Home / Romansa / Istri Bayaran Sang CEO / Bab 104 Kedekatan Menantu dan Mertua

Share

Bab 104 Kedekatan Menantu dan Mertua

Author: Dhesu Nurill
last update Last Updated: 2024-06-17 09:20:44

Dalam perjalanan ke arah kamar, Darren sebenarnya gengsi untuk meminta maaf kepada Aluna perihal ini. Tetapi mengingat perkataan ibunya, memang ada benarnya. Kalau misalkan Aluna sampai meninggalkan atau terjadi sesuatu yang buruk kepada Aluna, maka dia sendiri yang akan repot. Apalagi jika gadis itu menjauh, mungkin semua rencana yang akan dia lakukan berakhir sia-sia. Jadi, sang pria pun memilih untuk pergi saja dan meminta maaf kepada Aluna.

Saat pintu kamar dibuka, Aluna terkesiap. Kala itu sang gadis sedang duduk di kamar, menunggu panggilan untuk makan malam. Dia tidak berani turun sebab masih malu perihal tadi. Aluna tampak ketakutan mendapati Darren sudah ada di kamar.

Pria itu masih berdiri di sana. Lalu, tak lama kemudian menutup pintu. Darren berjalan pelan mendekat kepada Aluna, membuat jantung wanita itu bergetar dengan sangat kencang. Takut kalau sang pria marah-marah kepadanya sebab kejadian hari ini. Lalu, tak lama kemudian, dia mendapati sepatu sang pria sudah ada d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Addey Doll
mana bab seterusnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 105 Jaga Ucapanmu!

    "Maaf, Bu. Aku izin ke toilet sebentar," ucap Aluna memilih untuk pergi dari sana.Rasanya air matanya akan kembali menetes jika mendengar perkataan Darren. Harusnya pria itu belajar dari kesalahannya tadi, tapi malah kembali mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya. Kepergian Aluna membuat Danita kesal. Dia menggeram. Lalu, mendekat kepada Darren. "Bisakah kamu tidak mengatakan hal-hal yang buat istrimu tersinggung?" "Hah, memang aku salah apa?" "Dasar pria tua! Kamu itu memang benar-benar harus belajar bagaimana memahami perasaan wanita, ya?!" seru Danita, membuat Darren melotot. Setelah beberapa bulan lamanya, akhirnya sebutan pria tua itu kembali menempel kepadanya. Padahal biasanya Aluna yang mengatakan itu, tetapi sekarang ibunya ikut-ikutan mengatainya. "Ibu, apaan sih?! Kenapa mengatai aku seperti itu?" "Memang benar, kan? Masih untung ada yang mau menikah denganmu, tapi kamu malah mengatakan hal seperti itu." "Emangnya aku salah apa?" "Jaga ucapanmu! Sudah bagus A

    Last Updated : 2024-06-24
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 106 Tabir Tentang Darren

    "Tidak apa-apa, Bu. Pa ... em, Mas Darren ada benarnya juga. Seharusnya aku tidak melakukan ini. Maaf, karena belum bisa mengikuti aturan rumah ini," ujar Aluna.Danita kaget mendengar menantunya berbicara seperti itu. Bahkan, Aluna sampai membungkuk beberapa kali, membuat sang wanita merasa bersalah dan malu."Loh, tidak, Sayang. Kamu gak salah apa-apa. Lagian, aturan apa? Kamu bebas melakukan apa saja di sini, termasuk masak dan aktivitas dapur lainnya. Kamu jangan dengarkan pria tua itu."Darren yang sebelumnya menunduk pun langsung tersentak mendengar dirinya disebut pria tua."Bu!""Diam!"Seketika Darren terkesiap. Ada raut ketakutan di wajah sang pria."Kamu memang sudah tua, tapi kelakuan seperti anak TK. Berpikirlah dewasa, Darren. Istrimu ini baik. Biarkan saja dia melakukan apa yang dimau. Selama itu baik dan tidak membahayakan, jangan halangi. Aneh kamu ini, punya istri baik malah dimarahi."Darren baru saja membuka mulut untuk membela diri, tapi kembali disela oleh ibunya

    Last Updated : 2024-07-29
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 107 Permintaan Sulit

    Sekali lagi Danita memegang tangan Aluna dengan kuat. Kali ini, Aluna merasakan sesuatu yang menjalar. Seperti sebuah energi kuat yang berhasil Danita salurkan padanya."Janji kamu tidak akan tinggalkan Darren, apa pun yang terjadi."Aluna tersentak. Tubuhnya tiba-tiba saja menegang di tempat dengan pemikiran yang bercampur aduk.Bagaimana bisa dia berjanji seperti itu? Sementara, dia hanya punya waktu 3 tahun untuk bertahan dengan Darren. Itu pun dia pasti susah payah untuk bertahan dengan sang pria. Apalagi jika harus hidup selamanya bersama Darren? Akan seperti apa Aluna nanti?Melihat Aluna yang hanya diam saja, Danita tahu apa jawabannya. Pasti sangat berat untuk Aluna hidup bersama dengan Darren. Tetapi, Danita tidak bisa membiarkan anaknya hidup sendiri di sisa hidupnya.Apalagi jika diperdaya oleh wanita yang salah.Genggaman di tangan Aluna mengendur, sang gadis pun merasakan itu. Dia menoleh pada Danita, merasa sangat bersalah kala melihat wajah sang wanita paruh baya murung

    Last Updated : 2024-08-31
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 108 Jadi Aneh

    Malam hari setelah makan malam, Aluna memilih untuk langsung ke kamar. Dia belum terbiasa dengan tempat ini. Ditambah, tadi sempat bertengkar dengan Darren. Jadi, dia pun berharap semua akan baik-baik saja. Setidaknya, tidur malam ini nyenyak sebelum besok menghadapi kenyataan.Suara derit pintu membuat tubuh Aluna menegang. Dia hampir saja terlelap, tapi harus kembali tertarik ke alam sadar kala mendengar suara pintu.Langkah pasti terdengar, ditambah, kasur sebelah terasa ada pergerakan. Sudah dipastikan kalau itu adalah Darren.Sang pria melihat Aluna yang berbaring. Dalam hati sudah tidak sabar untuk bertanya perihal kejadian hari ini, termasuk kecurigaannya. Tetapi, bagaimana kalau Aluna sudah tidur? Begitu isi pikiran sang pria.Belum lagi, ini kali pertama mereka tidur satu ranjang. Aluna juga menyadari itu. Dia bahkan berusaha menahan diri sebab jantungnya berdetak dengan sangat kencang.Bukan, bukan karena ada perasaan. Tetapi, Aluna takut kalau Darren macam-macam padanya.Me

    Last Updated : 2024-09-05
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 109 Saya Tidak Seburuk Itu

    "Aku mau bicara serius," ucap Darren, membuat Aluna terdiam. Sesekali mengerjapkan mata."Kalau nanti saja di kantor, gimana?"Derren berdecak sembari mengusap kepalanya dengan kasar. Gadis ini dimintai untuk berbicara malah pakai acara tawar-menawar segala. "Tidak mau! Kalau di kantor beda lagi. Aku harus jaga sikap dan terlihat mesra denganmu, kan?" ucap Darren, membuat Aluna terdiam. Dia sampai lupa dengan perannya sebagai istri bayaran."Lalu, apalagi yang ingin Bapak katakan? Kalau memang ingin berbicara, bicara saja," ucap Aluna, sembari membereskan isi tas kerjanya. Dia belum beres-beres, bahkan sampai ke tas kerjanya pun tak tersentuh sama sekali.Darren yang tidak suka dengan sikap Aluna yang seolah tak acuh kepadanya. Padahal sudah jelas kalau dirinya akan berbicara serius dengan gadis itu, tetapi Aluna malah sibuk dengan kegiatannya sendiri. "Bisakah kamu berhenti melakukan hal itu?! Aku sedang berbicara serius denganmu." Suara Darren berhasil membuat Aluna terkesiap.

    Last Updated : 2024-09-07
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 110 Dipilihkasihkan

    "Halo, Sayang," ucap Danita saat melihat Aluna dan Darren turun dari tangga.Darren yang ada di belakang Aluna pun menautkan kedua alis. "Ibu menyapa aku atau Aluna?" tanya Darren dengan polos, membuat kedua wanita berbeda usia itu menoleh. Danita menatap tajam anaknya sembari mendengkus kesal. "Tentu saja Ibu menyapa menantu Ibu. Untuk apa Ibu menanya kamu yang sudah menyakiti menantu Ibu?!" seru Danita, membuat Darren terkesiap dan hanya bisa berdiam diri saja. Ini sungguh di luar dugaan. Dulu sebelum ada Aluna, Danita memang sering marah-marah dan terus menegurnya. Tetapi baru juga satu hari Aluna di sini, dia sudah seperti anak tiri bagi Danita. Sungguh tidak adil."Ayo, Aluna. Duduk, Ibu sudah membuatkan makanan yang enak. Ini buatan Ibu sendiri, loh," ujar Danita dengan antusias. Aluna melihat makanan ini, benar-benar bertemakan western. Entah bagaimana, apakah dia bisa memakannya? Sementara setiap hari makanannya terus dicicipi dengan makanan-makanan khas Indonesia. "Wah,

    Last Updated : 2024-09-08
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 111 Sepiring Omelet

    Derren hanya bisa diam saja, tak tahu harus mengatakan apa. Sebab yang dikatakan Danita benar. Saat ini dia mengakui kalau Aluna baik. Bahkan mau membuatkan sarapan untuknya, meskipun dia tidak tahu apakah ini sandiwara atau tidak. Yang pasti, dia terselamatkan karena bisa mengganjal perutnya di pagi hari sebelum memulai aktivitas. Tak lama kemudian Aluna pun memberikan omelet untuk suaminya. Dia tidak mengatakan apa-apa, hanya menyediakan dan menyodorkan minuman.Danita menunggu reaksi Darren, seperti menonton sebuah kisah romansa dari pengantin baru yang baru saja saling mengenal. Darren terdiam melihat dua wanita itu yang melihatnya. "Kenapa kalian melihatku? Ayo, makan saja! Tidak usah hiraukan aku!" seru Darren, merasa kesal. Danita mencebik. Dia lalu mempersilakan Aluna untuk kembali duduk dan menikmati makanan yang sudah dibuat olehnya. Saat Danita dan Aluna mulai menyantap makanan, mereka sempat diselingi tawa dan juga obrolan. Sementara Darren hanya bisa menatap omelet it

    Last Updated : 2024-09-10
  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 112 Aluna Mulai Berani

    Darren dan Aluna pergi bersama memakai mobil yang sama pula. Selama perjalanan Aluna memilih untuk diam dan melihat ke arah luar jendela. Dia sama sekali tidak mau terlibat obrolan bersama Darren, apalagi hanya berdua seperti ini. Di rumah mertua saja Darren berani mengatakan hal-hal yang buruk, apalagi jika tidak ada siapa-siapa. Sementara itu Darren masih memikirkan perihal perkataan Aluna di kamar, saat gadis itu menjamin tidak mengadu perihal perlakuannya selama ini atau balas dendam atas perlakuan selama ini kepada Darren. Apalagi ibunya sudah meminta cucu. Padahal pernikahan mereka hanya beberapa tahun saja. Memikirkan itu membuat Darren merasa pusing sendiri. Sang pria sampai memijat kepalanya yang berdenyut nyeri. "Apa kamu tadi menganggap serius pertanyaan Ibu?" tanya Darren tiba-tiba, membuat Maura menoleh. Gadis itu menautkan kedua alis. Dia pikir sang pria tidak memikirkan perkataan tadi, tapi ternyata malah bertanya seperti ini, membuat Aluna malu dan bingung bersamaan

    Last Updated : 2024-09-17

Latest chapter

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 154 Manusia Transparan

    Aroma makanan yang menyerang itu membuat rasa lapar semakin menjadi. Bahkan suara perutnya terdengar. Gadis itu meringis sembari memegangi perut. Kalau sudah begini, apakah dia harus menyerah untuk keluar? Tetapi bagaimana kalau ternyata benar Darren ada di sana? Yang ada dia gengsi dan malu sendiri, sebab tahu kalau dirinya kabur tanpa pamit kepada bosnya. Bagaimanapun Darren itu adalah bosnya sendiri. Pasti akan ada kata-kata yang membuat Aluna kembali merasa sakit hati, tapi kalau diam saja pun dia pasti akan kelaparan dan entah sampai jam berapa pria itu akan ada di sini. Darren melihat ke sekitar, berharap kalau Aluna datang. Tetapi tidak juga keluar. Dia berbisik kepada mertuanya, apakah rencana yang tadi itu berhasil atau tidak."Aluna belum keluar, Bu?" tanya Darren memastikan."Sudah tenang aja, sebaiknya kamu makan, ya?" Amalia terlihat santai.Dia malah menyendokan makanan di piring menantunya. Sebab Amalia mengatakan kalau Aluna pasti akan keluar. Entah cepat atau lambat

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 153 Taktik Amalia

    Entah berapa lama Aluna menunggu di kamar. Tetapi dia kesel dan juga lapar kalau terus-terusan berada di kamar. Masalahnya gadis itu tidak mendengar suara mobil Darren menjauh, artinya sang suami masih ada di sini.Kalau begitu, dia terjebak di kamar dan tidak bisa ke mana-mana. Lalu, bagaimana dengan urusan perut? Cacing-cacing yang ada di perutnya juga sudah protes untuk diberi makan.Gadis itu mencoba mencari sesuatu di kamarnya, mungkin saja ada camilan atau setidaknya permen yang bisa dikunyah. Tetapi tak ada, sejak pernikahan dirinya kamar ini sudah benar-benar dibersihkan oleh ibunya dan yang tertinggal hanya barang-barang milik pribadi. Gadis itu menghela napas pelan, tak tahu apa yang harus dilakukan kalau sudah begini. Sementara itu Amalia saat ini sedang sibuk di dapur. Dia berusaha untuk memasak apa pun yang spesial untuk menantunya, karena dia juga tahu mana mungkin Aluna kuat seharian di kamar, apalagi kalau sampai mencium aroma masakan sang wanita.Mana mungkin Aluna b

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab152 Prestasi bagi Darren

    Amalia pun tidak bisa mengelak lagi kalau Darren sudah mengatakan hal seperti itu. Dengan senyuman tulus Amalia menganggukkan kepala, tetapi tidak mengatakan kalau Aluna ada di sini.Wanita paruh baya itu memberikan isyarat kepada Darren dengan menganggukan kepala dan mengacuhkan jari jempol ke arah kamar Aluna. Seketika pria itu tersenyum. Dia mengerti apa yang dikatakan oleh Amalia. Dengan suara pelan Amalia pun memberikan wejangan kepada menantunya itu. "Sepertinya dia masih merajuk. Kalau kamu mau, tunggu saja sampai sore di sini. Ibu akan siapkan kamar lagi di sini, kalau perlu kamu menginap saja. Lagi pula Aluna mana mungkin bisa tahan seharian di kamar. Bagaimana?"Mendengar itu Darren terdiam. Dia benar-benar takut dengan apa yang dikatakan oleh mertuanya. Pria itu pikir Amalia akan marah besar karena tahu mereka bertengkar. Padahal baru dua hari menjadi suami istri, tapi semua di luar dugaan. Amalia bahkan begitu bijak memberikan solusi terbaik. "Ibu tidak akan ikut campur

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 151 Mencari Aluna (2)

    "Kamu mau makan sesuatu?" tanya Amalia saat melihat Aluna yang hanya berdiam diri."Tidak, Bu. Aku hanya istirahat sebentar, kok," ucap gadis itu. "Ya, sudah kalau begitu. Sebaiknya kamu ke kamar saja." Aluna setuju. Mungkin memang sebaiknya dia menjernihkan pikiran sebentar di dalam kamar, tempat ternyaman yang tidak ada siapapun mengganggu. Baru juga 10 menit wanita itu tiduran di kamar, tiba-tiba saja suara deru mobil terparkir di depan rumah Amalia. Sang wanita paruh baya langsung melihat dan yang keluar dari mobil ternyata Darren. Dengan cepat wanita itu menyambut kedatangan menantunya."Nak Darren? Tumben ke sini? Memang sudah pulang kerja?" tanya Amalia.Sebenarnya dia hanya basa-basi, sebab tahu kalau menantunya ini pasti akan menjemput Aluna. Tetapi dia tidak mau ikut campur terlalu jauh. Kalaupun memang ada masalah, biarkan saja seperti ini. Lagi pula mereka sudah berumah tangga, hal yang wajar jika ada pertengkaran kecil. Berharap ini tidak akan membuat hubungan mereka m

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 150 Mencari Aluna (1)

    "Baiklah, Bu. Aku tidak akan menginap Aku hanya ingin istirahat di sini aja, boleh?" tanya Aluna, akhirnya memilih untuk mengalah. Dia tidak mau membuat ibunya semakin kepikiran. Aluna yakin, ibunya pasti mengatakan hal itu untuk meminimalisir pertengkaran antara dirinya dan Darren. Bisa gawat juga kalau Danita bertengkar dengan Amalia karena mengizinkan seorang menantu kabur dari rumah mertua tanpa mengatakan apa-apa. "Baiklah kalau begitu. Sebaiknya kamu duduk saja dulu. Istirahatlah sebisanya. Setelah itu kamu kembali kepada suamimu, ya?" ucap Amalia yang membuat Aluna hanya bisa terdiam. Tampaknya sekarang dia harus mencari tempat persembunyian yang sekiranya tidak akan diketahui oleh siapa pun, terutama Darren. Karena kalau dia pergi ke rumah ibunya ataupun bersama dengan Alika, itu pasti akan mudah sekali terbaca oleh Darren. Gadis itu menghela napas panjang dan memilih untuk menyandarkan punggung. Dia akan istirahat dan menenangkan pikiran dulu, sampai benar-benar tahu baga

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 149 Bersembunyi

    Sudah 10 menit berlalu, tapi tidak ada kabar dari Aluna. Darren mulai uring-uringan. Dia sudah berusaha untuk meminta Alika mencari Aluna, sayangnya belum juga ketemu. Kalau sudah begini maka kejadiannya akan benar-benar membuat Darren bahaya. Bagaimana kalau Danita tahu kejadian tadi? Bisa-bisa dia akan dimarahi habis-habisan, lebih parahnya warisan yang seharusnya milik Darren akan dibekukan. Membayangkannya saja membuat Darren tak kuasa, apalagi kalau jadi kenyataan. Darren mengerang dan mengacak-ngacak rambut yang sudah disusun rapi. "Ah, sial! Kalau sudah begini, aku harus turun tangan sendiri," ucap pria itu. Dia pun tidak mau menunggu kabar dari Alika ataupun Amarudin, dia akan mencari Aluna bagaimanapun caranya Darren harus bertemu dengan Aluna dan membawa gadis itu pulang. Sementara itu, Aluna sama sekali tidak kembali ke kantor dan memilih untuk pulang ke rumah ibunya. Dia akan berusaha untuk terlihat baik-baik saja di depan ibunya, berharap kalau di sana mendapat ketenang

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 148 Bahan Gosip

    "Lo tahu ngga? Tadi itu Bu Aluna keluar dari ruangan Pak Darren dengan wajah marah. Terus tak lama kemudian Pak Darren juga keluar, dia malah kebingungan." Tak sengaja Alika mendengar pembicaraan salah satu rekan kerjanya yang tempat duduknya bersebelahan dengan dia. Sontak Alika pun menoleh dengan alis saling bertautan. "Tunggu, tunggu, tunggu! Kalian berdua lagi ngomongin apa?" tanya Alika membuat kedua wanita itu langsung menoleh. "Ini temen lo tuh, Aluna. Katanya udah keluar dari kantor Pak Darren dengan wajah marah. Apa mereka bertengkar, ya?" tanya salah satu di antara mereka kepada Alika, membuat sang gadis kaget. "Salah lihat kali," ucap Alika, karena nggak mau sampai salah bicara atau diam saja. Takut jika rekan-rekan kerjanya berpikiran macam-macam terhadap dua orang itu. "Mana mungkin salah lihat! Orang gue lihat sendiri, kok," timpal salah satunya yang sedang berdiri. "Bu Aluna kan teman lo, apa nggak sebaiknya lo cari tahu? Jangan-jangan mereka sedang bertengkar ata

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab147 Salah Ucap

    Darren dan Aluna saling pandang. Pria itu tampaknya benar-benar baru sadar apa yang sudah dikatakannya barusan. Apalagi melihat Aluna yang marah dengan wajah memerah, dia itu juga melihat kalau sang gadis mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Ini bahaya. Jika seorang Aluna bisa marah seperti ini, artinya dia sudah keterlaluan mengatakan hal tadi. "Aluna, dengarkan aku dulu. Tadi itu--" "Nggak, Pak. Cukup! Saya sudah mengerti. Bapak menilai saya serendah itu. Padahal Bapak sendiri yang membuat aturan, tapi Bapak yang melanggarnya. Harusnya Bapak sadar, kalau bukan karena saya mungkin saat ini Bapak masih dikejar-kejar untuk mencari jodoh." "Iya, aku tadi salah. Aku benar-benar minta maaf dan tidak sengaja mengatakan itu." "Tidak sengaja, Pak? Bapak spontan mengatakan itu sambil tertawa. Itu membuat harga diri saya diinjak-injak." "Loh, aku tidak menginjak harga dirimu. Aku benar-benar menghormatimu, bahkan aku khawatir terjadi sesuatu kepadamu. Sampai mencari ke mana-mana."Al

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab146 Bapak Pikir Lucu?!

    Darren langsung memundurkan tubuhnya, tapi dia masih menatap gadis itu dengan tajam. Entah kenapa reaksi yang diberikan oleh Darren membuat Aluna ketakutan sendiri. Mungkinkah pria itu tahu kalau dirinya tidak ada di pantry saat itu. "Jangan bohong! Aku tadi ke pantry dan tidak ada siapa-siapa." Seketika Aluna hanya bisa terdiam, suaranya tidak keluar sama sekali menandakan kalau dirinya benar-benar sudah terpojok. Gadis itu merutuki diri, tapi juga tidak tahu harus berbuat apa-apa. Sebab dirinya malu jika berhadapan dengan Darren. Saat ini saja kalau Darren tidak memberikan ekspresi marah, mungkin kelebatan saat mereka melakukan adegan ciuman itu akan kembali terulang. "Katakan, Aluna. Kenapa kamu menghindariku? Apa gara-gara aku menciummu?"Tubuh Aluna menegang. Wajahnya saat ini benar-benar memerah. Haruskah Darren mengatakan hal seperti itu di depan gadis yang belum pernah tersentuh oleh pria manapun? Ini memalukan untuk Aluna. Gadis itu sampai menunduk karena malu. Melihat r

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status