
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 104 Kedekatan Menantu dan Mertua

    Dalam perjalanan ke arah kamar, Darren sebenarnya gengsi untuk meminta maaf kepada Aluna perihal ini. Tetapi mengingat perkataan ibunya, memang ada benarnya. Kalau misalkan Aluna sampai meninggalkan atau terjadi sesuatu yang buruk kepada Aluna, maka dia sendiri yang akan repot. Apalagi jika gadis itu menjauh, mungkin semua rencana yang akan dia lakukan berakhir sia-sia. Jadi, sang pria pun memilih untuk pergi saja dan meminta maaf kepada Aluna. Saat pintu kamar dibuka, Aluna terkesiap. Kala itu sang gadis sedang duduk di kamar, menunggu panggilan untuk makan malam. Dia tidak berani turun sebab masih malu perihal tadi. Aluna tampak ketakutan mendapati Darren sudah ada di kamar. Pria itu masih berdiri di sana. Lalu, tak lama kemudian menutup pintu. Darren berjalan pelan mendekat kepada Aluna, membuat jantung wanita itu bergetar dengan sangat kencang. Takut kalau sang pria marah-marah kepadanya sebab kejadian hari ini. Lalu, tak lama kemudian, dia mendapati sepatu sang pria sudah ada d

    Last Updated : 2024-06-17
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 105 Jaga Ucapanmu!

    "Maaf, Bu. Aku izin ke toilet sebentar," ucap Aluna memilih untuk pergi dari sana.Rasanya air matanya akan kembali menetes jika mendengar perkataan Darren. Harusnya pria itu belajar dari kesalahannya tadi, tapi malah kembali mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya. Kepergian Aluna membuat Danita kesal. Dia menggeram. Lalu, mendekat kepada Darren. "Bisakah kamu tidak mengatakan hal-hal yang buat istrimu tersinggung?" "Hah, memang aku salah apa?" "Dasar pria tua! Kamu itu memang benar-benar harus belajar bagaimana memahami perasaan wanita, ya?!" seru Danita, membuat Darren melotot. Setelah beberapa bulan lamanya, akhirnya sebutan pria tua itu kembali menempel kepadanya. Padahal biasanya Aluna yang mengatakan itu, tetapi sekarang ibunya ikut-ikutan mengatainya. "Ibu, apaan sih?! Kenapa mengatai aku seperti itu?" "Memang benar, kan? Masih untung ada yang mau menikah denganmu, tapi kamu malah mengatakan hal seperti itu." "Emangnya aku salah apa?" "Jaga ucapanmu! Sudah bagus A

    Last Updated : 2024-06-24

Latest chapter

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 154 Manusia Transparan

    Aroma makanan yang menyerang itu membuat rasa lapar semakin menjadi. Bahkan suara perutnya terdengar. Gadis itu meringis sembari memegangi perut. Kalau sudah begini, apakah dia harus menyerah untuk keluar? Tetapi bagaimana kalau ternyata benar Darren ada di sana? Yang ada dia gengsi dan malu sendiri, sebab tahu kalau dirinya kabur tanpa pamit kepada bosnya. Bagaimanapun Darren itu adalah bosnya sendiri. Pasti akan ada kata-kata yang membuat Aluna kembali merasa sakit hati, tapi kalau diam saja pun dia pasti akan kelaparan dan entah sampai jam berapa pria itu akan ada di sini. Darren melihat ke sekitar, berharap kalau Aluna datang. Tetapi tidak juga keluar. Dia berbisik kepada mertuanya, apakah rencana yang tadi itu berhasil atau tidak."Aluna belum keluar, Bu?" tanya Darren memastikan."Sudah tenang aja, sebaiknya kamu makan, ya?" Amalia terlihat santai.Dia malah menyendokan makanan di piring menantunya. Sebab Amalia mengatakan kalau Aluna pasti akan keluar. Entah cepat atau lambat

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 153 Taktik Amalia

    Entah berapa lama Aluna menunggu di kamar. Tetapi dia kesel dan juga lapar kalau terus-terusan berada di kamar. Masalahnya gadis itu tidak mendengar suara mobil Darren menjauh, artinya sang suami masih ada di sini.Kalau begitu, dia terjebak di kamar dan tidak bisa ke mana-mana. Lalu, bagaimana dengan urusan perut? Cacing-cacing yang ada di perutnya juga sudah protes untuk diberi makan.Gadis itu mencoba mencari sesuatu di kamarnya, mungkin saja ada camilan atau setidaknya permen yang bisa dikunyah. Tetapi tak ada, sejak pernikahan dirinya kamar ini sudah benar-benar dibersihkan oleh ibunya dan yang tertinggal hanya barang-barang milik pribadi. Gadis itu menghela napas pelan, tak tahu apa yang harus dilakukan kalau sudah begini. Sementara itu Amalia saat ini sedang sibuk di dapur. Dia berusaha untuk memasak apa pun yang spesial untuk menantunya, karena dia juga tahu mana mungkin Aluna kuat seharian di kamar, apalagi kalau sampai mencium aroma masakan sang wanita.Mana mungkin Aluna b

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab152 Prestasi bagi Darren

    Amalia pun tidak bisa mengelak lagi kalau Darren sudah mengatakan hal seperti itu. Dengan senyuman tulus Amalia menganggukkan kepala, tetapi tidak mengatakan kalau Aluna ada di sini.Wanita paruh baya itu memberikan isyarat kepada Darren dengan menganggukan kepala dan mengacuhkan jari jempol ke arah kamar Aluna. Seketika pria itu tersenyum. Dia mengerti apa yang dikatakan oleh Amalia. Dengan suara pelan Amalia pun memberikan wejangan kepada menantunya itu. "Sepertinya dia masih merajuk. Kalau kamu mau, tunggu saja sampai sore di sini. Ibu akan siapkan kamar lagi di sini, kalau perlu kamu menginap saja. Lagi pula Aluna mana mungkin bisa tahan seharian di kamar. Bagaimana?"Mendengar itu Darren terdiam. Dia benar-benar takut dengan apa yang dikatakan oleh mertuanya. Pria itu pikir Amalia akan marah besar karena tahu mereka bertengkar. Padahal baru dua hari menjadi suami istri, tapi semua di luar dugaan. Amalia bahkan begitu bijak memberikan solusi terbaik. "Ibu tidak akan ikut campur

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 151 Mencari Aluna (2)

    "Kamu mau makan sesuatu?" tanya Amalia saat melihat Aluna yang hanya berdiam diri."Tidak, Bu. Aku hanya istirahat sebentar, kok," ucap gadis itu. "Ya, sudah kalau begitu. Sebaiknya kamu ke kamar saja." Aluna setuju. Mungkin memang sebaiknya dia menjernihkan pikiran sebentar di dalam kamar, tempat ternyaman yang tidak ada siapapun mengganggu. Baru juga 10 menit wanita itu tiduran di kamar, tiba-tiba saja suara deru mobil terparkir di depan rumah Amalia. Sang wanita paruh baya langsung melihat dan yang keluar dari mobil ternyata Darren. Dengan cepat wanita itu menyambut kedatangan menantunya."Nak Darren? Tumben ke sini? Memang sudah pulang kerja?" tanya Amalia.Sebenarnya dia hanya basa-basi, sebab tahu kalau menantunya ini pasti akan menjemput Aluna. Tetapi dia tidak mau ikut campur terlalu jauh. Kalaupun memang ada masalah, biarkan saja seperti ini. Lagi pula mereka sudah berumah tangga, hal yang wajar jika ada pertengkaran kecil. Berharap ini tidak akan membuat hubungan mereka m

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 150 Mencari Aluna (1)

    "Baiklah, Bu. Aku tidak akan menginap Aku hanya ingin istirahat di sini aja, boleh?" tanya Aluna, akhirnya memilih untuk mengalah. Dia tidak mau membuat ibunya semakin kepikiran. Aluna yakin, ibunya pasti mengatakan hal itu untuk meminimalisir pertengkaran antara dirinya dan Darren. Bisa gawat juga kalau Danita bertengkar dengan Amalia karena mengizinkan seorang menantu kabur dari rumah mertua tanpa mengatakan apa-apa. "Baiklah kalau begitu. Sebaiknya kamu duduk saja dulu. Istirahatlah sebisanya. Setelah itu kamu kembali kepada suamimu, ya?" ucap Amalia yang membuat Aluna hanya bisa terdiam. Tampaknya sekarang dia harus mencari tempat persembunyian yang sekiranya tidak akan diketahui oleh siapa pun, terutama Darren. Karena kalau dia pergi ke rumah ibunya ataupun bersama dengan Alika, itu pasti akan mudah sekali terbaca oleh Darren. Gadis itu menghela napas panjang dan memilih untuk menyandarkan punggung. Dia akan istirahat dan menenangkan pikiran dulu, sampai benar-benar tahu baga

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 149 Bersembunyi

    Sudah 10 menit berlalu, tapi tidak ada kabar dari Aluna. Darren mulai uring-uringan. Dia sudah berusaha untuk meminta Alika mencari Aluna, sayangnya belum juga ketemu. Kalau sudah begini maka kejadiannya akan benar-benar membuat Darren bahaya. Bagaimana kalau Danita tahu kejadian tadi? Bisa-bisa dia akan dimarahi habis-habisan, lebih parahnya warisan yang seharusnya milik Darren akan dibekukan. Membayangkannya saja membuat Darren tak kuasa, apalagi kalau jadi kenyataan. Darren mengerang dan mengacak-ngacak rambut yang sudah disusun rapi. "Ah, sial! Kalau sudah begini, aku harus turun tangan sendiri," ucap pria itu. Dia pun tidak mau menunggu kabar dari Alika ataupun Amarudin, dia akan mencari Aluna bagaimanapun caranya Darren harus bertemu dengan Aluna dan membawa gadis itu pulang. Sementara itu, Aluna sama sekali tidak kembali ke kantor dan memilih untuk pulang ke rumah ibunya. Dia akan berusaha untuk terlihat baik-baik saja di depan ibunya, berharap kalau di sana mendapat ketenang

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 148 Bahan Gosip

    "Lo tahu ngga? Tadi itu Bu Aluna keluar dari ruangan Pak Darren dengan wajah marah. Terus tak lama kemudian Pak Darren juga keluar, dia malah kebingungan." Tak sengaja Alika mendengar pembicaraan salah satu rekan kerjanya yang tempat duduknya bersebelahan dengan dia. Sontak Alika pun menoleh dengan alis saling bertautan. "Tunggu, tunggu, tunggu! Kalian berdua lagi ngomongin apa?" tanya Alika membuat kedua wanita itu langsung menoleh. "Ini temen lo tuh, Aluna. Katanya udah keluar dari kantor Pak Darren dengan wajah marah. Apa mereka bertengkar, ya?" tanya salah satu di antara mereka kepada Alika, membuat sang gadis kaget. "Salah lihat kali," ucap Alika, karena nggak mau sampai salah bicara atau diam saja. Takut jika rekan-rekan kerjanya berpikiran macam-macam terhadap dua orang itu. "Mana mungkin salah lihat! Orang gue lihat sendiri, kok," timpal salah satunya yang sedang berdiri. "Bu Aluna kan teman lo, apa nggak sebaiknya lo cari tahu? Jangan-jangan mereka sedang bertengkar ata

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab147 Salah Ucap

    Darren dan Aluna saling pandang. Pria itu tampaknya benar-benar baru sadar apa yang sudah dikatakannya barusan. Apalagi melihat Aluna yang marah dengan wajah memerah, dia itu juga melihat kalau sang gadis mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Ini bahaya. Jika seorang Aluna bisa marah seperti ini, artinya dia sudah keterlaluan mengatakan hal tadi. "Aluna, dengarkan aku dulu. Tadi itu--" "Nggak, Pak. Cukup! Saya sudah mengerti. Bapak menilai saya serendah itu. Padahal Bapak sendiri yang membuat aturan, tapi Bapak yang melanggarnya. Harusnya Bapak sadar, kalau bukan karena saya mungkin saat ini Bapak masih dikejar-kejar untuk mencari jodoh." "Iya, aku tadi salah. Aku benar-benar minta maaf dan tidak sengaja mengatakan itu." "Tidak sengaja, Pak? Bapak spontan mengatakan itu sambil tertawa. Itu membuat harga diri saya diinjak-injak." "Loh, aku tidak menginjak harga dirimu. Aku benar-benar menghormatimu, bahkan aku khawatir terjadi sesuatu kepadamu. Sampai mencari ke mana-mana."Al

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab146 Bapak Pikir Lucu?!

    Darren langsung memundurkan tubuhnya, tapi dia masih menatap gadis itu dengan tajam. Entah kenapa reaksi yang diberikan oleh Darren membuat Aluna ketakutan sendiri. Mungkinkah pria itu tahu kalau dirinya tidak ada di pantry saat itu. "Jangan bohong! Aku tadi ke pantry dan tidak ada siapa-siapa." Seketika Aluna hanya bisa terdiam, suaranya tidak keluar sama sekali menandakan kalau dirinya benar-benar sudah terpojok. Gadis itu merutuki diri, tapi juga tidak tahu harus berbuat apa-apa. Sebab dirinya malu jika berhadapan dengan Darren. Saat ini saja kalau Darren tidak memberikan ekspresi marah, mungkin kelebatan saat mereka melakukan adegan ciuman itu akan kembali terulang. "Katakan, Aluna. Kenapa kamu menghindariku? Apa gara-gara aku menciummu?"Tubuh Aluna menegang. Wajahnya saat ini benar-benar memerah. Haruskah Darren mengatakan hal seperti itu di depan gadis yang belum pernah tersentuh oleh pria manapun? Ini memalukan untuk Aluna. Gadis itu sampai menunduk karena malu. Melihat r

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status