Home / Romansa / Istri Bayaran Sang CEO / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Istri Bayaran Sang CEO: Chapter 111 - Chapter 120

148 Chapters

Bab 111 Sepiring Omelet

Derren hanya bisa diam saja, tak tahu harus mengatakan apa. Sebab yang dikatakan Danita benar. Saat ini dia mengakui kalau Aluna baik. Bahkan mau membuatkan sarapan untuknya, meskipun dia tidak tahu apakah ini sandiwara atau tidak. Yang pasti, dia terselamatkan karena bisa mengganjal perutnya di pagi hari sebelum memulai aktivitas. Tak lama kemudian Aluna pun memberikan omelet untuk suaminya. Dia tidak mengatakan apa-apa, hanya menyediakan dan menyodorkan minuman.Danita menunggu reaksi Darren, seperti menonton sebuah kisah romansa dari pengantin baru yang baru saja saling mengenal. Darren terdiam melihat dua wanita itu yang melihatnya. "Kenapa kalian melihatku? Ayo, makan saja! Tidak usah hiraukan aku!" seru Darren, merasa kesal. Danita mencebik. Dia lalu mempersilakan Aluna untuk kembali duduk dan menikmati makanan yang sudah dibuat olehnya. Saat Danita dan Aluna mulai menyantap makanan, mereka sempat diselingi tawa dan juga obrolan. Sementara Darren hanya bisa menatap omelet it
last updateLast Updated : 2024-09-10
Read more

Bab 112 Aluna Mulai Berani

Darren dan Aluna pergi bersama memakai mobil yang sama pula. Selama perjalanan Aluna memilih untuk diam dan melihat ke arah luar jendela. Dia sama sekali tidak mau terlibat obrolan bersama Darren, apalagi hanya berdua seperti ini. Di rumah mertua saja Darren berani mengatakan hal-hal yang buruk, apalagi jika tidak ada siapa-siapa. Sementara itu Darren masih memikirkan perihal perkataan Aluna di kamar, saat gadis itu menjamin tidak mengadu perihal perlakuannya selama ini atau balas dendam atas perlakuan selama ini kepada Darren. Apalagi ibunya sudah meminta cucu. Padahal pernikahan mereka hanya beberapa tahun saja. Memikirkan itu membuat Darren merasa pusing sendiri. Sang pria sampai memijat kepalanya yang berdenyut nyeri. "Apa kamu tadi menganggap serius pertanyaan Ibu?" tanya Darren tiba-tiba, membuat Maura menoleh. Gadis itu menautkan kedua alis. Dia pikir sang pria tidak memikirkan perkataan tadi, tapi ternyata malah bertanya seperti ini, membuat Aluna malu dan bingung bersamaan
last updateLast Updated : 2024-09-17
Read more

Bab 113 Roman Picisan Palsu

Wajah Darren begitu serius dan Aluna tahu jika sampai dia sudah mengatakan hal demikian apalagi raut wajahnya menegangkan, maka mau tidak mau gadis itu harus mengikutinya. Akhirnya dengan terpaksa Aluna pun menurut saja dengan perkataan Darren. Entah bagaimana reaksi orang kantor, yang pasti dia tidak punya pilihan. Tetapi memang ada benarnya juga, saat ini mereka suami istri, mau tidak mau harus terlihat mesra bersama. Jadi Aluna tidak bisa menolak atau menentangnya lagi. Darren masuk ke parkiran khusus atasan. Dia turun, tapi belum juga apa-apa tiba-tiba saja sang pria menyuruh Aluna untuk diam. Gadis itu tentu saja kebingungan. Bukannya ini sudah sampai? Kenapa dia tidak boleh turun? Begitu pikir Aluna, tetapi siapa sangka? Pria itu tiba-tiba saja berjalan memutar dan membuka pintu mobil untuk Aluna.Sang gadis terperangah sembari membulatkan mata. Benarkah apa yang dilihatnya saat ini? Seorang pria egois ini tiba-tiba saja membukakan pintu untuknya. Aluna sampai tak bisa berger
last updateLast Updated : 2024-09-19
Read more

Bab 114 Harus Satu Ruangan

Aluna menghela napas lega sembari melepaskan tangannya dari genggaman Darren saat mereka sudah berada di ruangan sang suami. Pria itu terkesiap melihat pergerakan Aluna, tampak sekali kebingungan di raut wajahnya. Reaksi itu tertangkap oleh mata Aluna, sang gadis langsung menjelaskan, tidak mau sampai pria itu berpikir macam-macam kepadanya. Bisa-bisa yang ada pertengkaran dan lebih parahnya lagi mungkin karyawan di sini akan mendengarkan. Itu bisa merubah citra baik Darren. "Santai dulu, dong, Pak. Jangan lihatin saya kayak gitu. Lagian, kan ini sudah sampai ruangan. Jadi, Bapak tidak perlu memegangi tangan saya, kan?" "Iya, tapi kamu tidak perlu menepisnya juga. Memangnya aku ini menjijikan sampai kamu cepat-cepat melepasnya?"Aluna mencebik. Dia tidak mau ambil pusing dan memilih untuk kembali ke tempatnya. Dia tidak mau satu ruangan dengan Darren, bisa-bisa darahnya akan terus naik. Mungkin gadis itu harus membeli obat darah tinggi agar tidak kaget lagi kalau misalkan Darren tib
last updateLast Updated : 2024-09-20
Read more

Bab 115 Perdebatan Aluna dan Siska

"Heh! Kalau jalan tuh pakai mata. Gila, ya!" seru seorang wanita membuat Aluna terkesiap. Saat melihat, ternyata itu adalah Siska. Aluna tampak terkejut melihat wajah Siska yang terdapat luka. Ternyata dari kemarin bekas babak belur di wajah Siska masih tampak jelas dan Aluna baru masuk ke kantor hari ini, jadi dia benar-benar tidak tahu kalau ada kejadian yang seperti itu. "Kenapa kamu melotot seperti itu kepadaku? Tidak pernah melihat wanita cantik, ya?" ujar Siska membuat Aluna menggelengkan kepala dan tak sadar. "Maaf, ya. Aku nggak sengaja nabrak kamu. Lagian, kamu harusnya ke sebelah sana, masih ada pintu, kan? Biasanya juga kalau orang masuk sebelah sini." Sekarang Aluna berusaha untuk membuat argumen, meskipun memang dia salah. Tetapi Siksa juga sama salah, begitu pikir sang gadis.Siska melipat tangan di depan dada, meneliti penampilan Aluna dari atas sampai bawah. Dia tahu saat ini yang ada di depannya itu adalah istri CEO dan pemilik perusahaan ini juga. Tetapi, entah k
last updateLast Updated : 2024-09-21
Read more

Bab 116 Darren Murka

"Tolong, ya. Jangan memperlebar masalah ke mana-mana. Aku sudah minta maaf. Padahal tadi kan harusnya kamu juga paham itu. Kita sama-sama salah dan tak perlu kamu bawa-bawa statusku sebagai istri dari bos yang ada di sini. Jadi, sebaiknya akhir ini. Aku juga banyak pekerjaan," ujar Aluna berusaha untuk mengakhiri semuanya. Sebab kalau terus-terusan diladeni juga Siska pasti akan semakin melunjak. Jadi, lebih baik seperti ini dan cepat kembali ke ruangan Darren. Jangan sampai pria itu marah-marah tidak jelas kepadanya lagi. Namun baru juga hendak melangkah, tiba-tiba saja ...."Aw!" Siska menjambak rambut Aluna dengan sangat kencang, membuat gadis itu terkesiap sembari menjerit. Ini benar-benar di luar dugaan. Kenapa Siska malah melakukan kekerasan fisik seperti ini? "Apa yang kamu lakukan? Lepaskan!" seru Aluna berusaha untuk melepaskan diri, tetapi Siska sangat kesal pada Aluna. Sementara itu Darren sedang mondar-mandir tak jelas, sebab tak mendapati Aluna di ruangan. Padahal ru
last updateLast Updated : 2024-09-22
Read more

Bab 117 Akhir Karir Siska

Wajah Darren sudah memerah. Dia masih mencekik leher Siska, yang benar-benar membuat wanita itu kesakitan dan hampir saja kehilangan napas. Aluna yang berusaha melerai pun tidak digubris oleh Darren. Hingga akhirnya Amarudin yang maju dan berusaha untuk mengingatkan bosnya agar sabar, jangan sampai Siska benar-benar kehilangan nyawa atau ini akan menjadi tindak pidana. "Tuan, sudah lepaskan! Kalau sampai Siska mati, maka Tuan akan berurusan dengan hukum. Ingat, jika perusahaan ini bisa-bisa hancur."Mendengar itu seketika emosi yang menguasai Darren pun turun perlahan. Dia melepaskan cekikannya, membuat Siska langsung tersungkur dengan napas yang terengah-engah. Terlihat bahu Darren naik turun, dengan mengepalkan kedua tangan. Aluna yang melihat itu hanya terdiam dengan perasaan campur aduk, antara kagum, takut dan entah perasaan apalagi yang berbaur jadi satu. Satu hal yang tertanam di benak Aluna, Darren tidak suka kalau ada orang yang jahat kepadanya. Itu artinya sang pria mampu
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

Bab 118 Sikap Tabu Darren

Darren mengunci ruangannya dengan rapat. Dia bahkan menutup tirai yang ada di ruangannya itu agar tidak ada orang lain yang melihat mereka. Pergerakan sang pria membuat Aluna ketakutan dan bingung. Mungkinkah Darren akan melakukan sesuatu kepadanya? Jantung sang gadis berdetak dengan sangat kencang. Ini sebuah ketakutan yang luar biasa. Bagaimana kalau misalkan pria itu benar-benar melakukan hal-hal di luar batas? Memikirkannya saja membuat tubuh Aluna langsung bergidik ngeri. "Bapak, ngapain menutup tirai dan pintu? Bapak tidak akan melakukan apa-apa kepada saya, kan?" tanya Aluna membuat Darren yang sebelumnya sangat stres juga kesal langsung menoleh. Pria itu menautkan kedua alis sambil menatap sang gadis dengan sorot yang tak bisa diartikan. "Kenapa kamu berpikiran aku akan melakukan sesuatu kepadamu?" tanya Darren.Pria itu mendekat secara perlahan, membuat Aluna meneguk saliva dengan susah payah. Sampai sang gadis terus mundur dan menjauh dari Darren yang mendekat. Tetapi s
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

Bab 119 Hukuman yang Pantas

"Bagaimana keadaannya, Dok?" "Tidak apa-apa, Pak. Memang kulitnya kemerahan, tapi sejauh ini tidak sampai cedera lebih. Apakah Nyonya merasakan pusing atau kesakitan yang lebih?" tanya dokter itu kepada Aluna yang dari tadi hanya diam.Aluna menganggukan kepala dengan pelan. "Iya, Dok. Agak pusing dan juga rasanya nyeri di kepala," ujar gadis itu, membuat Darren terdiam dengan wajah memerah. Tatapannya begitu menakutkan, dokter itu juga merasakan hawa-hawa yang menegangkan di sana."Tapi, tidak apa-apa, Dok. Saya yakin beberapa hari juga pasti akan membaik," ujar Aluna berusaha untuk menetralkan suasana yang terasa semakin menakutkan. "Iya, Nyonya. Saya akan memberikan resep pereda nyeri dan diusahakan istirahat beberapa hari sampai rasa sakitnya hilang, ya?" terang dokter itu.Aluna mengagumkan kepala dengan patuh sementara Darren hanya terdiam. Tetap beraura dingin. Kedua tangan pria itu dimasukkan ke satu celana, di sana dia benar-benar mengepalkan tangannya. Siska harus mendap
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 120 Hukuman Untuk Siska

"Loh, kenapa harus saya? Kenapa tidak Bapak saja yang mengambil keputusan untuk menghukumi Siska?" tanya Aluna, tidak paham.Padahal di sini yang jadi bosnya itu Darren. Kenapa juga harus bertanya kepadanya?Darren mengelola napas panjang. Dia melipat tangan di depan dada sembari melihat kepada Aluna dengan ekspresi serius. "Kalau aku yang mengambil keputusan, tentu saja aku sudah melenyapkan nyawa Siska." Aluna tersentak mendengarnya. Pria ini benar-benar sudah gila. Padahal menurutnya kelapanya tidak sampai separah itu, mengingat Aluna juga tidak mendapati luka yang parah. Meskipun memang kepalanya terasa sakit. "Itu tidak berperikemanusiaan, Pak," ucap Aluna dengan wajah serius juga. "Maka dari itu, aku memintamu untuk mengambil keputusan. Hukuman apa kira-kira yang pantas untuk wanita seperti itu?" tanya Darren. Maura diam, menanggung saliva dengan susah payah. Kalau sudah begini bakalan susah, sebab Darren pasti akan mencecarnya dengan permintaan itu, kalau misalkan Aluna memb
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status