Semua Bab Istri Bayaran Sang CEO: Bab 101 - Bab 110

150 Bab

Bab 101 Gara-gara Opor Ayam (4)

"Ya sudah, kalau begitu kamu istirahat dulu sebentar di sini, ya. Kalau memang ada masalah, kamu jangan sungkan cerita sama Ibu." Amalia terdiam sejenak, melihat ekspresi Aluna yang hanya terdiam sembari menunduk. Sebagai seorang Ibu, dia punya firasat kuat, kalau anaknya sedang memikirkan sesuatu. Tetapi tampaknya Aluna berusaha untuk menyembunyikan dari sang Ibu. Amalia pun tidak bisa berbuat banyak dan berharap kalau Aluna bisa menyelesaikan masalahnya dengan cepat. "Ya sudah, kalau begitu Ibu tinggal dulu, ya," ucap Amalia, setelah itu meninggalkan Aluna di kamarnya.Gadis itu memejamkan mata sembari menghela napas panjang. Akhirnya, bisa terbebas dari berbagai pertanyaan yang dilontarkan oleh ibunya. Sekarang dia bisa tenang dan berharap kalau rasa sesak dan tak enak hati ini segera hilang. Setelah itu bisa pulang ke rumah megah itu di waktu jam kerja berakhir.Sementara sang sopir dipersilakan untuk istirahat dulu di sana. Tampaknya sopir itu pula tidak bisa berbuat banyak,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-05
Baca selengkapnya

Bab 102 Gara-gara Opor Ayam (5)

Malam telah tiba, tapi Darren belum juga menemukan Aluna. Sementara itu sang sopir pun mulai khawatir, karena sudah beranjak malam. Dia berusaha bertanya kepada Amalia, di mana Aluna berada. Tidak mau sampai menjadi masalah besar untuk dirinya juga Nyonya mudanya itu. "Sebentar, ya, Pak. Saya panggilin dulu Aluna." Amalia segera memanggil anaknya itu untuk segera pulang. Tetapi, ternyata di luar dugaan. Aluna malah menyuruh agar sopir saja yang pulang. Dia tidak apa-apa untuk tinggal di sini terlebih dahulu. "Loh, jangan seperti itu, dong, Aluna. Kalau misalkan Darren marah-marah dan sampai sopir dipecat bagaimana?" "Nggak akan, Bu. Aku yakin sopir itu nggak akan dipecat, karena dia satu-satunya orang yang tahu di mana aku berada," ucap Aluna berusaha meyakinkan Amalia, mengingat bagaimana tabiat Darren. "Tapi ....""Bu, aku mohon. Aku benar-benar butuh kesiapan untuk bertemu dengan Pak Darren. Rasanya ini butuh kesiapan mental."Padahal pernikahan ini sandiwara saja, tetapi tern
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-12
Baca selengkapnya

Bab 103 Akhirnya Mengaku Salah

Danita menautkan kedua alisnya, bingung karena tak menyangka kalau Aluna malah pulang ke rumah ibunya. Rasa takut pun tiba-tiba saja menyergap. Mungkinkah Aluna mengadukan perbuatan Darren kepada ibunya? Kalau benar, mungkin saja Danita akan kehilangan menantu baiknya ini. "Kenapa kamu pulang ke rumah ibumu? Apakah terjadi sesuatu di sana?" tanya Danita, berusaha untuk tenang.Dia tidak boleh membuat Aluna panik, bisa-bisa Danita benar-benar akan kehilangan menantu cantiknya ini. Aluna menggelengkan kepala dengan perasaan campur aduk. Dia tidak mungkin berbicara sejujurnya tentang hubungan yang terjadi antara Darren. Jadi, gadis itu pun berusaha dengan cepat mencari jawaban yang terbaik untuk sang mertua. "Jad, begini, Bu. Aku hanya kangen saja sama Ibu. Soalnya kan selama ini aku tinggal sama Ibu berdua. Aku takut kalau Ibu kesepian, jadi sengaja mampir dulu ke sana. Tahunya malah ketiduran. Maaf ya, Bu," papar Aluna, berusaha menjelaskan sebaik mungkin. Walaupun itu kebohongan,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-14
Baca selengkapnya

Bab 104 Kedekatan Menantu dan Mertua

Dalam perjalanan ke arah kamar, Darren sebenarnya gengsi untuk meminta maaf kepada Aluna perihal ini. Tetapi mengingat perkataan ibunya, memang ada benarnya. Kalau misalkan Aluna sampai meninggalkan atau terjadi sesuatu yang buruk kepada Aluna, maka dia sendiri yang akan repot. Apalagi jika gadis itu menjauh, mungkin semua rencana yang akan dia lakukan berakhir sia-sia. Jadi, sang pria pun memilih untuk pergi saja dan meminta maaf kepada Aluna. Saat pintu kamar dibuka, Aluna terkesiap. Kala itu sang gadis sedang duduk di kamar, menunggu panggilan untuk makan malam. Dia tidak berani turun sebab masih malu perihal tadi. Aluna tampak ketakutan mendapati Darren sudah ada di kamar. Pria itu masih berdiri di sana. Lalu, tak lama kemudian menutup pintu. Darren berjalan pelan mendekat kepada Aluna, membuat jantung wanita itu bergetar dengan sangat kencang. Takut kalau sang pria marah-marah kepadanya sebab kejadian hari ini. Lalu, tak lama kemudian, dia mendapati sepatu sang pria sudah ada d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-17
Baca selengkapnya

Bab 105 Jaga Ucapanmu!

"Maaf, Bu. Aku izin ke toilet sebentar," ucap Aluna memilih untuk pergi dari sana.Rasanya air matanya akan kembali menetes jika mendengar perkataan Darren. Harusnya pria itu belajar dari kesalahannya tadi, tapi malah kembali mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya. Kepergian Aluna membuat Danita kesal. Dia menggeram. Lalu, mendekat kepada Darren. "Bisakah kamu tidak mengatakan hal-hal yang buat istrimu tersinggung?" "Hah, memang aku salah apa?" "Dasar pria tua! Kamu itu memang benar-benar harus belajar bagaimana memahami perasaan wanita, ya?!" seru Danita, membuat Darren melotot. Setelah beberapa bulan lamanya, akhirnya sebutan pria tua itu kembali menempel kepadanya. Padahal biasanya Aluna yang mengatakan itu, tetapi sekarang ibunya ikut-ikutan mengatainya. "Ibu, apaan sih?! Kenapa mengatai aku seperti itu?" "Memang benar, kan? Masih untung ada yang mau menikah denganmu, tapi kamu malah mengatakan hal seperti itu." "Emangnya aku salah apa?" "Jaga ucapanmu! Sudah bagus A
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-24
Baca selengkapnya

Bab 106 Tabir Tentang Darren

"Tidak apa-apa, Bu. Pa ... em, Mas Darren ada benarnya juga. Seharusnya aku tidak melakukan ini. Maaf, karena belum bisa mengikuti aturan rumah ini," ujar Aluna.Danita kaget mendengar menantunya berbicara seperti itu. Bahkan, Aluna sampai membungkuk beberapa kali, membuat sang wanita merasa bersalah dan malu."Loh, tidak, Sayang. Kamu gak salah apa-apa. Lagian, aturan apa? Kamu bebas melakukan apa saja di sini, termasuk masak dan aktivitas dapur lainnya. Kamu jangan dengarkan pria tua itu."Darren yang sebelumnya menunduk pun langsung tersentak mendengar dirinya disebut pria tua."Bu!""Diam!"Seketika Darren terkesiap. Ada raut ketakutan di wajah sang pria."Kamu memang sudah tua, tapi kelakuan seperti anak TK. Berpikirlah dewasa, Darren. Istrimu ini baik. Biarkan saja dia melakukan apa yang dimau. Selama itu baik dan tidak membahayakan, jangan halangi. Aneh kamu ini, punya istri baik malah dimarahi."Darren baru saja membuka mulut untuk membela diri, tapi kembali disela oleh ibunya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-29
Baca selengkapnya

Bab 107 Permintaan Sulit

Sekali lagi Danita memegang tangan Aluna dengan kuat. Kali ini, Aluna merasakan sesuatu yang menjalar. Seperti sebuah energi kuat yang berhasil Danita salurkan padanya."Janji kamu tidak akan tinggalkan Darren, apa pun yang terjadi."Aluna tersentak. Tubuhnya tiba-tiba saja menegang di tempat dengan pemikiran yang bercampur aduk.Bagaimana bisa dia berjanji seperti itu? Sementara, dia hanya punya waktu 3 tahun untuk bertahan dengan Darren. Itu pun dia pasti susah payah untuk bertahan dengan sang pria. Apalagi jika harus hidup selamanya bersama Darren? Akan seperti apa Aluna nanti?Melihat Aluna yang hanya diam saja, Danita tahu apa jawabannya. Pasti sangat berat untuk Aluna hidup bersama dengan Darren. Tetapi, Danita tidak bisa membiarkan anaknya hidup sendiri di sisa hidupnya.Apalagi jika diperdaya oleh wanita yang salah.Genggaman di tangan Aluna mengendur, sang gadis pun merasakan itu. Dia menoleh pada Danita, merasa sangat bersalah kala melihat wajah sang wanita paruh baya murung
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-31
Baca selengkapnya

Bab 108 Jadi Aneh

Malam hari setelah makan malam, Aluna memilih untuk langsung ke kamar. Dia belum terbiasa dengan tempat ini. Ditambah, tadi sempat bertengkar dengan Darren. Jadi, dia pun berharap semua akan baik-baik saja. Setidaknya, tidur malam ini nyenyak sebelum besok menghadapi kenyataan.Suara derit pintu membuat tubuh Aluna menegang. Dia hampir saja terlelap, tapi harus kembali tertarik ke alam sadar kala mendengar suara pintu.Langkah pasti terdengar, ditambah, kasur sebelah terasa ada pergerakan. Sudah dipastikan kalau itu adalah Darren.Sang pria melihat Aluna yang berbaring. Dalam hati sudah tidak sabar untuk bertanya perihal kejadian hari ini, termasuk kecurigaannya. Tetapi, bagaimana kalau Aluna sudah tidur? Begitu isi pikiran sang pria.Belum lagi, ini kali pertama mereka tidur satu ranjang. Aluna juga menyadari itu. Dia bahkan berusaha menahan diri sebab jantungnya berdetak dengan sangat kencang.Bukan, bukan karena ada perasaan. Tetapi, Aluna takut kalau Darren macam-macam padanya.Me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-05
Baca selengkapnya

Bab 109 Saya Tidak Seburuk Itu

"Aku mau bicara serius," ucap Darren, membuat Aluna terdiam. Sesekali mengerjapkan mata."Kalau nanti saja di kantor, gimana?"Derren berdecak sembari mengusap kepalanya dengan kasar. Gadis ini dimintai untuk berbicara malah pakai acara tawar-menawar segala. "Tidak mau! Kalau di kantor beda lagi. Aku harus jaga sikap dan terlihat mesra denganmu, kan?" ucap Darren, membuat Aluna terdiam. Dia sampai lupa dengan perannya sebagai istri bayaran."Lalu, apalagi yang ingin Bapak katakan? Kalau memang ingin berbicara, bicara saja," ucap Aluna, sembari membereskan isi tas kerjanya. Dia belum beres-beres, bahkan sampai ke tas kerjanya pun tak tersentuh sama sekali.Darren yang tidak suka dengan sikap Aluna yang seolah tak acuh kepadanya. Padahal sudah jelas kalau dirinya akan berbicara serius dengan gadis itu, tetapi Aluna malah sibuk dengan kegiatannya sendiri. "Bisakah kamu berhenti melakukan hal itu?! Aku sedang berbicara serius denganmu." Suara Darren berhasil membuat Aluna terkesiap.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-07
Baca selengkapnya

Bab 110 Dipilihkasihkan

"Halo, Sayang," ucap Danita saat melihat Aluna dan Darren turun dari tangga.Darren yang ada di belakang Aluna pun menautkan kedua alis. "Ibu menyapa aku atau Aluna?" tanya Darren dengan polos, membuat kedua wanita berbeda usia itu menoleh. Danita menatap tajam anaknya sembari mendengkus kesal. "Tentu saja Ibu menyapa menantu Ibu. Untuk apa Ibu menanya kamu yang sudah menyakiti menantu Ibu?!" seru Danita, membuat Darren terkesiap dan hanya bisa berdiam diri saja. Ini sungguh di luar dugaan. Dulu sebelum ada Aluna, Danita memang sering marah-marah dan terus menegurnya. Tetapi baru juga satu hari Aluna di sini, dia sudah seperti anak tiri bagi Danita. Sungguh tidak adil."Ayo, Aluna. Duduk, Ibu sudah membuatkan makanan yang enak. Ini buatan Ibu sendiri, loh," ujar Danita dengan antusias. Aluna melihat makanan ini, benar-benar bertemakan western. Entah bagaimana, apakah dia bisa memakannya? Sementara setiap hari makanannya terus dicicipi dengan makanan-makanan khas Indonesia. "Wah,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
15
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status