Home / Romansa / Istri Bayaran Sang CEO / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Istri Bayaran Sang CEO: Chapter 121 - Chapter 130

148 Chapters

Bab 121 Tidak Ada Tempat Berlindung

"Itu benar-benar gila! Kamu seharusnya tidak membebaskan orang yang sudah membuatmu seperti ini." "Ya, itu kan Bapak. Kalau saya kan tidak seperti itu. Daripada memikirkan masalah Siska, sebaiknya biarkan saja dia keluar dari sini. Lagi pula Bapak sudah mem-blacklist di semua perusahaan, kan? Jadi, itu sudah cukup menurut saya," ungkap Aluna tidak mau membesarkan masalah, karena menurutnya masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dibandingkan mengurusi seseorang. Darren sejenak menatap gadis itu, lalu dia hanya menyuruh Aluna untuk kembali ke kursinya. Sementara dia memilih diam di sofa sembari memikirkan apa yang harus dia lakukan kepada Siska. Permasalahannya bukan cuma melukai Aluna. Tetapi, dia mendapat laporan dari Amarudin kalau wanita ini juga memang terus saja membuat masalah selama di sini. Jadi, sang pria akan mengusutnya sampai tuntas. Jangan sampai ada lagi korban atau malah merugikan perusahaan di kemudian hari. Sementara itu Amar tersenyum senang, karena Siska sud
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

Bab 122 Dikira Seorang Pria

Hari ini Danita tidak pergi ke kantor atau menyamar. Dia memilih untuk di rumah, mempersiapkan segalanya untuk menantu kesayangan. Setelah itu alat-alat masak, bahan-bahan makanan harus dipenuhi dan dia sendiri yang memilihnya. Sementara itu saat ini Aluna sedang mengerjakan semua berkas-berkas yang akan ditandatangani Darren. Sesekali pria itu melirik ke arah Aluna. Gadis itu sama sekali tidak terlihat kesakitan. Padahal hati pria itu sudah panas dan khawatir, jika Aluna mendapatkan luka yang serius. Di saat sedang serius seperti ini, tiba-tiba saja ponsel Aluna berdering. Gadis itu menautkan kedua alis. Ada nama Alika di sana. Padahal baru beberapa hari dia tidak bertemu dengan Alika, tetapi rasanya sangat lama. Tidak ada teman untuk curhat.Darren jadi penasaran saat Aluna menatap layar ponsel itu. Dia jadi curiga. Mungkinkah Aluna menerima telepon dari seorang laki-laki? Rasa penasaran benar-benar menyelusup, hingga sang pria pun berusaha untuk mendengarkan baik-baik apa yang
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

Bab 123 Darren Penasaran

"Saya mau ngapain juga itu kan urusan saya, Pak. Lagian kalau istirahat itu kan bebas. Kita bisa istirahat sejenak dari aktivitas dan melakukan apa saja yang sekiranya bisa membuat mood saya naik," papar Aluna memberikan alasannya. Dia tidak mau menceritakan apa yang akan dilakukan istirahat nanti. "Ya, ya aku tahu. Itu memang benar, tapi kamu tidak menjawab pertanyaanku, Maura. Memang apa yang akan kamu lakukan istirahat nanti dan kamu mau bertemu siapa?" Aluna terkesiap mendengar pertanyaan terakhir yang dilontarkan oleh Darren, yang mungkin tidak ingin tahu kalau dirinya akan bertemu dengan Alika. Jika benar, bisa-bisa curhatan dia dan Alika didengarkan oleh pria ini. "Saya tidak mau bertemu siapa-siapa, kok. Saya hanya istirahat saja dan saya juga ingin sendiri istirahatnya. Apa itu tidak boleh?""Boleh saja, tapi aku ingin makan siang dengan kamu, Aluna.""Saya tidak mau, Pak." Aluna langsung menolak, membuat Darren terkesiap dan kebingungan sendiri. Kenapa dia tidak mau? Pe
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

Bab 124 Darren Kelabakan

Darren mondar-mandir tak jelas di kantin, membuat karyawan yang ingin makan pun jadi kebingungan dan takut jika bosnya itu sedang marah. Atau ada kasus baru setelah tragedi Siska yang menyakiti Aluna. Dia menelepon Amarudin. Pria itu bahkan tidak peduli mendapat tatapan berbeda-beda dari karyawannya sendiri. Tak lama kemudian Amarudin pun menerima telepon dari bosnya. "Iya, Tuan. Ada apa?" "Cari Aluna!" "Maksudnya apa? Apakah Nyonya keluar kantor atau dia pergi tanpa izin?""Kamu tidak perlu tahu! Pokoknya cari Aluna di kafe atau di restoran, karena ini jam istirahat. Aku yakin dia ada di tempat seperti itu. Aku tidak mau lama! Kamu harus menemukannya sekarang!" seru Darren, langsung mematikan ponsel. Pria itu menghela napas kasar. Wajahnya memerah. Dia melihat ke sekeliling dan karyawannya sedang memandangi dirinya dengan tatapan berbeda-beda. "Kenapa kalian lihat-lihat?! Makan saja. Kalau tidak, uang makan akan saya cabut! Kalian tidak boleh makan lagi di kantin." Mendengar
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

Bab 125 Mulai Protektif

"Seriusan lo nggak tahu Siska itu siapa?"Aluna dengan polos menggelengkan kepala. Jangankan untuk mengetahui perihal gosip-gosip yang ada di kantor, pekerjaan dari Darren saja membuatnya pusing tujuh keliling, sampai tidak ada waktu untuk menggosip perihal orang lain. Dengan semangat Alika pun menceritakan apa yang sebenarnya terjadi sampai Siska itu terkenal dari mulai perselingkuhan dengan Andri dan juga beberapa kasus yang menyatakan kalau Siska itu adalah orang suruhan untuk menghancurkan perusahaan ini. Mendengar itu Aluna terkesiap. Dia sampai terperangah, itu artinya Darren dalam masalah. Tetapi untunglah Siska dengan cepat dipecat. Dengan begitu tidak ada kerugian yang lebih lagi jika wanita itu masih ada di sini. "Lo seriusan? Kok gue nggak tahu, sih, berita seheboh ini? Ya jangankan masalah berita Siska, lo tahu kan kerjaan gue tuh kayak gimana? Pak Darren itu bikin gue pusing tujuh keliling." Mendengar itu Alika terkekeh, seolah mengejek. Sementara Aluna terkesiap saat
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

Bab 126 Aluna Mulai Berani

Dengan perasaan campur aduk Aluna pun berjalan menghampiri ruangan Darren. Jantungnya berdetak dengan sangat kencang. Sebelumnya dia dan Alika pun buru-buru pulang. Selama perjalanan, Alika terus berbicara agar Aluna tidak membantah apa pun yang dikatakan oleh Darren. Sebab itu akan berefek pada karirnya juga. Bahkan saat sampai kantor, Alika malah menyemangati Aluna untuk memberikan servis terbaik kepada Darren agar pria itu tidak ngambek lagi. Tentu saja Aluna berpikiran yang aneh-aneh. Tidak mungkin dia melakukan hal-hal seperti itu, apalagi keduanya hanya melakukan perjanjian pernikahan tanpa ada perasaan apa pun.Setelah sampai di pintu ruangan Darren, gadis itu menghela napas beberapa kali. Berusaha untuk menenangkan diri agar tidak canggung. Ini adalah sebuah tantangan dan juga hal yang harus dihadapi. Mau tidak mau gadis itu pasti akan bertemu dengan Darren. Setelahnya sang gadis pun mengetuk pintu.Walaupun mereka satu ruangan, tapi kali ini berbeda. Darren sedang marah da
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

Bab 127 Aturan Baru dari Darren

Darren menghela napas kasar. Dia berdiri, lalu mendekat secara perlahan kepada Aluna. Gadis itu meneguk saliva dengan susah payah melihat pergerakan sang suami. Dari raut wajahnya terlihat sekali kalau hawanya itu tidak mengenakan. Dia takut kalau pria itu semakin marah kepadanya.Bisa seperti ini tampaknya Aluna baru sadar kalau dia sudah berbuat keliru dengan mengatakan hal yang tidak semestinya. "Jadi, menurutmu kalau aku adalah suami di atas kertas, aku tidak punya hak atas dirimu, begitu?"Aluna kembali meneguk saliva dengan susah payah. Tetapi dia harus mengatakan semua yang ada di pikirannya, tidak mau terus tertindas oleh Darren apalagi kontraknya 3 tahun ke depan. Bisa-bisa tubuh Aluna kurus kering karena harus terus-terusan mengikuti kemauan Darren. "Ya, sesuai dengan yang dikatakan Bapak. Selama di depan orang, kita terlihat romantis. Tetapi di belakang, aku adalah bawahan Bapak." Mendengar itu langkah Darren terhenti. Sepertinya dia mulai sadar kalau perjanjiannya dulu
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

Bab 128 Maura Tak Berdaya

"Tapi, Bapak janji, ya. Kalau saya menyebutkan namanya Bapak jangan memecatnya.""Itu kan tergantung kamu. Kalau kamu tidak berbuat yang aneh-aneh, aku juga tidak akan memecatnya. Memang siapa dia?" "Yang jelas dia itu adalah teman baik saya di sini. Saya tidak mau kalau sampai kehilangan teman baik. Bapak tahu kan kalau saya menjadi istri Bapak, pasti orang-orang kantor akan merenggang dan tidak mau deket-deket sembarangan dengan saya. Itu membuat saya tidak nyaman." Darren menautkan kedua alis, seperti sedang berpikir sejenak. "Maksud kamu Alika?"Tubuh Aluna terkesiap. Wajahnya syok, karena tak menyangka kalau Darren bisa menebak apa yang sedang diucapkannya barusan. "Kenapa kamu kaget seperti itu? Karena yang aku tahu kamu hanya dekat dengan Alika saja," ujar pria itu membuat Aluna pucat. Dia tidak tahu harus bereaksi apa dan ini benar-benar memalukan untuknya. "Bapak, tidak akan memecat Alika, kan?" tanya Maura, wajahnya sudah khawatir dan itu membuat Darren ingin sekali te
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

Bab 129 Mengorek Informasi

Alika meneguk dengan susah payah, tubunya juga merasa bergetar sebab saat ini dia sedang berhadapan dengan Darren. Tangannya terasa dingin, ketakutan sudah menyergap. Seharusnya dia tidak menerima tawaran Aluna untuk pergi ke kafe yang jauh, tetapi ini juga bukan kesalahan temannya itu. Sebab tidak ada yang tahu kalau Darren sampai marah seperti ini karena Aluna pergi dari kantor di jam istirahat.Alika takut jika dia dipecat, sementara ketakutan lainnya itu Aluna pasti diperlakukan tidak baik oleh Darren. Kalau saja dia punya kekuasaan, mungkin akan membela Aluna dan mengajak temannya pergi dari tempat ini. Sayangnya itu tidak bisa, dia sadar diri di mana tempatnya saat ini. Darren menegakkan punggung dan menatap Alika dengan nyalang. Gadis itu kembali meneguk saliva dengan susah payah. Jantungnya berdetak dengan sangat kencang, seolah tengah menunggu pengadilan untuknya sendiri. Sementara itu, Aluna hanya bisa di luar ruangan. Dia bahkan tak bisa mendengar percakapan mereka sebab
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more

Bab 130 Tawaran untuk Alika

"Syarat? Syarat apa, Pak?" tanya Alika dengan suara bergetar.Dia takut kalau Darren ingin melakukan sesuatu yang membuatnya menyesal. Darren tersenyum miring. Dia lalu penduduk tegak sembari memperlihatkan kalau dirinya benar-benar ingin mengatakan sesuatu yang serius kepada gadis ini. "Aku akan menaikkan gajimu dua kali lipat.""Apa?!"Alika tersentak. Dia bahkan membulatkan mata tak percaya. "Bapak yakin?""Iya, aku akan memberikanmu gaji dua kali lipat dan tidak akan dipecat. Kalau perlu kamu akan mendapatkan tunjangan yang lebih lagi jika kamu mengikuti semua syarat dariku." Mendengar kalimat terakhir itu Alika langsung terdiam. Hati yang sebelumnya sempat kaget dan jumawa, jadi berpikiran aneh-aneh tentang apa yang akan diminta oleh Darren. "Memang syaratnya apa, Pak?" tanya Alika lagi, masih dengan ketakutan."Kamu cukup jadi mata-mataku." "Hah?"Alika semakin bingung. Dia jadi berpikiran kalau pria ini ingin membuat dirinya menjadi mata-mata untuk perusahaan lain, tetapi
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status